Apa saja hal baru yang terdapat dalam PUEBI dibandingkan dengan Ejaan Ejaan sebelumnya

Apa saja hal baru yang terdapat dalam PUEBI dibandingkan dengan Ejaan Ejaan sebelumnya

perbedaan PUEBI dan EYD

Oleh: Adib Sofia

Bangsa Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian aturan mengenai penggunaan ejaan. Pada 1901-1947, ejaan yang berlaku adalah Ejaan van Ophuijsen yang dirancang oleh Ch. A. van Ophiijsen dengan bantuan Engku Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Selanjutnya, pada 1947-1972 diberlakukan Ejaan Soewandi yang ditetapkan oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan kala itu, yaitu Soewandi.

Pada masa Orde Baru diberlakukan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang disahkan melalui Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. Di samping memberlakukan EYD, pada tahun 1972 itu pula pemerintah juga menyebarkan buku kecil, yaitu Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (PUEYD). Pedoman ini diterbitkan edisi keduanya pada 1988 dan edisi ketiganya pada 2009.

Baca Juga: Spirit Literasi ‘Aisyiyah: Sebuah Analisis Sejarah

Setelah EYD diberlakukan selama puluhan tahun, masyarakat awam banyak yang tidak mengikuti perkembangan mengenai aturan ejaan bahasa di Indonesia yang terbaru. Sebenarnya pada tahun 2015, bangsa Indonesia telah mempunyai aturan ejaan yang baru, yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia kala itu, yakni Anies Baswedan, dengan Nomor 50 Tahun 2015.

Apa yang membedakan antara PUEBI dengan EYD? Mari kita pelajari bersama.

Pertama, perbedaan pada pelafalan vokal e. Pada EYD pelafalan vokal e hanya diberikan dua contoh, yaitu (1) vokal e sebagaimana yang terdapat pada kata enak, petak, dan sore dan (2) vocal e sebagaimana yang terdapat pada kata (ii) emas, kena, dan tipe. Sementara itu, pada PUEBI contoh vokal e ditambahkan satu lagi, yaitu vokal e yang terdapat pada kata militer, ember, dan pendek.

Kedua, perbedaan pada jumlah dan jenis diftong. Pada EYD jumlah diftong hanya disebut tiga, yaitu ai, au, dan oi, misalnya pada kata pandai, harimau, dan amboi. Sementara itu, pada PUEBI jumlah diftong ditambah satu, yaitu ei sehingga kata serapan dari bahasa Inggris survey kini dapat ditulis menjadi survei.

Ketiga, perbedaan dalam menulis huruf kapital. Pada EYD huruf kapital di antaranya digunakan pada huruf awal nama orang, gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan. Sementara itu, pada PUEBI huruf kapital juga digunakan pada huruf awal julukan, misalnya Jenderal Kancil, Dewa Pedang, dan sebagainya.

Keempat, perbedaan dalam penulisan huruf tebal. Pada EYD huruf tebal tidak digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan penulisan suatu huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata (untuk keperluan itu digunakan huruf miring saja). Akan tetapi, pada PUEBI disebutkan bahwa huruf tebal di antaranya digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, misalnya dalam kalimat: Huruf dh pada kata Ramadhan tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.

Kelima, perbedaan dalam penjelasan mengenai partikel pun. Pada EYD dijelaskan bahwa partikel pun ditulis secara terpisah kecuali untuk kata yang lazim digunakan. Sementara itu, pada PUEBI dijelaskan bahwa partikel pun ditulis secara terpisah kecuali partikel pun tersebut mengikuti kata penghubung. Contoh partikel pun yang boleh ditulis gabung, baik dalam EYD maupun PUEBI, adalah bagaimanapun, adapun, dan walaupun.

Keenam, perbedaan dalam penggunaan nama bilangan pada unsur nama geografis. Pada EYD tidak diatur penggunaan nama bilangan pada unsur nama geografis. Sementara itu, pada PUEBI penggunaan nama bilangan pada unsur nama geografis diatur, yaitu ditulis menggunakan huruf, bukan angka, misalnya Raja Ampat dan Simpang Lima.

Ketujuh, perbedaan dalam penggunaan tanda titik koma (;). Sekilas tampak tidak ada perbedaan mendasar pada bagian tersebut, tetapi apabila diamati, PUEBI memiliki perbaikan keredaksian dalam penjelasan dan contoh penggunaan tanda baca titik dua (;). Penjelasan dalam PUEBI lebih dapat dipahami dan lebih sederhana. Ada sedikit perbedaan yang eksplisit, yaitu dalam EYD penggunaan tanda titik koma (;) digunakan untuk perincian tanpa menggunakan kata dan. Sementara itu, pada PUEBI tanda titik koma (;) digunakan untuk memisahkan bagian dari perincian tetap memakai kata dan.

Kedelapan, perbedaan dalam penggunaan tanda hubung (-). Pada EYD terdapat dua poin yang mengatur masalah pemenggalan saat ganti baris, yaitu dengan menggunakan tanda hubung (-). Dua poin tersebut dalam PUEBI disederhanakan menjadi satu poin dengan redaksi yang lebih jelas. PUEBI juga menambahkan poin terakhir, yaitu penggunaan tanda hubung (-) untuk menandai bentuk terikat dari objek bahasan, misalnya pasca- dan -isasi.

Kesembilan, perbedaan dalam penggunaan tanda elipsis (…). Pada EYD tanda elipsis (…) dipakai untuk kalimat putus-putus serta untuk menunjukkan ada kalimat atau naskah yang dihilangkan. Sementara itu, pada PUEBI tanda elipsis (…) hanya dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. Tanda elipsis (…) juga dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

Pada intinya, PUEBI ini lebih mudah dan lebih sederhana untuk dipahami. Pemberlakuannya juga lebih mengatur perkembangan kebahasaan yang terkini di Indonesia. Kini Anda sudah tahu perubahan ini. Mari menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar dapat saling memahami dalam setiap komunikasi serta agar dapat dipedomani oleh bangsa lain yang belajar bahasa Indonesia.

Apa Itu PUEBI dan apa perbedaan EYD dan PUEBI? Jika kamu belum paham, yuk simak artikel ini hingga selesai.

Mengetahui apa itu PUEBI merupakan hal yang penting bagi penulis. Kalau kamu sudah tahu pengertian PUEBI serta perbedaan EYD dan PUEBI, tak akan sulit bagi kamu untuk bisa menciptakan tulisan yang sesuai dengan tatanan resmi. Bagi kamu yang belum tahu, sebenarnya kita tidak boleh menulis kata, kalimat, atau paragraf sembarangan. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan resmi atau formal, tulisannya harus baku atau sesuai pedoman.

Apa saja hal baru yang terdapat dalam PUEBI dibandingkan dengan Ejaan Ejaan sebelumnya

Pedoman apa yang dimaksud? Jelas jawabannya adalah PUEBI. PUEBI adalah pedoman yang digunakan untuk bisa mengeja kata-kata dalam bahasa Indonesia dengan benar.
Dalam artikel ini, akan dijelaskan apa itu PUEBI, mulai dari pengertian PUEBI hingga perbedaan EYD dan PUEBI. Bagi kamu yang masih belum memahami apa itu PUEBI, baca artikel ini sampai selesai ya.

Baca juga: Apa Itu Kata Baku dan Tidak Baku?

Penjelasan Lengkap Apa Itu PUEBI serta Perbedaan EYD dan PUEBI

Apa saja hal baru yang terdapat dalam PUEBI dibandingkan dengan Ejaan Ejaan sebelumnya
(freepik.com/marcovector)

Apa Itu Pengertian PUEBI?

Penjelasan mengenai apa itu PUEBI atau pengertian PUEBI telah dibahas langsung dalam peraturan kementerian. Tepatnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Dari peraturan tersebut, kita tahu bahwa PUEBI adalah singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Lantas, apa yang di maksud dengan ejaan?

Apa Itu Pengertian Ejaan?

Menurut KBBI, ejaan adalah aturan dalam penggambaran bunyi-bunyi dari kata atau kalimat dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta aturan dalam penggunaan tanda baca. Biasanya, ejaan memiliki tiga aspek, yaitu fonologis, morfologis, dan sintaksis.

Dari pengertian ejaan di atas, kita tahu bahwa PUEBI adalah pedoman yang digunakan secara resmi dan formal dalam penulisan bahasa Indonesia. Pedoman tersebut berisi aturan dalam penggambaran bunyi suatu kata atau kalimat dan penggunaan tanda baca.

Apa saja hal baru yang terdapat dalam PUEBI dibandingkan dengan Ejaan Ejaan sebelumnya

Apa Itu Fungsi PUEBI?

Bisa dikatakan bahwa PUEBI ini berfungsi sebagai sebuah petunjuk atau pedoman yang akan membuat kamu bisa membuat tulisan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan menaati PUEBI, maka tulisanmu akan lebih mudah dipahami oleh pembaca.

PUEBI adalah pedoman ejaan bahasa Indonesia pengganti ejaan yang sebelumnya, yaitu EYD. Lalu, apa perbedaan EYD dan PUEBI?

Baca juga: Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contohnya

Apa Itu Perbedaan EYD dan PUEBI?

EYD adalah pedoman yang lama sedangkan PUEBI adalah versi barunya. Bisa dikatakan, PUEBI adalah pedoman terbaru pengganti dari EYD sehingga sekarang EYD sudah tidak berlaku lagi.

Penggantian EYD menjadi PUEBI disahkan pada tahun 2015. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pada pasal 2 Peraturan Menteri dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 50 tahun 2015 terdapat pernyataaan, “Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.”

Lalu apa saja perbedaan EYD dan PUEBI? Pembahasan mengenai perbedaan EYD dan PUEBI akan lebih mudah dipahami dalam bentuk daftar. Daftar yang berisi apa yang berubah dari EYD ke PUEBI. simak satu per satu daftarnya berikut supaya kamu tahu untuk menggunakan ejaan mana yang paling benar kedepannya.

Perbedaan EYD dan PUEBI #1: Aturan penulisan huruf tebal

Perbedaan EYD dan PUEBI yang pertama adalah aturan penulisan huruf tebal. Dalam EYD tidak ada aturan untuk menggunakan huruf tebal. Pada PUEBI, huruf tebal digunakan untuk menegaskan kata atau kalimat yang ditulis miring, dan juga digunakan untuk menegaskan bagian dari karangan, yaitu judul buku, bab, dan subbab pada karangan.

Apa saja hal baru yang terdapat dalam PUEBI dibandingkan dengan Ejaan Ejaan sebelumnya

Perbedaan EYD dan PUEBI #2: Aturan penulisan huruf kapital

Perbedaan EYD dan PUEBI yang kedua adalah aturan penulisan huruf kapital. Dalam EYD, huruf kapital tidak digunakan untuk penulisan unsur julukan. Namun, huruf kapital hanya digunakan pada huruf awal dari nama orang, gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan. Pada PUEBI, huruf kapital juga digunakan pada huruf awal dari julukan. Contoh penulisan kapital pada julukan adalah: Dewa Kipas, dan Raja Uang.

Perbedaan EYD dan PUEBI #3: Penambahan diakritik vokal e dalam PUEBI

Perbedaan EYD dan PUEBI yang ketiga adalah penambahan diakritik vokal e dalam PUEBI. Dahulu saat masih berlaku EYD, hanya terdapat 2 pelafalan vocal e, yaitu pelafalan vocal ê (pepet) dan [é] (taling tertutup). Setelah PUEBI berlaku, pelafalan vokal e terbagi menjadi 3 jenis karena ada penambahan [è] (taling terbuka).

Berikut contoh pelafalan ketiga vokal e tersebut.

  • Contoh pelafalan vokal ê (pepet) terdapat pada kata terang, mesin, dan bersih.
  • Contoh pelafalan vokal [é] (taling tertutup) terdapat pada kata ekor, enak, dan seng.
  • Contoh pelafalan vokal [è] (taling terbuka) terdapat pada kata ember, dan pendek.

Perbedaan EYD dan PUEBI #4: Penambahan diftong ei dalam PUEBI

Perbedaan EYD dan PUEBI yang keempat adalah penambahan diftong ei dalam PUEBI. Saat EYD masih berlaku, hanya terdapat tiga diftong, yaitu oi, au, dan ai. Sedangkan dalam PUEBI terdapat tambahan diftong ei. Dengan adanya tambahan diftong ei pada PUEBI, maka sekarang terdapat 4 diftong yang berlaku, yaitu ai, au, oi, dan ei.

Berikut contoh kata yang menggunakan ketiga diftong tersebut.

  • Contoh kata yang menggunakan diftong ai adalah santai.
  • Contoh kata yang menggunakan diftong au adalah harimau.
  • Contoh kata yang menggunakan diftong oi adalah amboi.
  • Contoh kata yang menggunakan diftong ei adalah survei.

Perbedaan EYD dan PUEBI #5: Aturan penggunaan tanda baca titik koma (;)

Perbedaan EYD dan PUEBI yang kelima adalah penggunaan tanda baca titik koma (;). Dalam EYD, penggunaan tanda titik koma (;) digunakan untuk perincian tanpa menggunakan kata dan. Sedangkan pada PUEBI, tanda titik koma (;) digunakan untuk memisahkan bagian dari perincian tetap memakai kata dan.

Perbedaan EYD dan PUEBI #6: Aturan penggunaan bilangan

Perbedaan EYD dan PUEBI yang keenam adalah penggunaan nama bilangan pada unsur nama geografis. Dalam EYD, tidak ada yang mengatur penggunaan nama bilangan pada unsur nama geografis. Pada PUEBI, penggunaan nama bilangan pada unsur nama geografis ditulis menggunakan huruf, bukan angka.

Contohnya penggunaan nama bilangan pada unsur nama geografi: Mangga Dua, Raja Ampat, dan Simpang Lima.

Perbedaan EYD dan PUEBI #7: Aturan penggunaan tanda ellipsis (…)

Pada EYD, tanda ellipsis (…) digunakan untuk kalimat yang terputus-putus. Sedangkan tanda ellipsis (…) dalam PUEBI digunakan untuk menulis kalimat yang tidak selesai dalam dialog.Contoh penggunaan tanda ellipsis (…) pada EYD:

Jika demikian … mari kita lakukan sekarang