Apakah eceng gondok merupakan tumbuhan yang hidup di daerah lembab?

Eceng gondok dan Hydrilla merupakan tumbuhan yang hidup di habitat berupa air. Tumbuhan yang hidup di lingkungan berair disebut dengan tumbuhan hidrofit. Contohnya adalah Eceng gondok, teratai, kangkung air, dan Hydrilla. Dengan demikian jawaban yang tepat adalah C.

Apakah eceng gondok merupakan tumbuhan yang hidup di daerah lembab?

Eceng gondok atau . Di beberapa daerah tanaman ini mempunyai nama-nama sendiri. Misalnya di Palembang, namanya kelipuk. Ringgak di Lampung, ilung-ilung di Dayak, dan tumpe di Manado.

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai.

Hebatnya, tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.

Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium.

meski begitu, kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok, seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah dekat pantai.

Di sini, ceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau.

Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah.

Tinggi tanaman ini sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung.
Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau.

Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir. Kelopaknya berbentuk tabung.

Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam.
Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.

Manfaat Eceng Gondok Adapun manfaat tanaman eceng gondok antara lain :

Pertama ,mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti vitamin A, B1, dan C, Eceng gondok juga mengandung zat besi, kalsium, dan fosfor.

Maka dari itu, banyak orang yang mengolah eceng gondok menjadi makanan untuk manusia dan makanan untuk ternak.

Kedua, untuk dibuat kerajinan. Di beberapa daerah, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, tanaman eceng gondok diolah menjadi kerajinan tangan, seperti tas eceng gondok, sandal, topi, dan taplak dan lain-lain.

Ketiga, eceng gondom bisa dibuat untuk bahan pengganti pembuatan kertas loh dengan mengambil seratnya, eceng gondok bisa diolah menjadi kertas.

Kempat, tanaman ini bisa mengobati sakit gigi yang diakibatkan karena peradangan pada gusi, dapat disembuhkan dengan mengonsumsi daun enceng gondok.
Caranya, tanaman ini direbus lalu air rebusannya dikumur.

Kelima, meredakan gatal pada kulit akibat serangga dan dapat mengobati alergi yang menimbulkan rasa gatal, bentol, dan ruam merah.

Keenam , sebagai media pertumbuhan jamur. Salah satu jenis jamur yang menggunakan media tanaman eceng gondok ini adalah jamur merang.

Ketujuh, enceng gondok dapat diolah menjadi bioenergi dalam bentuk biogas. Setiap, hektar enceng gondok dapat menghasilkan 70.000 m3 biogas.

Berdasarkan hasil penelitian, bioenergi hasil pengolahan eceng gondok memiliki unsur kimiawi yang sama dengan bahan bakar pada umumnya, bahkan hasilnya hampir menandingi metana murni.

Dampak Negatif
Tanaman ini memang banyak memberi manfaat positip, meski begitu tanaman yang satu ini juga punya sisinegatifnya.

Misalnya saja,
Pertama, meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan pertumbuhannya yang cepat.

Kedua, menurunnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).

Ketiga, tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.

Keempat , mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai, seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.

Kelima, menurunkan nilai estetika atau keindahan lingkungan perairan.

Lantas, bagaimana penanggulangannya? Karena eceng gondok dianggap sebagai gulma yang mengganggu maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya antara lain:
menggunakan herbisida, yaitu penggunaan senyawa atau material yang disebarkan untuk menekan atau memberantas gulma.

Kecuali itu, dengan cara mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan.

Cara lain, menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan.

Ikan grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga keseimbangan gulma di permukaan air hilang, daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi dekomposisi dan kemudian dimakan ikan.

Cara ini pernah dilakukan di danau Kerinci dan berhasil mengatasi eceng gondok di danau tersebut.

Berikutnya, dengan memanfaatkan eceng gondok melalu pengolahan tertentu menjadi produk yang bernilai ekonomi.

Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat.

Hasil Penelitian
Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok oleh peneliti Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur.

Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain.

Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen.

Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida. Apabila danau mempunyai pencemaran berat bisa dilakukan penanaman eceng gondok, tapi ini perlu kajian dan penelitian lebih lanjut. Sebab pertumbuhan enceng gondok sangat cepat.

(Disari dari berbagai sumber)

Apakah eceng gondok merupakan tumbuhan yang hidup di daerah lembab?

Apakah eceng gondok merupakan tumbuhan yang hidup di daerah lembab?
Lihat Foto

pixabay.com

Tumbuhan eceng gondok yang dapat tumbuh subur dalam air kotor

KOMPAS.com – Eceng gondok adalah tanaman angiospermae yang hidup di air. Eceng gondok memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi karena dapat beradaptasi. Bagaimana bentuk adaptasi eceng gondok? Berikut adalah penjelasannya!

Batang berongga

Tujuan adaptasi eceng gondok adalah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehingga, eceng gondok dapat tumbuh subur dan meneruskan eksistensi spesiesnya.

Eceng gondok beradaptasi dengan cara mengembangkan batang berongga khas tumbuhan hidrofit (tumbuhan yang hidup di air).

Dilansir dari International Union for Conservation of Nature, batang eceng gondok berwarna hijau tua, besar, memanjang hingga dua meter dan berongga (petioles).

Baca juga: Contoh Tumbuhan Hidrofit dan Cara Adaptasinya

Rongga dalam batang eceng gondok terbentuk dari jaringan aerenkim. Jaringan aerenkim tersebut terisi oleh udara yang membuatnya dapat mengapung di permukaan air.

Selain itu, jaringan aerenkim berfungsi sebagai transpor gas (terutama oksigen) dalam tubuh eceng gondok.

Menyerap polutan

Tanaman eceng gondok dikenal sebagai tanaman yang tangguh karena dapat tumbuh subur dalam air kotor dan tercemar logam berat sekalipun.

Menurut An The Huynh, dkk dalam jurnal A Small-Scale Study on Removal of Heavy Metals from Contaminated Water Using Water Hyacinth (2021), eceng gondok adalah bioakumulator yang dapat menyerap dan menyimpan logam atau polutan lainnya dalam jaringannya.

Baca juga: Alasan Pentingnya Penemuan Tumbuhan Eceng Gondok

Eceng gondok kemudian menyimpan logam serta polutan yang diserap kemudian disimpan dalam vakuola yang besar. Dalam vakuola, logam akan diproses secara biokimia untuk menurunkan tingakt racunnya.

Daun lebar dan berlapis lilin

Dilansir dari University of Minnesota Extension, eceng gondok memiliki daun hijau mengilap dengan struktur lebar, bulat, menggelambung, dan berlapis lilin.

Adaptasi daun eceng gondok yang berlapis lilin melindunginya dari kelebihan air yang masuk, bakteri, serta jamur penyebab penyakit.

Daun yang lebar juga meningkatkan penguapan air pada tumbuhan eceng gondok yang hidup di lingkungan basah.

Baca juga: Pemanfaatan Tumbuhan Eceng Gondok

Akar serabut

Selain dapat menyerap logam dan polutan, akar eceng gondok yang berbentuk serabut dapat menyeimbangkan tubuhnya. Akar eceng gondok menjaga tetap seimbang walaupun air tempatnya tinggal bergerak. Sehingga, batang eceg gondok tetap tegak dan tidak banyak terendam air.

Selain itu, akar serabut eceng gondok juga menyediakan tempat yang luas untuk menempelnya bakteri pengomposan anaerobik. Bakteri tersebut membantu menghilangkan polutan anorganik dalam air dan memberikan nutrisi pada tumbuhan eceng gondok.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.