3 mengapa kita diperintahkan taat pada aturan berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja

          Secara singkat, alasan mengapa umat islam harus berkompetisi dalam kebaikan yaitu guna menjadikan umat Islam senantiasa berubah ke arah yang lebih baik sehingga mampu melewati kehidupan di dunia dengan mudah dan mendapat kehidupan akhirat yang jauh lebih baik.

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

           Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Baqarah : 148)

           Manusia merupakan makhluk sempurna yang telah diciptakan oleh Allah SWT, salah satu sifat mendasar yang dimiliki manusia ialah tidak pernah puas. Sikap tidak pernah puas ini akan memiliki makna yang positif apabila digunakan dalam jalan kebaikan.

           Seruan dari Allah SWT kepada umat Islam guna berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan, tidak lain dan tidak bukan guna menjadikan umat Islam semakin lebih baik di setiap waktunya.  Dalam kompetisi, tentu kita ingin selalu unggul, salah satu cara agar dapat selalu unggul ialah menambah kemampuan kita. Bahkan ketika kita dalam posisi tertinggal, kita akan selalu mencari cara agar kemampuan kita mampu melebihi pesaing kita. Itulah alasan, mengapa Allah SWT mewajibkan kita untuk berkompetisi dalam hal kebaikan.

Baca Juga     :

           Semoga jawaban kakak dapat membantu, apabila masih terdapat pertanyaan yang lain, jangan ragu ajukan pertanyaanmu di Brainly ya.

Detail Tambahan

Kelas             : XI

Pelajaran       : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kategori         : Bab 6 - Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja

Kata Kunci     : Fastabiqul Khairat, Dalil Naqli, Alasan, Contoh Sikap

Kode              : 11.14.6 [Kelas 11 Agama Bab 6 - Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja]

Ilustrasi berkompetisi dalam kebaikan Foto: Shutter Stock

Agama Islam telah menyeru umatnya untuk senantiasa berkompetisi dalam kebaikan atau disebut dengan fastabiqul khairat. Perintah tentang hal tersebut telah tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 148. Allah Swt berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Kebaikan yang dimaksud dalam ayat ini adalah melakukan perbuatan yang menunjukkan sikap taat dan patuh menjalankan perintah Allah Swt. Umat Muslim diperintahkan menjauhi larangan-Nya yang dapat membawa pada lubang kemaksiatan.

Lalu, mengapa kita dianjurkan untuk berkompetisi dalam kebaikan? Ulasan berikut akan membahasnya secara tuntas dalam sudut pandang keagamaan.

Keutamaan dan Anjuran Berkompetisi dalam Kebaikan bagi Umat Islam

Berkompetisi dalam kebaikan memberikan sebuah pemahaman tentang prinsip keimanan seorang Muslim. Ia akan bersegera, berlomba, dan berusaha menjadi yang terdepan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Swt.

com-Ilustrasi menjalankan ibadah Sholat Foto: Shutterstock

Anjuran berkompetisi dalam kebaikan atau fastabiqul khairat sebenarnya banyak dijelaskan dalam dalil-dalil shahih. Salah satunya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

“Bersegeralah melakukan amal-amal saleh (kebajikan). (Sebab) sebuah fitnah akan datang bagai sepotong malam yang gelap. Seseorang yang paginya mukmin, sorenya menjadi kafir. Dan seseorang yang sorenya bisa jadi mu’min, paginya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan harga dunia.”

Disebutkan dalam buku Pasti Bisa: Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA Kelas XI, umat yang berkompetisi dalam kebaikan niscaya akan mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat. Allah meridhoi setiap langkahnya, memudahkan urusannya, dan memberikan ganjaran pahala kepadanya.

Saat berkompetisi dalam kebaikan, seorang Muslim akan berfokus pada amalan-amalan baik yang hendak ia lakukan. Tidak ada waktu baginya untuk bersantai dan bermalas-malasan. Alhasil, waktu yang dimiliki pun bisa dimanfaatkan dengan maksimal.

Orang yang gemar beramal saleh senantiasa mengisi waktu luangnya dengan hal-hal yang diridhoi Allah Swt. Dia selalu dinamis, bergerak dari satu amalan ke amalan lainnya. Dalam surat Al-Insyirah ayat 7 Allah Swt berfirman:

فَاِذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡۙ

“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”

Ilustrasi Mengaji di Masjid Foto: Kementerian Pariwisata

Jumhur ulama mengatakan bahwa Fastabiqul khairat membawa banyak keutamaan bagi umat Muslim. Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XII karya H. Aminudddin, contoh sikapnya adalah sebagai berikut:

  • Melaksanakan salat secara berjamauh.

  • Melakukan tadarus Alquran secara bersama-sama.

  • Melakukan dan mengajak orang lain menyisihkan harta yang dimiliki untuk membantu sesama yang kurang mampu.

  • Selalu membantu atau menolong orang yang sedang dalam kesulitan, baik dengan nasihat, tenaga yang bermanfaat, maupun harta yang berkah.

  • Duduk di kelas selalu ingin di depan.

  • Selalu berusaha ada di saf paling depan pada saat shalat berjamaah.

  • Segera meminta maaf ketika berbuat salah.

  • Segera berwudhu saat mendengar azan untuk shalat berjamaah.

  • Berteman dengan orang-orang salih.

  • Membaca istighfar setelah shalat.