Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah

Masuknya agama islam ke nusantara (indonesia) pada akhir abad ke-6, yang dibawa oleh Syekh Abdul Kadir Jailani, telah membawa banyak perubahan dan perkembangan bukan saja pada masyrakat, tetapi juga budaya dan pemerintahan. Perubahan dan perkembangan ini salah satunya terlihat jelas dari banyak bermunculannya kerajaan-kerajaan yang  bercorak islam.

Kerajaan-kerajaan ini terus berkembang dan memperlihatkan pengaruhnya terhadap proses penyebaran agama Islam di Indonesia, dengan masa kejayaan diperkirakan berlangsung antara abad ke-13 sampai abad ke-18. Maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, dan lain-lain menjadi pendorong utama lahirnya kerajaan-kerajaan ini.

Dalam pembagiannya, kerajaan Islam di Indonesia dibagi berdasarkan wilayah pusat pemerintahannya, yakni yang berpusat di Sumatra, Jawa, Maluku, dan Sulawesi. Lantas, mana diantara kerajaan-kerajaan yang ada di keempat wilayah tersebut yang masuk kategori pertama atau paling tua?

Selama ini, fakta yang kita ketahui menyebutkan bahwa kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama yang ada di Indonesia, namun nyatanya, ada kerajaan lain lho yang berdirinya jauh lebih lama dibanding Samudera Pasai. Kerajaan yang dimaksud adalah Kerajaan Perlak yang berlokasi di Aceh bagian timur. Kerajaan ini berdiri cukup lama, hingga akhirnya bergabung dengan kerajana Samudera Pasai. Nah, sekarang tahu dong kenapa Samudera Pasai justru lebih dikenal ketimbang Perlak.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kerajaan-kerajaan Islam tertua di Indonesia, berikut penjelasannya.

1. Kerajaan Perlak (840-1292)

Kesultanan Perlak atau Peureulak disebut sebagai kerajaan Islam tertua di Indonesia lantaran telah berdiri sejak tahun 840 M. Kerajaan yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh bertahan hingga tahun 1292, sebelum akhirnya bergabung dengan kerajaan Islam tertua lainnya, Samudera Pasai.

Raja pertama yang memerintah kerajaan Perlak adalah Sultan Alaidin Syeh Maulana Abdul Aziz Syah. Sultan Alaidin Syeh Maulana Abdul Aziz Syah sendiri merupakan putera dari pasangan Ali bin Muhammad bin Ja`far Shadiq yang merupakan pendatang islam dengan Makhdum Tansyuri, adik dari Syahir Nuwi pemimpin Perlak sebelum memeluk islam. Sejak kepemimpinan Sultan Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah, bandar Perlak berganti nama menjadi bandar Khalifah.

Hasil alam dan posisinya yang strategis membuat Perlak berkembang sebagai pelabuhan niaga yang maju pada abad ke-8, disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari Arab dan Persia. Hal ini membuat masyarakat Islam di daerah ini berkembang, terutama sebagai akibat perkawinan campur antara saudagar muslim dengan perempuan setempat.

Kerajaan Perlak bersatu dengan Samudera Pasai setelah meninggalnya sultan terakhir (ke-18), yakni Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (memerintah 1267 – 1292).

2. Kerajaan Ternate (1257)

Kesultanan Ternate atau dikenal juga dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku, sekaligus salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Kerajaan ini didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257, dan memiliki peran yang cukup penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-19. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jayanya, kekuasaan Ternate membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.

Pada masa–masa awal kemunculannya, suku Ternate dipimpin oleh para momole. Namun setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut kolano. Mulai pertengahan abad ke-15, Islam diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapan syariat Islam diberlakukan. Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan gelar sultan. Sejak itu, para ulama menjadi figur penting dalam kerajaan.

Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan di masa pemerintahan Sultan Bayanullah, dengan menjadi salah satu dari tiga kesultanan terkuat dan pusat Islam utama di Nusantara (abad ke-16), disamping Aceh dan Demak setelah kejatuhan Malaka pada tahun 1511. Ketiganya membentuk Aliansi Tiga untuk membendung sepak terjang Portugal di Nusantara.

3. Kerajaan Samudera Pasai (1267 – 1521)

Kesultanan Pasai, dikenal juga dengan sebutan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai. Ini adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatra, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.

Samudera Pasai, yang dikenal banyak orang sebagai kerajaan Islam tertua didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267. Beliau wafat pada tahun 1267 M, dan pemerintahan dilanjutkan oleh putranya Sultan Muhammad Malik az-Zahir dari perkawinannya dengan putri Raja Perlak. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, seiring dengan berkembangnya Pasai menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam.

Sultan Muhammad Malik az-Zahir kemudian meninggal dunia pada tahun 1326 dan digantikan oleh anaknya Sultan Mahmud Malik az-Zahir yang memerintah sampai tahun 1345. Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn Batuthah, yang kemudian menceritakan bahwa sultan di negeri Samatrah (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut Mazhab Syafi’i.

Kesultanan Pasai runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.

4. Kerajaan Gowa (1300an)

Kesultanan Gowa atau biasa dipanggil Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang ada di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi bagian selatan. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya.

Raja yang paing terkenal di Gowa bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kesultanan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa (dinasti) Suku Bugis dengan rajanya, Arung Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya pada abad ke-17.

Dalam perkembangannya, kesultanan Gowa telah mengalami pasang surut sejak Raja Gowa ke-1, Tumanurung, hingga mencapai puncak keemasannya pada abad ke-17, dan kemudian mengalami masa penjajahan di bawah kekuasaan Belanda. Sistem pemerintahan Gowa mengalami transisi pada masa Raja Gowa ke-36, Andi Idjo Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin, yang menyatakan Kesultanan Gowa bergabung menjadi bagian Republik Indonesia yang merdeka dan bersatu. Sejak itu, Gowa pun berubah bentuk dari kerajaan menjadi Daerah Tingkat II Kabupaten Gowa. Dengan perubahan ini, Andi Idjo tercatat dalam sejarah sebagai Raja Gowa terakhir dan sekaligus Bupati Kabupaten Gowa pertama.

5. Kerajaan Pagaruyung (1347)

Kerajaan Pagaruyung adalah kerajaan yang pernah berdiri di Sumatra, tepatnya di provinsi Sumatra Barat. Munculnya nama Pagaruyung sebagai sebuah kerajaan Melayu sendiri tidak dapat diketahui dengan pasti. Pasalnya,  tidak ada Tambo Minangkabau  (karya sastra sejarah yang merekam kisah, legenda dan sebagainya)  yang memberikan penanggalan dari setiap peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Bahkan jika menganggap Adityawarman sebagai pendiri dari kerajaan ini, Tambo juga tidak secara gamblang menjelaskannya. Hanya beberapa prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman, yang bisa menunjukan bahwa ia memang pernah menjadi raja di negeri tersebut, tepatnya menjadi Tuhan Surawasa, sebagaimana penafsiran dari Prasasti Batusangkar.

Pengaruh Islam di Pagaruyung berkembang kira-kira pada abad ke-16, yaitu melalui para musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka. Salah satu murid ulama Aceh yang terkenal – Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Syiah Kuala), yaitu Syaikh Burhanuddin Ulakan, adalah ulama pertama yang dianggap telah menyebarkan agama Islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17, Kerajaan Pagaruyung akhirnya berubah menjadi kesultanan Islam. Raja Islam yang pertama dalam tambo adat Minangkabau disebutkan bernama Sultan Alif.

Dengan masuknya agama Islam, maka aturan adat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam mulai dihilangkan dan hal-hal yang pokok dalam adat diganti dengan aturan agama Islam.

Kerajaan ini runtuh pada masa Perang Padri, setelah ditandatanganinya perjanjian antara Kaum Adat dengan pihak Belanda yang menjadikan kawasan Kerajaan Pagaruyung berada dalam pengawasan Belanda.

Kerajaan Islam Pertama di Indonesia – Masa kejayaan Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan berlangsung pada abad ke-13 hingga abad ke-14. Awal mula masuknya Islam di Indonesia bermula dari maraknya perdagangan di nusantara, hal ini dikarenakan wilayah Indonesia dilintasi oleh berbagai pedagang dari penjuru negeri pada masa perdagangan kala itu terutama pedagang dari Arab, India, Persia dan Cina.

Pedagang dari Timur Tengah seperti dari Arab dan Persia adalah pedagang yang aktif menyebarkan agama Islam di Indonesia, penyebaran agama Islam di Indonesia pun tidak secara bersamaan namun secara bertahap mulai dari pulau Sumatra terlebih dahulu, kemudian ke pulau Jawa serta daerah-daerah di sekitar Jawa dan akhirnya hingga ke wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi dan Maluku.

Pada masa penyebaran agama Islam di nusantara inilah mulai muncul beberapa kerajaan Islam di nusantara yang mulai bermunculan di berbagai daerah dan berbagai pulau di Indonesia. Sejak saat itu, tatanan kehidupan masyarakat Indonesia pun mulai berubah dan mengikuti ajaran-ajaran Islam.

Kerajaan Islam Pertama Di Indonesia

Kemunculan kerajaan Islam pertama di Indonesia dimulai sejak penyebaran agama Islam di nusantara semakin pesat dan berkembang. Ada beberapa Kerajaan Islam yang cukup besar di nusantara saat itu seperti Kerajaan Perlak, Kerajaan Ternate, Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Gowa, Kesultanan Malaka, Kerajaan Islam Cirebon, Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Banten dan Kerajaan Mataram Islam.

Semua Kerajaan- kerajaan pertama Islam di Indonesia tersebut tersebar di nusantara terutama di daerah Jawa, Sulawesi, Maluku dan NTT. Hal ini dikarenakan daerah Jawa, Maluku dan Sulawesi saat itu merupakan tempat yang strategis dan dilalui oleh jalur perdagangan dari berbagai negri.

Kerajaan Islam pertama di Indonesia tentunya mengedepankan ajaran-ajaran Islam sebagai landasan utama untuk mengatur tatanan kehidupan sosial masyarakat serta aturan-aturan dalam kerajaannya. Ada beberapa Kerajaan Islam besar di nusantara yang telah di sebutkan di atas, untuk itu berikut kami berikan beberapa penjelasan mengenai kerajaan-kerajaan Islam di nusantara agar kamu lebih mengenal sejarah tentang berbagai kerajaan Islam di nusantara.

Dalam memahami sejarah dari kerajaan Islam yang ada di Nusantara, kamu dapat membaca buku Mengenal Kerajaan Islam Nusantara yang ada di bawah ini, karena berisi pengenalan tentang berbagai kerajaan Islam di Nusantara pada zamannya.

Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah
Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah

1 Kerajaan Perlak (840-1292)

Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak atau Kesultanan Perlak. Kerajaan ini bahkan yang tertua di Asia Tenggara. Wilayah kerajaan Perlak berada di daerah Aceh Timur.

Dinamakan Kerajaan Perlak karena pada saat itu, daerah di Aceh Timur tersebut merupakan daerah penghasil kayu perlak yang mana merupakan kayu yang bagus dan kayu terbaik terutama untuk bahan pembuatan kapal. Karena hasil alam yang melimpah dan posisi yang strategis inilah maka perlak menjadi pelabuhan yang cukup ramai pada abad ke-8.

Selain itu juga menjadi tempat singgah para pedagang-pedagang dari seluruh negri salah satunya adalah dari Arab dan Persia. Raja pertama kerajaan Perlak adalah Raja Abdul Aziz Syah, kemudian setelah Raja Abdul Aziz syah wafat digantikan oleh Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdrahim Syah kemudian kepemimpinan terus berganti hingga 18 kali pergantian kepimpinan dan hingga akhirnya pada tahun 1292 kerajaan Perlak runtuh.

2. Kerajaan Ternate (1257)

Kerajaan Ternate atau biasa di kenal juga dengan sebutan Kerajaan Gapi adalah kerajaan Islam pertama di wilayah timur Indonesia, tepatnya di daerah kepulauan Maluku. Kerajaan Ternate berperan penting dalam penyebaran agama Islam nusantara terutama di wilayah timur Indonesia. Kerajaan Ternate ini berdiri pada tahun 1257 dan mengalami masa kejayaannya pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1600.

Kejayaan Kerajaan Ternate ini dikarenakan kerajaan Ternate merupakan kerajaan besar yang memiliki komoditas rempah-rempah yang mana pada masa itu rempah-rempah merupakan salah satu bahan makanan yang paling dicari dan cukup bernilai. Selain memiliki komoditas rempah-rempah yang melimpah, kerajaan Ternate juga memiliki kekuatan militer yang patut diperhitungkan karena banyaknya prajurit yang ada di kerajaan Ternate tersebut.

Keruntuhan kerajaan Ternate berawal ketika negara-negara barat mulai melakukan penjajahan, kala itu Portugis datang dan ingin menguasai Kerajaan Ternate namun gagal karena Kerajaan Ternate berhasil melawan Portugis. Namun ketika Belanda datang, akhirnya Ternate kalah karena Belanda memonopoli perdagangan dari kerajaan Ternate dengan kontrak yang tidak adil dan merugikan kerajaan Ternate.

3. Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521)

Kerajaan Samudra Pasai atau di sebut juga dengan sebutan kerajaan Samudra Darussalam adalah sebuah kerajaan yang terletak di bagian utara pulau Sumatera tepatnya sekarang berada di provinsi Aceh di kota Lhokseumawe. Pusat pemerintahan kerajaan Samudra Pasai berada di pinggiran sungai Krueng Jambu Aye dan Krueng Pase. Kerajaan samudra pasai tidak memiliki benteng batu seperti umumnya kerajaan lainnya.

Namun benteng Kerajaan Samudra Pasai ini berbentuk pagar yang terbuat dari kayu yang mengelilingi kerajaan. Kerajaan Samudra Pasai memiliki komoditas utama lada sebagai komoditas unggulan. Lada dari Kerajaan Samudra Pasai terkenal memiliki kualitas yang bagus dan banyak diminati oleh para pembeli. Keruntuhan Kerajaan Samudra Pasai bermula dari adanya perang saudara yang tak kunjung usai hingga datanglah Portugis dan akhirnya Portugis menaklukan kerajaan samudra Pasai ini.

Sebagai kerajaan Islam pertama, Kesutanan Samudra Pasai seringkali dikagumi oleh berbagai orang. Salah satunya adalah penjelajah dunia asal Italia Marco Polo yang dapat kamu baca pada buku Mneyusuri Kota Jejak Kejayaan Islam.

Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah
Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah

4. Kerajaan Gowa (1300-1945)

Kerajaan Gowa atau biasa di sebut juga dengan kesultanan Goa adalah kerajaan Islam yang berada di daerah timur Indonesia tepatnya berada di provinsi Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan Islam yang cukup besar dan berjaya pada abad ke-17, pada saat itu Kerajaan Gowa menjadi kerajaan yang memiliki kekuatan militer yang cukup besar serta menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur mulai dari daerah Sulawesi, Maluku, NTT hingga ke timur Kalimantan.

Masyarakat Gowa kebanyakan merupakan nelayan dan pedagang, karena daerah Gowa ini terletak di pesisir pantai dan menjadi salah satu jalur perdagangan laut yang cukup strategis yang dilalui oleh para pedagang dari berbagai negri. Salah satu pemimpin dari kerajaan Gowa yang cukup terkenal dan menjadi pahlawan nasional adalah Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin menjadi pemimpin Gowa yang adil, bijaksana dan berani.

Bahkan Sultan Hasanudin mampu menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di daerah Sulawesi dan bersatu melawan Belanda yang waktu itu menjajah Indonesia. Kerajaan Gowa tidak pernah runtuh dan bahkan ada hingga kemerdekaan Indonesia, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya kesultanan Gowa secara resmi juga bergabung ke republik Indonesia dan berubah nama bukan Kerajaan Gowa namun menjadi salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Kabupaten Gowa.

5. Kesultanan Malaka (1405-1511)

Kesultanan Malaka adalah salah satu Kerajaan Melayu yang berdiri di wilayah Malaysia yakni di Malaka. Kesultanan Malaka didirikan oleh Parameswara, sebelumnya Kesultanan Malaka ini merupakan kerajaan yang berada di wilayah sekitar Singapura. Namun karena serangan dari kerajaan di Jawa dan Siam maka kerajaan Malaka ini pindah ke daerah bernama Malaka.

Kejayaan Kesultanan Malaka ini pada abad ke-15 dan menjadi salah satu kerajaan Islam yang cukup besar. Kerajaan Malaka ini berada di Selat Malaka yang mana merupakan selat yang memisahkan kepulauan Sumatera dengan Malaysia dan salah satu jalur yang sangat strategis untuk perdagangan internasional di kala itu.

Keruntuhan Kerajaan Malaka ini terjadi ketika bangsa Portugis datang dan menaklukan Kesultanan Malaka ini, dengan kekalahan kesultanan Malaka ini maka jalur Selat Malaka sepenuhnya menjadi jalur yang bebas di lalui oleh para penjajah. Keruntuhan Kesultanan Malaka ini juga membuka pintu gerbang para penjajah untuk datang ke nusantara.

6. Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)

Kerajaan Islam Cirebon atau Kesultanan Cirebon adalah salah satu Kerajaan Islam tertua di Indonesia dan peninggalannya pun masih ada hingga sekarang dan masih terjaga kelestariannya. Kesultanan Cirebon ini berada di daerah Cirebon yang mana merupakan daerah yang cukup strategis di utara pulau Jawa dan merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Kesultanan Cirebon juga menjadi kesultanan yang ternama di daerah Jawa barat dan kesultanan Cirebon ini memiliki pengaruh yang besar terhadap Islam di Pulau Jawa terutama dalam hal penyebaran Islam di Pulau Jawa. Kesultanan Cirebon bergabung dengan Indonesia setelah Indonesia merdeka dan berubah nama menjadi kabupaten dan kota Cirebon yang masing-masing dipimpin oleh Bupati dan Walikota.

Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah
Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah

7. Kerajaan Demak (1478-1554)

Kerajaan demak juga sering disebut juga sebagai Kesultanan Demak merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berada di daerah Demak, Jawa Tengah. Kerajaan Demak ini cukup memiliki andil yang besar dalam persebaran Islam di tanah air khususnya di Pulau Jawa. Kesultanan Demak ini tidak berlangsung lama dikarenakan terjadinya perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan.

Adanya perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan inilah menyebabkan Kesultanan Demak menjadi runtuh. Masjid Agung Demak merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Demak yang ada sampai sekarang. Masjid Agung Demak ini dipercaya merupakan masjid pada masa Kesultanan Demak yang didirikan oleh Walisongo.

Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam yang cukup terpandang pada masa itu, hingga akhirnya runtuh di karenakan adanya perang saudara yang saling memperebutkan kekuasaan. Setelah kesultanan Cirebon runtuh kemudian digantikan oleh pewarisnya mendirikan kerajaan sendiri yang bernama kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang.

8. Kerajaan Islam Banten (1526-1813)

Kerajaan Islam Banten merupakan Kerajaan Islam yang berada di daerah Banten yang sekarang menjadi Provinsi Banten. Kesultanan Banten berawal dari Kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak yang sedang berekspansi memperluas wilayahnya di wilayah utara Pulau Jawa. Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak kemudian berhasil menaklukan beberapa kawasan pelabuhan di pesisir barat Pulau Jawa salah satunya Banten.

Penaklukan pelabuhan di beberapa kawasan pesisir barat pulau jawa ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya monopoli perdagangan antara perjanjian Portugis dengan Kerajaan Sunda pada masa itu. Hingga akhirnya setelah berhasil menaklukan Banten, kemudian Maulana Hasanudin yang merupakan putra dari Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan sendiri yakni Kesultanan Banten dan menjadikannya pangkalan militer karena kesultanan Banten dikenal memiliki kekuatan militer yang kuat pada masa itu.

9. Kerajaan Pajang (1568-1586)

Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang merupakan kerajaan yang berada di Jawa Tengah, Kerajaan Pajang ini merupakan kerajaan yang didirikan oleh salah satu pewaris Kerajaan Demak setelah runtuhnya Kerajaan Demak di karenakan terjadinya perang saudara karena perebutan kekuasaan di kerajaan Demak pada masa itu. Kerajaan Demak awalnya memiliki wilayah yang cukup luas, namun setelah berganti menjadi Kerajaan Pajang. Wilayah Kerajaan Pajang semakin mengecil hanya sebagian dari Jawa Tengah dan wilayah Demak itu sendiri.

Hal ini dikarenakan setelah kerajaan demak runtuh, banyak daerah di Jawa Timur yang tadinya merupakan bagian dari kekuasaan wilayah kerajaan Demak kemudian memisahkan diri sehingga wilayah kerajaan Pajang menjadi semakin kecil. Kerajaan Pajang runtuh juga diakibatkan oleh peperangan antar kerabat kerajaan yang menyebabkan pemerintahan berantakan dan saling memperebutkan kekuasaan hingga akhirnya kerajaan Pajang runtuh.

10. Kerajaan Mataram Islam (1588-1680)

Kerajaan Mataram Islam atau kesultanan Mataram Islam adalah kerajaan yang berada di Pulau Jawa tepatnya berada di Jawa Tengah. Kerajaan Mataram menjadi salah satu kerajaan islam yang kuat dan memiliki wilayah yang cukup luas yakni meliputi pulau Jawa, Madura hingga Sukadana atau sekarang ini daerah Kalimantan barat. Kerajaan Mataram dipimpin oleh dinasti yang di sebut dengan Dinasti Mataram yang dipimpin oleh Wangsa Mataram.

Kerajaan Mataram ini puncak kejayaanya pada abad ke-16 tepatnya ketika di bawah kepemimpinan Hanyakrakusuma. Saat penjajahan Belanda, Kesultanan Mataram secara de facto merupakan kerajaan sendiri atau Negara sendiri yang berdaulat dan tidak berada di bawah jajahan Belanda. Sehingga Kerajaan Mataram dan Belanda (VOC) saling mengirim utusannya masing-masing layaknya duta besar untuk menjalin kerjasama dan mempererat hubungan antara kerajaan Mataram dengan pihak Belanda (VOC).

Salah satu Raja yang cukup terkenal dari kerajaan Mataram ini adalah Sultan Agung, Raja Sultan Agung menjadi Raja yang sangat di agung-agung kan oleh rakyatnya karena kepemimpinannya membuat kerajaan Mataram menjadi makmur, damai dan sejahtera. Bahkan Sultan Agung juga dinobatkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Sultan Agung mendirikan pemakaman di daerah Imogiri yang terletak belasan kilometer dari Yogyakarta, bahkan pemakaman Imogiri ini sampai sekarang masih ada dan menjadi pemakanan khusus sultan atau keturunan kerajaan di Surakarta maupun di Yogyakarta. Peninggalan dari Kerajaan Mataram pun masih ada hingga saat ini dan menjadi daya tarik wisatawan karena masih terjaga dengan asli peninggalan-peninggalannya.

Pada masa kerajaan Islam di Jawa, terjadinya transformasi politik serta religius dari kerajaan Hindu-Buddha menuju kerajaan Islam di Jawa dan hal ini dapat kamu baca pada buku Genealogi Kerajaan Islam Di Jawa oleh P. Mardiyono yang ada di bawah ini.

Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah
Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah

Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah
Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah

Buku Terkait Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

Huru-Hara Majapahit & Berdirinya Kerajaan Islam Di Jawa

Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah
Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah

Buku ini mengupas sejarah peralihan kekuasaan di Tanah Jawa, yakni dari Kerajaan Majapahit beralih ke kekuasaan kerajaan yang bercorak Islam, Kasultanan Demak.

Runtuhnya Kerajaan-kerajaan Hindu Di Jawa & Berdirinya Kerajaan Islam

Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah
Berikut ini yang merupakan kerajaan islam tertua di indonesia adalah

Peta sejarah di Tanah Jawa bersangkut paut bukan hanya mengenai keberadaan kerajaan-kerajaan di masa lalu.

Mengenal Kerajaan Islam Nusantara

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Kalimat itu memang pas untuk menggambarkan sebuah bangsa yang besar. Namun, sungguh ironis di tengah zaman yang katanyanya serba modern ini justru ke-enggan-an generasi muda yang seakan memandang sejarah hanyalah bagian masa lalu yang bahkan tidak penting untuk dipelajari.

Jangankan sejarah bangsanya, mungkin kita sendiri jika ditanya nama leluhur kita sendiri paling hanya mentok kakek dan nenek saja. Di atasnya sudah terlupakan seakan tidak penting. Padahal apapun posisi Anda sekarang takkan lepas minimal dari keluarga Anda sendiri. Hal ini penting sebagai identitas Anda dalam membentuk karakter

Anda sendiri. Buku ini hadir mencoba mengenalkan kepada kita tentang sejarah kerajaan Islam di Nusantara. Sebagai umat muslim seyogyanya untuk tahu tidak hanya sebagai wawasan namun dapat menjadi karakter Anda sebagai orang Islam. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!!”

Peninggalan kerajaan Islam beserta sejarah singkatnya

Peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Islam di nusantara tersebar di seluruh nusantara terutama di daerah-daerah yang berdiri Kerajaan islam. Contoh peninggalan-peninggalan kerajaan Islam adalah berupa bangunan-bangunan keraton, bangunan masjid yang bersejarah dan beberapa benda-benda yang di gunakan oleh masyarakat maupun kerajaan pada masa Kerajaan Islam di nusantara masih berjaya.

Contohnya kerajaan Samudra Pasai yang meninggalkan bukti arkeologis yang cukup banyak di antaranya koin emas dirham yang pada waktu itu di gunakan sebagai alat transaksi utama, kemudian makam Sultan Malik Al saleh, Lonceng Cakra Donya yang merupakan hadiah dari negri Cina dan beberapa hikayat-hikayat Pasai.

Selain itu ada juga kerajaan Aceh Darussalam yang meninggalkan peninggalan berupa Taman Sari Gunongan, Masjid Baiturahman, Makam Sultan Iskandar Muda dan koin emas. Kerajaan Demak juga memiliki peninggalan yang masih ada hingga sekarang yakni Masjid Demak, pintu bledeg dan Makam Sunan Kalijaga.

Sedangkan Kerajaan Cirebon menjadi kerajaan Islam yang memiliki peninggalan keraton terbanyak diantara kerajaan lainnya, bahkan jumlah keraton kerajaan Cirebon merupakan yang terbanyak diantara kerajaan Islam lainnya. Peninggalan-peninggalan dari kerajaan Islam lainnya juga cukup banyak dan sebagian besar berupa bangunan keraton, benteng, masjid, makam dan beberapa pernak pernik benda yang di gunakan pada masa kerajaan.

Nah, itulah penjelasan tentang kerajaan islam pertama di Indonesia yang perlu Grameds ketahui sebagai umat muslim dan warga negara Indonesia. Belajar sejarah tentu memerlukan waktu  dan butuh banyak referensi. Grameds bisa kunjungi koleksi buku Gramedia di http://www.gramedia.com untuk memperoleh referensi buku yang lengkap tentang kerajaan islam pertama di Indonesia.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien