Lari estafet merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang cukup unik bila dibanding dengan lainnya seperti lompat jauh atau lompat tinggi. Tujuan mendasar dari olahraga ini adalah menyerahkan tongkat ke pelari berikutnya dalam zona tertentu. Perlombaan lari ini berhasil menciptakan banyak atlet berprestasi. Show
Ukuran lintasanya ada dua standar yang kerap digunakan. Yakni 4×100 dan 4×400 meter. Namun ada juga trek lainnya yakni ukuran 4×200 meter, 4×800 meter, hingga 4×1600 meter akan tetapi jarang dikompetisikan. Nah, bagi yang ingin mempelajari tentang lari estafet, berikut ulasan lengkapnya soal pengertian, teknik, sejarah, hingga aturan dasar lari estafet. Pengertian Lari EstafetLari estafet merupakan salah satu lomba lari yang ada di cabang perlombaan altletik. Olahraga ini dilakukan dengan cara lari secara bergantian atau beranting dengan membawa tongkat estafet. Di dalam satu tim lari, terdapat empat orang pelari. Empat orang pelari tersebut disebut dengan pelari pertama, kedua, ketika, serta keempat. Olahraga satu ini memiliki kekhususan tersendiri yang tidak dimiliki cabang lari lain. Yaitu memindahkan tongkat sembari berlari cepat dari pelari sebelumnya menuju pelari berikutnya. Yang perlu diingat, pelari kedua hanya bisa berlari setelah pelari pertama memberikan tongkat estafet kepadanya. Begitupun pelari ketiga dan keempat, baru bisa berlari setelah menerima tongkat estafet dari pelari sebelumnya. Teknik Pemberian dan Penerimaan Estafet1. Teknik Pemberian dan Penerimaan TongkatTeknik memberi tongkat estafet dilakukan dari bawah. Jika pemberi tongkat menggunakan tangan kanan, penerimanya harus mengambilnya dengan tangan kiri. Pada saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bagian bawah. Sementara tangan penerima harus sudah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap bawah. Ibu hari harus terbuka lebar dan jari-jari lainnya dirapatkan. Tangan penerima diposisikan di bawah pinggang. Jika pemberi menggunakan tangan kiri, penerima pun harus menggunakan tangan kanan. Ketika memberi tongkat, ayunkan tongkat dari depan melalui bagian atas. 2. Teknik Pemberian TongkatSecara ringkas, teknik memberikan tongkat estafet dibagi menjadi dua yakni teknik Upsweep dan Downsweep. yakni teknik dorongan ke atas. Teknik ini dilakukan dengan cara mendorong tongkat keatas dan sejauh mungkin. Pemberi tongkat menyerahkan tongkatnya ke penerima dari bawah tangan penerima. Pelari tidak perlu memindahkan tongkat dari satu tangan ke tangan lainnya sebelum diserahkan. Namun karena menggunakan teknik ini, pelari pembawa tongkat harus lebih dekat dengan penerima tongkat. Yakni gerakan mendorong ke depan bawah pada telapak tangan penerima yang menggapai ke belakang agar bisa memegang 1/3 bagian tongkat. Pemberi menyerahkan tongkat melalui atas tangan penerima. Pelari pun bisa memberikan tongkat dengan jarak jauh dibandingkan dengan teknik sebelumnya. Namun dalam prakteknya, pelari harus memindahkan tongkat dari satu tangan ke tangan lainnya sebelum diserahkan. 3. Teknik Menerima Tongkat EstafetMenerima tongkat estafet bisa dilakukan dengan dua cara. Yakni cara visual dan non-visual. Berikut penjelasannya.
Strategi Lari Estafet Lari estafet mesti menggunakan strategi khusus agar bisa memenangkan pertandingan. Adapun beberapa strategi yang bisa digunakan antara lain:
Untuk area pergantian tongkat dan cara menempatkan antar pelari-penerima, bisa kita lihat dari gambaran lapangan estafet berikut ini:
Teknik Lari EstafetSetiap pelari pun memiliki tekniknya tersendiri agar bisa finish paling awal dan memenangkan pertandingan. Berikut teknik untuk tiap pelarinya : 1. Pelari pertamaTempatkan starter terbaik untuk pelari pertama. Pelari pertama untuk posisi ini haruslah yang memiliki kemampuan dalam metode lepas landas dan tidak pernah di-diskualifikasi karena melakukan kesalahan pada awalan. Posisi pelari pertama juga memerlukan kecepatan berlari di tikungan. 2. Pelari keduaPosisi pelari kedua harus ditempati oleh atlet yang memiliki kemampuan menyempurnakan ketrampilan penerimaan tongkat. Sebab di leg kedua terdapat penerimaan dan pemindahan tongkat. Leg kedua memiliki trek lurus sehingga menjadi tempat yang tepat untuk pelari cepat. Bagi pelari yang tidak begitu menonjol berlari di tikungan, menempatkan posisinya di leg kedua adalah trik yang tepat. Leg kedua ini juga menjadi tempat yang tepat untuk pelari tercepat dalam tim. 3. Pelari ketigaPelari yang memiliki tinggi badan lebih pendek bisa ditempatkan di posisi ini. Lintasan leg ketiga adalah menikung sehingga pelari dengan tubuh lebih pendek bisa melaju lebih cepat dari pelari lainnya. Posisi ini juga menguntungkan untuk pelari yang berkemampuan bagus dalam perpindahan tongkat dan kemampuan bersaing di bawah tekanan yang optimal. Bisa menjadi strategi brilian jika pelari tercepat sekaligus yang mahir di tikungan ditempatkan di trek ini. Pelari spesialis 200 meter pun bisa ditempatkan di leg ketiga ini. 4. Pelari keempatTidak hanya skill kecepatan yang diperlukan untuk mendapatkan finish terlebih dulu di leg terakhir. Namun psikologi pelari juga berpengaruh besar. Pelari di trek terakhir haruslah tidak mudah berkecil hati jika posisinya berada di belakang tim lainnya. Maka penting menempatkan pelari yang mampu tetap bersemangat meskipun berada di bawah tekanan. Jika terdapat dua pelari cepat pada tim, maka letakkan kedua pelari cepat tersebut di urutan kedua dan keempat. Penempatan ini akan memaksimalkan jarak tempuh. Pada persaingan tinggi, pilihlah pelari keempat yang menguasai teknik finishing secara baik. Salah satunya yang menguasai teknik lifting. Yakni bentuk lari ringan yang minim kontak dengan permukaan tanah. Kemampuan lifting juga harus bisa mengangkat lutut secara cepat, menerjag jatuh ke depan dengan hati-hati. Alhasil bagian depan tubuh pun bisa melintasi garis finish lebih cepat. 5. Lari di jalur yang tepatTak hanya menempatkan posisi pelari sesuai kemampuannya. Pelari di lintasan yang tepat pun akan mengalami perpindahan tongkat secara mulus tanpa adanya kesalahan. Latihan polabisa ditempuh untuk pembiasaan ritme lari. Berikut latihan polanya:
6. Waktu peralihan tongkatWaktu peralihan tongkat haruslah ada di dalam zona tukar sepanjang 20 meter diantara dua tanda kuning. Pelari penerima bisa berlari sampai 10 meter di depan zona tukat. Untuk menemukan posisi tukar dan memaksimalkan kecepatan serta kelancaran transfer tongkat bisa kita lakukan dengan cara sebagai berikut :
7. Tetap berlariMelambar sebelum pelari melepaskan tongkat merupakan kesalahan besar dalam lari estafet. Maka untuk mencegah hal ini, haruslah membentuk kebiasaan dengan berlari melewati zona. Teruslah berlari sampai hampir setengah jalan. Jika kedua pelari bertemu, posisikan diri dengan baik. Pelari harus bisa berlari jauh di belakang tanpa takut mengalami tabrakan. 8. Kesalahan pada lari estafetBeberapa contoh kesalahan yang dilakukan dalam lari estafet antara lain:
Sejarah Lari EstafetSejarah olahraga satu ini begitu erat kaitannya dengan bangsa Inca, Aztek, dan Maya. Bangsa dengan peradaban besar di eranya ini memiliki kebiasaan meneruskan berita dari kerjaaan. Tradisi estafet obor juga ditemukan pada era Yunani Kuno. Estafet obor ini diselenggarakan dalam rangka pemujaan leluhur. Tradisi api olimpiade saat ini pun berasal dari tradisi bangsa Yunani dan lari estafet terinspirasi dari ritual olahraga lari sambung yang dilakukan dalam kegiatan estafet obor. Lari estafet sendiri pertama diselenggarakan pada tahun 1992 bagi pria di Stockholm. Lari yang diolimpiadekan terdiri atas kategori 4×100 dan 4×400 meter. Aturan Dasar Lari EstafetLari estafet juga memiliki aturan-aturan dasar yang harus diperhatikan. Aturan-aturan tersebut antara lain:
Demikian sejumlah ulasan mengenai lari estafet yang bisa kita pelajari bersama. Semoga bermanfaat. |