Bagian gelap yang sering kita lihat di bulan adalah

KOMPAS.com - Bulan terlihat berubah-ubah bentuknya. Terkadang bentuknya bulat, setengah lingkaran, atau tidak terlihat sama sekali. Perubahan penampakan Bulan dari waktu ke waktu disebut fase bulan.

Fase bulan

Perubahan bentuk Bulan terjadi berdasarkan posisi Bulan di orbitnya terhadap Bumi dan posisi Bumi pada orbitnya terhadap Matahari. Posisi ini membuat bulan mengalami 4 fase utama, yaitu bulan baru, kuartal pertama, bulan purnama, dan kuartal ketiga.

Selain 4 fase tersebut, Bulan juga mengalami 4 fase tambahan yang lebih detail. Sehingga, total Bulan melewati 8 fase sebelum mengulang kembali ke fase yang pertama. Dilansir dari Observatorium Bosscha ITB, berikut adalah pembahasan detail mengenai fase-fase Bulan secara berurutan.

1. Bulan baru

Fase bulan baru dikenal juga dengan fase new moon. Pada fase ini, Bulan terlihat gelap sama sekali. Bulan baru terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Bagian Bulan yang menghadap ke Bumi tidak mendapatkan cahaya Matahari sama sekali dan hanya mendapat cahaya dari Bumi. Ini sebabnya Bulan terlihat gelap sama sekali.

2. Bulan sabit awal

Fase kedua adalah bulan sabit awal atau waxing crescent. Bulan sabit awal terlihat bagian sangat kecil bersinar dari sisi kanan. Cahaya mulai terlihat karena Bulan mulai bergerak mengelilingi Bumi sehingga mulai tampak sedikit cahaya Matahari.

Baca juga: Bagaimana Bulan Bisa Bersinar Terang di Malam Hari?

3. Kuartal pertama

Kuartal pertama adalah fase dimana setengah bagian sisi kanan Bulan terlihat bersinar. Posisi Bulan pada fase ini berada 90 derajat dari Matahari sehingga setengah permukaannya yang menghadap ke Bumi terlihat. Disebut kuartal pertama karena posisi ini seperempat jalan sejak bulan baru.

4. Cembung awal

Cembung awal bisa juga disebut dengan waxing gibbous. Kita bisa melihat hampir seluruh bagian Bulan bersinar dan hanya sebagian kecil permukaan sebelah kiri yang gelap. Semakin banyak bagian bulan yang mendapat cahaya Matahari.

5. Bulan purnama

Bulan purnama terjadi ketika Bulan 180 derajat dari Matahari. Namun, karena orbit Bulan tidak selalu lurus dengan Bumi dan Matahari, Bulan masih bisa terlihat. Ada kalanya orbit Bulan berada tepat satu garis lurus dengan Bumi dan Matahari. Inilah ketika terjadinya fenomena gerhana bulan.

6. Cembung akhir

Mulai dari fase ini cembung akhir, penampakan Bulan tampak terbalik dari fase-fase sebelumnya. Kali ini, sebagian besar permukaan kiri Bulan tampak bersinar. Hanya sebagian kecil bagian kanan yang gelap.

7. Kuartal ketiga

Sesuai dengan namanya, proses ini menandakan tiga per empat jalan fase Bulan. Penampakan Bulan yang bisa kita lihat adalah setengah Bulan bagian kiri tampak bersinar.

Baca juga: Objek Misterius di Bulan Akhirnya Terpecahkan, Apa Itu Sebenarnya?

8. Bulan sabit akhir

Fase ini disebut juga dengan waning crescent. Hanya sebagian kecil Bulan sebelah kiri yang terlihat oleh kita.

Setelah kedelapan fase bulan tersebut, maka Bulan akan mengulang fase dari fase 1, yaitu bulan baru dan kembali tampak gelap di langit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Lihatlah ke langit malam yang cerah. Anda dapat melihat beberapa formasi melingkar di permukaan benda angkasa tetangga kita, Bulan. Ini adalah kawah tumbukan, yang berbentuk cekungan melingkar yang dapat ditemukan di permukaan planet-planet.

Sekitar satu abad yang lalu, mereka diduga ada di Bumi meski asal kosmiknya sering dicurigai dan sebagian besar ahli geologi percaya bahwa kawah itu berasal dari gunung berapi.

Sekitar tahun 1960, ahli astrogeologi Amerika Gene Shoemaker, salah satu pendiri ilmu keplanetan, mempelajari dinamika pembentukan kawah di Bumi dan permukaan planet. Dia menyelidiki mengapa planet-planet – termasuk Bulan kita – begitu dipenuhi kawah.

Gambar dari Apollo

Pada tahun 1970, ada lebih dari 50 kawah ditemukan di Bumi, tapi penemuan itu masih dianggap kontroversial, sampai gambar permukaan Bulan dibawa oleh misi Apollo mengonfirmasi bahwa kawah tumbukan adalah proses geologis umum yang terjadi di luar Bumi.

Join 175,000 people who subscribe to free evidence-based news.

Bagian gelap yang sering kita lihat di bulan adalah
Kawah Daedalus di sisi jauh Bulan seperti yang terlihat dari pesawat ruang angkasa Apollo 11 di orbit Bulan. Daedalus memiliki diameter sekitar 80 kilometer. NASA

Tidak seperti permukaan Bumi, permukaan Bulan dipenuhi dengan kawah. Ini karena Bumi adalah planet yang dinamis, di mana gempa tektonik, gunung berapi, angin, dan lautan melawan terbentuknya kawah-kawah yang di permukaannya.

Itu tidak berarti Bumi – bahkan Australia – belum pernah terbentur batuan dari ruang angkasa.

Planet kita seharusnya dihantam oleh lebih banyak batu dari luar angkasa ketimbang yang dialami Bulan, sederhananya karena planet kita berukuran lebih besar.

Berbeda dengan Bumi, Bulan kita tidak aktif selama rentang waktu geologis yang panjang serta tidak memiliki atmosfer, yang memungkinkan kawah tumbukan bertahan selama ribuan tahun. Kawah Bulan merekam seluruh sejarah tumbukan yang terjadi dari asal mula Bulan terbentuk hingga saat ini.

Kawah yang besar

Kawah tumbukan terbesar dan tertua di tata surya diyakini berada di Bulan, dan disebut cekungan Kutub Selatan Aitken, tapi kita tidak dapat melihatnya dari Bumi karena ia berada di sisi jauh Bulan. Posisi Bulan terkunci pada rotasi Bumi sehingga sisi yang sama selalu menghadap ke arah kita.

Bagian gelap yang sering kita lihat di bulan adalah
Cekungan Kutub Selatan <em>Aitken</em> yang ditampilkan dari data ketinggian yang menunjukkan bukan warna aslinya. Tengah kawahnya merupakan bagian rendah berwarna biru tua dan ungu, sedangkan gunung di tepinya, sisa-sisa cincin luar, berwarna merah dan kuning. NASA/GSFC/University of Arizona

Akan tetapi kawah ini, yang lebarnya lebih dari 2.000 kilometer, terbentuk sebelum adanya tumbukan besar lainnya yang terjadi selama evolusi Bulan. Simulasi tumbukan menunjukkan bahwa kawah Aitken dibentuk oleh asteroid berukuran 150-250 km yang meluncur ke Bulan dengan kecepatan 15-20 km per detik!

Dari Bumi, mata manusia dapat mengamati area berwarna abu-abu yang tampak berbeda dari permukaan Bulan yang menghadap kita. Daerah gelapnya disebut maria, dan lebarnya dapat mencapai lebih dari 1.000 km.

Daerah gelap itu adalah endapan vulkanik yang membentuk lekukan yang diciptakan dari tumbukan besar di Bulan. Letusan gunung berapi ini aktif selama jutaan tahun setelah tumbukan ini terjadi.

Favorit saya adalah cekungan Orientale, kawah tumbukan termuda di Bulan, tetapi diperkirakan terbentuk “hanya” sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu.

Bagian gelap yang sering kita lihat di bulan adalah
Cekungan Orientale memiliki lebar sekitar 930 km dan memiliki tiga cincin berbeda, yang membentuk pola seperti <em>bullseye</em>. Pandangan ini adalah mosaik gambar dari Lunar Reconnaissance Orbiter NASA. NASA/GSFC/Arizona State University

Tidak ada peristiwa tumbukan besar lainnya yang terjadi di Bulan sejak saat itu. Ini adalah pertanda baik, karena ini menyiratkan tidak ada tubrukan sangat besar yang terjadi di Bumi setelah masa ini dalam sejarah evolusi. (Asteroid yang memusnahkan dinosaurus di Bumi 66 juta tahun yang lalu hanya berukuran sekitar 10-15 km dan meninggalkan kawah yang lebih besar dari ukuran 150 km, yang cukup besar untuk menyebabkan kepunahan massal.)

Seperti yang terlihat dari Bumi

Dengan teleskop kecil, atau teropong mewah, Anda dapat melihat beberapa kawah kompleks di Bulan, seperti Tycho atau kawah-kawah Copernicus.

Bagian gelap yang sering kita lihat di bulan adalah
Kawah <em>Tycho</em> adalah salah satu kawah paling menonjol di Bulan. NASA/Goddard/Arizona State University

Mereka disebut kawah kompleks karena mereka tidak sepenuhnya berbentuk seperti mangkuk, tapi sedikit dangkal dan memiliki puncak di tengah kawah sebagai dampak dari bahan yang runtuh ke dalam lubang yang dibuat selama tumbukan. Tycho dan Copernicus keduanya berukuran 80-100 km, tetapi memiliki puncak yang spektakuler dan “sinar ejecta” yang menonjol - daerah tempat material dikeluarkan di permukaan Bulan setelah tumbukan.

Pembentukan kawah-kawah ini menghasilkan material dasar yang lebih terang dari permukaan sebenarnya. Ini karena permukaan Bulan mengalami pelapukan luar angkasa, yang menyebabkan batuan permukaan menjadi gelap.

Masih menjadi sasaran dari tumbukan

Misi Apollo 12, 14, 15, dan 16 menempatkan beberapa stasiun seismik di Bulan antara tahun 1969 dan 1972. Mereka menciptakan jaringan seismik ekstraterestrial pertama (ALSEP). Selama satu tahun beroperasi, lebih dari 1.000 peristiwa seismik dicatat, yang 10% dari jumlah itu dikaitkan dengan tumbukan meteoroid.

Jadi Bulan masih ditabrak oleh benda-benda angkasa, meski sebagian besar benda kecil. Namun karena tidak ada atmosfer di Bulan, tidak ada gas untuk membantu membakar batu-batu ini dari luar angkasa dan menghentikannya menabrak Bulan.

Jaringan seismik masih berfungsi hingga kemudian dimatikan pada 1977, dalam persiapan untuk misi ruang angkasa baru. Tidak ada yang menyangka bahwa seismometer ekstraterestrial yang beroperasi penuh berikutnya tidak akan ditempatkan di permukaan planet (Mars) sampai 40 tahun kemudian.

Saat ini, dari Bumi, menggunakan teleskop kecil,, dengan disertai kesabaran, Anda dapat melihat apa yang disebut “kilasan tumbukan”, yang merupakan tumbukan meteorit kecil pada permukaan Bulan yang menghadap kita.

Berkat atmosfer di Bumi, batu-batu berukuran serupa dari ruang angkasa tidak dapat menabrak Bumi secara langsung karena mereka cenderung terbakar. Namun di Bulan, mereka menabrak permukaannya dan melepaskan energi kinetik dari tumbukan melalui emisi panas yang membara.

Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

If so, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. With the latest scientific discoveries, thoughtful analysis on political issues and research-based life tips, each email is filled with articles that will inform you and often intrigue you.

Editor and General Manager

Find peace of mind, and the facts, with experts. Add evidence-based articles to your news digest. No uninformed commentariat. Just experts. 90,000 of them have written for us. They trust us. Give it a go.

If you found the article you just read to be insightful, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. Each newsletter has articles that will inform and intrigue you.

Komentari artikel ini