Ikatan yang terjadi karena pemakaian elektron secara bersama disebut dengan

Ilustrasi larutan kimia. Foto: Freepik

Di dalam pelajaran kimia, dapat dengan mudah ditemui materi ikatan kovalen. Ikatan kovalen adalah salah satu terjadi akibat penggunaan pasangan elektron bersama. Ikatannya lebih kompleks jika dibandingkan ikatan kimia lainnya.

Ada beberapa atom yang sulit melepas atau menerima elektron karena memerlukan atau membebaskan energi yang besar selama proses berlangsung. Untuk membentuk konfigurasi elektron gas mulia yang lebih stabil, atom-atom ini saling berikatan melalui pemakaian pasangan elektron bersama.

Pemakaian pasangan elektron bersama terjadi pada atom-atom nonlogam. Jadi dapat disimpulkan bahwa ikatan kovalen merupakan ikatan antar atom nonlogam yang terjadi melalui pemakaian pasangan elektron bersama.

Di dalam ikatan kovalen, terdapat istilah Pasangan Elektron Ikatan (PEI) atau pasangan elektron yang digunakan secara bersamaan oleh kedua unsur. Lantas apa saja jenis-jenis ikatan kovalen? Simak ulasannya sebagai berikut.

Ilustrasi Senyawa Kimia. Foto: Freepik

Jenis-jenis ikatan kovalen dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan jumlah pasangan elektron dan polarisasinya.

Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron

Ikatan kovalen berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama-sama pada satu ikatan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Seperti namanya, ikatan ini hanya memiliki satu pasang PEI (Pasangan Elektron Ikatan). Ikatan ini umumnya juga disebut sebagai ikatan kovalen biasa.

Simbol yang digunakan pada ikatan jenis ini adalah garis satu (-). Contoh senyawa kovalen tunggal adalah senyawa Hidrogen (H2) dan senyawa air (H2O).

Jenis ikatan ini memiliki dua pasang atau 4 buah elektron PEI (Pasangan Elektron Ikatan) sama seperti namanya. Simbol yang digunakan untuk jenis kovalen rangkap dua ini adalah garis dua (=). Senyawa kovalen rangkap dua adalah karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2).

Sama halnya seperti kovalen rangkap dua, jenis ini juga memiliki tiga pasang atau 6 buah elektron PEI (Pasangan Elektron Ikatan). Untuk jenis ini, simbol yang digunakan adalah garis tiga (≡) dengan contoh senyawa misalnya nitrogen (N2).

Ilustrasi Senyawa Kimia. Foto: Freepik

Jenis ikatan kovalen berdasarkan polarisasi dibagi menjadi dua macam, di antaranya yaitu:

Ikatan kovalen polar terjadi apabila pasangan elektron yang digunakan bersama mengutub pada salah satu atom. Atom tersebut mengutub karena terjadi perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara atom-atom yang berikatan.

Saat elektron mengutub maka terbentuklah momen dipol (mengukur tingkat polaritas). Terdapat satu sisi yang positif, sementara bagian lain merupakan sisi negatif. Pada ikatan kovalen polar, pasangan elektron akan cenderung mendekati atom yang memiliki keelektronegatifan yang lebih tinggi.

Ingat, bahwa sifat keelektronegatifan suatu unsur akan semakin besar dalam satu periode dari kiri ke kanan, dan semakin kecil dalam satu golongan dari atas ke bawah. Contoh ikatan kovalen polar asam klorida (HCl).

Atom h memiliki kelektronegatifan H = 2,1. Sedangkan Klorin memiliki keelektronegatifan Cl = 3,0. Ini akan menyebabkan pasangan elektron lebih dekat ke arah atom Cl. Sehingga, Cl cenderung negatif dan H cenderung positif (terbentuklah momen dipol yang tidak saling meniadakan).

2. Ikatan Kovalen Non-Polar

Ikatan kovalen non-polar dapat terjadi pada senyawa diatomik yang bentuk molekulnya simetris seperti senyawa metan (CH4). Di mana satu atom diikat oleh beberapa atom sejenis, sehingga terjadi keseimbangan keelektronegtifan dan pasangan elektron tidak mengutub ke satu atom.

Ilustrasi Larutan Kimia. Foto: Freepik

Senyawa kovalen memiliki sifat yang dapat membedakannya dengan senyawa hasil ikatan lainnya. Sifat-sifat tersebut antara lain:

Volatilitas merupakan kemampuan suatu senyawa untuk dapat menguap (berubah fase dari cair ke gas). Pada umumnya, sebagian besar dari senyawa kovalen berupa gas dan mudah menguap. Karena memiliki volatilitasnya yang tinggi, banyak senyawa kovalen yang digunakan sebagai pemberi aroma.

Biasanya, senyawa-senyawa kovalen memiliki titik didih yang cenderung rendah dimana titik didih senyawa tersebut rata – rata di bawah 200 derajat celcius. Rendahnya titik didih yang dimiliki senyawa kovalen ini disebabkan karena gaya tarik menarik antar molekul sangat lemah. Sehingga tidak memerlukan energi yang tinggi untuk memisahkannya.

Senyawa kovalen pada umumnya memiliki nilai kelarutan yang rendah pada air, namun tinggi pada pelarut organik seperti bensin, alkohol, aseton, dan minyak tanah. Hal ini menandakan sebagian besar senyawa kovalen tidak larut di dalam air, namun mudah untuk larut di dalam pelarut organik.

Namun terdapat senyawa kovalen ada yang dapat larut di dalam air. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya reaksi antara senyawa kovalen dengan air yang membentuk ion sulfat dan ion hidrogen.

Kebanyakan senyawa kovalen memiliki sifat non elektrolit atau tidak bisa menghantarkan arus listrik. Namun, senyawa kovalen polar memiliki sifat elektrolit dan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.