Umpan Balik Positif sebagai Upaya Perbaikan Efektif 24 Maret 2020 – Bayangkan, Anda adalah seorang guru yang mengajar di suatu kelas. Saat mengajar, kepala sekolah Anda ikut masuk ke kelas karena sedang mengobservasi kegiatan belajar mengajar. Di akhir kegiatan, Anda pun meminta tanggapan, masukan atau feedback dari kepala sekolah tersebut. “Bagaimana cara mengajar saya tadi? Apakah sudah bagus?” Kepala sekolah Anda menjawab, “Cara mengajar Anda tadi sudah bagus, hanya perlu ditingkatkan sedikit lagi!” Kira-kira, apa yang ada di pikiran Anda setelah mendengar jawaban tadi? Barangkali Anda akan merasa gemas atau kebingungan. Bagian mana atau apa yang perlu ditingkatkan dari performa mengajar saya tadi ya? Apakah kemampuan penguasaan materinya? Cara berkomunikasi dengan siswa? Atau jangan-jangan ada yang salah dengan cara berpakaian saya? Kemudian Anda merasa feedback dari kepala sekolah tadi seakan tidak membantu sama sekali. Pemberian Feedback harus Tepat Sebuah feedback (umpan balik) akan lebih bermanfaat jika dapat dipahami dengan jelas oleh penerimanya. Dengan ini, si penerima feedback dapat melakukan perbaikan atau tindakan spesifik agar di lain waktu, proses yang sama dapat berjalan lebih efektif. Feedback yang tidak tersampaikan dengan tepat bisa menjadi petaka. Penerima feedback bisa saja trauma, merasa terhakimi, atau malah muncul stigma negatif pada kegiatan bernama ‘feedback’ itu sendiri. Maka, penting bagi seorang Kepala Sekolah (atau pimpinan sebuah organisasi) menguasai teknik atau cara menyampaikan feedback yang baik. Seorang guru sangat membutuhkan feedback dari kepala sekolah agar kualitas mengajarnya semakin meningkat. Feedback yang bermanfaat tentu disampaikan dengan cara yang positif pula karena akan berpengaruh pada partisipasi guru dalam menyukseskan program-program sekolah. Sebuah studi yang melibatkan 22.719 pemimpin menunjukkan bahwa umpan balik berpotensi meningkatkan partisipasi dan keterlibatan tim dalam melaksanakan program dan mencapai tujuan (forbes.com). 10% peringkat teratas memiliki tingkat partisipasi bawahannya sebanyak 77% saat umpan balik diberikan dengan cara santun dan membangun. Sebaliknya, 10% peringkat terbawah hanya mendapatkan partisipasi sebanyak 25% saja karena keliru caranya. 5 Langkah Efektif Pemberian Feedback yang Membangun Kepala sekolah dapat melakukan cara-cara ini agar umpan balik yang diberikan kepada guru berdampak positif untuk kemajuan bersama.
Jelaskan dengan tepat, pada saat kapan umpan balik itu dimaksudkan. Apakah saat membuka pelajaran? Saat memberikan instruksi? Atau, saat menjelaskan materi? Hal ini akan membantu guru mengingat kembali kegiatan mengajarnya dan memperhatikan penjelasan Anda lebih cermat. Contoh:
Jelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan guru tersebut pada poin yang ingin anda berikan komentar. Apa yang dibicarakan guru tersebut? Kegiatan mana yang Anda maksud? Aktivitas mana yang dirujuk sehingga menyebabkan terjadinya sesuatu saat mengajar? Contoh:
Memberikan gambaran apa akibatnya jika guru tersebut melakukan tindakan tertentu. Apakah dampaknya menjadi kurang baik? Adakah hasil yang tidak sesuai harapan? Atau, adakah efek lain dari tindakan-tindakan tadi? Contoh:
Mengelaborasi lebih mendalam tindakan-tindakan yang dimaksud saat pemberian feedback. Anda bisa spesifik menjelaskan beberapa akar masalah kenapa sebuah dampak akhirnya dapat terjadi. Hal ini akan membantu guru memahami aktivitas mana yang perlu ditingkatkan mana yang sudah baik Contoh :
Langkah ini sangat penting agar guru tidak melakukan kesalahan yang sama. Selain itu, guru mendapatkan solusi tindakan praktis yang nantinya dapat diterapkan ketika ada kesempatan lain. Anda dapat mendorong guru menemukan sendiri solusi yang tepat dengan memberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan kunci, bukan menginstruksikan secara otoriter kepada guru. Contoh:
Jika suatu saat nanti Anda berkesempatan memberikan umpan balik, ingatlah untuk menerapkan 5 langkah tersebut. Semoga, guru-guru yang mendapatkan umpan balik dengan cara positif ini dapat meningkatkan perbaikan lebih efektif. Tak ada kebingungan, tak ada petaka. Feedback pun menjadi kegiatan yang menyenangkan. Praktik Pemberian Umpan Balik di Workshop Kami pernah menerapkan materi ini pada sesi workshop ketiga bulan September lalu. Dalam sesi Pemberian Umpan Balik ini, ada 4 kegiatan utama dalam waktu 120 menit yaitu sebagai berikut: 1.Memberikan umpan balik tertulis berdasarkan video (40 menit)
2.Diskusi pemberian umpan balik yang efektif (10 menit)
3.Bermain peran memberikan umpan balik yang efektif (50 menit)
4.Mengembangkan rencana pemberian umpan balik (10 menit)
5.Sesi refleksi (10 menit)
Lesson learnt Sesi Umpan Balik Dari pelaksanaan sesi ini, kami menemukan pembelajaran sebagai berikut:
Penulis: Masdar Fahmi Editor: Cici T. Wanita |