Bagaimana pendapatmu mengenai perkembangan mode pakaian saat ini

Rep: Kamran Dikarma Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Tren busana Muslimah terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Saat ini, seorang Muslimah tetap dapat tampil modis, tanpa harus meninggalkan syariat atau hukum agama. Kendati berkembang pesat dan memenuhi kebutuhan Muslimah saat ini, Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia Huzaemah Tahido Yanggo menilai tetap perlu ada rambu-rambu syariat yang patut diperhatikan desainer sebelum memproduksi busana Muslimah.

"Yang paling utama itu adalah tidak membentuk lekuk tubuh seperti saya jelaskan tadi. Intinya, aurat harus tertutup dan tidak menonjolkan bagian-bagian tubuh. Karena itu tidak sesuai dengan syariat Islam," tuturnya pada wartawan Republika Kamran Dikarma, belum lama ini.

Berikut wawancara selengkapnya.

Bagaimana pendapat Anda melihat perkembangan industri atau tren busana Muslimah saat ini?

Sebenarnya ini bagus sekali. Hanya saja bila hendak membuat busana Muslimah itu harus tetap sesuai dengan kriteria busana Muslimah. Saya melihat perkembangannya memang cukup bagus. Tapi saya berpendapat masih ada sedikit yang kurang Islami. Misalnya saja hijab, yang beberapa modelnya dimasukkan ke kerah baju. Ini masih belum sepenuhnya sesuai ketentuan syariat Islam.


Bagaimana karakterisktik busana Muslimah yang ideal?

Yang idealnya, busana Muslimah tentu harus agak longgar. Artinya, tidak ketat dan membentuk lekuk-lekuk tubuh. Bahannya pun harus diupayakan agar tidak terlalu halus dan tipis. Kalau memang ingin membuat yang agak tipis atau halus, harus disertakan dengan pakaian perangkap atau pelapis untuk bagian dalamnya. Kemudian, jangan sampai busana Muslimah itu juga menyerupai pakaian laki-laki. Misalnya saja hijab atau kerudungnya sudah bagus, tapi celananya agak pendek, ini kan kurang baik juga. Jadi, harus disesuaikan. Sebab, Allah SWT telah berfirman bahwa Dia akan mengutuk laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki.


Sepengetahuan Anda, apakah tren busana Muslimah saat ini ada yang berbenturan dengan syariat?

Saya kira masih bagus-bagus saja dan sesuai dengan norma serta syariat Islam. Walaupun perkembangannya saat ini cukup pesat, tapi mereka tidak boleh lupa bahwa busana Muslimah ini juga harus sesuai ketentuan dan kriteria syariat.


Apakah ada upaya MUI untuk mendorong perkembangan tren busana Muslimah?

MUI kan pernah mengeluarkan fatwa terkait hal ini. Yakni seorang Muslimah memang diwajibkan untuk mengenakan pakaian Muslimah yang sesuai dengan ketentuan dan kriteria (syariat Islam), salah satunya tidak membentuk lekuk tubuh. Penjelasan lengkap terkait fatwa ini bisa dicari dan dibaca sendiri oleh umat.


Pasca diterbitkannya fatwa tersebut, apakah perkembangan tren busana Muslimah mengalami perkembangan?

Saya memang melihat perkembangannya cukup pesat sekarang, terutama desain-desain pakainnya. Bahkan majalah-majalah mode pun sekarang ini banyak memuat dan mengulas soal tren busana Muslimah yang sangat beragam modelnya. Hanya saja, seperti yang saya bilang tadi, karena Islam tidak mutlak menentukan bagaimana bentuk dan model pakaiannya. Tapi ada ketentuan dan kriteria yang patut dipatuhi.


Apa rambu-ambu yang harus dipatuhi para desainer sebelum membuat busana Muslimah?

Ini sudah dijelaskan dalam fatwa MUI tentang busana Muslimah. Memang ada rambu-rambu yang harus ditaati. Yang paling utama itu adalah tidak membentuk lekuk tubuh seperti saya jelaskan tadi. Intinya aurat harus tertutup dan tidak menonjolkan bagian-bagian tubuh. Karena itu tidak sesuai dengan syariat Islam.


Saat ini ada yang tertarik mengenakan busana Muslimah hanya karena tren, bagaimana pendapat Anda?

Kita kan tidak bisa menilai seseorang, apakah dia mengenakan busana Muslimah sudah dari hatinya atau belum. Hal ini hanya Allah SWT yang tahu dan menilai. Tapi mudah-mudahan saja, mereka terdorong karena iman dan ajaran Islam. Jadi bukan hanya karena mode, tapi mengikuti syariat Islam. Nah, yang masih mengenakan busana Muslimah karena tren, semoga saja bisa bertahap dan meneruskannya. Kalau sudah seperti itu, tinggal diniatkan saja bahwa dia berpakaian seperti itu karena perintah Allah SWT. Sebab, mengenakan busana yang patut secara syariat kan termasuk dalam bentuk ibadah. Kalau ibadah pasti dapat pahala bila melakukannya. Kalau tidak memakainya, bisa berdosa.

Apa imbauan Anda untuk para Muslimah yang mengenakan busana Muslimah?


Tentu saya mendorong supaya agar kreativitas ini terus ditingkatan dan dikembangkan. Tapi jangan sampai itu bertentangan dengan syariat Islam.

  • busana muslim
  • tren busana muslim

Seiring berkembangnya jaman, tentunya akan selalu memicu adanya tren-tren baru yang dianggap eksis dimasa itu. Perkembangan ini bisa dari segala macam ide, dari teknologi hingga cara berpenampilan. Dari setiap perkembangan tersebut, tentunya menimbulkan rasa ketertarikan tersendiri bagi siapa saja yang melirik dan tentunya dianggap keren jika mengikuti alur perkembangan tersebut. Maka dari itu, tak sedikit orang-orang yang selalu mengikuti perkembangan tren tersebut, apalagi dikalangan remaja yang sifatnya penasaran atau selalu ingin tahu.

Salah satu perkembangan yang dominan terlihat ialah cara berpakaian atau fashion yang sering digandrungi oleh anak-anak muda jaman sekarang. Penampilan tersebut meliputi baju, celana, dress, rok, dan aksesoris lainnya serta berbagai hal yang berkaitan dengannya. Dengan cara memadukan hal-hal tersebut, tentunya akan membuat gaya tersendiri atau nilai fashion bagi mereka. Fashion seolah-olah telah menjadi sebuah ciri khas dan kepribadian mereka. Sesuai dengan makna dari fashion itu sendiri, yaitu bersifat unik dan berani tampil beda. Hal tersebut merupakan pengaruh positif dari perkembangan fashion dikalangan remaja, yang juga mnejadikan mereka kreatif dan berani menampilkan jati diri sesuai dengan passsion mereka.

Bebas dalam bergaya atau memadukan hal-hal yang berkaitan dengan fashion yang membuat para remaja menjadi kreatif, bukan berarti tidak memiliki dampak negatifnya. Seperti yang dilansir oleh salah satu majalah online, The Guidon, dimana topik mereka ialah “Hype Me Up: The Hypebeast Phenomenon”. Istilah Hypebeast itu sendiri telah digunakan sejak awal 2000-an untuk menggambarkan “Pemburu Tren” seperti streetwear atau istilah untuk gaya-gaya yang biasa disebut seperti “gaya keseharian”, yaitu orang-orang, kebanyakan yang muda dengan usia mulai 13 hingga 18 tahun, yang berpakaian dengan brand-brand tertentu tetapi cenderung “berlebihan,” menurut dunia fashion. Perbedaan memakai streetwear seperti memadukan kemeja, celana jeans, sepatu kets untuk kenyamanan demi fashion yang jelas tujuannya adalah untuk mengenakan pakaian terbaru, sering kali high-end dan bermerek.

Dari permasalahan itu, muncul dampak dimana mereka yang disebut-sebut sebagai penggemar fashion atau “hypebeast” membentuk seperti kelompok dan menyebarkan identitas mereka didepan umum. Hingga sebagian besar anggota mereka adalah anak-anak sekolah dan ketika ditanya apa yang mendorong mereka untuk ikut bergabung dengan tren seperti ini, biasanya akan menjawab karena adanya pengaruh dari lingkaran pertemanannya. Pada tahun 2000-an banyak nama – nama baru yang muncul sebagai desainer berbakat di Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dan gayanya yang independen yaitu seperti Sally Koeswanto, Tri Handoko dan Irsan. Sementara yang lain membuat desain yang mengadopsi gaya barat seperti Edward Hutabarat dan Anne Avantie, yang mendedikasikan kreasi mereka dengan mendesain kostum tradisional dengan nama ‘Blus Kebaya’ dan terdapat sentuhan modern. Dengan adanya kostum tersebut, membuat busana tradisional Indonesia terlahir kembali dan dicintai oleh kalangan muda sehingga mereka lebih menghargai seni tradisional.

Perkembangan fashion tidak luput dari istilah “hipster” , Hipster adalah seseorang yang memiliki pengetahuan lebih tentang sesuatu yang lebih trending dibanding dengan orang lain. Orang-orangan hipster juga tersebar luas di seantero Indonesia, terutama di Jakarta. Akan tetapi, hal ini memiliki dua efek yaitu positif dan negatif, terkadang orang yang terlalu trending akan memiliki sifat westernisasi yaitu sifat kebarat-baratan dimana mereka tidak menghargai  budayanya sendiri, hal ini sangatlah berbahaya karena telah menyimpang dari nilai-nilai nenek luhur kita. Budaya barat yang menjadi kiblat budaya dunia telah menjadi momok mengerikan bagi negara kita, budaya dimana semakin menggunakan pakaian yang bersifat you can see adalah yang semakin modern. Hal tersebut sangatlah dipandang negatif bila di budaya kita, sangatlah tidak masuk akal apabila terjadi asimilasi karena akan melibatkan berbagai pro  dan kontra dari asimilasi yang ada.

Saya pribadi suka dengan budaya luar, bukan berarti saya ingin mengikuti budaya luar seperti yang dilakukan orangorang hipster, saya sendiri bangga akan budaya saya. Sebagai bukti saya bangga mengenakan baju batik apabila berpergian ke kampus, saya sangatlah menghargai nilai filosofi yang terkandung dalam pakaian batik. Negara kita adalah negara yang sangat kaya akan budaya yang tersebar luas di seluruh Nusantara. Setiap daerah hampir memiliki budaya khas masing-masing. Saya juga tertarik budaya selain fashion seperti musik, upacara adat, dll karena menurut saya hal tersebut merupakan hal yang unik. Saya senang melihat hal-hal tersebut.

Inti dari artikel ini adalah apabila anda menyukai budaya luar sebaiknya anda lebih menyukai budaya sendiri karena budaya kita menyangkut nilai-nilai luhur kita dan mencakup juga nilai perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia. Kita sebagai rakyat Indonesia yang tercinta haruslah cinta akan buadaya kita sendiri. Boleh saja menyukai budaya luar asalkan dapat menghilangkan sifat westernisasi, karena sifat itu berbahaya bagi keutuhan nilai dan norma budaya kita. Bagaimiana caranya? Tentu dengan hal-hal sederhana seperti mendalami nilai-nilai adat dalam buadaya daerah kita, atau lebih baiknya budaya daerah lain dan menancapkan sifat cultural sensitivity dan cultural awareness. Dengan adanya sifat tersebut saya yakin budaya kita dapat menjadi lebih baik dari budaya luar dan akan lebih banyak orang luar yang ingin mempelajari budaya kita.

Dani Rachmat Ramadhan

2101696550

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA