Apa saja bentuk ancaman non militer terhadap negara?

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nonmiliter atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi serta keselamatan umum.

Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni Soviet runtuh sehingga paham komunis tidak populer lagi, namun potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi dapat pula dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu proses disintegrasi bangsa.

Politik merupakan instrumen utama untuk menggerakkan perang. Ini membuktikan bahwa ancaman politik dapat menumbangkan suatu rezim pemerintahan bahkan dapat menghancurkan suatu negara. Masyarakat Internasional mengintervensi suatu negara melalui politik seperti Hak Asasi Manusia (HAM), demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, dan penyeleggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel

Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar setiap negara dalam pergaulan internasional. Kondisi Ekonomi sangat menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi terbagi menjadi internal dan eksternal.

Ancaman dari internal dapat berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai, dan sistem ekonomi yang tidak jelas.

Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah, ketidaksiapan mengahadapi globalisasi dan tingkat ketergantungan terhadap pihak asing.

Ancaman sosial budaya berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan konflik horizontal yaitu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Pada tahun 1994 saja, misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama dan etnis. Sementara itu, 75 persen dari pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lainnya didorong oleh alasan yang sama pula. Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan PBB ditujukan untuk mengupayakan terciptanya perdamaian di berbagai konflik antar etnis di dunia.[1]

Sikap Selektif yang seharusnya kita lakukan dalam Ancaman berdimensi Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya : - Hanya berbelanja online jika barang barang yang di inginkan tidak tersedia di Pasar Tradisional. - Menjaga Pergaulan dalam Dunia Maya. - Hanya menggunakan fasiitas Internet dan media sosial lainnya untuk hal - hal yang dapat menumbuhkan tali persaudaraan, meningkatkan Pengetahuan. - Menggunakan fasisilitas media sosial sesuai keperluan. - Hanya membuka membuka situs situs internet yang membantu dalam meningkatkan pengetahuan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat tapi kejahatan mengikuti perkembangan tersebut seperti kejahatan siber dan kejahatan perbankan.

Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam, misalnya gempa bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena manusia, misalnya penggunaan obat-obatan dan bahan kimia, pembuangan limbah industri, kebakaran, kecelakaan transportasi.

  • Departemen Pertahanan
  • Pertahanan Negara
  • Buku Putih Pertahanan

  1. ^ Unpar: Isu Keamanan Non-Tradisional dan Desain Baru Politik Luar Negeri Indonesia[pranala nonaktif permanen]

  • Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 Diarsipkan 2010-12-25 di Wayback Machine.
  • Dephan : Sosialisasikan produk strategi pertahanan negara[pranala nonaktif permanen]

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ancaman_nonmiliter&oldid=18021905"

Apa saja bentuk ancaman non militer terhadap negara?

Apa saja bentuk ancaman non militer terhadap negara?

Kejahatan siber merupakan salah satu ancaman nonmiliter yang harus diwaspadai. Foto/SINDOnews

JAKARTA - Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata. Biasanya ancaman ini bersifat abstrak, teroganisir namun jika dibiarkan bisa membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nonmiliter ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan militer. Biasanya, ancaman nonmiliter berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi dan keselamatan umum karenanya perlu diwaspadai dan diantisipasi sejak dini. Sebab, ancaman nonmiliter yang tidak diantisipasi bisa berkembang menjadi ancaman militer. Berdasarkan data yang dihimpun SINDOnews, berikut ini bentuk-bentuk ancaman nonmiliter yang bisa terjadi di Indonesia.

Ancaman Ideologi

Ancaman ideologi merupakan salah satu ancaman yang harus diwaspadai dan tidak boleh dianggap remeh. Sebab, ancaman ini bisa berkembang menjadi ancaman militer jika tidak segera diantisipasi sejak dini.

Baca juga: Empat Ideologi Berusaha Goyang NKRI

Ancaman ideologi dapat berbentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan atau liberalisme yang dapat memicu disintegrasi bangsa. Bahkan saat ini, ancaman ideologi semakin mengkhawatirkan menyusul berkembangnya paham radikal, yang menggunakan atribut keagamaan seperti pembentukan khilafah. Aksi terorisme internasional juga merupakan salah satu bagian dari ancaman ideologi. Sebab kelompok jaringan terorisme ini memiliki tujuan membentuk negara baru dengan ideologi yang diyakininya.

Ancaman Politik

  • kejahatan siber
  • kedaulatan ri
  • ancaman disintegrasi
  • ancaman non militer

Apa saja contoh ancaman non militer dan militer yang terjadi di suatu negara? Foto: Shutterstock

Dalam ilmu politik, ancaman adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu yang berpotensi membahayakan keselamatan suatu negara. Contoh ancaman yang terjadi di sekitar masyarakat berasal dari militer maupun non militer dan tidak bisa diprediksi.

Contoh ancaman militer yang terjadi di beberapa negara, yakni sabotase, perang saudara, hingga agresi militer. Sementara itu, contoh ancaman non militer bisa dilihat dari perubahan ideologi, politik, hingga ekonomi di lingkungan masyarakat itu sendiri.

Apa saja perbedaan dan contoh lain dari ancaman militer dan non militer? Berikut informasi lebih lengkapnya.

Contoh Ancaman Non Militer

Korupsi jadi salah satu contoh ancaman non militer. Foto: Unsplash

Menurut buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA/SMK/MAK Kelas X karangan Tolib dan Nuryadi, ancaman non militer adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata, tetapi bisa membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia.

Contoh ancaman non militer yang berasal dari dalam negeri, di antaranya korupsi, kolusi, nepotisme, angka kemiskinan dan kebodohan yang tinggi, hingga keterbelakangan dalam penggunaan teknologi.

Sementara itu, contoh ancaman yang berasal dari luar negeri yaitu masuknya budaya barat, tersebarnya arus globalisasi, pergaulan antar remaja, perang dagang antar negara, dan hilangnya kebudayaan asli suatu negara karena adanya campur tangan budaya asing.

Aksi perang dan teror jadi contoh ancaman militer. Foto: Unsplash

Ancaman militer adalah ancaman dengan menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi. Hal tersebut dinilai memiliki kemampuan yang membahayakan kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan negara.

Bentuk ancaman militer bisa berasal dari luar maupun dalam negeri. Untuk lebih jelasnya, coba uraikan contoh ancaman yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sugiyono, ancaman militer yang dihadapi oleh Indonesia adalah:

  1. Aksi teror memakai senjata berbahaya

Sementara itu, ancaman militer yang berasal dari pihak luar negeri biasanya memiliki tujuan untuk menguasai suatu negara dan mengambil beberapa keuntungan dari negara tersebut. Contoh ancaman militer dari luar negeri, di antaranya:

Contoh Ancaman di Bidang Politik

Apa saja contoh ancaman di bidang politik? Foto: Unsplash

Menyadur dari buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas 8 karangan Sri Nurhayati, S.Pd, ancaman dari bidang politik ini tidak hanya datang dari luar, namun juga bisa datang dari dalam negeri sendiri.

Demonstrasi merupakan perwujudan penyaluran aspirasi mereka terhadap kebijakan pemerintah. Tindakan ini biasanya menimbulkan kerusakan secara fisik pada beberapa bangunan. Tidak hanya itu, demonstrasi juga memicu munculnya korban jiwa.

Menurut jurnal jurnal Memahami Ancaman Negara Non-Militer dan Strategi Menghadapinya Melalui Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PPKN di Sekolah karangan Muhammad Hari Purnomo Hadi, kudeta adalah penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa.

Perang saudara bisa disebut juga dengan separatisme. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, separatisme adalah kelompok yang menghendaki adanya pemisahan diri dari suatu persatuan, bangsa, atau golongan untuk mendapatkan dukungan.

Sementara itu, contoh ancaman dalam bidang politik yang berasal dari luar negeri adalah:

Sabotase bertujuan agar negara tersebut merusak instalasi militer dan objek vital suatu negara. Biasanya tindakan ini dilakukan secara sengaja dan sudah terencana.

Dalam jurnal Terorisme dalam Perspektif Politik dan Hukum karangan Mulyana W. Kusumah, terorisme adalah penggunaan ancaman kekerasan tanpa pandang bulu baik terhadap musuh atau sekutu dalam mencapai tujuan-tujuan politik.

Contoh Ancaman di Bidang Ideologi

NKRI memiliki ideologi tersendiri yaitu Pancasila. Foto: Unsplash

Dalam buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA Kelas XI yang diterbitkan oleh Tim Ganesha Operation, ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi merupakan ancaman yang dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap ideologi bahasa Indonesia, yaitu Pancasila.

Salah satu contoh ancaman dalam bidang ideologi dari dalam negeri adalah adanya gerakan separatis di Indonesia. Gerakan tersebut merupakan ancaman dari bidang ideologi yang berasal dari dalam negeri.

Menghimpun buku Explore Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jilid 1 karangan Drs. Tijan, M.Si, adanya gerakan-gerakan tersebut yang dapat mengajak para pengikutnya untuk memisahkan diri dari NKRI dan membentuk negara yang memiliki ideologi sendiri.

Sementara itu, contoh ancaman dalam bidang ideologi yang berasal dari luar negeri adalah jaringan terorisme internasional. Sama seperti gerakan separatis, jaringan terorisme internasional memiliki tujuan untuk membentuk negara baru dengan ideologi yang ditetapkan sendiri.

Kelompok jaringan terorisme internasional tersebut mencari wilayah suatu negara sebagai markasnya. Hingga akhirnya, kelompok jaringan terorisme internasional tersebut pun berangsur-angsur menguasai negara tersebut secara keseluruhan.

Contoh Ancaman di Bidang Ekonomi

Inflasi jadi contoh ancaman di bidang ekonomi. Foto: Unsplash

Ancaman di bidang ekonomi merupakan jenis usaha dan kegiatan yang berasal dari luar maupun dalam negeri yang dinilai mengancam dan membahayakan keamanan finansial, serta pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

Inflasi jadi bagian dari ancaman ekonomi. Menyadur dari buku Siswa Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk Siswa SMA/MA Kelas XI karangan Basuki Darsono, inflasi merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Terjadinya inflasi membuat masyarakat dalam suatu negara kesulitan untuk membeli beberapa barang. Ini karena harga-harga barang mengalami kenaikan, sehingga masyarakat yang memiliki pendapatan tetap dan pendapatan rendah akan merasakan dampak yang buruk.

Ketika terjadi inflasi, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh pemerintah, seperti melakukan penerapan devaluasi, menekan tingkat upah, kebijakan moneter, melakukan pengawasan aktivitas ekonomi, hingga meningkatkan produksi dalam negeri.

2. Meningkatnya angka pengangguran

Pengangguran yang terjadi di sekitar masyarakat bukan hal yang mudah untuk ditanggulangi. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tingkat pengangguran yang juga berimbas pada bertambahnya angka kemiskinan.

Cara menanggulangi meningkatkan angka pengangguran, yakni:

  • Meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat.

  • Menciptakan lapangan kerja.

  • Meningkatkan pelatihan kerja di setiap daerah.

  • Menjalankan transmigrasi.

  • Mendukung bisnis informal, misalnya menciptakan wirausaha-wirausaha baru.