Artikel tentang aborsi di kalangan remaja

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.

Artikel tentang aborsi di kalangan remaja

Artikel tentang aborsi di kalangan remaja
Lihat Foto

Kompas.com/Suwandi

Janin hasil aborsi sepasang kekasih yang masih remaja saat akan dikebumikan oleh warga Kelurahan Kasang Jaya, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi


JAMBI, KOMPAS.com – Warga Kelurahan Kasang Jaya, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi dihebohkan dengan penemuan janin hasil aborsi.

Berdasarkan penyelidikan Polsek Jambi Timur, janin tersebut dikubur oleh pasangan kekasih yang masih remaja, yakni TM (17) dan AY (18), warga Kelurahan Kasang Jaya.

Menurut polisi, janin tersebut baru berusia sekitar 5 bulan kandungan.

Baca juga: PDI-P Usung Istri Zulkifli Nurdin di Pilkada Jambi

Janin tersebut dikubur pada Rabu malam (26/8/2020), sekitar pukul 22.00 WIB.

Para pelaku menyimpan janin tersebut di dalam ransel dan kemudian dikubur di depan ruko kosong.

"Usai penyelidikan, berkas sudah dilimpahkan ke bagian PPA Polresta. Sekarang sedang ditangani. TM malam ini akan dijemput dari RS Bhayangkara, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jambi Timur Iptu Hasmi saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).

Baca juga: Seekor Anak Beruang yang 2 Kakinya Lumpuh Ditemukan di Area Perusahaan

Ia mengatakan, kasus ini terungkap saat ada laporan dari pihak Rumah Sakit Bhayangkara.

Saat itu, remaja yang baru melahirkan janin tengah dirawat karena pendarahan akibat aborsi.

Selanjutnya, AY diminta polisi untuk menunjukkan lokasi penguburan janin hasil aborsi.

“Janin itu langsung dibawa ke rumah warga sekitar untuk dimandikan dan langsung kita lakukan pemakaman di TPU Sunda Sari Putra,” kata Hasmi.

Adapun pelaku aborsi adalah seorang remaja perempuan yang tidak bersekolah lagi.

Dia dibantu paman dan bibinya saat melakukan aborsi.

"Mereka pacaran, pelaku (AY) masih bersekolah, TM yang di rawat RS Bhayangkara tidak bersekolah lagi," kata Hasmi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Artikel tentang aborsi di kalangan remaja

Bandung - Pada tahun 2008, Mitra Citra Remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (MCR PKBI) Jabar, mendapati 4 kasus aborsi di kalangan pelajar di Bandung. Sementara dari survei yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), setiap tahunnya sebanyak 160 ribu hingga 200 ribu remaja di Jabar melakukan aborsi.Dikatakan Program Officer MCR PKBI Jabar Abdurrahman, kasus kehamilam tidak diinginkan (KTD) terjadi di kalangan pelajar di Bandung. Pada tahun 2008 pihaknya mendapati 4 pelajar yang melakukan aborsi.Hal itu, menurutnya disebabkan karena kepanikan pelajar tersebut ketika kehamilan berjalan terus sehingga mendapat vonis dipecat dari sekolah yang bersangkutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Sekolah banyaknya langsung memvonis dikeluarkan," kata Abdurrahman atau akrab disapa Igun ketika ditemui di kantornya di Jalan Soekarno Hatta, Bandung, belum lama ini.Rasa khawatir itu, imbuh Igun, memotivasi yang bersangkutan untuk mencari informasi ke mana pun untuk menggugurkan kandungan. Tanpa memikirkan apakah aborsi aman atau tidak."Akhirnya dia minum obat atau jamu apa pun sembarangan, apa pun informasi yang dia dapat dari temen-temen, dia telan bulat-bulan tanpa pikirkan lagi aman atau tidaknya," ujar Igun.Menurut Igun, kasus KDT di kalangan pelajar dinilai dilematis. Di satu sisi jika diberikan cuti sekolah kepada pelajar yang hamil ditakutkan menjadi kelonggaran bagi pelajar lainnya ketika mendapati kasus serupa. Di sisi lain menjadi masalah tersendiri kepada pelajar tersebut. "Kiranya perlu ada aturan ketat untuk permasalahan seperti ini," pungkas Igun.Sebelumnya pernah diberitakan dari survei yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), sekitar 160 ribu hingga 200 ribu remaja di Jabar lakukan aborsi.Tak hanya itu berdasarkan survey dari lembaga yang sama, di 5 kota, yaitu Cirebon, Tasikmalaya, Palembang, Singkawang, dan Kupang. Dari 1.388 responden remaja, diketahui 16,35 persen diantaranya telah melakukan hubungan seksual.Dari jumlah tersebut, 40,1 persen menggunakan kontrasepsi dan 23,79 persen menyatakan siap melakukan aborsi jika terjadi kehamilan.

Ayo ngobrol seputar Kota Bandung di Forum Bandung (ahy/ern)

Metrik

  • visibility 596 kali dilihat
  • get_app 388 downloads

Dari data-data yang dihimpun menunjukkan bahwa kehamilan tidak dikehendaki dan perilaku aborsi dikalangan remaja bukan saja merupakan masalah medis melainkan juga telah menjadi masalah sosial yang besar dan nyata. Masalah yang menyangkut kehidupan seksualitas remaja dan menjelaskannya terhadap kehidupan sosial masyarakat belum mendapat perhatian memadai dalam Perumusan kebijakan pemerintah undang-undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan belum mengatur tentang reproduksi secara menyeluruh dan perlu sosialisasikan. Masyarakat pun ragu-ragu dalam menangani masalah ini karena masih kuatnya anggapan bahwa masalah seksualitas tabu dan sensitif untuk dibicarakan di tingkat individu maupun menjadi issue nasional. Oleh karena itu masalah seks aborsi di kalangan remaja perlu penanganan serius dari semua pihak mulai pemerintah (Pendidikan, Kesehatan dll) dan masyarakat. Dari pemerintah diharapkan dikeluar­kannya peraturan program yang betul-betul dilaksanakan dan disosialisasikan pada masyarakat dan khususnya para remaja, secara formal dan non-formal. Dan para pemuka agama dan keluarga demi masa depan bangsa.