Buku panduan praktik klinis dokter gigi

Transcript of Panduan Praktik Klinis Dokter Gigihttp://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 1/110
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 2/110
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 3/110
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Dasar
Tim Penyusun
drg. Iwan Dewanto, MMR drg. Sudono, M.Kes drg. Dewi Kartini Sari, M.Kes drg. Saraswati, MPH drg. Aditia Putri drg. Indra Rachmad Dharmawan
Kontributor
Dr. drg. Zaura Rini Anggraeni, MDS drg. Farichah Hanum, M.Kes Prof. Dr. drg. Boedi Oetomo Roeslan, M.Biomed Prof.Dr.drg. Seno Pradopo, Sp.KGA Prof. Dr. drg. Latief Mooduto, SpKG (K), MS Prof. Dr. drg. Iwan Tofani, Sp.BM, PhD Dr. drg. Harum Sasanti, Sp.PM drg. Afi Savitri Sarsito, Sp.PM drg. Irene Sukardi, Sp.Perio(K) Dr.drg. Yuniarti Soeroso, Sp.Perio (K) Dr. drg. Sherman Salim, Sp.Pros drg. Muslita Indrasari, M.Kes, Sp.Pros (K) drg. Krisnawati, Sp.Ort Prof. drg. Edi Sandoro, Sp.KG (K) Prof. Dr. drg. SM. Soerono Akbar, Sp.KG (K) drg. Andreas Adyatmaka, MSc Prof. Drg. Bambang Irawan, Phd Prof. Dr. drg. Suhardjo, MS, Sp.RKG(K) Dr. drg. Paulus Januar, MS Dr. drg. Yosi Kusuma Eriwati, M.Si Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes Dr. drg. M.Fahlevi Rizal, Sp.KGA Dr. drg. Ratna Sari Dewi, Sp.Pros drg. Itja Risanti, Sp.KG drg. Syarief Hidayat, Sp.KGA (K) drg. Chaidar Masulili, Sp.Pros drg. Ariadna A. Djais, M.Biomed, Ph.d drg. Naniek Isnaeni L, M.Kes drg. Endang Jeniati, MARS drg. Wiwiek Wahyuningsih, M.Kes drg. Mirnawaty, Sp.Orth drg. Iwan Dewanto, MMR drg. Anandina Irmagita, Sp.PM
drg. Lisdrianto H, MPH Dr. drg. Koesterman, MM drg. Peter Andreas, M.Kes drg. Bulan Rachmadi, M.Kes
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 4/110
drg. RR. Nurindah K, M.Kes drg. Diah Handaryati drg. Leslie Nur Rahmani drg. Yunnie Adesetyani
drg. Renta Zaini
Tim Penunjang
Berlin Silalahi, SE Dewi Esty Saptanti, B.Sc Meily Arovi Qulsum, SKM Emma Ningrum , SH Niki Julius, SKG Rina Pujiastuti, SE
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 5/110
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena Naskah Akademik Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan dapat diselesaikan dengan baik. PANDUAN PRAKTIK
KLINIS KEDOKTERAN GIGI PADA PELAYANAN PRIMER untuk mewujudkan pelayanan
kedokteran gigi di layanan primer yang bermutu dan dibutuhkan masyarakat.
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) yang mendapat amanah untuk menyusun
standar profesi bagi seluruh anggotanya, standar kompetensi yang merupakan standar
minimal yang harus dikuasasi oleh setiap dokter gigi ketika selesai menempuh pendidikan
kedokteran gigi, kemudian disusul oleh standar pelayanan kedokteran gigi yang harus
dikuasai ketika berada di lokasi pelayanannya.
Pedoman penatalaksanaan terhadap penyakit di kedokteran gigi yang dijumpai di
layanan primer dimana penanganan jenis penyakit tersebut mengacu pada Peraturan
Konsil Kedokteran Indonesia No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Dokter Gigi
Indonesia . Pemilihan penyakit yang disusun di layanan primer pada panduan praktik klinik
ini berdasarkan kriteria prevalensinya cukup tinggi, risiko tinggi, dan Penyakit yang
membutuhkan pembiayaan tinggi
Dalam penyusunan Panduan Praktik Klinik Kedokteran Gigi di pelayanan primer
melibatkan PB PDGI dan Kolegium  – Kolegium yang ada di Kedokteran Gigi. Penerapan
panduan praktik klinik ini, diharapkan peran serta aktif seluruh pemangku kebijakan
kesehatan untuk membina dan mengawasi penerapan panduan pelayanan yang baik
guna mewujudkan mutu pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Serta dukungan dari
Kementeriaan Kesehatan RI sebagai regulator hingga organisasi profesi dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya, memiliki peran dan tanggung jawab untuk mewujudkan
pelayanan bermutu dan terpadu bagi masyarakat.
Tim penyusun menyadari bahwa apa yang dihasilkan masih terdapat kekurangan
dalam banyak hal. Disadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan standar
ini. Evaluasi penerapan serta masukan dari berbagai pihak merupakan keniscayaan untuk
lebih menyempurnakan buku panduan ini di kemudian hari. Kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga tersusunnya Panduan Praktik Klinis Kedokteran Gigi di
Pelayanan Primer inidiucapkan terima kasih.
Jakarta, November 2014
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 6/110
 Assalamu’alaikum Wr. Wb. 
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
bahwasanya Persatuan Dokter Gigi Indonesia telah berhasil
menyusun buku Panduan Praktik Klinis (PPK) Bagi Dokter Gigi.
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi merupakan bagian dari
Standard Pelayanan Kedokteran Gigi, yang disusun dengan tujuan :
pertama untuk memberikan jamian kepada pasien untuk
memperoleh pelayanan kedokteran gigi yang berdasarkan pada
nilai ilmiah sesuai dengan kebutuhan medis pasien, kedua untuk mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan kedokteran gigi .
Dengan adanya buku ini, diharapkan dokter gigi di fasilitas pelayanan primer dan sekunder
dapat mematuhi PPK ini sesuai dengan keputusan klinis medis. Kepatuhan kepada PPK akan
menjamin pemberian pelayanan kesehatan dengan upaya terbaik di fasilitas pelayanan
kesehatan. Modifikasi terhadap PPK hanya dapat dilakukan atas dasar keadaan yang
memaksa untuk kepentingan pasien, antara lain karena kondisi kegawat daruratan pasien
dan atau keterbatasan sumber daya
Penyusunan Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi ini melibatkan Pengurus Besar
(PB) PDGI beserta Kolegium Kolegium terkait yang ada di Kedokteran Gigi. Untuk itu kami
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun yang telah bekerja keras hingga terwujudnya buku ini.
Kami menyadari bahwa buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi ini masih jauh dari
sempurna, sehingga perlu diperbaharui di waktu yang akan datang, terutama untuk
disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan kedokteran gigi yang selalu
berkembang. Oleh sebab itu, saran-saran untuk menyempurnakan sangat kami harapkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
drg. Farichah Hanum, M.Kes
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 7/110
1.  Panduan Praktik Klinis (PPK) Bagi Dokter Gigi ini memuat
penatalaksanaan untuk dilaksanakan oleh seluruh dokter gigi
pelayanan primer dan sekunder.
2.  Kepatuhan kepada Panduan Praktik Klinis (PPK) Bagi Dokter Gigi ini,
menjamin pemberian pelayanan kesehatan dengan upaya terbaik di
fasilitas pelayanan kesehatan tetapi tidak menjamin keberhasilan upaya
atau kesembuhan pasien. 
3.  Modifikasi terhadap panduan praktik klinis bagi dokter gigi dapat dilakukan atas dasar keadaan yang memaksa untuk kepentingan
pasien, antara lain keadaan khusus pasien, kedaruratan dan
keterbatasan sumber daya yang dicatat dalam rekam medis.
4.  Dokter gigi wajib merujuk pasien ke fasilitas lain yang memiliki
sarana prasarana yang dibutuhkan bila sarana prasarana yang
dibutuhkan tidak tersedia, meskipun penyakit yang ditangani
masuk kedalam kompetensi dokter gigi, atau merujuk ke dokter gigi
spesialis atau dokter yang lebih kompeten.
5.  PPK bagi dokter gigi tidak memuat seluruh teori tentang penyakit,
sehingga sangat disaran setiap dokter untuk mempelajari penyakit
tersebut dengan menggunakan referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
dokter gigi.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 8/110
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud. Pasal 28H dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mengamanahkan, bahwa
setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, serta Negara
bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
Dengan pelayanan yang berkualitas dampak terhadap perbaikan
derajat kesehatan masyarakat akan lebih dirasakan, masyarakat
akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana yang ada sehingga
sekaligus dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang ada didalamnya. Dokter gigi merupakan salah
satu tenaga kesehatan yang dalam memberikan pelayanan kesehatan
harus selalu menjaga mutu pelayanannya sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh organisasi profesi. Dengan standar kompetensi diharapkan para dokter gigi dapat memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang hampir
sama.
gigi merupakan kriteria minimal yang harus dicapai oleh setiap
Mahasiswa lulusan institusi pendidikan dokter gigi di Indonesia.
Konsep penyusunan standar kompetensi merupakan kesepakatan
bersama dari berbagai pihak terkait yaitu Asosiasi Fakultas
Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), Kolegium dokter  gigi,
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Rumah Sakit Gigi
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 9/110
Kementerian yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tinggi.
 Tingkat kompetensi dalam standar kompetensi ditentukan dengan
memanfaatkan Ranah taksonomi yang telah dikenal dan dipakai di
dunia pendidikan secara terintegrasi, yaitu Cognitif (C), Psikomotorik
(P) dan Afektif (A). Kompetensi Dokter Gigi Indonesia terdiri dari
Domain, kompetensi utama dan kompetensi penunjang dengan
rincian sebagai berikut:
kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung
 jawab, kesejawatan, etika dan hukum yang relevan.
Domain II : Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan
Kedokteran Gigi Memahami ilmu kedokteran dasar dan klinik, kedokteran gigi dasar dan klinik yang relevan
sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan
ilmu kedokteran gigi.
Stomatognatik Melakukan pemeriksaan, mendiagnosis
kesehatan gigi dan mulut yang prima melalui tindakan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Domain IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik Melakukan
tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik
melalui penatalaksanaan klinik.
Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
fungsi manajemen dalam menjalankan praktik KG
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat
Indonesia, dokter gigi diharapkan dapat memberikan semua jenis layanan yang sesuai dengan kompetensinya. Perkonsil Kedokteran
Indonesia Nomor 23/KKI/KEP/XI/2006 tentang Pengesahan Standar
Kompetensi Dokter Gigi menetapkan bahwa sesuai dengan
kompetensinya, dokter gigi dapat memberikan pelayanan kesehatan
berupa tindakan untuk 60 (enam puluh) macam penyakit dasar.
Amanat Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional (SJSN), untuk melaksanakan universal health
coverage, maka Indonesia telah menerapkan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dengan sistem pembiayaan pra upaya. yaitu
menggunakan sistem kapitasi bagi pelayanan kesehatan primer
termasuk pelayanan kesehatan gigi. Namun, beberapa keterbatasan
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 10/110
merupakan kompetensi dokter gigi dapat menjadi paket manfaat
 yang diterima oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kepatuhan kepada panduan praktik klinis kedokteran gigi
menjamin pemberian pelayanan kesehatan dengan upaya terbaik di
fasilitas pelayanan kesehatan tetapi tidak menjamin keberhasilan
upaya atau kesembuhan pasien. Modifikasi terhadap panduan
praktik klinis kedokteran gigi dapat dilakukan atas dasar keadaan
 yang memaksa untuk kepentingan pasien, antara lain keadaan
khusus pasien, kedaruratan dan keterbatasan sumber daya yang
dicatat dalam rekam medis.
Panduan Praktik Klinis bagi dokter gigi menjadi acuan pelaksanaan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat
melindungi masyarakat sebagai penerima layanan.
B.   TUJUAN, MANFAAT DAN SASARAN
a)   Tujuan Panduan
Sebagai panduan dalam penatalaksanaan tindakan masing-
masing penyakit gigi
pada penyakit gigi
3.  Pengamanan Hukum
kedokteran gigi karena disusun dan disepakati para ahli dan
diterbitkan oleh pemerintah
pada masing masing fasilitas pelayanan kesehatan.
b)  Manfaat
memberikan manfaat bagi:
tanpa paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional berhak
memperoleh pelayanan yang sesuai standar dan memperoleh kepastian pembiayaan atas tindakan yang diterima.
2.  Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 11/110
dapat memberikan jaminan kualitas, pembiayaan, dan
keamanan penyelenggaraan layanan kedokteran gigi.
3.  Kementerian kesehatan sebagai regulator di sektor kesehatan.
Mengeluarkan kebijakan nasional dan peraturan terkait guna
mendukung penerapan pelayanan sesuai standar ini dapat
diterapkan di seluruh Indonesia
spesialis terkait. Pembinaan dan pengawasan dalam aspek
profesi termasuk di dalamnya standar etik menjadi ujung
tombak penerpan standar yang terbaik
5.  Dinas kesehatan tingkat provinsi maupun kabupaten/Kota, sebagai penanggung jawab urusan kesehatan pada tingkat
daerah
(IDI), Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI), Persatuan
 Teknisi Gigi Indonsia (PTGI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
serta organisasi profesi kesehatan lainnya. Keberadaan tenaga
kesehatan lain sangat mendukung terwujudnya pelayanan
kesehatan terpadu
c)  Sasaran Pedoman ini ditujukan untuk dokter gigi pemberi pelayanan di
fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 12/110
Sesuai dengan kompetensinya, dokter gigi harus mampu memberikan pelayanan terhadap penyakit gigi dan mulut yaitu:
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK
1. A69 Infeksi spiroketal lainnya Other spirochaetal infection  
A69.1 Infeksi Vincent lainnya Other Vincent's infection  
A69.10 Gingivitis ulseratif nekrotikan akut Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis  
1. ANUG 
2. B00 Infeksi virus herpes (herpes simplex) Herpesviral (herpes simplex) infection  
B00.1 Dermatitis virus herpes vesikular Herpesviral vesicular dermatitis  
B00.11 Herpes simplex labialis
2. Recurrent herpes labialis
 pharyngotonsilitis  
3. Primary Herpetic Gingivostomatitis
4. 4. Recurrent Intra Oral Herpes /Stomatitis Herpetika
5. B08 Infeksi virus dengan lesi pada kulit dan selaput lendir, lainnya
Other viral infection characterizedby skin and mucous membrane lesions, not elsewhere classified  
B08.4 Stomatitis vesikular enterovirus dengan
ruamEnteroviral vesicular stomatitis with exanthem  
Hand, foot, mouth disease  
6. B26  Gondong MUMPS  
B26.9X Manifestasi di mulut Oral manifestation  
6 MUMPS (gondongan)
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 13/110
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK complication  
7. B37 Kandidiasis Candidiasis
B37.00 Kandida stomatitis pseudomembran akut Acute
 pseudomembranous candidal stomatitis  
Stomatitis gigi tiruan  yang disebabkan oleh infeksi kandida Denture stomatitis due to candidal infection  
8 Kandidiasis Eritematous Kronik (Denture Stomatitis/Candida-  associated denture stomatitis)  
9. K00 Gangguan perkembangan dan erupsi gigi Disorders of tooth develompment and eruption  
K00.6 Gangguan erupsi gigi Disturbances in tooth eruption  
K00.63 Gigi sulung tidak tanggal (persistensi) Retained (persistent)
 primary tooth  
9 Persistensi gigi sulung
10. K01 Gigi terbenam dan gigi impaksi Embedded and impacted teeth  
K01.1 Gigi impaksi Impacted teeth  
K01.16 Molar rahang atas Maxillary molar  
10 Impaksi M3 klasifikasi IA
11. K01.17 Molar bawah
K02.3 Karies terhenti Arrested caries  
11 Arrested caries
 fissure  terbatas pada
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 14/110
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK 2013 Dental caries on pit and
 fissure surface   lapisan email Dental caries on pit and fissure surface limited to enamel
email tanpa kavitas
14. K02.52 Karies gigi pada permukaan pit  dan
 fissure  mencapai lapisan dentin Dental caries on pit and fissure surface
 penetrating into dentin
Karies gigi pada permukaan halus Dental caries on smooth surface  
K02.61 Karies gigi pada permukaan halus terbatas pada lapisan email Dental caries on smooth surface limited to enamel
Demineralisasi Permukaan Halus/Aproksimal Karies dini / lesi putih / karies email tanpa kavitas
16. K02.62 Karies gigi pada permukaan halus mencapai dentin Dental caries on smooth surface
 penetrating into dentin
Karies mencapai dentin
17. K02.8 Karies gigi, lainnya, ydt Other specified dental caries
14 Karies Mencapai Pulpa Vital Gigi Sulung
18. K03 Penyakit jaringan keras gigi K03.0 Atrisi gigi berlebihan 15 Atrisi, Abrasi, Erosi
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 15/110
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK lainnya Other disease of hard tissues of teeth  
Excessive attrition of teeth  
21. K03.6 Endapan (akresi) pada gigi Deposits (accretions) on teeth  
16 Oral Hygiene Buruk
22. K03.7 Perubahan warna pada  jaringan keras gigi pasca erupsi Posteruptive color changes of dental hard tissues  
17 Perubahan Warna Mahkota Eksterna
23. K03.8 Penyakit jaringan keras gigi, lainnya ydt Other specified diseases of hard tissues of teeth  
K03.80 Sensitive dentin 18 Dentin hipersensitif
24. K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal Diseases of pulp and periapical tissues  
K04.0 Pulpitis K04.00 Awal (hiperemi) Initial (hyperaemia)  
19 Hyperemia Pulpa Gigi Tetap Muda
25. K04.01 Acute 20 Iritasi Pulpa Gigi Tetap
Muda26. Irreversible pulpitis 21 Pulpitis irreversibel (Akar tunggal, akar jamak yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak terhalang)
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 16/110
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK
27. Reversible pulpitis 22 Pulpitis reversibel / Pulpitis awal / Pulpa Pada gigi sulung atau gigi permanen, pasien dewasa
muda 28. K04.1 Nekrosis pulpa
Necrosis of pulp   23 Nekrosis pulpa
29. K04.6 Abses periapikal dengan sinus Periapical abcess with sinus  
24 Abses Periapikal
30. K04.7 Abses periapikal tanpa sinus Periapical abcess without sinus  
31. K05 Gingivitis dan penyakit periodontal Gingivitis and periodontal disease  
K05.0 Gingivitis akut Acute gingivitis  
K05.00 ICD10CM
25 Gingivitis akut akibat Plak Mikrobial
32. K05.2 Periodontitis agresif Aggressive periodontitis  
K05.21 Aggressive periodontitis, localized/ periodontal abcess
26 Abses Periodontal
kehilangan jaringan periodontal ringan - sedang
34. K07 Anomali dentofasial Dentofacial anomalies  
K07.2 Anomali hubungan antar lengkung gigi Anomalies of dental arch relationship  
K07.20 Distoklusi Disto-occlusion  
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 17/110
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK
35. K07.21 Mesioklusi Mesio-occlusion  
horizontal) overjetExcessive overjet (horizontal overbite)  
37. K07.23 Tumpang gigit berlebih (tumpang gigit vertikal) overbite Excessive overbite (vertical overbite)  
38. K07.25 Gigitan terbuka Openbite  
39. K07.26 Gigitan bersilang depan, belakang Crossbite (anterior,
 posterior)  
40. K07.27 Oklusi lingual gigi posterior rahang bawah Posterior lingual occlusion of mandibular teeth
41. K07.3 Anomali letak gigi Anomalies of tooth
 position  
42. K07.5 Kelainan fungsi K07.51 Maloklusi akibat 30 Kelainan Fungsi
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 18/110
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK dentofasial Dentofacial functional abnormalities  
kelainan menelan Malocclusion due to abnormal swallowing  
Dentofasial
kelainan menelan Malocclusion due to mouth breathing  
44. K07.55 Maloklusi akibat kebiasaan buruk lidah, bibir atau jari tangan Malocclusion due to tongue, lip or finger habits  
45. K08 Gangguan gigi dan jaringan pendukung lainnya Other disorders of teeth and supporting structures  
K08.1 ICD10 CM
Seluruh gigi tanggal Complete loss of teeth
K08.10 Seluruh gigi tanggal tanpa penyebab spesifik Complete loss of teeth, unspecified cause  
31 Kelainan fungsi sistem stomatognatik akibat kehilangan semua gigi asli, tetapi tulang alveolar masih baik
46. K08.11 Seluruh gigi tanggal akibat trauma Complete loss of teeth, due to trauma  
47. K08.12 Seluruh gigi tanggal
akibat penyakit periodontal Complete loss of teeth due to periodontal disease  
48. K08.13 Seluruh gigi tanggal
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 19/110
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK akibat karies Complete loss of teeth due to caries  
49. K08.3 Akar gigi tertinggal
Retained dental root  
Sebagian gigi tanggal Partial loss of teeth  
K08.40 Sebagian gigi tanggal tanpa penyebab spesifik Partial loss of teeth, unspecified cause  
33 Kelainan fungsi system stomatognatik akibat kehilangan satu atau beberapa gigi asli
51. K08.41 Sebagian gigi tanggal akibat trauma Partial loss of teeth due to trauma  
52. K08.42 Sebagian gigi tanggal akibat penyakit periodontal Partial loss of teeth due to periodontal diseases  
53. K08.43 Sebagian gigi tanggal akibat karies Partial loss of teeth due to caries  
54. K12 Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan Stomatitis and related lesions  
K12.0 Afte mulut rekuren Recurrent oral aphthae  
K12.00 Afte (minor) kambuhan Recurrent aphthous ulcer  
34 Stomatitis Aphtosa recurent
35 Ulkus traumatik
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 20/110
NO. ICD DA 3rd EDITION/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK
56. K13 Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya Other diseases of lip and oral mucosa
K13.0 Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya Diseases of lips  
Angular cheilitis 36 Cheilitis angularis
57. L51 Eritema multiforme Erythema multiforme  
L51.0 Eritema multiforme non bulosa
L.51.0X Manifestasi di mulut 37 Eritema multiformis
58. L51.1 Eritema multiforme bulosa
L51.1X Manifestasi di mulut
ICD10 CM
38 Nyeri orofasial
60. S02 Fraktur tengkorak dan tulang muka Fracture of skull and facial bones  
S02.5 Fraktur gigi Fracture of tooth  
S02.50 Fraktur email gigi saja Fracture of enamel of tooth only  
39 Fraktur Mahkota Gigi yang  Tidak Merusak Pulpa
S02.51 Fraktur mahkota gigi tanpa mengenai pulpa Fracture of crown of tooth without pulpal involvement  
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 21/110
Pada panduan ini sistematika penulisan disusun dengan
menggunakan urutan :
dengan karakterisitik yang hampir sama dikelompokkan
menjadi satu judul penyakit.
Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan serta
pengolahan data, di sarana pelayanan kesehatan gigi dan
mulut,keanekaragaman informasi menyangkut jenis-jenis
standar pengkodeanpenyakit menggunakan ICD versi 10.
 Tujuan Penggunaan ICD-10 adalah:
dalam pengkodean penyakit gigi dan mulut memakai
ICD-10.
pengkodean penyakit gigi dan mulut dalam rangka
mendukung sistem pencatatan dan pelaporan penyakit
dan manajemen data di puskesmas.
c.  Memeroleh keseragaman/standarisasi dalam klasifikasi
pengkodean penyakit dalam pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
3.  Definisi
4.  Patofisiologis
6.  Diagnosis Banding
CM
9.  Pemeriksaan Penunjang
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 22/110
13.  Prognosis
pasien saat diagnosis di tegakkan.
14.  Keberhasilan perawatan
17.   Tingkat pembuktian
a.  Grade A
manfaat pelayanan lebih besar daripada potensi risiko.
Dokter gigi harus mendiskusikan pelayanan yang akandiberikan pada pasien sesuai indikasi
b.  Grade B
pelayanan lebih besar daripada potensi risiko. Dokter gigi
harus mendiskusikan pelayanan yang akan diberikan
pada pasien sesuai indikasi
manfaat dari pelayanan, namun rasio manfaat dan
kerugian terlalu kecil untuk pelayanan tsb dijadikan rekomendasi umum. Dokter gigi tidak perlu memberikan
opsi perawatan ini kecuali dengan pertimbangan individu.
d.  Grade D
risiko lebih besar daripada manfaat pelayanan.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 23/110
No. ICD 10 : A69.10Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis
a)  Definisi
gingiva.
menjadi patogen. Produk endotoksin dan aktivasi sistem imun
dapat menyebabkan kerusakan jaringan gingiva dan
sekitarnya.
-  stress,
1.  Ekstra oral:
-  pembesaran kelenjar limfe,
2.  Intra oral: -  ulserasi nekrotik seperti kawah pada interdental papila
dan marginal gingiva,
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 24/110
  Gambar 1
Sumber : Department Oral Medicine, Faculty of Dentistry-Universitas Indonesia
d)  Diagnosis banding
-  Gingivitis Marginalis Kronis
-  Primary Herpetic Gingivostomatitis
-  89.31 Dental Examination;
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
-  KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
-  Melakukan ‘debridement’: menghilangkan jaringan nekrotik
dan mikroba penyebab menggunakan larutan H2O2 1.5-
3%.
metronidazole, Antiseptik: ditambahkan klorheksidin
multivitamin.
root planning .
gingiva, dengan pewarnaan gentian violet, akan tampak bakteri spirochaeta/bacillus  penyebab infeksi.
h)  Peralatan dan bahan/obat
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 25/110
-  antiseptik larutan H2O2 3 %, klorheksidin glukkonat 0.2%,
-  antibiotik Amoxycillin 500 mg, Metronidazole 500 mg.
i)  Lama perawatan
Immunodeficieny Virus  (HIV) dan keganasan darah.
k)  Prognosis
l)  Keberhasilan perawatan
keluhan subyektif tidak ada.
m)  Persetujuan tindakan kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
 Tidak Ada
Simplex  Virus (HSV).
berjalan sentripetal ke mukosa atau kulit yang bersifat
sitopatik terhadap sel epitel, menimbulkan infeksi HSV
rekuren dalam bentuk vesikel dan ulser terlokalisir. c)  Gejala klinis dan pemeriksaan
Gejala prodromal berupa rasa gatal, sensitif, terbakar pada
daerah bibir atau perbatasan bibir dan kulit, diikuti timbulnya
makula, vesikel berkelompok, pecah membentuk ulser yang
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 26/110
ditutupi krusta kekuningan dan diakhiri penyembuhan lesi. Rasa nyeri terjadi pada 2 hari pertama timbulnya gejala.
d)  Diagnosis banding
Eritema multiforme ringan
89.31 Dental Examination
-  penyakit yang dapat sembuh sendiri apabila daya tahan
tubuh membaik(Self limiting disease ) 
episode yang sering, lesi besar atau pemicu EM.
-  Supportif: imunomodulator, roborantia.
rekurensi lesi.
h)  Peralatan dan bahan/obat
m)  Persetujuan tindakan kedokteran
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 27/110
o)   Tingkat pembuktian
 pharyngotonsilitis  
Simpleks tipe 1 atau 2 (HSV-1 atau HSV-2).
b)  Patofisiologi
-  defisiensi nutrisi,
terinfeksi. Virus kemudian bereplikasi di dalam sel-sel epitel
mukosa mulut dan atau kulit dan menyebabkan terjadinya
vesikel.
akson saraf menuju ganglion syaraf, dan menimbulkan infeksi
laten.Apabila terdapat faktor predisposisi seperti maka akan
terjadi reaktivasi virus.
-  Gejala prodromal 1-3 hari :
-  Gejala ekstra oral: Vesikel dan atau ulserasi pada merah
bibir (vermillion border of lip,) ditutupi krusta yang berwarna
kekuningan. -  Gejala intra oral:
2)  terletak berkelompok pada palatum keras, attached
gingiva, dorsum lidah, dan mukosa non keratin di
labial, bukal, ventral lidah dan pallatum mole,
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 28/110
3)  vesikel mudah pecah membentuk ulser yang lebih besar dengan tepi tidak teratur dan kemerahan,
4)  gingiva membesar berwarna merah, dan sangat
sakit,dapat terjadi pharyngitis.
-  Eritema Multiforme,
e)  Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination  
24.99 Other (other dental operation) f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
-  KIE (Komunikasi, Informasi Dan Edukasi)
-  penyakit yang dapat sembuh sendiri apabila daya tahan
tubuh membaik(Self limiting disease)
200 mg 5x/hari pada dewasa.
-  Simtomatik: anestetik topikal, analgesik-antipiretik,
-  Pencegahan penularan melalui penyuluhan.
berdasarkan penampilan klinis dan riwayat penyakityang khas.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 29/110
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 30/110
sekresi oral akibat adanya faktor pemicu dan
menimbulkan ulserasi rongga mulut.
Gejala intra oral:
-  berkelompok pada palatum keras, attached gingiva,
dorsum lidah, dan mukosa non keratin di labial, bukal,
ventral lidah dan pallatum mole.
-  vesikel mudah pecah membentuk ulser yang lebih besar
dengan tepi tidak teratur dan kemerahan.
Gambar 3
-  Stomatitis Aftosa tipe Herpetiformis
89.31 Dental Examination  
-  Pada pasien imunokompeten bersifat ‘Self limiting
disease’ (penyakit yang dapat sembuh sendiri apabila daya
tahan tubuh membaik)
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 31/110
-  Supportif: imunomodulator, multivitamin
g)  Pemeriksaan Penunjang
karakteristik khas.
-  obat antiseptik kumur, anastetik topikal,
-  multivitamin, imunomodulator,
i)  Lama perawatan
m)  Persetujuan tindakan kedokteran
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Komunikasi pasien yang kurang baik/tidak terbuka,
menyebabkan sulit untuk mencari faktor predisposisi utama.
o)   Tingkat pembuktian
a)  Definisi
rongga mulut.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 32/110
Edukasi) Virus (CV) terutama: Enterovirus 71 (EV 71) dan
CV A16.
anak usia di bawah 10 tahun.
-   Transmisi melalui rute  fecal oral , atau dapat terjadi
penyebaran di saluran pernafasan atas.
-  Virus bereplikasi pertama kali dalam mulut kemudian
meluas ke saluran gastrointestinal bawah dan menyebar. -  Pada pasien imunokompeten: Self limiting  disease (penyakit
 yang dapat sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh
membaik).
-  Demam derajat rendah, ruam kemerahan yang menjadi
makular dan vesikel pada kulit tangan dan kaki
(punggung, telapak, tumit), serta pinggul.
Gambar 4
Lesi papula eritematosa nampak jelas pada telapak tangan pasien
hand, foot and mouth disease (kiri). Meski jarang, lesi papula dapat
terlihat pada telapak kaki (kanan)
-  Ulserasi pada mulut dan tenggorokan yang diawali makula
eritematous, vesikel yang cepat pecah menjadi ulser, pada
lidah, palatum durum dan molle, mukosa bukal, bisa pada
semua mukosa mulut.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 33/110
  Gambar 5
ditegakkan dengan melihat lesi yang ada pada kulit (ekstra oral).
d)  Diagnosis banding
-  Primary herpetic gingivostomatitis,
89.31 Dental Examination  
-  Pencegahan penularan melalui penyuluhan.
lunak.
f)  Pemeriksaan Penunjang
karakteristik khas.
-  multivitamin.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 34/110
k)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
l)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
 Tidak Ada
Greenberg, Glick, Ship. Burket’s Oral Medikine 11th ed. 2008
6.  MUMPS (PAROTITIS EPIDEMICA)/GONDONGAN
without other complication  
 yang terjadi pada kelenjar liur parotis, dapat juga terjadi pada
kelenjar liur submandibularis atau sublingualis.
b)  Patofisiologi
-  Self limiting disease. 
-  Masa inkubasi 2-3 minggu, terjadi pembesaran dan
inflamasi kelenjar liur, nyeri preaurikuler, demam,
malaise, sakit kepala, myalgia.
-  Pembesaran kelenjar saliva kedua dapat terjadi 24-48 jam
setelah yang pertama.
kulit di atasnya. d)  Diagnosis banding
Abses bukalis
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 35/110
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
1)  Simtomatik: analgesik, antipiretik.
lunak Tinggi Kalori-Protein.
g)  Pemeriksaan Penunjang
h)  Peralatan dan bahan/obat
komplikasi.
m)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
 Tidak Ada
No. ICD 10 : B37.00 Acute pseudomembranous candidal
stomatitis  
mulut akibat infeksi Candida sp .
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 36/110
pemakaian gigi tiruan.
(imunokompromis), pemakaian obat-obatan yang
merokok,Diabetes(kelainan endokrin), Cushing’s disease, defisiensi Fe dan vitamin B12, bayi dan usia
lanjut.
menyebabkan inflamasi dan kematian sel epitel, oedema,
dan agregasi PMN leukosit (mikroabses).
c)  Gejala klinis dan pemeriksaan
Lesi putih pada mukosa oral seperti kepala susu atau plak
 yang dapat diangkat, dan meninggalkan daerah kemerahan.
Gambar 6 Pseudomembranous Candidiasis pada dorsum lidah.
Gambar 7
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 37/110
Gambar 8
molle.
e)  Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 38/110
24.99 Other (other dental operation) f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
1)  KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
2)  Hilangkan faktor predisposisi:
Identifikasi kondisi sistemik host
sistemik(tergantung perluasan lesi dan keparahan)
2)  Simtomatik : analgesik, antipiretik (bila diperlukan)
3)  Suportif : multivitamin (untuk mengatasi defisiensi yang
ada(defisiensi zat besi dan vitamin B12 serta untuk
meningkatkan daya tahan tubuh)
Candida sp) dan biakan dari swab mukosa oral (akan
terlihat koloni dan hifa)
pewarnaan). -  Selain dari Swab/smear, specimen untuk kultur mikologi
dapat berasal dari: saliva dan dari berkumur.
h)  Peralatan dan bahan/obat
i)  Lama perawatan
perawatan radiasi di daerah kepala dan leher (atropi
kelenjar saliva dan menyebabkan hiposalivasi).
-  Penderita dengan kelainan hepar (sehingga kontraindikasi
pemberian antifungal sistemik yang bersifat hepatotoksik.
-   Lesi oral menyulitkan intake, sehingga mungkin
membutuhkan hospitalisasi pada anak
rebasing bila diperlukan.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 39/110
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
 Tidak Ada
No. ICD 10 : B37.03 Chronic erythematous  (atrophic )
candidal stomatitis  
a)  Definisi
gigi tiruan yang tidak baik.
b)  Patofisiologi
-  Gigi tiruan melindungi Candida sp dari aliran saliva. Pada
awalnya Candida harus melekat di permukaan epitel
untuk dapat menginvasi lapisan mukosa.
-   Jenis Candida yang mempunyai potensi adhesi lebih kuat
akan lebih patogenik.
lipasenya. Untuk tetap berada dalam epitel, yeast jamur
harus dapat mengatasi deskuamasi rutin permukaan sel
epitel.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 40/110
sedikit area mukosa mulut yang teriritasi protesa
 yang tidak baik.
tidak baik.
mukosa yang teriritasi protesa, terutama pada
palatum bagian tengah.
palatum durum.
candidiasis /erythematous candidiasis   -   Tipe III dengan epulis fibromatosa /epulis granulomatosa  
e)  Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination  
1)  KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI)
2)  Mekanis:
a.  Pembersihan reservoir (basis gigi tiruan dibersihkan dan dihaluskan, lidah),
b.  Perbaikan gigi tiruan (gigi tiruan baru,
relining/rebasing),
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 41/110
3)   Terapi kausatif: a.  Antifungal topikal (terapi antifungal yang lazim
digunakan adalah golongan polien atau azole)
b.  Alternatif pertama dan biasanya ditoleransi dengan
baiknystatin suspensi 100.000 u/ml 4kali sehari
selama 7hr (pemberian sesudah makan, diletakkan
sebagian di basis gigi tiruan yang menutupi lesi, kulum
selama 1 menit, telan; anjuran untuk tidak
makan/minum/dibilas s.d 30 menit):
mikroorganisme terdapat di fisur yang dalam dari
 jaringan granulasi.
sp.
dilakukan dengan kultur menggunakan Sabouraud Broth Agar, agar darah atau cornmeal agar.
-  Pasien dengan kandidiasis oral biasanya mempunyai hasil
kultur lebih dari 400CFU/mL.
h)  Peralatan dan bahan/obat
i)  Lama perawatan
-   Relaps berhubungan dengan patient’s compliance, belum
terkendalinya faktor predisposisi terhadap infeksi.
l)  Keberhasilan perawatan
terkait infeksi hilang.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 42/110
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kepatuhan pasien
Grade B
9.  PERSISTENSI GIGI SULUNG No. ICD 10 : K00.6 Retained  (persistent) primary tooth  
a)  Definisi
b)  Patofisiologi
(maloklusi).
-   Tampak gigi sulung dan gigi tetap pengganti sejenis dalam
rongga mulut
-  Gingivitis negatif/ positif
d)  Diagnosis banding
89.31 Dental Examination; 
-  Kondisikan pasien agar tidak cemas sehingga kooperatif
-  Sterilisasi daerah kerja
kemudian disuntik bila diperlukan) -  Ekstraksi
-  Observasi terhadap susunan geligi tetap (3 bulan)
-  Preventif, bila tampak gejala maloklusi menetap,
lanjutkan dengan merujuk perawatan interseptif
ortodontik
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 43/110
h)  Peralatan dan bahan/obat
i)  Lama perawatan
Pasien yang tidak kooperatif perlu dilakukan rujukan ke
spesialis KGA
k)  Prognosis
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
 Tertulis dari Orang tua
kepatuhan yang baik, kooperatif dan orang tua yang positif
memberikan dukungan untuk fokus terhadap perbaikan
kesehatan gigi dan mulut anak.
o)   Tingkat pembuktian
No. ICD 10 : K01.1 Impacted teeth  
K01.16 Maxillary molar  
K01.17 Mandibular molar  
kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi lain, tertutup
tulang yang tebal dan/ atau jaringan lunak di sekitarnya.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 44/110
-  Ekstra oral:
3)  Adanya parestesi
d)  Diagnosis banding
89.31 Dental Examination
87.12 Other dental x-ray  
tooth )
-  Odontektomi
rongga mulut sebelum odontektomi, dapat digunakan
obat kumur antiseptik selanjutnya dilakukan blok
anestesi.
tetap akan berada di atas tulang rahang setelah
pengambilan jaringan tulang pasca odontektomi, dan
selanjutnya dibuat flap. 3)   Tulang yang menutup gigi diambil seminimal mungkin
dengan perkiraan besar setengah dari besar gigi yang
akan dikeluarkan.
dimulai dengan memotong pertengahan mahkota gigi
molar ketiga impaksi ke arah bifurkasi atau
melakukan pemotongan pada regio servikal untuk
memisahkan bagian mahkota dan akar gigi.
Selanjutnya dilakukan pemotongan menjadi bagian-
bagian lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Mahkota
gigi dapat dipotong menjadi dua sampai empat bagian,
demikian pula pada bagian akarnya, kemudian bagian-
bagian tersebut dikeluarkan satu per satu.
5)  Selanjutnya dilakukan kuretase untuk mengeluarkan
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 45/110
kapsul gigi dan jaringan granulasi di sekitar mahkota gigi dan dilanjutkan dengan melakukan irigasi dengan
air steril atau larutan saline 0,09 % steril.
6)  Pada saat melakukan pemotongan tulang dan gigi
dengan menggunakan bur, tidak boleh dilakukan
secara blind akan tetapi operator harus dapat melihat
secara langsung daerah yang dilakukan pengeboran.
 Tindakan pengeboran secara blind akan dapat
menyebabkan terjadinya trauma yang tidak diinginkan
dijaringan sekitarnya.
kemudian ke arah posterior.
i)  Lama perawatan
-   Lesi N.mandibularis, -   Trauma gigi tetangga,
-  Laserasi,
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 46/110
Grade B
No. ICD 10 : K02.3 Arrested Caries
a)  Definisi
buffer  saliva, dan aktivitas pulpa melalui pembentukan dentin
reparatif.
 Tidak ada gejala ; pemeriksaan tes vitalitas gigi masih baik.
Bagian dasar gigi terdapat jaringan keras kecoklatan hasil dari pertahanan lokal tubuh.
d)  Diagnosis banding
89.31 Dental Examination  
24.99 Other  (other dental operation )
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
-  Dental Health Education (DHE): edukasi pasien tentang
cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya.
Edukasi pasien untuk pengaturan diet.
-   Tindakan preventif: bila masih mengenai email dengan
pemberian fluor untuk meningkatkan remineralisasi
-   Tindakan kuratif: bergantung lokasi dan keparahan, bila
kavitas masih pada email dilakukan ekskavasi debris,
remineralisasi selama I bulan, kemudian dilakukan
penumpatan sesuai indikasi
pulp capping indirek:Ekskavasi dentin lunak (zona infeksi),
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 47/110
g)  Pemeriksaan Penunjang
h)  Peralatan dan bahan/obat
komposit, Glass Ionomer Cement (GIC))
-  Alat poles,
-  Larutan fluor
-  Kapas gulung
-  Butiran kapas
 j)  Faktor penyulit
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
kepatuhan kunjungan yang baik
12. DEMINERALISASI PERMUKAAN HALUS/APROKSIMAL KARIES
DINI / LESI PUTIH / KARIES EMAIL TANPA KAVITAS No. ICD 10 : K02.51 White spot lesions (initial caries) on
 pit and fissure surface of tooth  
K02.61 White spot lesion (initial caries) on
smooth surface of tooth  
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 48/110
a)  Definisi
kusam oleh karena proses demineralisasi.
-  Lesi ini dapat kembali normal apabila kadar kalsium,
phosphate, ion fluoride, dan kapasitas buffer saliva
meningkat.
c)  Gejala klinis dan pemeriksaan
-  Bercak putih dan warna kusam tidak mengkilat, umumnya
tidak ada gejala.
gigi dikeringkan.
89.31 Dental Examination
-  DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi,
pemilihan sikat gigi dan pastanya, serta pengaturan diet.
-  Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat
skeling manual, diakhiri dengan sikat -  Isolasi daerah sekitar gigi
-  Keringkan
aplikatif yang mengandung fluor
-   Terapi remineralisasi sesuai dosis
-   Tunggu selama 2-3 menit
g)  Pemeriksaan Penunjang
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 49/110
faktor risiko
dirujuk pada spesialis KGA
l)  Keberhasilan perawatan
Proses karies tidak berkembang, lesi putih hilang dan permukaan gigi kembali normal
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
-  Pasien dengan kunjungan biasa, mempunyai tingkat
kesadaran rendah.
 yang baik dan perlu dukungan orang tua
o)   Tingkat pembuktian
No. ICD10 : K02.52 Dental caries on pit and fissure surface
 penetrating into dentin  
 penetrating into dentin  
 yang lapisan permukaannya rusak
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 50/110
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 51/110
pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien untuk
pengaturan diet
mendalam:
1.  Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat
skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat,
menghasilkan outline form  untuk melakukan tumpatan
 yang mempunyai retensi dan resistensi yang optimal;
2.  Bersihkan jaringan infeksi (jaringan lunak dan warna
coklat/hitam harus dibuang sampai gigi terlihat putih
bersih);
dihilangkan;
5.  Oleskan dentin conditioner ;
7.  Isolasi daerah sekitar gigi; 8.  Keringkan kavitas sampai keadaan lembab/moist  (tidak
boleh sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff );
9.  Aduk bahan GIC sesuai dengan panduan pabrik (rasio
 powder  terhadap liquid  harus tepat, dan cara mengaduk
harus sampai homogen);
11.  Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi;
12.  Aplikasi bahan lalu diamkan selama 1-2 menit sampai
setting time  selesai;
antagonis menggunakanarticulating paper ;
14.  Di bagian oklusal dapat di bantu dengan celluloid strip  
atau tekan dengan jari menggunakan sarung tangan;
15.  Poles.
skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat;
2.  Bentuk outline form   untuk melakukan tumpatan yang mempunyai retensi dan resistensi yang optimal;
3.  Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi
(jaringan lunak dan warna coklat/hitam harus dibuang
sampai gigi terlihat putih bersih).Warna hitam yang
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 52/110
menunjukkan proses karies terhenti tidak perlu diangkat  jika tidak mengganggu estetik;
4.   Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus
dihilangkan;
6.  Aplikasikan ETSA asam selama 30 detikatau sesuai
petunjuk penggunaan;
8.  Isolasi daerah sekitar gigi;
9.  Keringkan sampai keadaan lembab/moist   (tidak boleh
sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff )atau
sesuai petunjuk penggunaan;
angin-anginkan (tidak langsung dekat kavitas),
dilakukan penyinaran dengan light curing  unit selama 10-
20 detik;
kavitas, kemudian dilakukan penyinaran dengan light
curing  unit selama 10-20 detik;
12.  Aplikasikan packable resin  komposit dengan sistem layer by layer / selapis demi selapisdengan ketebalan lapisan
maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan penyinaran
dengan light curing unit  selama 10-20 detik;
13.  Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi;
14.  Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi
antagonis menggunakan articulating paper ;
bantuan celluloid strip (klas III) memungkinkan tidak
perlu poles.).
VII (no rinse ):
skeling manual, diakhiri dengan brush /sikat;
2.  Bentukoutline form   untuk melakukan tumpatan yang
mempunyai retensi dan resistensi yang optimal;
3.  Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi
(jaringan lunak dan warna coklat kehitaman harus
dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam  yang menunjukkan proses karies terhenti tidak perlu
diangkat jika tidak mengganggu estetik;
4.   Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus
dihilangkan;
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 53/110
5.  Isolasi daerah sekitar gigi; 6.  Keringkan sampai keadaan lembab/moist   (tidak boleh
sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff );
7.  Oleskan bonding/adhesive generasi VII, kemudian di
angin-anginkan (tidak langsung dekat kavitas),
dilakukan penyinaran dengan ligh curingunit   selama 10-
20 detik;
kavitas, kemudian dilakukan penyinaran dengan light
curingunit  selama 10-20 detik;
maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan penyinaran
dengan light curingunit  selama 10-20 detik;
10.  Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi;
11.  Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi
antagonis;
h)  Peralatan dan bahan/obat
besar, sedang dan kecil
komposit, GIC, kompomer),
-  Alat poles,
-  Larutan fluor.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 54/110
atau kebocoran.
radiografik terbentuk dentinreparatif.
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
-  Pasien dengan kunjungan biasa, mempunyai tingkat
kesadaran rendah.
 yang baik dan perlu dukungan orang tua.
o)   Tingkat pembuktian
No. ICD 10 : B00.2Herpesviral gingivostomatitis and
pharyngotonsilitis
b)  Patofisiologi
 jaringan periapeks
-  Sakit spontan
-  Sondase positif
-  Perdarahan positif
-   Tekanan negative
-  Perkusi negative
-  Amelogenesis imperfekta
-  Dentinogenesis imperfekta
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 55/110
e)  Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
23.42Application of crown
-   Pulpotomi dan restorasi
2.  Sterilisasi daerah kerja;
4.  Pembersihan jaringan karies;
5.  Pembukaan atap pulpa;
dengan eksavator sendok;
8.  Penghentian perdarahan;
10. Pengisian kamar pulpa dengan semen ZOE sampai
penuh dan berfungsi sebagai tumpatan sementara;
11. Restorasi mahkota tiruan (logam/ resin komposit).
-   Terapi alternatif
-  Ekstraksi apabila foto x ray menunjukkan sudah
waktunya gigi tersebut tanggal
h)  Peralatan dan bahan/obat
i)  Lama perawatan
2-3 kali kunjungan
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 56/110
-  Sosial ekonomi
dirujuk ke SpKGA
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Sikap kooperatif baik dari pasien anak dan orang tuanya
dalam ketaatan untuk kunjungan beberapa kali ke dokter gigi.
o)   Tingkat pembuktian Grade C
15. ATRISI, ABRASI, EROSI
K03.1 Abrasion of teeth  
K03.2 Erosion of teeth  
a)  Definisi Ausnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh karena
fungsinya, karena kebiasaan buruk, cara menyikatgigi yang
salah atau karena asam dan karena trauma oklusi.
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang bukan
disebabkan oleh karies atau trauma dan merupakan akibat
alamiah dari proses penuaan.
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan
oleh proses mekanis yang terjadi pada gigi yang saling berantagonis (sebab fisiologis pengunyahan.)
-  Abrasi :
faktor mekanis dan kebiasaan buruk
-  Erosi :
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 57/110
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh proses kimia dan tidak melibatkan bakteri.
Gambar 11
Penampang frontal dan oklusal gigi erosi pada pasien dengan GERD (Dr. A. Dickson dalam J Clin Exp Dent. 2012;4(1): 48-53
Clinical measurement of tooth wear: Tooth wear indices (Lopez-
Frias, dkk)
b)  Patofisiologi
sementum ) pada setiap permukaa`n gigi yang disebabkan
asam , bahan kimia dan mekanis
-   Hilangnya permukaan jaringan keras(email, dentin
sementum ) tergantung pada lokasi, kebiasaan bisa
disertai dentin hipersensitif
Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin
d)  Diagnosis banding
89.31 Dental examination;
24.99 Other (other dental operation)
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 58/110
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi -  Rehabilitasi gigi tergantung lokasi dan keparahan jika
perlu pada atrisi didahului dengan peninggian gigitan.
Kemudian direstorasi dengan tumpatan direk/indirek.
-  Perlu diingat bahwa rehabilitasi tidak akan berhasil
apabila kebiasaan buruk tidak dihilangkan
-  DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi,
pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien konsul
diet, konsultasi psikologis pada pasien Bulimia.
-
remineralisasi
didahului dengan peninggian gigit
Adjusment
 jaringan keras dan lokasi, bila di servikal dilakukan
ART dengan bahan GIC, Bila di oklusal direstorasi
mahkota
komposit, GIC, atau inlay resin komposit).
i)  Lama perawatan
 j)  Faktor penyulit
-  Pasien tidak kooperatif
psikologis
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 59/110
l)  Keberhasilan perawatan
buruk hilang
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Pasien menyadari bahwa ada kebiasaan buruk yang
dilakukannya dan bersedia bekerja sama untuk berupaya
menghilangkan kebiasaan tersebut.
o)   Tingkat pembuktian
a)  Definisi
disebabkan oleh berbagai faktor.
Klinis tidak ada keluhan namun secara visual gigi berubah
warna.
96.54 Dental scalling and polishing, plaque removal,
prophylaxis
-  Bergantung penyebab endapan lunak plak dengan DHE.
 Jika ada karang gigi dilakukan skeling; -  Dilakukan pewarnaan pada gigi dengan bahan disclosing;
-  Melakukan pembersihan debris, kalkulus, semua elemen
gigi dimulai dari yang supra gingiva, dilanjutkan pada
subgingival apabila ada;
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 60/110
finishing;
dicampur dengan pasta gigi untuk skeling;
-  Perawatan diakhiri dengan memberikan povidone iodine
atau chlorhexidine untuk mencegah infeksi.
f)  Pemeriksaan Penunjang
Warna dan bentuk gusi sehat dan warna gigi sesuai dengan
gigi lain yang normal.
l)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
Pasien yang masih sulit untuk menghilangkan kebiasaan
buruknya, sehingga sulit untuk kooperatif.
n)   Tingkat pembuktian
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 61/110
17. PERUBAHAN WARNA EKSTERNAL No. ICD 10 : K03.7 Posteruptive color changes of dental
hard tissues  
a)  Definisi
karena berbagai faktor dari luar.
b)  Patofisiologi
masuknya zat warna, terutama matriks email sebagai email
menjadi porus dan terjadilah perubahan warna pada email
hingga ke dentin.
Gigi berubah warna di email dan dentin
d)  Diagnosis banding
89.31 Dental examination
23.41 Application of crown
-  Persiapan pasien:
pewarnaan, rencana perawatannya serta prognosisnya,
sehingga pasien tidak boleh mengharapkan hasil
perawatan yang tidak mungkin dicapai.
g)  Prosedur pemeriksaan:
-  Home bleaching
-  Kamera Intra Oral, foto ekstra oral, electro pulp tester  
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 62/110
k)  Faktor penyulit
m)  Keberhasilan perawatan
Warna gigi sesuai dengan gigi lain yang normal, namun jika dibandingkan dengan pemutihan secara internal hasilnya
kurang memuaskan.
 Tidak ada
a)  Definisi
b)  Patofisiologi
Pasien merasa giginya linu apabila terkena rangsangan
mekanis, thermis dan kimia tetapi gigi tidak karies.
d)  Diagnosis banding
89.31 Dental examination ;
24.99 Other (other dental operation )
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 63/110
-   Promotif dan preventif; -  Edukasi pasien (DHE) yang bersifat intervensi preventif;
-  Pemberian fluor topikal/CPPACP untuk meningkatkan
remineralisasi/menutup tubuli dentin;
bahan GIC/RK.
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
Pasien tidak mengalami kecemasan yang berlebihan dan
dapat bekerjasama untuk mendukung perawatan dapat di
aplikasikan dengan sempurna.
o)   Tingkat pembuktian
a)  Definisi
keras/ lunak, pulpa belum terbuka.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 64/110
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 65/110
o)   Tingkat pembuktian
a)  Definisi
muda (akar belum sempurna).
kimia/termis.
-  Kadang-kadang sakit bila minum dingin/ makan manis/
asam,
23.70 root canal NOS
-  Bersihkan daerah kerja;
-  Preparasi seminimal mungkin;
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 66/110
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 67/110
tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi sehingga pulpa tidak dapat kembali ke kondisi sehat.
b)  Patofisiologi
 yang dapat mengganggu sistem mikrosirkulasi pulpa sehingga
odem, syaraf tertekan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri
 yang hebat.
-  Nyeri tajam, berlangsung cepat dan menetap, dapat hilang
dan timbul kembali secara spontan (tanpa rangsangan),
serta secara terus menerus. Nyeri tajam, yang berlangsung
terus menerus menjalar kebelakang telinga.
-  Nyeri juga dapat timbul akibat perubahan
temperatur/rasa, terutama dingin, manis dan asam
dengan ciri khas rasa sakit menetap lama.
-  Penderita kadang-kadang tidak dapat menunjukkan gigi
 yang sakit dengan tepat.
tumpatan lama, dilakukan anamnesis menunjukkan
pernah mengalami rasa sakit yang spontan, klinis terlihat
kavitas profunda, dan tes vitalitas menunjukkan rasa sakit
 yang menetap cukup lama.
muncul apabila ada rangsangan (bukan spontan) dan tidak
bersifat menetap. e)  Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
24.99other dental operation(other);
87.12 Other dental x-ray (root canal x-ray);
23.2 Restoration of tooth by filling/ 23.3 Restoration of tooth
by inlay/ 23.41 Application of crown.
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
-   Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama kasus seperti
ini dimasukkan dalam tindakan endodontik darurat untuk
mengurangi rasa sakit (karena tekanan) dengan cara
pulpektomi pada gigi berakar tunggal dan pulpotomi
untuk gigi berakar ganda, perlu segera dilakukan anestesi
lokal dan ekstirpasi jaringan pulpa.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 68/110
 yaitu gigi apeks terbuka dan gigi apeks tertutup.
-  Pada dewasa muda dengan pulpitis ringan dilakukan
Pulpotomi.
(pulpektomi) dan dilanjutkan restorasi yang sesuai.
1.  Pulpototomi
eksavator tajam, penghentian pendarahan, aplikasi Ca(OH)2, sementasi dengan aplikasi pasta dan
tumpatan tetap.
-  Anastesi, pengukuran panjang kerja, preparasi
kavitas, pembukaan atap pulpa, pengambilan
pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator tajam,
pendarahan ditekan dengan kapas steril, ekstirpasi
pulpa, pembentukan saluran akar denganjarum
endodontik yang sesuai, irigasi NaOCL,
pengeringan saluran akar dengan paper point,
pengobatan saluran akar. Pada kunjungan
berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap
point dan sealer (bergantung kondisi).
-   Tumpatan tetap dengan onlay, crown, atau resin
komposit (bergantung sisa / keadaan jaringan
keras gigi).
-  Dental unit lengkap,
-  Alat diagnosis lengkap,
kapas steril, guttap point , root canal sealer , tumpatan
sementara dan tumpatan tetap).
 j)  Faktor penyulit
untuk mendapatkan perawatan.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 69/110
-   Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda
 yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak
terhalang (yaitu, bila saluran akar gigi terlalu bengkok,
atau sempit/buntu, letak gigi terlalu distal dan apeks
lebar) dokter gigi harus merujuk ke spesialis konservasi
gigi.
Evaluasi perlu dilakukan secara periodik.
l)  Keberhasilan perawatan
-  Kesembuhan Pulpotomi jaringan pulpa yang berkontak
langsung dengan mengalami nekrosis superfisial,
dibawahnya akan terbentuk jembatan dentin dan terjadi
apekso-genesis
pada pemeriksaan radiografik tidak ada kelainan
periapeks
Kepatuhan pasien yang tinggi. Tinggi atau rendahnya
kepedulian pasien terhadap keadaan dan kondisi giginya.
Kerjasama dan sifat kooperatif pasien diperlihatkan pada saat
kunjungan setelah devitalisasi pulpa, agar mendapatkan hasil
perawatan yang sempurna.
o)   Tingkat pembuktian
SULUNG ATAU GIGI PERMANEN, PASIEN DEWASA MUDA
No. ICD 10 : K04.0 Reversible pulpitis
a)  Definisi
inflamasi akan pulih kembali dan pulpa akan kembali sehat.
b)  Patofisiologi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 70/110
Ditimbulkan oleh stimulasi ringan seperti karies erosi servikal, atrisi oklusal, prosedur operatif, karetase periodontium yang
dalam, fraktur mahkota oleh karena trauma.
c)  Gejala klinis dan pemeriksaan
Asimptomatik, jika ada rasa nyeri biasanya oleh karena
adanya rangsangan (tidak spontan), rasa nyeri tidak terus
menerus. Nyeri akan hilang jika rangsangan dihilangkan misal
taktil, panas/dingin, asam/manis, rangsangan dingin lebih
nyeri dari pada panas.
e)  Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
23.2 restoration of tooth by filling
23.70 root canal NOS
1)  Prosedur pada kasus pulp proteksi:
a.  Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam dapat menggunakan excavator yang tajam ujung
membulat ukuran 0,1 mm;
benar-benar bersih (ditandai dengan tidak adanya
material yang masih dapat terbawa oleh excavator yang
tajam tersebut);
terdalam (jangan terlalu lebar/luas agar tidak
mengganggu tumpatan tetap diatasnya);
glass ionomer) apabila tumpatan diatasnya
menggunakan resin komposit;
dipilih bahan dari GIC tipe 1.
2)  Prosedur pada kasus pulp caping:
a.  Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam
dapat menggunakan excavator yang tajam ujung
membulat ukuran 0,1mm;
material yang masih dapat terbawa oleh excavator yang
tajam tersebut);
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 71/110
c.  Lakukan aplikasi pasta Ca(OH)2 untuk kasus hiperemi pulpa atau pulpitis reversibel pada titik terdalam yang
mendekati pulpa, kemudian ditutup diatasnya dengan
tumpatan dari GIC sebagai basis;
d.  Lakukan aplikasi bahan pulp proteksi pada titik
terdalam (jangan terlalu lebar/luas agar tidak
mengganggu tumpatan tetap diatasnya);
diminta untuk dapat berkunjung lagisetelah 2-4
minggu;
tersebut, perhatikan apakah ada perubahan saat gigi
menerima rangsangan;
kondisi basis apakah ada kebocoran tepi, apabila
ditemukan maka lakukan prosedur aplikasi Ca(OH)2 
dengan ditutup dengan basis dari GIC lagi;
h.  Apabila sudah tidak ada keluhan, maka dapat
dilakukan tumpatan tetap dengan resin komposit atau
tumpatan tuang.
mendekati pulpitis ireverbel/pulpitis sedang.
 j)  Faktor penyulit
sedang.
l)  Keberhasilan perawatan
terhadap perubahan suhu.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 72/110
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Pasien dengan kepatuhan kunjungan yang baik
o)   Tingkat pembuktian
23. NEKROSIS PULPA No. ICD 10 : K.04.1 Necrosis of pulp
a)  Definisi
disebabkan oleh adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi
kimiawi.
tanpa kehancuran jaringan pulpa.
-  Kadang dijumpai tidak ada simptom sakit.
-   Tanda klinis yang sering ditemui adalah jaringan pulpa
mati, perubahan warna gigi, transluensi gigi berkurang,
pada nekrosis sebagian bereaksi terhadap rangsangan
panas.
kadang-kadang peka.
ditandai oleh jaringan pulpa yang mengeras dan tidak
berbau.
lisis dan berbau busuk.
Ro jika diperlukan.
d)  Diagnosis banding
-  Pulpitis Ireversibel Akut
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 73/110
23.70 root canal, not otherwise specified  
23.2 Restoration of tooth by filling  
23.41 Application of crown  atau 
Untuk gigi yang di indikasikan cabut 
23.09 extraction of other tooth  
23.11 removal of residual root  
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi Perlu diperkirakan kondisi kerusakan dan jaringan
pendukung yang masih ada. Pada dasarnya perlu penilaian
prognosis yang baik untuk perawatan mempertahankan gigi.
1)  Gigi dilakukan perawatan dan dipertahankan.
-  Apabila jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat
untuk tumpatan nekrosis pulpa dapat ditangani
dengan perawatan saluran akar, dijelaskan pada
pasien Prosedur Tindakan Kedokteran pulpitis
ireversibel, -  Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada kasus
gigi dengan akar tunggal, dan gigi akar ganda yang
lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak
terhalang,
spesialis konservasi gigi
-  Apabila pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi
dianggap sudah tidak layak untuk dipertahankan (dari
segi biaya, waktu atau kesanggupan pasien), maka
tindakan pencabutan menjadi pilihan utama.
-  Prosedur tindakan cabut tanpa penyulit:
  Pemeriksaan Vitalitas
anestesi
-  Antibiotika
-  Analgetika
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 74/110
h)  Peralatan dan bahan/obat
a.  Dental unit lengkap,
b.  Alat diagnosis lengkap,
(cairan irigasi, desinfektan, paper point, kapas steril, guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara
dan tumpatan tetap)
f.  kapas steril.
i)  Lama perawatan
1 minggu sampai 6 bulan setelah perawatan (bergantung
kasus). Evaluasi setelah 6 bulan, 1 tahun hingga 2 tahun
2)  Untuk tindakan pencabutan:
bila tidak ada penyulit 3-7 hari
 j)  Faktor penyulit
-  Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan
untuk mendapatkan perawatan.
-  Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda
 yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice
tidak terhalang, dokter gigi harus merujuk ke spesialis
konservasi gigi
gigi/ rahang, laserasi jaringan lunak sekitar gigi, alveolagia, luksasi Temporo Mandibular Joint (TMJ)
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 75/110
bila tidak ada keluhan selama 2 (dua) tahun dan foto
radiologi tidak ada kelainan periapeks.
2)  untuk tindakan pencabutan, prognosis : baik 
l)  Keberhasilan perawatan
 Jika apeks terbuka, setelah perawatan akan menutup oleh
 jaringan keras dengan berbagai tipe penutupan
2)  Untuk tindakan pencabutan: Penutupan socket secara
sempurna
2)  Untuk tindakan pencabutan: TERTULIS
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
1)  Untuk perawatan mempertahankan gigi: Kepatuhan pasien
 yang tinggi. Tinggi atau rendahnya kepedulian pasien
terhadap keadaan dan kondisi giginya. Kerjasama dan sifat
kooperatif pasien diperlihatkan pada saat kunjungan
setelah devitalisasi pulpa, agar mendapatkan hasil
perawatan yang sempurna.
perlu perhatian khusus.
o)   Tingkat pembuktian
terlokalisir di dalam tulang alveolar
b)  Patofisiologi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 76/110
Merupakan lanjutan proses nekrosis pulpa yang dapat menimbulkan rasa sakit karena tekanan abses tersebut
c)  Gejala klinis dan pemeriksaan
-  Apabila abses periapeks kronis tidak ada gejala klinis
biasanya ada fistula intra oral.
-  Apabila abses periapeks akut terjadi rasa sakit pada
palpasi dan perkusi dan diikuti pembengkakan di daerah
akar gigi.
24.99 other dental operation(other)
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
-  Bila terjadi abses selain dilakukan pembukaan kamar
pulpa untuk drainase dan saluran akar juga dilakukan
insisi. Selain itu dilakukan juga over instrument tidak lebih dari 1 mm dari apeks gigi dengan alat preparasi
saluran akar no.25;
sementara;
kemudian tumpat sementara untuk pemakaian Ca(OH)2 di
evaluasi 1 minggu, 3 bulan, 6 bulan kemudian apabila
apeks sudah menutup dilanjutkan perawatan saluran
akar kemudian diisi dengan guttap point ;
-  Apabila endo konvensional tidak berhasil dirujuk;
-  Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan
antibiotika;
100 (1x1) no. VII, Amoxicillin 500 (XV) 3x1 tab;
Ciprofloxacin 500 (XV) 2x1 tab; Metronidazole 500 (XV)
3x1 tab.
h)  Peralatan dan bahan/obat
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 77/110
lengkap
-  bahan antiseptik dan desinfektan
-  Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda
 yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak
terhalang, untuk tindakan endodontik, dokter gigi harus
merujuk ke spesialis konservasi gigi.
k)  Prognosis
normal
Kepatuhan pasien dalam kunjungan perawatan
o)   Tingkat pembuktian
No. ICD 10 : K. 05. 00 Acute gingivitis, plaque induced  
a)  Definisi
gingiva tanpa disertai kehilangan pelekatan.
b)  Patofisiologi
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 78/110
disentuh, perubahan bentuk dan konsistensi, ada kalkulus
dan atau plak mikrobial, tanpa bukti radiografis adanya
kerusakan puncak tulang alveolar, yang disertai keluhan
rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi.
d)  Diagnosis banding
89.31 dental examination 
prophylaxis, plaque removal
a.  Pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian
plak mikrobial di rumah.
supra dan subgingiva.
c.  Pemberian obat anti mikroba dan obat antiplak, dan penggunaan alat kebersihan mulut guna meningkatkan
kemampuan pasien untuk membersihkan gigi geliginya.
d.  Koreksi faktor – faktor yang memudahkan retensi plak
mikrobial antaralain : koreksi mahkota yang over
contour , margin yang overhang ( mengemper ) atau
ruang embrasur yang sempit, kontak terbuka, gigi
tiruan sebagian cekat/ Gigi Tiruan Sebagian (GTS)
lepasan yang kurang pas, gigi karies dan gigi malposisi.
e.  Pada kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah pada bentuk/ kontur gingiva, agar pasien dapat menjaga
kebersihan mulut, sesuai kontur dan bentuk gingiva
sehat.
evaluasi untuk menentukan perawatan selanjutnya,
 yaitu terapi pemeliharaan periodontal.
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 79/110
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 80/110
kondisi periodontal, maka akan tampak antara lain
berlanjutnya tanda-tanda klinis penyakit yaitu:
perdarahan saat  probing , kemerahan dan pembesaran,
kondisi dapat diikuti kerusakan/cacat gingiva (cleft
gingiva, crater /ceruk gingiva), yang disertai kerusakan
selanjutnya sehingga berkembang menjadi periodontitis
dengan kehilangan pelekatan.
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada  jaringan keras maupun jaringan lunak, harus ada
persetujuan tertulis.
terapi dan hasil perawatan gingivitis karena plak mikrobial.
Faktor risiko sistemik adalah penyakit diabetes, merokok,
bakteri periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi
genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik (imuno
supresi), stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan pengaruh
obat-obatan.
 periodontal abcess.  
a)  Definisi
kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar.
-  Abses periodontal dapat diasosiasikan dengan patologis
endopulpa.
b)  Patofisiologi
Abses periodontal merupakan suatu abses yang terjadi pada gingiva atau pocket periodontal. Hal ini terjadi akibat adanya
faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, infeksi bakteri, impaksi
makanan atau trauma jaringan.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 81/110
probing meningkat.
-  Kerusakan pelekatan terjadi secara cepat.
Abses gingiva, pembesaran lunak berwarna kemerahan
(eritematous) pada jaringan gingiva gigi M1 dan M2 atas.
d)  Diagnosis banding
Kista dan granuloma
24.00 incision of gum or alveolar bone
96.54 dental debridement
-   Menyingkirkan plak, kalkulus, dan bahan iritan lainnya
dan atau menginsisi abses.
terbatas, dan pemberian anti mikroba dan pengelolaan
kenyamanan pasien.
akar gigi perlu dipertimbangkan.
Evaluasi periodontal menyeluruh harus dilakukan setelah
resolusi dari kondisi akut. -  Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan
antibiotika. Drug of choice   (pilihan) Antibiotik yang
diberikan antara lain adalah
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 82/110

  Ciprofloxacin 2 x 500 mg (waktu paruh 12 jam) •  Metronidazole 2 x 500 mg (waktu paruh 8 jam)
-  Obat kumur ( maksimal 2 kali sehari ).
g)  Pemeriksaan Penunjang
h)  Peralatan dan bahan/obat
-  bahan antiseptik dan desinfektan,
 j)  Faktor penyulit
k)  Prognosis
dan pasien tidak merokok.
akut akan berdampak pada kembalinya sebagian
pelekatan yang pernah hilang. -  Daerah kondisi akut tidak dapat ditangani ditanda
dengan abses yang mengalami rekurensi dan atau
berlanjutnya kehilangan pelekatan jaringan periodontal.
-  Faktor yang berperan terhadap tidak terjadinya resolusi
mencakup kegagalan dalam menyingkirkan penyebab dari
iritasi, debridemen yang tidak selesai, diagnosis yang
tidak akurat, atau adanya penyakit sistemik.
-  Pada pasien dengan kondisi gingiva tidak dapat
disembuhkan, harus diberikan pengobatan dan terapi
tambahan.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 83/110
n)  Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kepatuhan dan kesadaran pasien dalam menjalankan
pengobatan
PERIODONTAL RINGAN  –  SEDANG
a)  Definisi
pelekatan jaringan di sekitarnya. Penyakit ini ditandai
dengan kehilangan pelekatan klinis akibat destruksi ligamen
periodontal dan kehilangan tulang pendukung di sekitarnya.
b)  Patofisiologi
kronis
-  Edema, eritema, perdarahan gingiva saat  probing   dan
surpurasi, serta keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela
gigi, rasa kemeng/ rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat
mengunyah atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi
bengkak.
-  Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman  probing  
periodontal sampai dengan 4 mm dengan kehilangan
pelekatan sampai dengan 2 mm.
-  Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman  probing  
periodontal sampai dengan 6 mm dengan kehilangan
pelekatan sampai dengan 4 mm. -  Gambaran radiografis menunjukkan adanya kehilangan
tulang alveolar, sehingga terjadi peningkatan kegoyangan
gigi.
periodontal ringan  –   sedang dapat bersifat lokal yang
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 84/110
melibatkan kehilangan pelekatan dari satu gigi atau bersifat general yang melibatkan kehilangan pelekatan
beberapa atau seluruh gigi. Seseorang bisa saja
mengalami dua kondisi secara bersamaan yaitu daerah
 yang sehat dan periodontitis ringan – sedang.
d)  Diagnosis banding
89.31 dental examination 96.54 dental scaling and polishing, dental debridement,
plaque removal
 Terapi Inisial
mempengaruhi periodontitis kronis. Perlu
 yang merawat pasien.
2.  Instruksi dan evaluasi pengendalian plak pasien. 3.  Skeling supra dan sub gingiva serta pembersihan akar
gigi untuk membersihkan plak mikrobial dan kalkulus.
4.  Agen anti mikroba dapat diberikan sebagai tambahan.
5.  Faktor lokal yang menyebabkan periodontitis kronis
harus dieliminasi, yaitu (rujuk ke spesialis jika
diindikasi):
mengemper dan mahkota yang over kontur 
-
interproksimal
-  Odontoplasti
impaksi makanan
kontrol terhadap kebiasaan merokok dan kontrol
diabetes.
waktu tertentu yang disesuaikan terhadap adanya
pengurangan inflamasi dan perbaikan jaringan. Re-
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 85/110
dapat dibandingkan dengan dokumentasi awal pada
rekam medik, dan digunakan untuk menilai hasil terapi
inisial sebagai pertimbangan perawatan selanjutnya.
8.  Karena alasan kondisi sistemik, perawatan untuk
mengendalikan penyakit dapat ditunda berdasarkan
keinginan pasien atau pertimbangan dokter gigi.
9.   Jika hasil terapi inisial menunjukkan keberhasilan
perawatan pada jaringan periodontal, selanjutnya
dijadwalkan terapi pemeliharaan.
periodontal, selanjutnya dijadwalkan terapi perawatan
bedah untuk mendapatkan kesembuhan periodontal
 yang diharapkan dan untuk mengkoreksi cacat
anatomik.
terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya, riwayat
penyakit medik dan dental, serta pengkajian ulang terhadap keputusan yang telah diambil sebelumnya.
-  Pasien dapat dikembalikan ke terapi periodontal aktif lagi
bila terjadi kekambuhan.
g)  Pemeriksaan Penunjang
-  Pemeriksaan darah
periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik ( imuno
supresi ), stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan
pengaruh obat-obatan) mempengaruhi perawatan dan
hasil perawatan yang akan dilakukan.
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 86/110
faktor etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif,
tidak disertai penyakit/ kondisi sistemik dan pasien tidak
merokok.
satu, tetapi kemungkinan dapat dipertahankan bila
pasien kooperatif, tidak disertai kondisi/ penyakit
sistemik dan pasien tidak merokok. -  Buruk, bila kehilangan tulang berat, gigi goyang,
kelainan furkasi sampai dengan derajat dua, kooperasi
pasien meragukan, kondisi sistemik sulit dikendalikan
dan pasien perokok berat.
kronis dengan kehilangan jaringan periodontal ringan – 
sedang adalah pengurangan secara signifikan tanda – 
tanda klinis inflamasi gingiva, pengurangan kedalaman poket, pelekatan klinis meningkat secara signifikan atau
setidaknya kembali normal, dan skor plak yang sesuai
dengan kondisi gingiva sehat ( skor 0,1 –  1,1 ), hilangnya
keluhan rasa gatal pada gusi di sela  –   sela gigi, rasa
kemeng/ rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah
atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak.
-   Tanda – tanda bahwa penyakit periodontal yang belum
sembuh adalah inflamasi jaringan gingiva, kedalaman
poket tidak berkurang atau justru bertambah, pelekatanklinis tidak stabil, dan jumlah skor plak yang tidak
sesuai dengan kondisi gingiva sehat (skor> 1,2 –  3 ).
m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
persetujuan tertulis dari pasien
Penilaian klinis adalah bagian integral pada proses penetapan keputusan perawatan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keputusan untuk memberikan terapi yang
adekuat dan hasil perawatan yang diharapkan. Faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah kesehatan sistemik, usia,
obat-obatan yang dikonsumsi dan kemampuan pasien
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 87/110
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 88/110
f)  Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi  Tanpa ekstraksi gigi dengan alat ortodontik
g)  Pemeriksaan Penunjang
-  Foto radiologi sefalogram dan panoramik
h)  Peralatan dan bahan/obat
i)  Lama perawatan
gigi, lebih kurang 2 tahun, diikuti pemakaian retainer.
 j)  Faktor penyulit
Pasien tidak kooperatif
k)  Prognosis Baik bila pasien kooperatif dan disiplin dalam menjalankan
perawatan
stabil, estetika gigi & wajah baik, fungsi optimal. Over jet ,
over bite normal
kesadaran yang baik
o)   Tingkat pembuktian
GIGI SULUNG
8/19/2019 Panduan Praktik Klinis Dokter Gigi
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 89/110
permanen masih dalam tulang
Benih gigi permanen masih didalam tulang, dengan gigi susu
 yang sudah tanggal. Mungkin masih tersedia ruang yang
cukup untuk gigi permanen, mungkin tidak tersedia cukup
ruangan karena telah terjadi pergeseran gigi.
d)  Diagnosa banding
89.31 dental examination  
87.12 Other dental x-ray  
-  Bila belum menyebabkan anomali, gunakan space
maintainer lepasan/cekal.
g)  Pemeriksaan Penunjang
Foto radiologi regional
-  Bahan-bahan alat space maintainer atau space regainer
i)  Lama perawatan
 j)  Faktor penyulit
menentukan perlu tidaknya space maintainer.
k)  Prognosis
http://slidepdf.com/reader/full/panduan-praktik-klinis-dokter-gigi 90/110
Gigi permanen mencapai garis oklusi dengan posisi baik m)  Persetujuan Tindakan Kedokteran
 Tertulis
Rasa takut atau kecemasan pasien rendah, kepatuhan dan
kesadaran baik
K07.51 Malocclusion due