Apa yang dimaksud dengan revolusi industri dan perkembangan society

Golkar, PAN, dan PPP Bangun Koalisi, Genderang Pemilu 2024 Sudah Ditabuh?

Oleh M Hidayat pada 16 Nov 2020, 08:00 WIB

Diperbarui 16 Nov 2020, 08:00 WIB

Apa yang dimaksud dengan revolusi industri dan perkembangan society

Perbesar

IDStar Group Gelar Diskusi Panel Bahas Era Society 5.0. Kredit: IDStar Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Istilah Revolusi Industri 4.0 barang kali tidak lagi asing bagi sebagian dari kita. Istilah ini secara sederhana merujuk pada konsep Industri di era digital/era teknologi informasi dan komunikasi, yang dipaparkan kepada publik di acara Hannover Messe di kota Hannover, Jerman pada 2011.

Konsep ini memiliki 6 pilar utama, yaitu masyarakat digital, energi berkelanjutan, mobilitas cerdas, hidup sehat, keamanan sipil, dan teknologi di tempat kerja.

Indonesia termasuk salah satu negara yang mulai menerapkan konsep ini. Lalu, apa perbedaan Revolusi Industri 4.0 dengan Society 5.0?

Society 5.0 merupakan konsep yang dirumuskan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan dikemukakan di ajang CeBIT, Hannover di kota Hannover, Jerman pada tahun 2017.

Abe menyebut bahwa konsep ini dapat membantu Jepang menangani berbagai permasalahan, yang kemudian konsep ini diresmikan pada Januari 2019.

Saat itu Jepang sedang mengalami sebuah tantangan dalam hal populasi; penduduk/pekerja usia produktif berkurang dan karena itu, Jepang berusaha melakukan perbaikan dengan menerapkan Society 5.0.

Sementara banyak masyarakat menganggap Revolusi Industri 4.0 akan didominasi oleh mesin-mesin berteknologi canggih yang akan bersaing dengan tenaga kerja manusia, Society 5.0 justru diharapkan dapat menciptakan nilai baru dan menyelesaikan permasalahan sosial lewat teknologi-teknologi canggih tersebut.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Sebagai salah satu perusahaan di bidang TIK, IDStar Group menyatakan dukungannya terhadap industri teknologi di Indonesia. Belum lama ini, IDStar Group mengadakan Big Virtual Event yang bertajuk "Moving Towards Society 5.0".

Project Manager acara Moving Towards Society 5.0, Angga Wibowo, menyebut sinergi antara manusia dan teknologi perlu direalisasikan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan. Selain itu, menurut dia, Society 5.0 ini pada dasarnya memang digagas untuk memenuhi kebutuhan manusia

"Event Moving Towards Society 5.0 sangat luar biasa. Sinergi manusia dan teknologi harus terwujud guna kesejahteraan manusia, produktivitas & efektivitas terbantu karena adanya teknologi. Mari kita edukasi dan implementasi dari Society 5.0" kata Angga dalam keterangan tertulis.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Berlangsung pada 9 hingga 11 November 2020, event ini antara lain melibatkan pembicara kompeten di bidangnya, seperti Muhammad Neil El Himam (Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif), Armand Wahyudi Hartono (Vice President Director BCA), dan Erwin Muniruzaman (SVP - Head of HR Operation Indosat) sebagai pembicara.

Pada praktiknya, event ini menerapkan konsep pameran virtual yang disiarkan via Zoom dan YouTube dan memberikan pengalaman baru bagi semua partisipan.

Layaknya pameran konvensional, di acara ini partisipan juga dapat mengunjungi booth berbagai pihak yang membahas Society 5.0 dari sudut pandang Technology, Human, dan Marketing.

Topik yang menjadi bahan diskusi panel selama tiga hari adalah “Start our Organization to Move Towards Society 5.0”, “Preparing our Employee to Embrace Society 5.0 & Reskill for On Demand Technology”, dan “Know and Relate Your Customer, Stop Being Rejected and Start Being Relevant”. 

(Isk/Why)

Lanjutkan Membaca ↓

Apa yang dimaksud dengan revolusi industri dan perkembangan society

Why it’s not about humans vs. machines in ad tech (sumber: marketingtechnews.net)

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Belakangan ini, kita dimana-mana sering mendengar orang-orang membicarakan mengenai Society 5.0, sebuah model society baru yang mulai populer semenjak dicetuskan oleh negara Jepang. Terkait ini, dari pengalaman pribadi penulis ketika berkomunikasi dengan beberapa orang, saya berkesimpulan bahwa ternyata masih lumayan banyak diantara kita yang kadang tercampur-adukkan dalam membedakan konsep evolusi perkembangan teknologi dan evolusi peradaban manusia. Sehingga tidak kaget ada yang menganggap bahwa Society 5.0 itu ter-rancu-kan sehingga dianggap kelanjutan dari Revolusi Industri 4.0.

Society 5.0 sendiri dapat dikatakan merupakan bentuk penyebutan evolusi peradaban manusia dimana mereka diharapkan dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial di era Revolusi industri 4.0 yang berpusat di teknologi.

Artinya, apabila Revolusi Industri basis perkembangan yang dijadikan ukuran adalah kemajuan teknologinya, sebaliknya pada Society basis perkembangan yang dijadikan ukuran adalah kemajuan peradaban manusianya.

Kalau begitu, apa saja sih fase-fase gelombang Revolusi Industri dan Society selama ini? Mari kita bahas satu persatu dari yang paling awal sebagai berikut.

Apa yang dimaksud dengan revolusi industri dan perkembangan society

Gelombang Perkembangan Revolusi Industri (sumber: https://stcsig.org)

Apa yang dimaksud dengan revolusi industri dan perkembangan society

Gelombang Peradaban Manusia menurut Keidaren Jepang (sumber: www.hitachi.com)

Sebagaimana pada gambar diatas, secara umum sampai dengan saat ini telah ada 4 gelombang Revolusi Industri disamping juga 5 gelombang Society/peradaban manusia. Peradaban manusia pada gelombang pertama yakni Hunting Society, dimana masyarakat masih menggantungkan kehidupannya dengan berburu dan mengambil dari alam. Pada gelombang ini, masyarakat bersaing satu sama lain dengan kekuatan/otot.

Masih sama dengan Society 1.0, Society 2.0 yang disebut Agrarian Society ini masih bergantung dengan alam dan juga masih bersaing dengan kekuatan/otot. Masyarakat pada fase gelombang ini menggantungkan hidupnya dengan bertani. Mereka juga mulai mengembangkan teknologi irigasi untuk mendukung hasil tani-nya. Pada fase ini juga sudah mulai tercium Revolusi Industri 1.0

Selanjutnya, gelombang peradaban manusia berkembang menjadi Society 3.0, Industrial Society. Gelombang ini seiring dengan Revolusi Industri 1.0 (yang dimulai dengan penemuan mesin uap) serta Revolusi Industri 2.0 (mulai masifnya penggunaan energi listrik). Pada gelombang ini masyarakat bersaing satu sama lain tidak lagi sebatas menggunakan kekuatan/otot, tetapi juga dengan menggunakan mesin.

Adapun selanjutnya, gelombang peradaban manusia menginjak pada Society 4.0 atau Information Society. Gelombang ini seiring dengan revolusi industri 3.0 (yang ditandai dengan maraknya penggunaan TIK di segala bidang). Pada gelombang ini masyarakat bersaing satu sama lain tidak lagi hanya menggunakan mesin, tetapi juga menggunakan informasi, sehingga barangsiapa menguasai informasi, maka dia bisa jadi dapat menguasai orang lain. Masih pada Society 4.0 ini pada akhirnya juga mulai terjadi Revolusi Industri 4.0 (yang ditandai dengan Artificial Intelligent/AI dan Internet of Things/IoT).

Pada akhirnya merespon merebaknya Revolusi Industri 4.0 tersebut, maka mulai muncul Society 5.0, dimana mengusung promosi manusia sebagai pusat kehidupan, bukan teknologi. Dengan kata lain, berkembangnya Society 5.0 merupakan bentuk respon agar AI dan IoT yang begitu kuat pada Revolusi Industri 4.0 tidak sampai menggantikan peran manusia sebagai pusat kehidupan, sehingga keduanya dapat berjalan bersama meningkatkan kesejahteraan manusia.

Oleh sebab itu, di tengah kemajuan teknologi dan industri dewasa ini, kita sebagai manusia tetap perlu untuk menjadi manusia, kita tetap perlu berkomunikasi dan menjalani hubungan antar manusia sebagai manusia seutuhnya.

Referensi:

http://www.keidanren.or.jp/en/policy/2016/029_outline.pdf, diakses tanggal 4 Maret 2022 pukul 14.00 WIB.

https://stcsig.org/dont-get-left-behind-from-industrial-revolution-4-0/, diakses tanggal 4 Maret 2022 pukul 14.00 WIB.

https://bpkpenabur.or.id/bekasi/smak-penabur-harapan-indah/berita/berita-lainnya/peran-pendidikan-dalam-perkembangan-era-society-5-0#:~:text=Salah%20satu%20bentuk%20perubahan%20tersebut,4.0%20dan%20berpusat%20di%20teknologi, diakses tanggal 4 Maret 2022 pukul 14.00 WIB.

https://www.hitachi.com/rev/archive/2017/r2017_06/trends/index.html, diakses tanggal 4 Maret 2022 pukul 14.00 WIB.