Berikut contoh dari tata lampu yang berasal dari benda-benda tradisional kecuali

KOMPAS.com - Tata cahaya dalam seni teater memiliki fungsi yang sangat penting. Tata cahaya sering juga disebut lighting, yang mana salah satu tujuannya ialah untuk membuat pertunjukan teater semakin hidup.

Dalam pertunjukan teater, tata cahaya akan membantu penonton untuk memahami keseluruhan isi cerita, mulai dari penokohan hingga suasana adegannya.

Pengertian tata cahaya dalam teater 

Menurut Kidung Asmara Sigit dalam buku Alamanak Manajemen Panggung: Sebuah Kunjungan ke Belakang Panggung Tiga Grup Teater di Indonesia (2019), tata cahaya merupakan teknik pengaturan cahaya untuk memberi warna pada elemen visual di atas panggung, seperti tata rias, tata panggung, pemeran teater, maupun keseluruhan isi panggung.

Dalam teater, cahaya menjadi tampilan akhir dari konsep visual yang dibawakan di atas panggung. Penggunaannya pun tidak boleh asal, karena harus disesuaikan dengan gambaran ceritanya.

Contohnya agar suasana tegang dapat tercipta, lighting cenderung dibuat redup atau agak gelap. Contoh lainnya saat latar waktunya pagi hari, maka tata pencahayaan dibuat semirip mungkin dengan waktu pagi.

Baca juga: Manajemen Produksi Seni Teater Modern

Teknik tata pencahayaan dalam teater

Tata cahaya membutuhkan penguasaan teknik yang baik. Seorang penata cahaya harus mempelajari pengetahuan dasar, penguasaan peralatan serta melatih kemampuan untuk mengatur cahaya sesuai dengan kisah dalam teaternya.

Agar lebih mudah memahaminya, berikut merupakan beberapa teknik tata pencahayaan dalam teater:

  • Tata pencahayaan teater harus diatur supaya tidak menyebar ke area lain

Mengutip dari jurnal Kajian Ruang dan Cahaya sebagai Tanda pada Peristiwa Teater Realis (2016) karya Shirly Nathania Suhanjoyo, agar cahaya tidak menyebar ke area lain, bisa diterapkan batasan cahayanya untuk menentukan area mana saja yang akan diatur lightingnya.

Contohnya penggunaan pintu yang bisa menjadi salah satu penerapan batasan cahaya, karena ruangnya akan menjadi terbatas. Sehingga cahaya menjadi terbatas pada satu atau beberapa area saja.

  • Memperhatikan titik fokus pencahayaannya

Saat mengatur lighting, tentukan terlebih dahulu titik fokusnya, yang didasarkan pada naskah teater. Umumnya lighting sering menerangi hampir seluruh bagian panggung, tetapi jika dalam naskah ditemui ketentuan lainnya, maka tata pencahayaannya juga harus disesuaikan.

Baca juga: Teater Tradisional: Ciri-CIiri, Jenis, Unsur, dan Contohnya

  • Tata letak penempatan lampu

Biasanya lampu lighting terletak di atas dan dari arah depan panggung. Namun, untuk peletakannya yang lebih pasti harus disesuaikan dengan tata panggung dan naskah.

Tidak hanya memperhatikan tata letak lampu serta titik fokusnya, seorang penata cahaya juga harus mampu menguasai teknik keseimbangan warna. Agar panggung terlihat semakin hidup dan serasi, dalam artian cahaya terlihat cocok, tidak berlebihan atau kurang.

Fungsi tata cahaya dalam teater

Kualitas penyinaran berdasarkan suasana adegan merupakan fungsi dari tata cahaya. Dalam buku Apresiasi Sastra Indonesia (2019) karya Dina Gasong, tata cahaya dalam teater memiliki fungsi utama untuk menyinari seluruh obyek di atas panggung.

Lighting juga mempermudah penonton dalam mendapatkan gambaran keseluruhan isi cerita. Secara lebih spesifik, tata cahaya atau lighting dalam teater memiliki empat fungsi utama, yakni:

  1. Sebagai penerangan
    Lampu lighting digunakan untuk menerangi pemain serta seluruh obyek di atas panggung. Dalam penerapannya, lighting disesuaikan dengan intensitas tertentu dan pesannya. Karena setiap tata pencahayaan dengan intensitas warnanya mengandung makna atau pesan yang ingin disampaikan.
  2. Kedalaman obyek
    Penataan cahaya akan memberi kesan atau makna kedalaman setiap obyek di atas panggung. Pembagian sisi warna gelap dan terang selalu memiliki kesan dan pesan yang mendalam.
  3. Pemilihan area
    Tata pencahayaan bisa difungsikan untuk menentukan obyek serta area yang akan diberikan cahaya. Pemilihan area ini sangat mempengaruhi perhatian penonton, penampilan pemain serta keindahan tata panggungnya.
  4. Menghadirkan suasana atau emosi tertentu
    Tata cahaya dalam teater sangat berperan untuk menciptakan atau menghadirkan suasana yang dibawakan pemain. Misalnya cahaya yang cenderung terang, menghadirkan kesan suasana pagi atau siang hari.

Baca juga: Perbedaan Drama dan Teater

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Home » Kelas X , SMK » Jenis Jenis Lampu Panggung Teater

Salah satu alat yang dibutuhkan dalam tata cahaya adalah lampu. Lampu dalam teater tidak mengacu pada kata lamp tetapi lantern. Kata lamp diartikan sebagai bohlam dan lantern sebagai lampu dan seluruh perlengkapan termasuk bohlam. Istilah lantern digunakan sebagai pembeda antara lampu panggung dengan lampu penerangan rumah.

Setiap jenis lamp u memiliki karakter cahanya-nya sendiri. Bentuk lingkaran cahaya yang dihasilkan berbeda-beda dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan artistik yang berbeda. Untuk mendukung keperluan artistik penataan cahaya diperlukan asesoris lampu diperlukan. Aesoris lampu terkait dengan pewarnaan, pembentukan, penajaman, dan area pencahayaan.

Lampu panggung mempunyai banyak jenis lampu. Akan tetapi, secara mendasar dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu flood dan spot. Flood memiliki cahaya dengan sinar menyebar sedangkan spot memiliki sinar menyorot terarah dan membentuk titik atau bulatan cahaya. 

Fungsi dari lampu panggung di antaranya adalah menghadirkan cahaya, memberi dimensi, menyinari objek tertentu, memberikan gambaran situasi lakon, dan mendukung gaya pementasan. Tata lampu panggung ditentukan jenis dan ukuran, disesuaikan tata letak, dan diarahkan penyinarannya untuk mencukupi kebutuhan artistik sebuah pementasan teater. Di bawah adalah jenis-jenis lampu yang digunakan dalam panggung teater.

1. Floodlight Flood  light adalah lampu yang mempunyai kekuatan yang besar tanpa lensa. Bohlam dan reflektor diletakkan dalam sebuah kotak yang dapat diarahkan ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah untuk mengatur jatuhnya cahaya. Sinar cahaya yang dihasilkan menyebar membuat besaran area yang disinari tergantung dari jarak lampu terhadap objek. Beberapa kelemahan lampu floodlight diantaranya adalah karena sifatnya yang mengandalkan jarak membuat sinar cahaya mengabur pada objek yang jauh. Luas area penyinaran lampu flood sangat tergantung pada besar watt dan reflektor yang digunakan. Lampu flood efektif untuk menyinari backdrop atau objek dengan jarak dekat. Lampu flood yang menggunakan watt besar dan dikhususkan untuk menyinari backdrop disebut cyc-light.

Berikut contoh dari tata lampu yang berasal dari benda-benda tradisional kecuali

Beberapa lampu flood yang dirangkai dalam satu kotak dan digantung di atas panggung disebut dengan batten atau striplight (lampu strip). Fungsi lampu strip adalah untuk menyinari backdrop dari atas. Tetapi jika rangkaian lampu diletakkan di panggung depan bawah bertujuan untuk menyinari pemeran dari bawah dinamakan footlight (lampu kaki). Jika rangkaian lampu strip diletakkan di bawah tetapi tidak di bagian depan panggung dengan tujuan untuk menyinari backdrop atau objek tertentu dari bawah disebut groundrow.

2. Beamlight

Lampu beam adalah lampu yang memiliki reflektor tapi tidak menggunakan lensa. Cahaya yang dihasilkan tidak melebar (sempit). Lampu beam digunakan seperti lampu PAR. Lampu ini mempunyai kemampuann mengubah ukuran cahaya, sehingga sering difungsikan sebagai lampu follow spot. Lampu beam bisa dipasangi filter warna.

Berikut contoh dari tata lampu yang berasal dari benda-benda tradisional kecuali

3. Scoop Lampu scoop adalah lampu flood yang menggunakan reflektor ellipsoidal. Sinar cahaya yang dihasilkan memancar secara merata dengan lembut. Lampu scoop secara umum, scoop dapat menggunakan bohlam pijar dan tungstenhalogen. Lampu scoop sangat efisien untuk menerangi areal terbatas dan sangat ideal untuk memadukan warna cahaya. Selain digunakan untuk panggung teater dan teater boneka, scoop juga digunakan dalam studio televisi, studio fotografi, dan gedung yang membutuhkan penerangan khusus seperti museum.

4. Fresnel

Fresnel merupakan lampu spot yang menggunakan reflektor spherical dan lensa fresnel. Pada bagian tengah lingkaran cahaya yang dihasilkan lebih terang dan meredup ke arah garis tepi cahaya. Pengaturan ukuran sinar cahaya dilakukan dengan menggerakkan bohlam dan reflektor mendekati lensa. Kekurangan dari lampu fresnel adalah intensitas cahaya tertinggi ada pada pusat lingkaran cahaya sehingga jika seorang pemeran berdiri agak jauk dari pusat lingkaran cahaya, maka ia kurang mendapat cukup cahaya. Karena sifat cahayanya yang sedikit menyebar, maka jika jarak lampu terlalu jauh dari objek sebaran cahayanya akan menerobos ke objek lain.

Berikut contoh dari tata lampu yang berasal dari benda-benda tradisional kecuali

5. Profil Lampu profil adalah lampu spot yang menggunakan lensa planno convex sehingga lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan memiliki garis tepi yang tegas. Jika lampu profil dalam keadaan fokus maka batas lingkaran cahaya akan jelas terlihat dan jika tidak fokus batas lingkaran cahayanya akan mengabur. Selain bentuk sinar cahaya yang melingkar lampu profil dapat membentuk cahaya secara fleksibel dengan bantuan shutter. Shutter atau penutup cahaya ini terpasang di empat sisi (atas, bawah, kanan, dan kiri). Di Amerika lampu profil disebut ERS (Ellipsoidal Relfector Spotlight) atau lampu spot yang menggunakan reflektor ellipsoidal, juga disebut lekolite atau leko (di Indonesia sering disebut lampu elips atau profil. Lampu profil memiliki tiga jenis lampu yaitu standard, bifocal, dan zoom.
  • Lampu standar menggunakan satu lensa. Pengaturan fokusnya dengan mendekatkan lensa ke bohlam.
  • Lampu bifocal adalah lampu profil standar yang dilengkapi dengan shutter tambahan yang diletakkan di luar fokus sehingga lampu dapat menghasilkan lingkaran cahaya yang tegas dan lembut sekaligus.
  • Lampu zoom adalah lampu profil dengan menggunakan dua lensa planno convex yang dipasang secara berhadap-hadapan. Lensa yang pertama mengatur fokus (seperti pada lampu profil standar) dan lensa kedua mengatur ukuran lingkar sinar cahaya.


6. Pebble Convex

Struktur lampu pebble convex sama dengan fresnel, perbedaannya terletak pada penggunaan adalah digunakannya lensa pebble convex. Pada mulanya, terdapat pula lampu semacam ini dengan menggunakan lensa planno convex dan disebut dengan lampu PC. Garis sinar cahaya yang dihasilkan berada di antara fresnel yang berkarakter lembut dan profile yang berkarakter tegas. Lampu ini sangat bermanfaat ketika garis sinar cahaya yang tegas tidak diperlukan sementara garis sinar cahaya yang lembut terlalu kabur.

7. Follow Spot

Lampu follow spot adalah lampu yang dikendalikan langsung oleh operator untuk mengikuti gerak laku pemeran di atas panggung. Pengaturan besar kecilnya ukuran lingkaran sinar cahaya, fokus, dan warna diatur oleh operator. Lampu follow spot memerlukan dudukan (stand) khusus yang dapat diputar dan diatur tinggi rendahnya.

Lampu follow spot menggunakan bohlam jenis discharge yang kuat menahan panas tinggi, mampu menahan goncangan dan dapat menghasilkan intensitas cahaya tinggi. Garis lingkaran sinar cahaya sangat jelas terlihat. Lampu ini biasanya mengikuti atau menyorot seorang pemeran secara khusus dalam areal khusus.

Berikut contoh dari tata lampu yang berasal dari benda-benda tradisional kecuali

8. Lampu PAR

PAR dari parabolic aluminized reflecto adalah lampu yang bohlam, reflektor, dan lensa terintegrasi. Unit lampu par menggunakan lensa parabolik. Ukuran diameter dan watt lampu par bermacam-macam, yang umum digunakan adalah par 36, 38, 46, 56, dan 64. Daya yang digunakan berkisar antara 50 watt sampai dengan 1000 watt.

Besaran sinar cahaya yang dihasilkan tergantung dari ukuran diameter lampu. Sedang intensitas dan jarak cahaya tergantung dari besaran daya. Lampu par ditempatkan dalam wadah (housing) yang disebut par can atau kaleng par yang memungkinkan lampu untuk digerakkan, diarahkan, dan diberi warna.

9. Lampu Efek

Lampu efek adalah lampu yang menghadirkan cahaya khusus untuk kepentingan tertentu. Misalnya, lukisan cahaya yang penuh fantasi, atau pencahayaan yang memiliki makna tertentu bagi para pemeran dan penonton, maka digunakan lampu efek yang dapat menciptakan berbagai macam lukisan cahaya tersebut. Terdapat macam lampu efek tetapi sangat tergantung kebutuhan dan kepentingan artistik pementasan.

Berikut contoh dari tata lampu yang berasal dari benda-benda tradisional kecuali

10. Lampu Practical Lampu practical adalah lampu yang digunakan sehari-hari tetapi diperlukan dalam sebuah pementasan. Misalnya lampu belajar, lampu gantung atau lampu hiasan dinding. Dalam pertunjukan teater yang memerlukan latar cerita realis berdasar pada kenyataan, tata panggung dibuat menyerupai keadaan sebenarnya.

11. Intelligent Lighting

Intelligent lighting adalah lampu panggung yang memiliki kemampuan dikontrol otomatis atau mekanis, tidak seperti lampu konvensional lain. Lampu jenis ini memiliki kemampuan efek yang kompleks dan dapat diatur atau dirancang penggunaannya melalu sebuah program. Lampu ini sering disebut sebagai lampu otomatis, moving lights, dan moving heads. Kemampuan otomatis lampu ini tidak hanya dalam gerak dan pengarahan cahaya tetapi juga untuk efek yang lain seperti geser kanan-kiri, naik-turun, redup-terang, memilih gobo, memutar gobo, mengganti warna cahaya, mencampur warna cahaya, zoom, fokus, dan reset.

Berikut contoh dari tata lampu yang berasal dari benda-benda tradisional kecuali

12. Lampu LED Light Emitting Diode merupakan jenis lampu yang menggunakan bohlam dengan teknologi dioda. Lampu ini terkenal hemat energi, tahan lama, berukuran kecil, cepat dinyala-matikan dan memiliki ketahanan lebih, sehingga digunakan sebagai lampu panggung.

Jenis dan fungsi lampu panggung konvensional seperti profil, fresnel, par, dan efek dapat terwakili oleh lampu LED. Karena di setiap titik lampu telah terkandung cahaya merah, biru, dan hijau, sehingga lampu LED tidak membutuhkan filter untuk berganti warna.

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 2:30 PM