Bagaimana cara cara wahyu turun kepada Nabi Muhammad?

-قررت عائشة أن تسكن في معهد منبع المعارف الإسلامي tentukan fiil isim dan huruf dari kalimat di atas​

pelajaran apa yang dapat kita pelajari dari kisah orang munafik?tolong jawab ngiih :)​

pelajaran yg dapat dipelajari dari kisah asbabunnuzul....?​

yang dilingkari yaa !!

pada tahun berapa Nabi Muhammad saw lahir?​

Alquran membenarkan kitab-kitab terdahulu hal ini arti dari fungsi Alquran sebagai*tolong dong*​

apabila isi Injil sesuai dengan isi al-quran maka kita harus​

mengapa manusia yang sempurna bisa turun derajatnya menjadi makhluk paking rendah​

tolong saya besok di kumpulkan​

yg tau kasih tau lah jawabannya pakai bahasa Arab ​

Bagaimana cara cara wahyu turun kepada Nabi Muhammad?

Wahyu ertinya memberitahu kepada seseorang akan sesuatu yang penting. Manakala wahyu kepada junjungan besar nabi Muhammad s.a.w. adalah penerimaan perintah-perintah dan juga nasihat serta panduan dari Allah S.W.T.

Wahyu juga diturunkan kepada rasul-rasul sebelum Baginda s.a.w. Berdasarkan apa yang disebutkan oleh Baginda s.a.w. terdapat empat cara bagaimana ia sampai kepada Nabi s.a.w. iaitu:

Pertama, wahyu itu dimasukkan oleh malaikat ke dalam hatinya. Dalam hal ini, Nabi s.a.w. tidak melihat sesuatu melainkan hanya beliau merasa bahawa wahyu itu tiba-tiba telah berada dalam hatinya.

Beliau sendiri pernah menyatakan hal “Ruhul Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku”. Firman Allah dalam surah as-Syura: 51,

“dan tidak ada Allah berkata-kata dengan seseorang melainkan dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinnya.”

Kedua, malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada Baginda s.a.w. berupa seorang lelaki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafaz benar akan kata-kata tersebut.

Ketiga, malaikat menampakkan dirinya kepada Baginda s.a.w. tetapi tidak berupa seorang lelaki, malah benar-benar seperti rupanya yang asli. Ini disebutkan dalam al-Quran surah an-Najm ayat 13 dan 14,

“Dan sesungguhnya, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (iaitu) di Sidratil Muntaha.”

Keempat, wahyu datang kepadanya seperti nyaringnya bunyi loceng. Keadaan inilah yang sangat sukar dialami oleh Nabi. Ada kalanya peluh keluar dari dahinya walaupun pada musim sejuk.

Kadang kala pula, unta yang sedang beliau tunggang terpaksa berhenti kerana merasa sangat berat waktu wahyu datang. Dalam hal ini Zaid bin Tsabit ada meriwayatkan dengan katanya,

“Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Baginda s.a.w. Ketika turunnya wahyu seakan-akan diserang demam yang keras dan keringatnya memancar seperti permata. Kemudian apabila selesai turun wahyu, beliau pulih seperti keadaan biasa.”

20           “ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para Malaikat: Sesungguhnya aku bersama kamu, maka teguhkan pendirian orang-orang yang telah beriman. Kelak akan aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mer eka.” Q.S. Al-Anfal 8:12 Wahyu dalam ayat di atas berarti perintah Allah SWT kepada para malaikat untuk meneguhkan hati orang-orang yang beriman dalam Perang Badar dan memasukkan rasa takut ke dalam hati musuh- musuh mereka kaum musyrikin Mekkah.

E. CARA TURUNNYA WAHYU KEPADA PARA NABI

Karena wahyu secara terminologis adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya maka perlu juga dikemukakan dalam kesempatan ini bagaimana cara Allah menurunkan wahyu kepada para nabi. Di dalam Surat As-Syura ayat 51 dijelaskan bagaimana Allah menurunkan wahyunya kepada seseorang. Allah SWT berfirman:                          21 “Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan malaikat lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” Q. S. Asy-Syura 42:51 Yang dimaksud dengan perantaraan wahyu dalam ayat di atas adalah melalui mimpi atau ilham. 12 Sedangkan yang dimaksud dengan di belakang tabir ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s. Rasul yang dimaksud dalam ayat di atas adalah Malaikat seperti Malaikat Jibril AS. Dari ayat di atas dapat disimpulkan ada tiga cara turunnya wahyu kepada para Nabi. 1 Melalui mimpi yang benar ru’ya shâdiqah fi al-manâm; 2 Dari balik tabir min warâ’ hijâb; 3 Melalui perantaraan Malaikat seperti Malaikat Jibril.

1. Melalui Mimpi Yang Benar

Wahyu dengan cara ini disampaikan langsung kepada para nabi tanpa perantara Malaikat. Contohnya adalah mimpi Nabi Ibrahim AS agar menyembelih puteranya Isma’il. Allah SWT berfirman:                                                12 - Rahmân ibn Abi Bakar as - Dîn ‘Abd ar - Mahalli dan Jalâl ad - Dîn Muhammad ibn Ahmad Al - Jalâl ad Suyûthi, Tafsir al-Jalâlain Maktabah Syâmilah jld 9, hlm. 334 22                                       “Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama -sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya . Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar -benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang kemudian, yaituKesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishaq seorang Nabi yang termasuk orang- orang yang saleh.” Q.S. Ash-Shaffat 37: 101-112

2. Dari Balik Tabir

23 Wahyu dengan cara ini juga disampaikan secara langsung kepada para nabi tanpa perantara Malaikat. Nabi yang menerima wahyu dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat- Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa AS. Allah SWT berfirman:                                              “Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa: Ya Tuhanku, nampakkanlah diri Engkau kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya sebagai sediakala niscaya kamu dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama -tama beriman. Q.S. Al- ‘Araf 7: 143          24        “Dan kami telah mengutus Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” Q.S. An-Nisa’ 4: 164 Di samping dengan Nabi Musa AS, Allah SWT pun telah berbicara langsung kepada Nabi Muhammad SAW pada malam Isra’ Mi’raj. Nabi dapat mendengar firman Allah langsung tanpa perantara Jibril tetapi tidak dapat melihat-Nya. Di dalam Al- Qur’an tidak ada satu pun ayat yang diterima dengan cara ini. 13

3. Melalui Perantaraan Malaikat

Cara yang ketiga wahyu Allah diturunkan kepada para nabi-Nya adalah melalui perantaraan malaikat penyampai wahyu seperti Malaikat Jibril AS. Keseluruhan ayat-ayat dari Kitab Suci Al- Qur’an diturunkan dengan cara ini. Ada dua cara Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW: a. Datang kepada Nabi suara seperti dencingan lonceng dan suara yang amat kuat yang mempengaruhi faktor-faktor kesadaran, sehingga Nabi dengan segala kekuatannya siap menerima pengaruh itu. Cara ini yang paling berat buat Nabi. Apabila wahyu turun kepada Rasulullah SAW dengan cara ini maka beliau akan mengumpulkan segala kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghafal dan memahaminya. Dan suara itu mungkin sekali suara kepakan sayap-sayap para malaikat, seperti diisyaratkan dalam hadits: نَع هبَأ َةَر يَر ه غ ل بَ ي هههب هي لا ىلَص مهللا هه يَلَع َملَسَو َلاَق اَذهإ ىَضَق ّا َر مَ أا هي هءاَمسلا هتَبَرَض ةَكهئ َاَم لا اَههتَحه جَهِ ًناَع ض خ هههل وَقهل هةَلهس لهّسلاَك ىَلَع ناَو فَص ُ اور يراخبلا َ 13 ...hlm. 38. hits â Mab Qathân, - na’ al Man 25 “Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: “Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit, maka para malaikat memukul-mukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya bagaikan gemerincingnya mata rantai di atas batu- batu yang licin.” H. R. Bukhari 14 b. Malaikat menjelma menjadi seorang laki-laki lalu datang menyampaikan wahyu kepada Nabi. Cara ini lebih ringan dari cara yang pertama, karena adanya kesesuaian antara pembicara dan pendengar, seperti seseorang yang berbicara dengan saudaranya sendiri. Menurut Ibn Khaldun, seperti dikutip Manna Qathan, dalam keadaan yang pertama Rasulullah, melepaskan kodratnya sebagai manusia yang bersifat jasmani untuk berhubungan dengan malaikat yang rohani sifatnya. Sedangkan dalam keadaan lain sebaliknya, malaikat berobah diri dari yang rohani semata menjadi manusia jasmani. 15 Tentang dua cara Malaikat Jibril datang membawa wahyu kepada Nabi ini disebutkan dalam hadits riwayat Aisyah RA. نَع َةَشهئاَع هّم أ َنههم ؤ م لا يهضَر ّا اَه َع نَأ َثهراَ ْا َن ب ماَشهه يهضَر ّا ه َع َلَأَس َلو سَر هّا ىلَص ّا هه يَلَع َملَسَو َلاَقَ ف َي َلو سَر هّا َف يَك َكيهت ََ ي حَو لا َلاَقَ ف لو سَر هّا ىلَص ّا َع هه يَل َملَسَو ًناَي حَأ هنيهت ََ َل ثهم هةَلَص لَص هسَرَ ْا َو هَو دَشَأ يَلَع مَص ف يَ ف هّنَع دَقَو ت يَعَو ه َع اَم َلاَق ًناَي حَأَو لثَمَتَ ي َهل كَلَم لا ًا جَر هن مهّلَك يَ ف يهعَأَف اَم لو قَ ي تَلاَق ةَشهئاَع يهضَر ّا اَه َع دَقَلَو ه ت يَأَر لهز َ ي هه يَلَع ي حَو لا هي هم وَ ي لا هديهدشلا هد رَ ب لا مهص فَ يَ ف ه َع نهإَو هَيهبَج دصَفَ تَ يَل اًقَرَع ُ اور يراخبلا َ “Diriwayatkan ari ‘Aisyah Ummul Mukminin RA, bahwasanya al-Harits ibn Hisyam RA bertanya kepada Rasulullah SAW. Dia berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana datang wahyu kepada engkau?”. Rasulullah SAW menjawab: “Kadang-kadang datang kepadaku bagaimana gemerincing lonceng dan itulah yang paling berat bagiku. Lalu ia pergi dan aku telah menyadari apa yang dikatakannya. Dan kadang pula Malaikat menjelma di hadapanku sebagai seorang laki-laki lalu dia berbicara kepadaku dan aku pun memahami apa yag dia katakan. Aisyah RA mengatakan: “Aku pernah melihat beliau tatkala wahyu sedang 14 , hadits no 4332. Bukhâri - Shahîh al Maktabah Syâmilah, 15 , terjemahan Mudzakkir Jakarta: Litera Antar Nusa, cet ilmu Qur’an - Studi Ilmu Manna’ Khalil Qathan, ke-8 tahun 2004, hlm. 49. 26 turun kepadanya, pada suatu hari yang amat dingin. Lalu Malaikat itu pergi, sedang keringat pun mengucur dari dahi Rasulullah SAW.” H.R. Bukhari 16 B AB IV M AKKIYAH DAN M ADANIYAH

A. PENGERTIAN MAKKIYAH DAN MADANIYAH