Apa tujuan kita berekspresi dalam karya seni

Pelaksanaan aktivitas kreasi seni lukis adalah kegiatan merealisasikan konsep seni sebagai ekspresi. Konsep yang mendasarkan sumber inspirasi seni dipetik dari kehidupan psikologis pelaku kreatif. Jenis seni ini lebih bersifat subjektif, namun sangat penting dalam membentuk keseimbangan antara kehidupan rohani dan jasmani seseorang (katarsis).

A. Berekspresi Dalam Seni Rupa

Proses kreatif berekspresi ini antara lain, memerlukan persiapan: kanvas ukuran 60 x 60 cm, palet, cat minyak atau cat acrylic, kuas, cucian kuas, kain lap, dan perlengkapan lain yang dipandang perlu.

1. Mengamati Dalam Seni Rupa

Siswa melaksanakan pengamatan terhadap realitas internal kehidupan spiritualnya. Misalnya, memusatkan perhatian pada kehidupan rohaninya, mungkin hal itu berkenaan dengan cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, kepribadian dan pengalaman-pengalaman kejiwaan lain yang sekarang, saat ini, dialami.


2. Istilah Menanyakan Dalam Seni Rupa

Tanyakan kepada diri sendiri, gejala kejiwaan mana yang paling menjadi masalah, yang paling penting untuk diekspresikan lewat kegiatan penciptaan lukisan. Dengan demikian, kehidupan batin kita menjadi lebih tenang, sehat, dan seimbang. Kemudian, tetapkanlah itu sebagai sumber inspirasi atau gagasan kreativitas kamu (penentuan subject matter atau tema).

Cobalah mereka-reka wujud visual gagasan tersebut dalam imajinasimu, lalu buatlah sketsa-sketsa alternatif bagaimana rupa karya lukisan yang kamu inginkan, apakah figuratif menyerupai bentuk-bentuk alamiah, semi figuratif karena telah mengalami distorsi dari bentuk alamiahnya.

Nonfiguratif yang sama sekali tidak melukiskan gejala alamiah lagi, melainkan bentuk-bentuk abstrak. Tidak ada batasan yang perlu mengekang kebebasan kreatif kamu dalam memilih gambaran wujud lukisan. Batasannya adalah pencapaian kepuasan berekspresi, sama dengan terealisasinya gagasan menjadi lukisan.

4. Istilah Menalar Dalam Seni Rupa 

Dari sejumlah sketsa yang telah kamu buat itu, analisis kekuatan dan kelemahan setiap sketsa. Baik dari aspek konseptual, visual, dan kemungkinan penggunaan media (bahan baku seni) teknik berkarya yang sesuai, dan tetapkan salah satu sketsa yang paling representatif memenuhi harapan kamu.

Kemudian, berekspresilah dengan penuh rasa percaya diri. Tolok ukur lukisan telah selesai atau belum adalah kepuasan yang kamu alami. Jika rasa puas itu telah hadir, kepuasan mempersepsi wujud lukisan yang diciptakan, maka lukisan itu dapat dibubuhi dengan tanda tangan atau inisial kamu. Sebagai bukti kamulah penciptanya, dan kamu bertanggung jawab penuh atas ciptaan tersebut.

5. Maksud Menyajikan Dalam Seni Rupa

Pengertian penyajian sebuah lukisan, tidak sama dengan penyajian makalah dalam kegiatan diskusi. Jadi, dalam konteks ini siswa mengerjakan pemberian bingkai yang sesuai dengan ukuran, warna, maupun kesesuaian dengan aliran lukisan.

Selanjutnya, menulis ringkasan konsep, deskripsi visual, pembuatan label (judul, tahun penciptaan, media yang digunakan, ukuran, dan nama pencipta, serta foto karya lukisan). Semua keterangan ini diprint dan dilekatkan di bagian belakang lukisan.

Lukisan itu dikatakan “siap dipamerkan”. Kemudian, lukisan tersebut untuk sementara akan di simpan di ruang koleksi. Penyajian seni lukis yang sesungguhnya akan diselenggarakan dalam bentuk pameran awal tahun berjalan.

Pameran diselenggarakan dengan pembentukan panitia pameran yang bekerja-sama dengan pihak-pihak lain, misalnya galeri, kurator, sponsor, donatur, pers, dan lain-lain. Penyajian lukisan akan dibahas secara tersendiri dalam bab Pameran Seni Rupa.

B. Rangkuman Berekspresi Dalam Seni Rupa

Berekspresi adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Realitas internal kehidupan spiritual siswa membutuhkan penyaluran, agar dapat mencapai keseimbangan kehidupan rohaniah yang sehat. Proses mengamati, menanyakan, mencoba, menalar, dan menyaji adalah aktivitas proses kreasi yang lebih bersifat objektif, dengan memadukan realitas internal yang subjektif melalui pendekatan objektif.

Siswa diharapkan mendapatkan pengalaman yang berharga, yakni keharmonisan antar kehidupan batiniah dan kehidupan lahiriah. Dari proses kegiatan berekspresi ini, potensi artistik para siswa akan berkembang. Karya-karya siswa adalah objek-objek real tentang apa yang mereka harapkan, inginkan, dan sudah pasti merupakan dokumen penting bagi kehidupan psikologis mereka.

C. Refleksi Berekspresi Dalam Seni Rupa

Aktivitas berekspresi dalam penciptaan lukisan menghasilkan karya seni lukis, sebagai benda seni yang mengandung nilai keindahan dan makna seni. Selain itu juga berfungsi sebagai katarsis atau terapi bagi pelaku kreatifnya sendiri.

Sedangkan, bagi para psikolog, karya lukisan yang diciptakan para siswa merupakan data kehidupan psikologis yang dapat dipakai sebagai objek penelitian. Misalnya, mengetahui realitas kehidupan emosional, intelektual, imajinasi para siswa kita.

  1. Uraikan antusiasmu ketika berekspresi menciptakan suatu lukisan.
  2. Tulis deskripsi dan fungsi seni lukis yang kamu ciptakan.

Apa tujuan kita berekspresi dalam karya seni
Gambar 6.1 Ekspresi, Rangkuman, Refeleksi Seni Rupa Serta Uji Kompetensi
Sumber: Indonesian Art and Beyond Gambar 6.1 Lucia Hartini, Breaking through The Limits, 1991, cat minyak pada kanvas, 95 x 100 cm. Contoh lukisan ekspresi dari kehidupan alam bawah sadar seorang pelukis, dikenal sebagai aliran surealis.
  1. Diamati melalui lembar observasi ketika siswa berkarya (fluensi, fleksibilitas, elaborasi).
  2. Diamati pada lukisan yang dihasilkan siswa (teknik artistik: realisasi gagasan menjadi lukisan, komposisi dan gaya pribadi).
  1. Uraikan dengan ringkas aspek konseptual, aspek visual, dan aspek prosedural kegiatan berekspresi melalui seni lukis, seperti yang sudah kamu lakukan.
  2. Jelaskan bagaimana proses kegiatan berekspresi dengan pendekatan saintifik, dapat merealisasi gagasan menjadi lukisan.
  3. Tulis aspek konseptual lukisan yang kamu ciptakan. Kemukakan alasan-alasan logis mengapa kamu memilih bentuk visual seperti itu. Kemudian, uraikan manfaat seni lukis yang kamu ciptakan bagi orang lain (konsumen seni), dan apa pula manfaat aktivitas berekspresi melalui lukisan bagi kehidupan kamu pribadi.

Apa tujuan kita berekspresi dalam karya seni
Format Tabel Penilaian Diri
Materi Terkait: Seni dan Budaya K13 SMA/MA/MAK/SMK Kelas 11
  1. Berapresiasi Seni Rupa, |Seni Musik, |Seni Tari, Dan Seni Teater
  2. Konsep, Unsur, Prinsip Seni Rupa 2 (Dua Dimensi) |Menganalisis, Bahan Dan Tekniknya
  3. Jenis, Tema, Fungsi, Karya Seni Rupa 3 (Tiga Dimensi) |Menganalisis Serta Nilai Estetis
  4. Arti, Tujuan Pencipta, Tahap Seni Rupa 2 (Dua Dimensi) Dengan Memodifikasi Objek
  5. Arti, Fungsi Seni Rupa 3 (Tiga Dimensi) dan |Memodifikasi Objek Serta Tugas Berkarya Tiga Dimensi
  6. Ekspresi, Rangkuman, Refeleksi Seni Rupa Serta Uji Kompetensi
  7. Aspek, Konseptual, Dalam Seni Rupa Murni |Unsur, Sifat, Eksperimen, Desain Seni Lukis
  8. Memahami, Unsur, Arti, Konsep Musik Barat |Menganalisis, Nada, Tempo dan Belajar Menulis Not
  9. Arti, Jenis, Sejarah, Pertunjukan Musik Barat |Perkembangan, Isntrumental dan Vocal
  10. Konsep, Teknik dan Prosedur Karya Tari Kreasi
  11. Contoh, Fungsi, Teknik, Bentuk, Gerak Tari Kreasi |Jenis, Nilai Estetis Serta Penerapannya
  12. Konsep, Teknik, Prosedur, Pemeranan Seni Teater Modern
  13. Sejarah,Penyusunan dan Interpretasi Naskah Lakon Teater Modern Indonesia serta Mendeskripsikannya
Sekian dan terimakasih tentang Ekspresi, Rangkuman, Refeleksi Seni Rupa Serta Uji Kompetensi, semoga dapat bermanfaat.

Pengertian Seni Lukis – Salah satu karya seni yang memiliki nilai jual yang tinggi sekaligus dapat membuat orang yang melihat berdecak kagum adalah seni lukis. Seni lukis tergolong sebagai karya seni rupa dua dimensi. Ditambah lagi, seni lukis memiliki karakteristis yang khas seperti corak, bahan, dan teknik dalam pengerjaannya.

Secara umum, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni lukis adalah sebuah seni ihwal lukis-melukis dan gambar-menggambar. Umumnya, seorang seniman yang membuat karya seni lukis akan menuangkan ide dan perasaan mengenai lukisannya di permukaan canvas.

Dalam proses pembuatan karya seni, seorang seniman memerlukan ide kreatif. Hal itulah yang membuat karya seni dapat dijual-belikan dengan harga fantastis. Harga karya seni lukis biasanya dilihat berdasarkan nilai jual dan kualitas dari lukisan tersebut.

Pengertian Seni Lukis

Seni lukis merupakan cabang ilmu seni rupa yang diwujudkan melalui karya dua dimensi dengan media kanvas atau permukaan datar lain. Media untuk seni lukis biasa diisi oleh unsur-unsur pokok garis dan warna hasil dari permainan cat atau pewarna dan pembubuh gambar lainnya.

Hasil dari seni lukis dapat memuat representasi terkait alam seperti potret manusia, hewan, tumbuhan, bahkan pemandangan. Seni lukis juga dapat menggambarkan gambar-gambar abstrak yang merupakan penyederhanaan bentuk alam.

Pengertian seni lukis ada bermacam-macam, menurut Soedarso Sp, melukis merupakan kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi dengan tujuan mendapatkan kesan tertentu. Soedarso pun menambahkan bahwa karya seni erat kaitannya dengan pelibatan ekspresi, emosi dan gagasan pencipta secara penuh.

Selain Soedarso Sp, pendapat yang lain dikutip dari W. Setya R dengan karyanya Aliran Seni Lukis Indonesia. Menurut W. Setya R, seni lukis adalah suatu aktivitas berekspresi dari pengalaman estetik manusia yang dituangkan dalam bidang dua dimensi dengan medium rupa seperti garis, warna, bidang, tekstur, cahaya, dan ruang.

Seni lukis menjadi representasi pelukis untuk menuangkan emosi dan ekspresi jiwanya. Seni lukis tidak hanya sebuah karya seni yang bernilai estetika. Karya seni lukis sendiri memiliki beberapa fungsi untuk masyarakat. Hal itu bisa diketahui seperti fungsi religius, fungsi komersial, dan fungsi simbolis.

Pada dasarnya, seni lukis adalah pengembangan dari menggambar. Namun, seni lukis memiliki corak atau gaya yang lebih rumit. Seni lukis menggunakan bahan dan teknik yang dapat membuatnya menjadi lebih beragam dari menggambar pada umumnya.

Fungsi dan Tujuan Seni Lukis

Secara umum, seni lukis memiliki fungsi yang terbagi menjadi 2 bagian yakni fungsi sosial dan fungsi individual.

1. Fungsi sosial

Fungsi sosial dari sebuah karya seni lukis akan tampak apabila dapat memberikan kegunaan bagi banyak orang. Karya seni dapat memiliki fungsi sosial yaitu dengan syarat seorang seniman harus berhasil menunjukan nilai sosial atau setidaknya bisa diterima oleh masyarakat. Ada 4 sektor fungsi sosial yang diterima oleh masyarakat, yaitu:

a. Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, seni lukis menjadi media belajar anak-anak pra sekolah dari prasekolah hingga taman kanak-kanak. Tujuan pengajaran karya seni bagi anak-anak adalah untuk membangkitkan kreativitas dalam mengembangkan ide. Dalam pelajaran melukis pada pra sekolah, anak-anak diharapkan dapat belajar untuk memperkuat ingatan mengenai warna dan bentuk.

b. Agama

Sebagai karya seni yang berasal dari hasil ide dan ekspresi manusia, seni lukis dapat menjadi media dalam menuangkan rasa cinta kepada Tuhan. Seni lukis juga memiliki fungsi sosial dalam agama untuk menggambarkan kebesaran Tuhan. Misalnya dalam agama islam mengenal seni kaligrafi. Kaligrafi biasanya digunakan untuk mempercantik tampilan tempat ibadah dengan menggunakan firman Tuhan. Tidak hanya itu, dalam agama Hindu, banyak lukisan para dewa yang dilukis dengan tujuan untuk sembahyang dan mendoakan orang yang telah tiada.

c. Hiburan

Selain memiliki nilai pendidikan dan agama, pada dasarnya seni lukis diterima masyarakat karena memiliki fungsi sosial sebagai penghibur. Dalam aspek hiburan, sebuah karya seni dapat memperlihatkan kesan yang menarik dan memberikan pengaruh kebahagiaan kepada masyarakat. Seni lukis pada umumnya akan digunakan sebagai dekorasi atau gambaran dalam suatu acara.

d. Kejelasan isi

Seni lukis yang memenuhi aspek kejelasan isi artinya mampu memberikan dampak atau fungsi sosial. Kejelasan isi dari seni digunakan sebagai media untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, kemampuan menjelaskan isi menjadi keunggulan tersendiri dari seni lukis. Contoh karya seni lukis yang dapat memberikan kejelasan isi, seperti, poster, reklame, hingga mural di sepanjang jalan. Sekilas seni lukis tersebut tidak terlalu dilihat, namun kejelasan isi membawa kesan dan makna yang mendalam dari masyarakat.

2. Fungsi individual

Seni lukis yang dihasilkan dari ide, ekspresi, dan perasaan akan memuat kebutuhan jasmani dan rohani seniman itu sendiri. Karya seni lukis dari seniman dapat diakui oleh orang lain atau penikmat seni dengan sejumlah rupiah. Jika dibandingkan dengan antusias seni di Italia, Prancis, Amerika, dan negara maju lainnya, penghargaan atas seni lukis di Indonesia kepada seorang seniman memang belum banyak. Tetapi, hal itu bukan menjadi hambatan untuk berkarya, di era digital sekarang seni lukis dapat dipublikasi hingga seluruh belahan dunia.

Selain penghargaan jasmani, seni lukis dapat memenuhi kebutuhan rohani sang seniman. Hal itu berarti proses pertama penciptaan seni lukis hingga akhir, seorang seniman dapat mengekspresikan seluruh isi hati dan perasaannya, baik itu perasaan senang, sedih, atau terluka. Seni lukis memiliki ciri khas, di mana perasaan seniman akan mudah terlihat dalam karyanya.

3. Tujuan Seni Lukis

a. Tujuan religius

Seorang seniman lukis memiliki kemampuan yang dapat membuat lukisan atau hasil karyanya memuat nilai-nilai keagungan tuhan yang maha esa, nenek moyang, para leluhur atau dewa. Bukti bahwa seni lukis memiliki tujuan religius terlihat pada pada lukisan gua-gua leang di Maros, Sulawesi Selatan.

b. Tujuan magis

Selain bertujuan kepada nilai religiusitas, lukisan juga memiliki tujuan magis dan berisi mantra-mantra tertentu. Karya seni lukis itu dapat terbilang primitif dan memberikan kesan misterius bagi siapa saja yang melihatnya. Contoh lukisan yang memuat nilai-nilai magis dan misterius misalnya, lukisan bali yang menggambarkan sosok dewa penunggu kuil. Konon, orang-orang Bali percaya bahwa lukisan tersebut akan memberikan daya tarik terhadap tempat tertentu.

c. Tujuan simbolis

Seorang seniman seni lukis yang mampu memperlihatkan dan merepresentasikan cita-cita kehidupan seseorang. Cita-cita yang luhur akan diaplikasikan dalam sebuah lukisan yang didalamnya terdapat tokoh terpandang. Contoh lukisan yang dapat melambang ketokohan seseorang dapat diketahui dari lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang berdialog dengan Jenderal de Kock.

d. Tujuan estetis

Bagi seniman seni lukis yang dapat menampilkan tujuan estetis biasanya akan terlihat dari kekuatan keindahan dari pemandangan suatu daerah. Tujuan estetis dapat dilihat pada banyak seni lukis di rumah, kantor, dan tempat-tempat umum. Lukisan tersebut biasanya menggambarkan air terjun, sungai, atau sawah di sebuah desa.

e. Tujuan komersil

Lukisan dengan tujuan komersial biasanya mengutamakan nilai ekonomi dalam setiap karyanya. Lukisan dengan pengerjaan cepat dan sederhana banyak ditemukan di tempat-tempat ramai. Misalnya seperti jasa melukis wajah di jalanan.

f. Tujuan ekspresi

Pada tujuan ekspresi, seniman hanya ingin meluapkan emosi dan ekspresinya ke dalam sebuah karya, baik itu di kanvas atau kertas atau media apapun. Tujuan ini biasanya dimiliki seniman-seniman yang sedang dalam keadaan emosional dan membutuhkan butuh sebagai tempat berekspresi. Hampir semua orang mampu melukis dengan tujuan ekspresi yang satu ini. Melukis membuat lega dan ringan sehingga dianggap mampu menjadi terapi kejiwaan di kala stress. Oleh karena itu, ciri khas dari lukisan ini hanya bisa dilihat dari penggunaan corak, warna, bentuk, hingga media.

Komponen Seni Lukis

Dalam karya seni lukis yang baik terdapat beberapa komponen seperti di bawah ini:

1. Komposisi

Komposisi merupakan cara untuk merangkai unsur-unsur yang akan memberikan bentuk pada sebuah karya seni seperti warna, garis, bidang, ruang, gelap terang.

2. Balance

Balance atau keseimbangan adalah cara mengatur objek agar serasi saat dilihat oleh mata dan terlihat jelas. Keseimbangan yang simetris merupakan hasil dari penggabungan dua objek dengan membagi dua bidang secara sama. Sementara, kesimbangan asimetris adalah hasil dari penggabungan unsur yang berbeda seperti jarak dan ukuran agar terlihat cocok.

3. Proporsi

Proporsi atau perbandingan merupakan komponen seni lukis. Proporsi adalah karakteristik dari bentuk antara benda yang satu dengan benda yang lainnya. Hal ini tampak dari lukisan yang memiliki kepaduan dari unsur-unsurnya.

4. Irama

Irama adalah kesan gerak khas dari seorang seniman yang dihasilkan oleh garis, warna, bentuk, gerakan, dan tekstur secara berulang.

5. Unity

Unity atau kesatuan merupakan hasil dari perpaduan unsur-unsur dari berbagai elemen yang ada. Unsur-unsur yang saling berhubungan kemudian melengkapi satu sama lain, sehingga menimbulkan kesan terbentuk dengan baik.

6. Aksentuasi

Aksentuasi atau tanda khas memiliki maksud bahwa setiap gambar memiliki unsur pembeda. Adanya aksentuasi bertujuan agar karya seni lukis tidak tampak monoton dan membosankan.

Aliran Seni Lukis

Setiap lukisan yang pernah dibuat memiliki ciri khas, tema, teknik masing-masing. Ciri khas atau karakter dari setiap lukisan biasanya disebut dengan gaya atau aliran. Menurut cara pengungkapannya, penggolongan gaya dan aliran karya seni dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: representatif, deformatif dan nonrepresentatif.

1. Representatif

Representatif atau perwujudan dimaksudkan bahwa gaya seni rupa yang menggunakan kenyataan pada alam atau kehidupan sehari-hari manusia dalam masyarakat. Gaya atau aliran seni rupa representatif dibagi dalam tiga kategori, yaitu naturalisme, realisme, dan romantisme,

a. Aliran Naturalisme

Aliran naturalis banyak kita temui dalam sehari-hari. Aliran seni lukis ini banyak menampilkan keadaan alam, melukiskan segala sesuatu sepersis mungkin dengan kenyataannya. Aliran membutuhkan ketelitian yang tinggi, sehingga aliran ini membutuhkan kemampuan dan ketekunan untuk mewujudkan karyanya. Tokoh aliran naturalisme antara lain:

1. Wahidi 2. Abdullah Suryobroto 3. Basuki Abdullah 4. Mas Pringadi 5. Rubens 6. John Constabel 7. Thomas Cole

8. William Bliss Baker

b. Aliran Realisme

Aliran realisme adalah aliran seni rupa yang mempunyai perspektif, di mana dunia ini tanpa ilusi. Aliran realisme akan menjadikan subjek atau objek yang dilukis ditampilkan apa adanya, sesuai dengan kenyataan sehari-hari, tanpa adanya dramatisasi, bahkan dipilih hanya yang terlihat indah.

Tokoh realisme antara lain:

1. Wardoyo 2. Trubus 3. Tarmizi 4. Dullah 5. Gustave Courbet 6. Jean-François Millet

7. Edouard Manet

c. Romantisisme

Aliran romantisisme yang biasa disebut romantisme yang sebetulnya kurang tepat. Aliran ini banyak terdapat pada karya dengan tujuan mengungkapkan hal yang masih representatif namun dengan cara yang dramatis. Aliran digunakan untuk menunjukan peristiwa yang dahsyat atau kejadian-kejadian penting dalam sejarah dengan dramatis.

Tokoh romantisisme adalah:

1. Raden Saleh 2. Francisco Goya 3. Caspar David Friedrich

4. J.M.W Turner

2. Deformatif

Deformatif merupakan aliran yang mengubah bentuk asli dari objek atau subjek yang dilukis. Hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan bentuk baru namun tidak benar-benar meninggalkan bentuk dasar aslinya. Aliran seni rupa yang termasuk dalam gaya deformatif yaitu impresionisme, surealisme, kubisme, dan ekspresionisme:

1. Impresionisme

Impresionisme pada dasarnya merupakan aliran yang lebih menonjolkan kesan atau perasaan daripada kenyataan itu sendiri. Pada seni lukis, aliran ini bertujuan hanya menggambarkan kesan sederhana dari apa yang dilukiskan.

Tokoh aliran impresionisme adalah:

1. S. Sudjojono 2. Claude Monet 3. Paul Cezanne 4. Paul Gauguin

5. Georges Seurat

2. Surealisme

Surealisme pada dasarnya merupakan gagasan yang bersifat spontan yang berasal dari alam mimpi atau alam bawah sadar. Aliran ini mengutamakan sesuatu yang tidak nyata, non rasional dalam citraan manusia. Aliran ini biasanya menggambarkan manusia yang melayang atau bahkan manusia setengah hewan. Alilran surealisme membuat lukisan tampak seperti pada mimpi.

Tokoh surealisme antara lain:

1. Salvador Dali 2. Rene Magritte

3. Frida Kahlo

3. Kubisme

Kubisme sendiri merupakan bentuk permulaan seni abstrak, yang mana mengutamakan bentuk bidang bersiku-siku, seperti segi empat atau objek geometris lainnya untuk disusun ulang menjadi sebuah karya seni lukisan.

Tokoh kubisme antara lain:

1. Pablo Picasso 2. Georges Braque

3. Juan Gris

4. Ekspresionisme

Ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang mengunggulkan ekspresi dari dalam jiwa. Ekspresionisme lebih mengutamakan ekspresi individu atau perasaaan seniman dibandingkan dengan hal-hal diluar jiwa manusia, seperti peniruan alam.

Tokoh-tokoh ekspresionisme meliputi:

1. Affandi 2. Edvard Munch

3. Ernst Ludwig Kirchner

3. Nonrepresentatif

Nonrepresentatif adalah gaya yang tidak merepresentasikan atau tidak menggambarkan sesuatu. Gaya ini merupakan kebalikan dari representatif. Bentuk dasar dari gaya ini memang bertujuan untuk meninggalkan bentuk asli dari subjek atau objek. Nonrepresentatif tidak ditujukan untuk meniru alam. Lukisan ini lahir dari bentuk-bentuk geometris sederhana, banyak garis, atau hanya blok-blok warna yang terbebaskan dari bentuk alam. Aliran-aliran nonrepresentatif antara lain abstrak ekspresionisme dan formalisme.

a. Abstrak Ekspresionisme

Aliran abstrak ekspresionisme merupakan aliran yang mendasarkan pada ekspresi spontan untuk menciptakan karya abstrak. Pelukis abstrak ekspresionisme sangat menyukai untuk melemparkan cat langsung ke kanvas, menggunakan benda-benda selain kuas untuk mengecat. Aliran ini menekankan pada permainan ekspresi karena tidak memiliki aturan sendiri. Tokoh-tokoh Abstrak Ekspresionisme antara lain:

1. Jackson Pollock 2. Willem de Kooning 3. Mark Rothko 4. Helen Frankenthaler

5. Clyfford Still

b. Formalisme

Formalisme adalah aliran yang sebenarnya sederhana karena hanya menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris seperti segi empat, persegi panjang, segitiga atau hanya garis. Namun, aliran formalisme membutuhkan keahlian khusus agar dapat menciptakan keindahan. Tokoh formalisme antara lain:

1. Jasper Johns
2. James McNeill Whistler

Tema Seni Lukis

1. Hubungan antara manusia dengan dirinya.

Tema ini memfokuskan pada seni lukis untuk menuangkan ide atau gagasan dari seniman itu sendiri. Biasanya, seniman menggunakan potret wajah dirinya sendiri sebagai objek atau subjek lukisan.

2. Hubungan antara Manusia dengan Manusia Lain.

Tema selanjutnya adalah hubungan antar manusia. Seni lukis ini biasanya mengekspresikan cita-rasa keindahan menggunakan orang-orang yang ada disekitarnya. Seniman dapat menggunakan orang-orang terdekat seperti istri/suami, anaknya, orangtua, saudara, teman atau siapapun itu.

3. Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya.

Alam merupakan objek yang sangat menarik, hubungan antara manusia dengan alam merupakan tema yang sering diangkat. Seniman dapat menemukan objek atau subjek yang menarik untuk menjadi tema lukisannya, seperti pemandangan gunung, hutan, laut, sungai, perkampungan, hingga kota.

4. Hubungan antara Manusia dengan Benda.

Benda-benda yang ada di sekitar manusia mampu memberikan nilai keunikan dan keindahan tersendiri. Seniman biasanya menggunakan benda-benda di sekitarnya maupun sebagai sumber inspirasi untuk melukis. Tidak ada yang pernah tahu, seunik apa karya yang dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai benda keseharian yang ada di sekitar.

5. Hubungan antara Manusia dengan Aktivitasnya.

Aktivitas kehidupan sehari-hari yang beragam banyak dijadikan tema-tema dalam sebuah karya seni. Aktivitas manusia sangat memungkinkan menjadi suatu ide untuk melukis. Hal itu dikarenakan melukis sendiri merupakan aktivitas manusia.

6. Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal.

Imajinasi atau khayalan menjadikan seniman bebas dalam membuat karyanya. Perenungan seniman merupakan kunci untuk membuat seni lukis tentang manusia dengan alam khayal.

Baca Juga: