Bagaimana cara IMF memberikan bantuan terhadap Sri Lanka

Sri Lanka menyatakan akan bekerja dengan Dana Moneter Internasional atau IMF untuk membantu menyelesaikan krisis ekonomi di negara tersebut. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menargetkan defisit perdagangan dapat dipangkas sekitar 14% pada tahun ini. 

Cadangan devisa negara tetangga India ini turun 70% dalam dua tahun terakhir menjadi tersisa US$ 2,31 miliar atau setara Rp 33 triliun. Negara ini harus berjuang untuk membiayai impor barang penting, termasuk makanan dan bahan bakar. 

“Saya telah memutuskan untuk bekerja IMF setelah memeriksa kelebihan dan kekurangannya,” kata Rajapaksa dalam pidatonya pada Kamis (17/3), seperti dikutip dari CNBC.

Ia mengatakan, pemerintah harus mengambil tindakan untuk meningkatkan cadangan devisa. Untuk itu, pihaknya telah berdiskusi dengan lembaga keuangan internasional serta dengan negara-negara sahabat mereka terkait mengenai pembayaran cicilan pinjaman negara kepulauan berpenduduk 22 juta tersebut.

Baca Juga

Sri Lanka telah menerima dukungan keuangan dari Cina dan India dalam bentuk jalur kredit dan pertukaran mata uang. Rajapaksa mengatakan, Sri Lanka akan mencoba mengurangi defisit perdagangan menjadi US$7 miliar tahun ini dari US$ 8,1 miliar tahun lalu. 

Dia mengatakan, pemerintah mengharapkan terdapat transaksi pengiriman uang mencapai US$ 5 miliar untuk menopang keuangan negaranya, hampir sama seperti tahun lalu.

Jika program IMF berjalan, ini akan menjadi paket penyelamatan keuangan ke-17 Sri Lanka dari pemberi pinjaman global yang umumnya datang dengan banyak persyaratan.

Baca Juga

Analis mengatakan, negara itu harus menyetujui paket reformasi yang kuat yang dapat mencakup penetapan harga energi yang transparan, reformasi perusahaan negara, dan pajak baru untuk meningkatkan pendapatan pemerintah.

"Pergi ke IMF adalah keputusan yang positif," kata Dimantha Mathew, kepala penelitian di First Capital.

Namun yang tak kalah penting, menurut dia, menghentikan sementara pembayaran utang dan melakukan restrukturisasi. Sri Lanka memiliki masalah pada tingkat bunga utang yang tinggi. 

Adapun Presiden mengidentifikasi kenaikan biaya bahan bakar sebagai masalah paling serius yang dihadapi negaranya

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengaku akan mendukung upaya Sri Lanka untuk mengatasi krisis ekonomi menyusul gagalnya negara itu membayar utang luar negeri.

Kepala Misi IMF untuk Sri Lanka, Masahiro Nozaki mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan dengan pihak berwenang dan semua pemangku kepentingan.

“Ke depan, tim IMF akan mendukung upaya Sri Lanka untuk mengatasi krisis ekonomi saat ini dengan melibatkan semua pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung penyelesaian krisis yang tepat waktu," kata Nozaki dalam pernyataan resminya, Minggu (24/4/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Pastikan Nasib RI Tak Seperti Sri Lanka, Sebut Penarikan Utang Susut 55,6 Persen

Nozaki menuturkan, pihaknya memberikan dukungan usai terjadi diskusi teknis dengan delegasi Sri Lanka selama Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia 2022 di Washington, D.C, AS, pada 18-22 April 2022.

Pertemuan itu menghadirkan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dan anggota senior manajemen IMF lainnya.

Adapun delegasi Sri Lanka dipimpin oleh Menteri Keuangan Ali Sabry dan Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Nandalal Weerasinghe. Mereka membahas tindakan kebijakan untuk mengatasi tantangan ekonomi.

“Selama 18-22 April, delegasi Sri Lanka dan tim IMF melakukan diskusi teknis yang bermanfaat tentang permintaan pihak berwenang untuk program yang didukung IMF," ucap Nozaki.

Nozaki bilang, diskusi tersebut mencakup perkembangan ekonomi dan keuangan baru-baru ini di Sri Lanka. Negara itu perlu menerapkan strategi yang kredibel dan koheren untuk memulihkan stabilitas makroekonomi.

Begitupun perlu menguatkan jaring pengaman sosial (social safety net) untuk mengurangi dampak buruk dari krisis ekonomi saat ini terhadap masyarakat miskin dan rentan.

"Tim IMF menyambut baik rencana pihak berwenang untuk melakukan dialog kolaboratif dengan kreditur mereka," tandas Nozoki.

Sebagai informasi, Sri Lanka meminta bantuan keuangan darurat atau keuangan cepat (Rapid Financing Instruments/RFI) dari lembaga internasional, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Baca juga: Sri Lanka Gagal Bayar Utang, Indonesia Masih Aman Bu Sri Mulyani?

Permintaan itu menyusul Sri Lanka yang gagal bayar utang luar negeri. Pemerintah Sri Lanka sudah mengumumkan bakal gagal bayar utang luar negeri 51 miliar dollar AS atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 732 triliun (kurs Rp 14.371).

Gagal bayar mereka umumkan sebagai langkah terakhir setelah Sri Lanka kehabisan devisa untuk mengimpor barang pokok yang dibutuhkan masyarakat.

Program keuangan cepat tersebut diharapkan bisa membantu menambah cadangan devisa pemerintah dan menjembatani penarikan utang untuk membayar komoditas impor yang penting, yakni bahan bakar, makanan, dan obat-obatan.

Baca juga: Sri Lanka, Negara Bangkrut akibat Jeratan Utang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Bagaimana cara IMF memberikan bantuan terhadap Sri Lanka
Seorang pria beristirahat sambil mengantre untuk membeli solar di dekat SPBU Ceylon Petroleum Corporation, di tengah krisis ekonomi negara itu di Kolombo, Sri Lanka, 7 April 2022. Keputusan Sri Lanka untuk sepenuhnya melarang semua pupuk non-organik, berarti bahwa para petani terpaksa membayar hampir dua kali lipat untuk pupuk organik, dan membebankan biaya kepada konsumen. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) pada Sabtu, 23 April 2022, mengkonfirmasi telah melakukan diskusi teknis dengan Sri Lanka atas permohonan negara itu mengajukan pinjaman. Sedangkan Bank Dunia mengaku telah mempersiapkan sebuah paket bantuan darurat untuk mengatasi krisis di Sri Lanka.     

Sri Lanka adalah sebuah negara dengan 22 juta penduduk, yang saat ini sedang terseok-seok membayar impor di tengah hantaman krisis utang dan anjloknya cadangan dedvisa asing sehingga inflasi melambung. Krisis ekonomi di Sri Lanka telah membuat pemadaman listrik berkepanjangan dan kekuarangan bahan bakar.

Krisis ekonomi juga telah menyebabkan Sri Lanka kekurangan makanan serta obat-obatan. Kondisi ini telah memancing gelombang unjuk rasa di hampir setiap wilayah di Sri Lanka.

Bagaimana cara IMF memberikan bantuan terhadap Sri Lanka
Seorang pria membawa karung bawang merah di pasar, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 7 April 2022. Sri Lanka berada dalam cengkeraman kehancuran ekonomi skala penuh. Kemarahan massa terhadap kebijakan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dalam mengatasi krisis ekonomi di negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry pada pekan ini bertolak ke Washington untuk berunding dengan IMF, Bank Dunia, India dan lembaga pendanaan lainnya untuk meminta pertolongan mendanai negaranya. Sri Lanka saat ini sudah berhenti sementara membayaran utang luar negerinya, yang sebesar USD 51 miliar (Rp 737 triliun)    

Paket darurat yang ditawarkan Bank Dunia itu adalah uang senilai USD 10 juta (Rp 144 miliar) yang akan dikucurkan untuk membeli obat-obatan penting. Juru bicara Bank Dunia mengatakan uang itu awalnya untuk kesiap-siagaan menghadapi pandemi Covid-19, namun pengalokasiannya dialihkan ke Sri Lanka.

Bank Dunia bersama IMF telah menggelar rapat pada pekan ini. Namun belum mau membocorkan total paket pinjaman yang dikucurkan pada Sri Lanka. Sebelumnya pada Jumat, 22 April 2022, Menteri Keuangan Sabry mengatakan sekitar USD 500 juta bantuan sedang dipertimbangkan untuk dikucurkan ke Sri Lanka.

Sedangkan Juru bicara Bank Dunia mengatakan paket pinjaman itu akan memanfaatkan proyek-proyek pendanaan bank dan re-alokasi pendanaan agar bisa segera memberikan obat-obatan, makanan untuk anak-anak dan uang tunai bagi masyarakat miskin Sri Lanka serta kelompok rumah tangga yang rentan.

IMF dalam pernyataan Sabtu, 23 April 2022, mengatakan sudah melakukan pembicaraan dengan para staf-nya agar memfokuskan apa yang yang dibutuhkan Sri Lanka. Caranya, dengan menerapkan strategi yang kredibel dan koheren sehingga bisa memulihkan ekonomi makro Sri Lanka, memperkuat jaring pengaman sosial negara itu, dan melindungi kelompok miskin serta rentan di Sri Lanka selama krisis ekonomi ini.

Sumber: Reuters

Baca juga: Sri Mulyani Berlatih Panah, Analogikan Koordinasi Gerak Tubuh dengan Kelola APBN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.