Selasa, 14 Nov 2017 10:15 WIB
Jayapura, CNN Indonesia -- Pohon sagu (Metroxylon sagu) merupakan tanaman yang sangat penting bagi penduduk pesisir utara dan selatan Papua. Pohon sagu tumbuh liar di rawa-rawa dan lahan basah.Pohon sagu menyediakan bagian zat terbesar dari zat tepung bagi makanan penduduk di pesisir Papua. Batang pohon sagu diproses untuk menghasilkan zat tepung dari sari batangnya.Memproses batang pohon sagu secara tradisional adalah pekerjaan berat. Namun kerja keras beberapa hari tersebut dapat menghasilkan simpanan bahan makanan untuk sebulan.Untuk masyarakat Sentani, tepung sagu disimpan dalam tempayan tanah liat. Sedangkan masyarakat Raja Ampat, mereka menyimpan tepung sagu dalam wadah anyaman yang terbuat dari daun sagu.Pohon sagu selain menyediakan bahan makanan pokok, juga bermanfaat sebagai bahan bangunan. Daun sagu oleh masyarakat pesisir Papua digunakan sebagai atap rumah, sedangkan pelepahnya (gaba-gaba) berguna sebagai dinding rumah. Selain itu pelepah sagu juga digunakan untuk sekat dinding. Tali untuk mengikat daun dan pelepah sagu ini adalah rotan. (ded/ded)
LIVE REPORT Pengunjung : Kategori : sosial-budaya, Tanggal : 25 / 12 / 2018 Selatpanjang - Masyarakat Meranti telah lama mengembangkan sagu menjadi aneka ragam panganan. Mulai dari makanan berat pengganti nasi, kueh-mueh, hingga minuman.Untuk bisa digunakan sebagai bahan dasar panganan, sagu dari pohonnya harus dioleh terlebih dahulu menjadi pati sagu. Rupanya ada proses yang panjang untuk mendapatkan pati sagu. Begini alurnya.1. Pemilihan pohon layak tebangProses pengolahan si pohon emas ini dimulai dengan pemilihan pohon yang layak ditebang berdasarkan ukuran dan usia. Biasanya sagu akan mulai dipanen saat berusia 8 hingga 10 tahun dengan rata-rata tinggi 10 sampai 11 meter.2. Pembersihan dan PemotonganSetelah ditebang, batang sagu dibersihkan dari pelepah daun maupun duri-durinya. Setelah itu dipotong-dipotong dengan ukuran lebih kurang satu meter. Potongan ini biasanya disebut dengan istilah "tual" oleh masyarakat setempat.3. MenggolekTual-tual sagu ini kemudian dilobangi bagian atas dan bawahnya dengan batangan besi yang telah dirancang sedemikian rupa, khusus untuk mendorong tual sagu keluar dari kebun. Alat untuk mendorong tual ini disebut "penggolek" dan proses mengeluarkan tual sagu ini dikenal dengan sebutan "menggolek".Pelepah-pelepah sagu ini tampak disusun melintang di dalam kebun dan berfungsi sebagai jalan untuk tual-tual keluar dari kebun. Perlu keahlian khusus untuk menggolek tual ini, karena tidak mudah untuk membawa potongan sagu ini keluar apalagi dua hingga empat tual sekaligus.Setelah terkumpul, biasanya tual-tual ini akan dimasukkan kedalam sungai ataupun kanal-kanal yang sengaja digali untuk menghanyutkan tual menuju sungai ataupun laut. Baru kemudian dilakukan proses perakitan menggunakan tali tambang. Masing-masing tual akan disatukan dalam simpulan tali, baru kemudian ditarik dengan kapal menuju pabrik ataupun bangsal.4. Mengupas dan Memarut TualTual-tual sagu ini kemudian dikupas kulitnya menggunakan sebilah kapak, dan setelah itu di potong kembali menjadi empat hingga lima bagian sebelum dimasukkan ke dalam mesin parut.5. Pencucian SaguSerbuk hasil parutan tadi langsung ditampung di dalam sebuah bak yang biasanya terbuat dari beton. Bak ini dilengkapi dengan sebuah kipas untuk memutar air yang dimasukkan untuk mencuci sagu.Setelah mencapai batas isi tertentu, air yang telah bercampur dengan pati sagu tadi keluar melalui sebuah pipa yang telah diberikan saringan terlebih dahulu.6. PembekuanAir yang keluar dari pipa tadi sudah merupakan sagu yang cair, kemudian ditampung di dalam sebuah bak atau sering disebut dengan ube oleh masyarakat setempat. Setelah lebih kurang dua minggu, air di dalam ube tadi akan membeku dan menjadi sagu basah.7. PengeringanSagu basah itu kemudian dikeringkan supaya menjadi tepung sagu. Proses pengeringan itu dapat dilakukan dengan menggunakan oven atau dijemur di bawah terik matahari.Iwin Hs, salah satu petani sagu di Meranti, mengatakan, proses pengolahan sagu itu dapat memakan waktu hingga dua minggu lamanya. Di bangsalnya di Hulu Kabung, Desa Lukun Kecamatan Tebingtinggi, Iwin melakukan pengolahan sagu hanya sampai menjadi sagu basah."Sagu basah itu saya antar ke tauke-tauke di Selatpanjang. Tauke itu yang akan mengeringkan," ujarnya (25/12/2018)Dalam dua minggu itu, Iwin biasa menghasilkan hingga 10 ton sagu basah. Satu kilogram sagu basah biasa ia jual dengan harga Rp 3 ribu. Di tangan para tauke, sagu basah itu dikeringkan lalu dijual dalam bentuk tepung sagu. Harga tepung sagu sendiri berkisar Rp 6 hingga 8 ribu per kilogram. Tepung sagu ini yang kemudian diolah menjadi aneka panganan. Setidaknya ada 16 macam panganan yang bisa dibuat dari bahan sagu. Sagu memang banyak diminati karena dari sagu tidak mengandung banyak gula, seperti halnya nasi. Ini baik bagi kesehatan, terutama bagi penderita diabetes.Berikut nama-nama panganan olahan sagu yang berhasil masyarakat kembangkan. 1 Cendol sagu2 Kue Timbul 3 Ongol-ongol4 Kue Bawang5 Brownis sagu6 Sagun-sagun atau Sagu Lemak7 Kerupuk sagu8. Mie sagu9. Lempeng10 Gobak11 Sempolet12 Kepughun13 Sagu rendang14 Gumpal15 Melukut16 Bedegub
Tanaman sagu dalam bahasa latin dikenal dengan nama Metroxylon sagu sedang di Indonesia lebih dikenal dengan nama sagu rumbia. Pohon sagu sendiri merupakan sejenis tumbuhan palma atau pinang-pinangan (palem) yang dapat menghasilkan tepung sagu. Manfaat tepung sagu juga telah dirasakan dan menjadi bahan campuran olahan makanan yang sangat populer di dunia saat ini. Di beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku dan Papua bahkan menjadikan sagu sebagai makanan pokok pengganti beras. Sagu memiliki kandungan karbohidrat yang dibutuhkan tubuh sama seperti halnya beras sehingga dapat dijadikan sumber asupan karbohidrat alternatif apabila tidak ada beras. Artikel terkait:
Nilai Gizi Sagu Kering
Manfaat Tanaman Sagu Akar
Penting juga untuk penata air tanah:
Daun
Baca juga: Pelepah
Baca juga untuk bahan bangunan dan meubeul:
Empulur atau bagian terdalam
Baca juga alternatif pangan pokok lainnya:
Kulit atau Batang
Baca juga: Umbut dan Buah
Ela Sagu (Ampas Sagu)
Baca juga: Manfaat Olahan Makanan dari Tanaman Sagu
Baca juga:
Itulah manfaat tanaman sagu yang sangat berguna bagi kehidupan. Sebagai bahan campuran pangan, sagu biasanya dibuat menjadi mie seperti mie bihun dan mie gleser. Selain itu sagu juga dapat dibuat sebagai bahan campuran membuat kue seperti biskuit dan beras analog. Biasanya untuk dijadikan campuran olahan pangan sagu harus terlebih dahulu diproses menjadi tepung. Tepung sagu merupakan salah satu tepung yang digemari karena manfaatnya yang tidak membuat gemuk dan aman bagi penderita diabetes. Jadi tidak ada salahnya mencoba menggunakan tepung ini sesekali atau menjadikan makanan dengan bahan dasar sagu sebagai menu harian Anda.
Share |