Apakah anak dalam kandungan juga wajib dikeluarkan zakat fitrahnya?

Apakah anak dalam kandungan juga wajib dikeluarkan zakat fitrahnya?

Assalamualaikum ustadz,

Apakah bayi yg masih dalam kandungan wajib Zakat Fitrah? Adakah batasan usia kandungannya? Saya hamil 4 bulan kurang semingguan lagi. Mohon pencerahannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dari: Dessi

Jawaban:

Wa alaikumus salam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Mayortitas ulama mengatakan, tidak wajib membayarkan zakat fitrah untuk janin. ini adalah pendapat Hanafiyah, Malikiyah, Syafiiyah, dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad.

Dalam Al-fatawa Al-Hindiyah – kumpulan fatwa madzhab hanafi – dinyatakan,

وَلَا يُؤَدِّي عَنْ الْجَنِينِ ؛ لِأَنَّهُ لَا يَعْرِفُ حَيَاتَهُ هَكَذَا فِي السِّرَاجِ الْوَهَّاجِ

“Tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuk janin, karena belum bisa dipastikan hidupnya. Demikian keterangan dalam buku Siraj Wahhaj.” (Fatawa Hindiyah, 5/166)

Bahkan Ibnul Mundzir

Hal yang sama juga disampaikan oleh Imam Malik. Dalam Al-Mudawwanah beliau menegaskan,

لا تؤدى الزكاة عن الحبل، وإن ولد له يوم الفطر أو ليلة الفطر فعليه فيه الزكاة

“Tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuk bayi yang ada dalam kandungan. Namun jika dia terlahir pada hari idul fitri atau malam hari raya maka ayahnya berkewajiban membayarkan zakat untuk anaknya.” (Al-Mudawanah Al-Kubro, 1/388).

Lebih jauh, An-Nawawi – madzhab Syafii – menegaskan bahwa selama bayi itu belum terlahir sempurna pada saat matahari terbenam di hari puasa terakhir, tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuknya. Dalam Al-Majmu’ beliau mengatakan,

لا تجب فطرة الجنين لاعلي أبيه ولا في ماله بلا خلاف عندنا ولو خرج بعضه قبل غروب الشمس وبعضه بعد غروبها ليلة الفطر لم تجب فطرته لانه في حكم الجنين ما لم يكمل خروجه منفصلا

“Tidak wajib zakat fitrah untuk janin, bukan kewajiban bapaknya, juga tidak perlu diambilkan dari harta si janin, tanpa ada perselisihan dalam madzhab Syafiiyah. Jika sebelum matahari terbenam badan bayi sudah keluar sebagian, sementara sebagian lagi baru keluar setelah matahari terbenam di malam idul fitri, maka tidak wajib dibayarkan zakat fitrahnya. Karena dia masih dihukumi janin, selama belum keluar utuh.” (Al-Majmu’, 6/139).

Maksud An-Nawawi:

Ada keterangan yang perlu kita ketahui untuk bisa memahami keterangan An-Nawawi di atas. Dalam madzhab syafiiyah, seseorang wajib dizakati fitrah jika dia menjumpai waktu fitri. Dalam arti, dia sudah ada di dunia ini atau dia masih hidup pada saat datang waktu fitri ini. Waktu fitri adalah waktu yang menjadi batas berakhirnya kewajiban puasa ramadhan.

Kapan waktu fitri itu? Menurut Syafiiyah, waktu fitri itu adalah ketika matahari terbenam pada hari puasa terakhir. Bayi yang terlahir 5 manit sebelum matahari terbenam, berarti dia menjumpai waktu fitri. Karena telah ada di dunia ketika waktu fitri ini tiba. Orang yang meninggal 5 menit setelah matahari terbenam, termasuk menjumpai waktu fitri. Karena ketika waktu fitri ini tiba, dia masih hidup.

Demikian keterangan mayoritas ulama yang menegaskan bahwa janin tidak wajib dibayarkan zakat fitrahnya. Yang perlu diberi garis tebal, kalimat tidak wajib bukan berarti tidak boleh atau dilarang.

Kemudian, ada juga ulama yang berpendapat bahwa zakat fitrah untuk janin hukumnya wajib. Ini adalah pendapat Imam Ahmad dalam salah satu riwayat. Ibnu Qudamah menyebutkan,

وعن أحمد، رواية أخرى أنها تجب عليه؛ لأنه آدمي، تصح الوصية له، وبه ويرث فيدخل في عموم الأخبار، ويقاس على المولود

Dari Imam Ahmad, dalam salah satu riwayat lainnya, bahwa zakat fitrah untuk janin hukumnya wajib. Karena janin termasuk manusia, boleh menerima wasiat, bisa menerima warisan. Sehingga dia masuk dalam keumuman hadis tentang zakat fitrah, dan juga diqiyaskan dengan bayi yang sudah lahir. (Al-Mughni, 3/99).

Keterangan ini sejatinya merupakan riwayat dari sebagian sahabat. Mereka berpendapat wajib menunaikan zakat fitrah, jika janin sudah berusia 4 bulan dalam kandungan. Sebagaimana keterangan Ibnul Mulaqqin,

ونقل قوم عن السلف أنه إذا كمل الجنين في بطن أمه أربعة أشهر قبل الفجر وجب الإخراج عنه، وإنما خص الأربعة أشهر بذلك للاعتماد على حديث ابن مسعود أن الخلق يجمع في بطن أمه أربعين يوما

“Terdapat keterangan dari sebagian sahabat, jika janin sudah genap usia 4 bulan dalam kandungan, sebelum subuh hari raya, maka wajib dibayarkan zakat fitrahnya. Mereka menjadikan 4 bulan sebagai batas, bersandar dengan hadis Ibn Mas’ud bahwa penciptaan manusia dalam rahim ibunya selama 40 hari dalam bentuk nutfah… hingga ditiupkan ruh setelah berusia 120 hari.” (Al-I’lam bi Fawaid Umdatul Ahkam, 3/57).

Sementara itu, dalam riwayat lain, Imam Ahmad berpendapat, dianjurkan membayar zakat fitrah untuk janin. Beliau berdalil dengan praktek Khalifah Utsman bin Affan radliallahu ‘anhu, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat dari Qatadah,

أن عثمان كان يعطي صدقة الفطر عن الصغير والكبير والحمل

Bahwa Utsman radhiyallahu ‘anhu membayar zakat fitrah untuk anak-anak, orang dewasa, dan bayi yang masih di kandungan. (Masail Abdullah bin Ahmad hlm. 170).

Demikian juga riwayat dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan:

كَانُوا يُعْطُونَ صَدَقَةَ الْفِطْرِ حَتَّى يُعْطُونَ عَنِ الْحَبَلِ

Mereka (sebagian sahabat) membayar zakat fitrah, sampai mereka bayarkan zakat untuk janin. (HR. Ibn Abi syaibah 10738 & Abdur Razaq 5788)

Abdurazaq juga meriwayatkan bahwa Sulaiman bin Yasar pernah ditanya, apakah zakat fitrah juga ditunaikan untuk bayi yang ada dalam kandungan?. Jawab Beliau, “Ya”. (Mushannaf Abdurrazaq no. 5790).

Kesimpulan yang lebih mendekati bahwa zakat fitrah untuk janin hukumnya tidak wajib. Hanya saja, jika ditunaikan, insyaaAllah akan mendapat pahala, berdasarkan pendapat yang menganjurkan membayar zakat fitrah untuk janin.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

Artikel ini didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 8610185593 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
  • Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur

🔍 Hukum Potong Rambut Saat Haid, Hikmah Bulan Sya'ban, Puasa Hari Kelahiran Menurut Islam, Titip Doa Saat Umroh, Kumpulan Hadits Tentang Berpikir Kritis, Orang Yang Beruntung Di Mata Allah

Ilustrasi zakat fitrah. Foto: Shutterstock

Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda, orang dewasa maupun anak-anak, bahkan orang merdeka dan hamba sahaya yang mengiringi kewajiban berpuasa Ramadhan merupakan golongan yang harus ditunaikan zakat fitrahnya, paling lambat sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.

Tak hanya itu saja, Moms. Bayi yang baru lahir di bulan Ramadhan ternyata juga diwajibkan untuk membayar zakat fitrah. Ya, selama ia lahir sebelum matahari terbenam di hari terakhir Ramadhan, maka ia wajib membayar zakat fitrah. Sementara, bayi yang lahir setelah matahari terbenam di hari terakhir Ramadhan, beberapa ulama pun memiliki pandangan yang berbeda.

Ilustrasi zakat fitrah Foto: Shutterstock

"Sebagian mengatakan tetap harus dikeluarkan zakat fitrahnya, sementara sebagian lainnya mengatakan tidak wajib dikeluarkan zakat fitrahnya. Namun, demi kehati-hatian sebaiknya tetap dikeluarkan zakat fitrahnya. Karena pendapat yang menyatakan tidak wajib pun tetap menyarankan (sunnah) untuk tetap dikeluarkan zakat fitrahnya," kata Ustaz Rikza Maulan, Lc., M.Ag saat dihubungi kumparanMOM belum lama ini.

Lantas, bagaimana dengan bayi di dalam kandungan? Apakah orang tua juga wajib membayarkan zakat fitrahnya?

Ilustrasi Ibu Hamil. Foto: Shutter Stock

Menurut jumhur ulama (mayoritas ulama), bayi di dalam kandungan tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Terlebih, bagi janin yang hari perkiraan lahirnya masih lama, calon orang tuanya tak perlu membayarkan zakat fitrahnya.

Hal tersebut juga tersirat dalam Al-fatawa Al-Hindiyah --kumpulan fatwa madzhab hanafi sebagai berikut:

وَلَا يُؤَدِّي عَنْ الْجَنِينِ ؛ لِأَنَّهُ لَا يَعْرِفُ حَيَاتَهُ هَكَذَا فِي السِّرَاجِ الْوَهَّاجِ

"Tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuk janin, karena belum bisa dipastikan hidupnya. Demikian keterangan dalam buku Siraj Wahhaj." (Fatawa Hindiyah, 5/166)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Imam Malik. Dalam Al-Mudawanah, ia menegaskan bahwa 'tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuk bayi yang ada dalam kandungan. Namun, jika ia terlahir pada hari idul fitri atau malam hari raya maka ayahnya berkewajiban membayarkan zakat untuk anaknya' (Al-Mudawanah Al-Kubro, 1/388).

Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock

Meski begitu, apabila ibu hamil ingin mengeluarkan zakat fitrah untuk bayi di dalam kandungan, boleh-boleh saja, Moms. Hal itu, jika ditunaikan Insyaallah justru akan mendapatkan pahala.

"Sebagian ulama tetap mengatakan sebagai zakat fitrah, namun yang lebih tepat adalah sedekah saja. Wallahu a'lam," pungkas ustaz yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Jakarta tersebut.

Jadi Moms, ibu hamil tidak diwajibkan untuk membayarkan zakat fitrah bayi di dalam kandungan, ya! Namun, apabila Anda ingin menunaikannya sebagai sedekah tak jadi masalah dan bisa mendatangkan pahala.