Dibawah ini yang bukan merupakan peralatan hidup dari masa bercocok tanam adalah

Dibawah ini yang bukan merupakan peralatan hidup dari masa bercocok tanam adalah

Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan dari masa bercocok tanam. (Unsplash/Dan Meyers)

adjar.id - Apakah Adjarian tahu, masa bercocok tanam terjadi setelah masa apa?

Yap, benar sekali! masa bercocok tanam terjadi setelah masa berburu dan masa mengumpulkan sudah mulai ditinggalkan. 

Pada masa ini, manusia sudah mengenal metode food producing atau mengenal cara beternak dan bertanam. 

Nah, pada masa ini manusia memiliki ciri-ciri lain, yaitu sudah mulai menetap. 

Baca Juga: Mengenal Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara di Indonesia

Selain itu, manusia sudah mulai mengasah alat-alat kehidupan hingga halus. 

Tidak hanya itu, pada masa ini terdapat banyak sekali hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan.

Namun, apa sajakah hasil-hasil kebudayaannya?

Sekarang, yuk, kita simak informasi lebih lanjut mengenai hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam di bawah ini!

"Pada masa ini, manusia sudah mulai menetap di suatu tempat atau wilayah."


Page 2

Dibawah ini yang bukan merupakan peralatan hidup dari masa bercocok tanam adalah

Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan dari masa bercocok tanam. (Unsplash/Dan Meyers)

Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Bercocok Tanam

1. Beliung Persegi atau Kapak Persegi

Beliung persegi merupakan alat dengan permukaan yang memanjang dan berbentuk persegi empat. 

Seluruh permukaan alat tersebut telah digosok hingga halus, kecuali pada bagian pangkal yang digunakan untuk tempat ikatan tangkai. 

Sisi pangkal diikat pada tangkainya, sisi depan diasah hingga tajam. 

Alat ini banyak ditemukan di wilayah Pasar Angin, Bogor.

Baca Juga: Jenis-Jenis Tradisi Sejarah pada Masyarakat Indonesia Masa Aksara

2. Kapak Lonjong

Kapak lonjong merupakan alat yang memiliki bentuk lonjong dengan pangkal terlihat lebih runcing dan juga melebar pada bagian tajamnya. 

Seluruh permukaan alat tersebut sudah digosok hingga halus.

Lalu, sisi pangkalnya terlihat lebih runcing dan juga diikat pada tangkainya. 

Sedangkan, sisi depannya jauh lebih melebar dan juga diasah hingga tajam pada kedua sisinya.

"Seluruh permukaan kapak persegi dan kapak lonjong sudah digosok hingga halus."


Page 3

Dibawah ini yang bukan merupakan peralatan hidup dari masa bercocok tanam adalah

Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan dari masa bercocok tanam. (Unsplash/Dan Meyers)

Kapak ini juga memiliki bentuk tajam yang simetris.

Nah, hal ini yang membedakan antara beliung persegi dan kapak lonjong.

Alat ini juga banyak ditemukan di bagian timur, yaitu Sulawesi, Sangihe Talaud, Flores, Maluku, Leti, Tanimbar, dan Papua. 

3. Mata Panah

Baca Juga: Masa Prasejarah Indonesia: Masa Berburu, Bercocok Tanam, dan Perundagian

Mata panah mencerminkan kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, lo. 

Mata panah banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. 

O iya, terdapat beberapa perbedaan bentuk mata panah pada setiap daerah. 

Mata panah di Sulawesi Selatan umumnya berukuran kecil dan tipis. 

Sedangkan, di wilayah Jawa mata panah ditemukan dengan bentuk yang jauh lebih teliti dan berbentuk segitiga. 

"Setiap mata panah yang ditemukan memiliki perbedaan bentuk."


Page 4

Dibawah ini yang bukan merupakan peralatan hidup dari masa bercocok tanam adalah

Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan dari masa bercocok tanam. (Unsplash/Dan Meyers)

4. Gerabah

Gerabah terbuat dari tanah liat yang dibakar. 

Nah, pada masa bercocok tanam, alat ini juga dibuat dengan cara yang sederhana, yaitu dikerjakan dengan tangan saja, lo. 

Gerabah juga banyak ditemukan di daerah Kendenglembu (Banyuwangi), Klapadua (Bogor), Serpong (Tangerang), dan Bali. 

Selain itu di berbagai daerah di Indonesia. 

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kutai serta Raja yang Membawa Masa Kejayaan

5. Perhiasan

Pada masa bercocok tanam, perhiasan yang terbuat dari kulit kerang dan batu sudah banyak ditemukan. 

Perhiasannya memiliki bentuk menyerupai gelang.

Perhiasan juga banyak ditemukan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. 

6. Bangunan Megalitik

"Gerabah terbuat dari tanah liat yang dibakar."


Page 5

Dibawah ini yang bukan merupakan peralatan hidup dari masa bercocok tanam adalah

Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan dari masa bercocok tanam. (Unsplash/Dan Meyers)

Bangunan megalitik berasal dari kata mega yang artinya adalah besar. 

Sedangkan, lithos berarti batu. 

Nah, tradisi pendirian bangunan-bangunan megalitik selalu berasal dari kepercayaan akan adanya hubungan antara hidup dan mati.

Jasa dari seseorang yang telah meninggal pada zaman itu akan diabadikan dengan mendirikan bangunan batu besar yang menjadi suatu bentuk penghormatan.

Baca Juga: Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha

Bangunan-bangunan batu tersebut dikenal sebagai menhir, dolmen, punden berundak, waruga, sarkofagus, dan kubur batu, 

Peninggalan ini dapat kita jumpai di Nias, Flores, Sumba, dan Toraja. 

Nah Adjarian, itulah hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam yang perlu kita ketahui, ya.

Sekarang, yuk, coba jawab soal di bawah ini!

Pertanyaan

Sebutkan pengertian mata panah!

Petunjuk: Cek halaman 3.

Jangan lupa untuk tonton video ini, ya!

Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam - Bercocok tanam merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya masa berburu dan meramu. Masa bercocok tanam ditandai dengan perubahan tradisi yang semula mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing).

Kegiatan bercocok tanam ini mulai dilakukan setelah manusia purba mulai menetap di suatu wilayah meskipun hanya bersifat sementara.

Selain bercocok tanam manusia purba juga beternak hewan seperti sapi, kerbau, kambing, ayam, anjing dan kuda. Masa bercocok tanam dan beternak ini diperkirakan terjadi pada zaman Mesolitikum. Sedangkan jenis manusia purba yang hidup pada masa ini adalah homo sapiens yang berasal dari rumpun melayu.

Pada masa bercocok tanam hutan belukar dimanfaatkan untuk dijadikan ladang dengan menanam tanaman seperti padi, sukun, nangka, jagung, ketela, pisang dan kedelai. Lama-kelamaan tanah sekitar tidak dapat ditanami lagi sehingga mengharuskan berpindah mencari tanah yang lebih subur.

Sistem berlandang secara berpindah ini disebut juga bergumah. Kegiatan seperti ini masih sering dijumpai di Indonesia seperti di pedalaman papua dan kalimantan.

Adapun ciri-ciri kehidupan pada masa bercocok tanam dan beternak adalah sebagai berikut:

  • Teknologi dalam menghasilkan alat kebutuhan telah berkembang.
  • Pada masa ini manusia purba sudah hidup menetap di suatu wilayah secara berkelompok.
  • Alat bantu yang digunakan pada masa bercocok tanam antara lain kapak lonjong, kapak persegi dan mata panah.
  • Sudah mengenal sistem barter yaitu perdagangan yang dilakukan dengan tukar-menukar antara barang-dengan barang.
  • Manusia purba yang hidup dekat dengan perairan untuk transportasi menggunakan perahu bercadik.

Sistem kepercayaan pada masa bercocok tanam

Pada masa ini manusia purba telah mengenal sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan manusia purba pada saat itu dibagi menjadi dua yaitu kepercayaan animisme dan kepercayaan dinamisme.

Sumber: dari berbagai sumber.

Incoming search terms:

  • pengertian masa bercocok tanam
  • alat yang digunakan pada masa bercocok tanam
  • ciri-ciri masa bercocok tanam
  • jenis manusia purba yang hidup pada masa bercocok tanam