Lembar kegiatan peserta didik atau LKPD Model Teks Diskusi “Daur Ulang untuk Gaya Hidup Hijau” pada judul unit ini diharapkan dapat membantu peserta didik kelas IX SMP dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Lembar Kegiatan Pesera Didik ini dikembangkan berdasarkan: Kompetensi Dasar 3.10 Menelaah pendapat dan argumen yang mendukung dan yang kontra dalam teks diskusi berkaitan dengan permasalahan aktual yang dibaca dan didengar. Indikator
Aktivitas pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dalam menelaah model teks diskusi “Daur Ulang untuk Gaya Hidup Hijau”. Aktivitas ini menggunakan model latihan soal. Selamat berlatih untuk menjadi generasi hebat di masa depan! Cintai dan syukuri Bahasa Indonesia sebagai sarana merajut Indonesia! Bahasa Indonesia anugerah Tuhan yang patut kita syukuri bersama. Petunjuk Kegiatan:
Cermati model teks diskusi berikut! Daur Ulang untuk Gaya Hidup Hijau Pendahuluan Setiap hari kita diingatkan agar kita lebih peduli terhadap lingkungan kita. Namun ternyata tidak mudah untuk peduli terhadap lingkungan atau bergaya hidup “hijau” atau sebenarnya mudah? Gagasan Utama. Bukti dan alasan pendukung satu sudut pandang Pemerintah pusat dan daerah sejak beberapa tahun lalu mencoba agar masyarakat lebih mudah bergaya hidup hijau. Mereka menyediakan tong sampah dengan warna berbeda agar masyarakat mengetahui di mana membuang sampahnya. Tong sampah berwarna juga ditambahkan dengan gambar yang menunjukkan benda mana yang boleh pada masing-masing tong sampah. Bahkan, pada tong sampah juga ditambah pandang dengan tulisan. Warna merah untuk limbah bahan beracun dan berbahaya (B3); hijau untuk limbah organik (sisa makanan, tulang, daun); kuning untuk bungkus kemasan makanan, plastik, kaleng; biru untuk kardus dan kertas; abu-abu untuk pembalut wanita, popok bayi, puntung rokok, permen karet. Langkah ini memudahkan masyarakat melakukan daur ulang limbah rumah tangga dan membantu melindungi lingkungan. Gagasan Utama. Bukti dan alasan pendukung satu sudut pandang Pada setiap kesempatan, jutaan orang melakukan gerakan kebersihan di berbagai wilayah di Indonesia dalam waktu yang berbeda-beda. Gerakan semacam ini diharapkan menginspirasi masyarakat untuk selalu peduli lingkungannya masing-masing. Kampung wisata Jambangan di Surabaya menjadi kampung percontohan “gaya hidup hijau” dalam daur ulang sampah dan penghijauan kampung yang sesungguhnya. Gagasan utama sudut pandang lain. Alasan dan bukti pendukung sudut pandang lain Namun di pihak lain, di banyak tempat, orang-orang menganggap gagasan daur ulang itu membuang-buang waktu mereka. Mereka tidak mau direpotkan dengan memilah sampah mereka, dan lebih mudah membuang semuanya ke tempat sampah. Mereka tidak berpikir apa yang akan terjadi 10, 20, atau 30 tahun kemudian saat tempat tinggal mereka sudah penuh dengan sampah. Pada saat yang sama, masyarakat lainnya yang berpikiran sempit yakin bahwa satu orang tidak akan membuat perbedaan. Mereka sangat salah. Setiap benda yang didaur ulang merupakan bonus bagi lingkungan kita akibat kita belajar menggunakan sumber daya dengan lebih efesien sehingga dapat bertahan bertahun-tahun lagi. Simpulan Daur ulang tidaklah sulit jika kita memikirkan serius tentang manfaatnya. Hampir semua yang kita gunakan dapat didaur ulang, mulai dari gelas hingga plastik. Sangat masuk akal jika melakukan apa pun untuk membantu melindungi lingkungan kita di masa depan kehidupan kita dan keluarga kita sendiri. Hijau adalah warna paling baik dari semua warna. Jawablah pertanyaan telaah teks diskusi berdasarkan model di atas!
Sumber: Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-2, 2018 (Edisi Revisi) Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-2, 2018 (Edisi Revisi) Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019. |