Dimana kita harus menghindari atau mengurangi aktivitas

Dimana kita harus menghindari atau mengurangi aktivitas

Kata tanya pada bacaan /Buku Tematik kelas 5 SD dan MI/buku.kemendikbud.go.id

PORTAL JEMBER - Kata tanya pada bacaan "Sembilan Bahaya Kabut Asap dan Cara Mengatasinya". Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018 untuk Kelas 5 SD dan MI terbaru yang berjudul Udara Bersih bagi Kesehatan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas kunci jawaban halaman 94 dan 95 Tema 2 Subtema 3 Memelihara Kesehatan Organ Pernapasan Manusia Kelas 5 SD dan MI.

Sebelum membaca kunci jawaban ini, ada baiknya adik-adik berusaha untuk menjawabnya sendiri terlebih dahulu. Sebab, kunci jawaban ini hanyalah sebagai pemandu adik-adik untuk bisa mengeksplor lebih dalam pertanyaan-pertanyaan yang ada dan menjawabnya dengan jawaban sendiri.

Selain itu, kunci jawaban ini juga bisa dijadikan panduan dan pembanding bagi orang tua untuk memeriksa jawaban anaknya.

Baca Juga: Melengkapi Diagram Sistem Pencernaan pada Manusia, Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 5 SD MI Halaman 35 Subtema 1

Dikutip PORTAL JEMBER dari alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Jember, Anismoro Nalendri Lesthianingrum S.Pd, berikut adalah kunci jawaban Buku Tematik Kelas 5 SD dan MI Tema 2 Subtema 3 halaman 94 dan 95 tentang tabel kata tanya pada bacaan "Sembilan Bahaya Kabut Asap dan Cara Mengatasinya".

Kunci Jawaban Kelas 5 SD dan MI Tema 2 halaman 94
Ayo Berlatih

Dari bacaan “Sembilan Bahaya Kabut Asap dan Cara Mengatasinya” di atas, buatlah pertanyaan dengan kata tanya apa, siapa, di mana, bagaimana, dan mengapa. Kemudian tulislah jawaban dari pertanyaan tersebut. Tuliskan dalam bentuk tabel seperti contoh berikut. Kemudian, bertanya jawablah dengan teman sebangkumu.

Kata Tanya "Apa"

Sumber: buku.kemendikbud.go.id

Dimana kita harus menghindari atau mengurangi aktivitas
MEDIA CENTER, Palangka Raya – Wakil Walikota Palangka Raya Umi Mastikah, meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, jikapun harus banyak beraktivitas di luar rumah, maka harus menggunakan masker.

Hal tersebut disampaikan Umi, menyusul kabut asap yang mulai pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kota Palangka Raya, sehingga dikhawatirkan berdampak pada kualitas udara yang tidak sehat.

“Antisipasi dampak kabut asap, salah satunya mengurangi aktivitas di luar rumah, jika memang tidak perlu. Untuk anak-anak yang berangkat maupun pulang sekolah, harus memakai masker,” katanya, Sabtu (10/8/2019).

Orang nomor dua di Pemerintah Kota (Pemko)  Palangka Raya ini mengatakan,  jika pemko bersama tim satgas, terus berupaya melakukan pencegahan karhutla, terutama melakukan pemadaman dan pembasahan lahan-lahan yang sempat terbakar, sehingga kabut asap dapat ditekan.

Terpenting lanjut Umi, masyarakat harus dapat menjaga kesehatan diri, mulai dari menggunakan masker saat keluar rumah. Lalu mengkonsumsi makan yang bergizi dan memperbanyak minum air putih.

Pemko melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) imbuh Umi, juga telah melakukan antisipasi sejak dini. Salah satunya dengan membagikan masker ke masyarakat dan sekolah-sekolah. Terutama dengan sasaran anak-anak yang rentan terdampak kabut asap, seperti anak usia dini maupun usia dasar.

Selain itu, lanjutnya, pembagian masker di area publik. Seperti di jalan umum, rumah sakit dan puskesmas juga dilakukan.

“Kita memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi memadamkan karhutla dan antisipasi mencegah dampak kemarau ini,” tuturnya.

Umi menambahkan, kabut asap akibat karhutla ini tentu sangat memprihatinkan. Karena itu diharapkan kondisi kabut asap bisa cepat berlalu.

“Tegakkan hukum, jika ada masyarakat yang melihat seseorang dengan sengaja melakukan pembakaran lahan, maka segera dilaporkan ke aparat penegak hukum,” tutupnya. (MC. Isen Mulang.1)

Tim | CNN Indonesia

Senin, 16 Sep 2019 11:59 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat membawa dampak besar terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Pemkot Singkawang terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar pada Senin (16/9) hingga Rabu (18/9) akibat kabut asap pekat.Di Pekanbaru, libur sekolah diperpanjang selama dua hari yakni Senin (16/9) hingga Selasa (17/9). Sebelumnya libur sekolah sudah diberlakukan sejak Selasa (10/9).Meski aktivitas belajar mengajar libur sejenak, bukan berarti orang bebas dari paparan asap. Selain mengurangi aktivitas di luar rumah, Anda pun perlu mengambil langkah agar rumah bebas dari bahaya paparan asap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


1. Tutup pintu dan jendelaMelansir dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Ri, langkah awal ialah memastikan semua pintu dan jendela dalam kondisi tertutup. Kabut asap bisa membawa partikel berbahaya lewat udara yang masuk lewat saluran napas.

2. Tutup celah dengan kain basah

Meski pintu, jendela serta ventilasi sudah tertutup, cek kembali jika terdapat celah atau retakan pada sekitar pintu dan jendela. Asap bisa masuk meski celah berukuran sangat kecil dan sempit. Letakkan kain basah pada celah pintu maupun jendela. Kain basah mampu menyaring udara yang masuk.

3. Nyalakan AC, kipas angin, atau gunakan tirai basah

Selain membuat udara di ruang yang tertutup menjadi lebih nyaman, menyalakan AC atau kipas angin dapat menjaga sirkulasi udara. Jika tidak memiliki AC atau kipas angin, manfaatkan tirai yang telah diberi air. Tirai basah memiliki fungsi yang sama dengan kain basah.

4. Hindari aktivitas yang menambah asap

Tanpa disadari, orang melakukan aktivitas yang bisa menambah volume asap di rumah. Sebaiknya hindari aktivitas menggoreng, membakar sampah juga merokok saat di rumah. Rumah bisa saja aman dari paparan asap karhutla, tetapi menjadi tidak aman saat ada aktivitas yang justru menimbulkan asap.

5. Letakkan tanaman

Untuk menambahkan jumlah O2 dan menyerap CO2, letakkan tanaman pada pot di dalam ruangan. Tanaman yang sebaiknya digunakan ialah lidah mertua, lili paris, sirih gading, dan suplir.

6. Manfaatkan aquarium

Meletakkan aquarium berisi air, diberi ganggang, dipasangi lampu LED dan diletakkan di dalam ruangan dapat membantu menjaga kelembaban udara sekaligus mengurangi CO2.
7. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehatDalam kondisi terpapar asap dan lingkungan yang kurang sehat, lindungi diri dengan penerapan PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. PHBS antara lain membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun, menutup tempat penampungan air agar tidak terpapar asap, mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi dan menyediakan obat-obatan esensial di rumah.Obat-obatan ini termasuk masker saat terpaksa harus keluar rumah serta tabung oksigen bila ada anggota keluarga yang memiliki gangguan pernapasan.

[Gambas:Video CNN] (els/ayk)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Tim | CNN Indonesia

Minggu, 22 Sep 2019 08:51 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat di wilayah Riau dan Kalimantan kini masih bergelut dengan wabah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kabut asap yang kian pekat berpengaruh cukup besar bagi kehidupan masyarakat yang terdampak, terutama dalam hal kesehatan.Pada September 2019, penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Batam, Kepulauan Riau, meningkat 100 persen. Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan Agustus 2019. Kejadian ini juga dialami oleh masyarakat yang tempat tinggalnya juga terpapar oleh kabut asap.Berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menghindari bahaya kesehatan akibat paparan kabut asap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


1. Batasi aktivitas di luar ruanganHindari atau kurangi aktivitas di luar ruangan untuk mengurangi risiko paparan asap. Ini sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki gangguan pernapasan atau penyakit jantung. Meski demikian, orang sehat sekalipun juga dapat terkena dampaknya.Mengingat kepekatan kabut asap bisa berbeda setiap harinya dan dengan cepat menyebar, baiknya lakukan pengecekan kualitas udara secara berkala melalui aplikasi atau laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dengan begitu langkah perlindungan seperti menyediakan masker yang tepat bisa dilakukan.

2. Gunakan masker

"Saat kualitas udara enggak bagus, memang tidak disarankan berkegiatan luar ruangan tapi kalau terpaksa ya pakai alat pelindung diri [yakni] masker yang bisa filtrasi polutan," kata Agus Dwi Susanto, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI beberapa waktu lalu.Agus menekankan penggunaan respirator yang lebih efektif menyaring hingga 95 persen polutan. Respirator yang umum ditemui yakni jenis N95. Masker biasa termasuk masker hijau juga bisa digunakan, hanya saja efektivitasnya jauh di bawah respirator.

3. Perbanyak asupan air putih

Asupan air yang cukup berperan penting dalam menunjang kinerja organ tubuh. Tak hanya menghilangkan rasa haus, air putih juga membantu mengatasi dehidrasi, mengalirkan nutrisi penting hingga membantu melembapkan kulit.Saat ada paparan asap, tubuh secara tidak langsung terpapar racun, kotoran juga polutan lain. Air putih membantu mekanisme pembuangan kotoran dan racun yang masuk ke tubuh.

4. Jaga ruangan selalu tertutup

Penting untuk memastikan ruangan yang ditempati seperti rumah, sekolah atau gedung kantor dalam kondisi tertutup. Andalkan pendingin ruangan (AC) agar udara tetap tersaring dan sejuk.Jika tidak ada AC, Anda bisa memasang kain basah pada sela-sela ventilasi, seperti sela pintu dan jendela. Kain basah atau tirai basah akan menangkal partikulat debu yang masuk ruangan, namun tak membuat sirkulasi udara terhambat.

5. Lindungi air minum dan makanan

Paparan asap yang masuk ke ruangan bisa mengotori penampungan air minum dan makanan. Selalu tutup wadah makanan dan minuman. Pastikan galon ditutup dengan kain, terutama pada bagian keran.Kabut asap mengandung partikel berbahaya yang dapat menempel pada minuman dan makanan. Bila tertelan, ditakutkan akan memicu peradangan pada sistem pencernaan, mulai dari mulut, tenggorokan, bahkan lambung.

6. Menerapkan PHBS

Saat ruangan sudah aman dari paparan asap, bukan berarti upaya berhenti sampai di sini. Tetap jaga diri dengan menerapkan perilaku hidup sehat bersih (PHBS) dengan konsumsi makan makanan bergizi dan istirahat cukup. Keduanya akan membantu meningkatkan sistem imun sehingga badan tidak mudah tumbang karena asap. Selain itu kurangi kebiasaan buruk seperti merokok atau minum minuman beralkohol.

7. Cuci bahan makanan

Pastikan untuk mencuci bersih semua yang akan Anda konsumsi atau olah, terutama buah dan sayur yang akan dikonsumsi langsung. Ini pun berlaku untuk sayuran atau bahan lain yang akan dimasak. Cuci dengan seksama atau jika perlu menggunakan sabun pencuci bahan makanan.
8. Konsultasi dengan dokter
Bagi orang yang rentan dengan paparan kabut asap, seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, terutama mereka yang sudah memiliki gangguan pernapasan dan penyakit jantung, wajib berkonsultasi dengan dokter. Konsultasi bertujuan agar kabut asap tak memunculkan risiko kesehatan yang parah, termasuk kemungkinan penyediaan oksigen serta obat-obatan. (els/ayk)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA