tirto.id - Salah satu nomor lempar yang termasuk cabang olahraga atletik adalah tolak peluru. Senada dengan namanya, tolak peluru dilakukan dengan cara menolak bola besi (mendorong) dari bahu dengan menggunakan satu tangan. Show Menilik sejarahnya, tolak peluru sudah ada sejak 2000 tahun silam. Olahraga tolak peluru lantas popular bagi para pria Britania Raya (Inggris) lantaran dijadikan sebagai penguji kekuataan seorang lelaki. Pada awalnya, media peluru yang digunakan adalah batu. Kemudian, ketika masuk abad pertengahan, keberadaan batu digantikan dengan peluru meriam bersamaan dengan lahirnya sebuah inspirasi tolak peluru modern.
Mengutip modul Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan karya Sabar Muljana dan Yunus Dartono (2020:6), olahraga tolak peluru mengalami kemajuan besar pada sekitar tahun 1950, ketika Parry O’Brien memulai tolakan menghadap bagian belakang ring (metode ’Brien). Untuk melakukan praktek tolak peluru dengan baik dan memperoleh jarak tolakan yang jauh, seorang atlet harus memahami dan menguasai sejumlah teknik serta prinsip dasar olahraga ini. Beberapa prinsip dasar tolak peluru meliputi, cara memegang peluru, sikap badan ketika melakukan tolakan, cara menolakkan peluru, dan sikap badan setelah melakukan tolakan. Penjelasan mengenai teknik dasar tolak peluru bisa dilihat di sini.
Ukuran Bola dan Lapangan Tolak Peluru
Merujuk buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan oleh Muhajir (2017:147), tolak peluru adalah suatu gerakan menolak atau mendorong alat bundar (peluru) dengan berat tertentu yang terbuat dari bahan logam, yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Adapun berat peluru yang kerap digunakan dalam sebuah ajang perlombaan tolak peluru terbagi menjadi 2 jenis, yakni sebagai berikut: 1. Untuk peserta laki-laki, berat bola tolak peluru adalah 7,25 kg 2. Untuk peserta perempuan, berat bola tolak peluru sebesar 4 kg. 3. Untuk yunior putra, berat bola tolak peluru 5 kg 4. Untuk yunior putri, berat bola tolak peluru 3 kg Sementara itu, lapangan tolak peluru memiliki bentuk yang hampir sama dengan arena untuk nomor lempar dari cabang olahraga atletik lainnya, yakni lempar cakram. Bedanya terletak pada adanya sebuah papan batas tolakan dalam arena lingkaran tolakan peluru. Kemudian beberapa ketentuan lain terkait lapangan tolak peluru dan ukurannya ialah sebagai berikut: 1. Ada 2 bagian lingkaran di lapangan tolak peluru, yakni lingkaran untuk tolakan dan sektor pendaratan. 2. Lingkaran tolakan di lapangan tolak peluru memiliki diameter 2,235 meter yang dikelilingi ring besar (sebagai batas lingkaran) dengan ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm. 3. Di bagian depan lingkaran tolakan dipasang balok dengan panjang 1,22 m, tinggi 10 cm, dan tebal 11,4 cm. 4. Lingkaran sektor pendaratan dalam lapangan tolak peluru, berupa garis batas (sector line) dan garis standar. 5. Sektor pendaratan memiliki sudut sebesar 40 derajat dan panjang dengan ukuran minimal 25 m.
Macam-macam Gaya Tolak PeluruGaya yang kerap digunakan dalam tolak peluru ada dua macam, yakni gaya lama (gaya ortodoks) dan gaya baru (gaya O’Brian). Adapun gaya lain dari tolak peluru hanya merupakan sebuah variasi dari kedua gaya tersebut.
Baca juga: Teknik Dasar Tolak Peluru dan Fungsi Tangan Kiri Saat Melakukannya Dalam tolak peluru, gaya ortodoks biasa disebut pula dengan istilah gaya menyamping. Sementara gaya baru atau gaya O'Brian kerap disebut gaya membelakangi arah tolakan. Adapun cara melakukan 2 macam gaya dalam tolak peluru bisa dicermati dalam perincian di bawah ini. 1. Cara menolak peluru dengan gaya ortodoks (gaya menyamping)
2. Cara menolak peluru dengan gaya O'Brian (membelakangi arah tolakan)
Gambar cara melakukan dua macam gaya tolak peluru di atas bisa dilihat di link ini (hlm. 154).
Baca juga
artikel terkait
CABANG ATLETIK
atau
tulisan menarik lainnya
Syamsul Dwi Maarif
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Ragam Lainnya Sportpedia: Macam-Macam Gaya dalam Tolak Peluru Foto: Pertandingan Tolak Peluru (Foto: Reuters)
MACAM-macam gaya dalam tolak peluru dapat menentukan hasil lemparan. Sesuai namanya tolak peluru sangat mengutamakan kekuatan bahu untuk mendorong peluru (bola besi). Dalam perkembangan tolak peluru memiliki dua macam gaya yang bisa digunakan. Dilansir dari buku Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan karya Sabar Muljana dan Yunus Dartono (2020:6), terdapat tiga gaya dalam tolak peluru, yakni, gaya menyamping (ortodoks), gaya membelakangi tubuh (O'Brien), dan gaya berputar (spin). Baca Juga : Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah dan Peraturannya Ketiga gaya tersebut sejatinya sama-sama berguna untuk menghasilkan tolakan sejauh mungkin. Yang membedakan justru hanya ada apa variasi gayanya saja. Tak cuma itu setiap gaya biasanya disesuaikan dengan level pemain mulai dari pemula hingga atlet profesional. 1. Gaya OrtodoksGaya Ortodoks memiki cara menyamping ke arah tolakan dengan cara menolak peluru ke arah samping setelah loncatan datar dilakukan. Teknik ini biasanya digunakan oleh para pemula. Berikut cara melakukannya:
2. Gaya O'BrienGaya O'Brien dalam tolak peluru dilakukan dengan cara membelakangi arah tolakan. Saat melakukan gaya ini, pelempar akan melakukan setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru. Sehingga, saat persiapan dilakukan, pemain akan menghadap belakang sebelum kemudian berbalik ke depan. Pada gaya O'Brien, posisi badan atlet akan menghadap 180 derajat dari arah tolakan. Lalu berputar ke arah tolakan tepat sebelum menolak peluru. Nama lain gaya membelakangi pada tolak peluru juga disebut dengan istilah glide. Berikut cara melakukan tolak peluru gaya o'brien:
3. Gaya SpinGaya spin dalam tolak peluru adalah teknik yang paling sering digunakan oleh para atlet profesional. Pada saat melakukan teknik ini, pemain akan berputar 360 derajat sebelum melontarkan peluru. Editor : Saliki Dwi Saputra |