Jelaskan batasan terluar wilayah Indonesia saat ini

Jelaskan batasan terluar wilayah Indonesia saat ini

Jelaskan batasan terluar wilayah Indonesia saat ini
Lihat Foto

canva.com

Peta Indonesia. Secara geografis batas wilayah Indonesia bagian timur berbatasan dengan negara Papua Nugini.

KOMPAS.com - Secara geografis batas wilayah Indonesia bagian timur berbatasan dengan negara Papua Nugini.

Selain itu, batas wilayah Indonesia bagian timur juga berupa lautan yaitu Samudera Pasifik.

Adapun wilayah Indonesia paling timur adalah pulau Papua dengan lima provinsi yaitu Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua tengah, dan Papua Pegunungan.

Baca juga: Batas Negara Indonesia Bagian Utara, Selatan, Barat, Timur

Secara keseluruhan, batas-batas negara Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Utara: Malaysia, Palau, Filipina, dan Laut China Selatan.
  • Selatan: Timor Leste, Australia, dan Samudera Hindia.
  • Barat: Samudera Hindia.
  • Timur: Papua Nugini dan Samudera Pasifik.

Batas negara Indonesia juga bisa dibagi berupa negara atau daratan, laut, dan udara.

Dikutip dari buku Membangun Kedaulatan Bangsa Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kawasan Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) karya Sutaryo dkk (2015), disebutkan bahwa batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste.

Bisa dikatakan juga, batas negara Indonesia di darat tersebar di tiga pulau, empat provinsi, dan 15 kabupaten/kota yang masing-masing memiliki karakteristik perbatasan berbeda-beda.

Baca juga: Daftar Barang Ekspor Indonesia dan Negara Tujuannya

Kemudian, batas negara Indonesia di laut berbatasan dengan 10 negara yaitu:

  • India.
  • Malaysia.
  • Singapura.
  • Thailand.
  • Vietnam.
  • Filipina.
  • Republik Palau.
  • Australia.
  • Timor Leste.
  • Papua Nugini.

Batas wilayah Indonesia di laut umumnya berupa pulau-pulau terluar yang jumlahnya 92 termasuk pulau-pulau kecil.

Baca juga: Batas Negara Indonesia di Darat, Laut, dan Udara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Wilayah Indonesia berbatasan dengan samudra dan negara yang berada di kepulauan yang sama. Batas wilayah Indonesia dibedakan menjadi dua, berdasarkan letak astronomis dan geografis.

Beberapa negara memiliki empat musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Lali mengapa Indonesia punya dua musim?

Penyebabnya karena letak geografis dan astronomis, Indonesia termasuk negara dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kedua letak ini bisa mempengaruhi temperatur udara dan curah hujan.

Selain itu beberapa wilayah di Indonesia dilalui garis khatulistiwa. Garis ini membagi wilayah antara belahan bumi utara dan selatan. Garis khatulistiwa ini menyebabkan wilayah Indonesia mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun.

Indonesia juga berada di wilayah strategis karena memiliki gugusan pulau dan wilayah perairan yang luas.

Baca Juga

Batas batas wilayah Indonesia dibagi berdasarkan perbatasan darat dan laut. Indonesia berbatasan darat dengan negara Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste.

Advertising

Advertising

Sedangkan wilayah perairan berbatasan dengan 10 negara yaitu Singapura, Malaysia, Papua Nugini, Vietnam, Filipina, Australia, Thailand, Palau, dan Timor Leste.

Batas Wilayah Indonesia Secara Astronomis

Letak astronomis ini berdasarkan derajat lintang dan bujur. Batas wilayah Indonesia secara astronomis, berada pada garis lintang utara 6º (Pulau We), lintang selatan pada 11º (Pulau Rote), dan batas paling barat 95º (Sabang), hingga 141º bujur timur (Merauke).

Mengutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII, berikut batas-batas wilayah Indonesia berdasarkan letak astronomis:

  • Batas paling utara terletak pada 6º08º lintang utara tepat melewati Pulau Weh, di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
  • Secara astronomis batas paling selatan berada di 11º15º LU, tepat melewati pulau Rote provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
  • Batas paling barat berada di 95º45º LU, tepat melewati pulau Beureu, provinsi NAD.
  • Batas paling timur melewati sungai Fly dan sungai Merauke di provinsi Papua, berada di garis lintang 141º05º LU.

    Beberapa daerah dilalui garis khatulistiwa yang berada di kota Pontianak (Kalimantan Barat), kota Bonjol (Sumatra Barat), kota Tumbu (Sulawesi), dan Maluku.

Zona Waktu di Indonesia

Indonesia memakai perhitungan kisaran waktu internasional, yaitu kota Greenwich, Inggris. Kisaran waktu ini disebut Greenwich Mean Time (GMT).

Patokan waktu ini menentukan selisih waktu 7 jam untuk Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), selisih waktu 8 jam untuk Indonesia bagian tengah (WITA), dan selisih 9 jam untuk Indonesia bagian timur (WIT).

Wilayah astronomis ini berpengaruh pada zona iklim tropis dan tiga pembagian zona waktu di Indonesia. Berikut penjelasan mengenai zona waktu:

  • Wilayah yang dilalui WIT yaitu Maluku dan Papua, berbatas dengan garis 135º BT.

Wilayah yang dilalui zona waktu WITA yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan pulau Sulawesi. Letak astronomis WITA berada di garis 120º BT.

Berbatasan di garis 105º BT, meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.

Contoh perbedaan zona waktu yaitu di wilayah di WIB pukul 10.00 pagi, sedangkan daerah di WIT pukul 12.00 siang.

Batas Wilayah Indonesia Secara Geografis

Secara geografis, batas negara bagian Selatan terdiri dari Australia, Samudera Hindia, dan Timor Leste.

Batas negara bagian utara yaitu Malaysia, Filipina, Singapura, dan Laut Cinta Selatan. Sementara bagian barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Bagian Timur berbatasan langsung dengan Papua Nugini.

Letak geografis ini membuat negara Indonesia beriklim tropis yang lembap dan bertiupnya angin muson. Mengutip dari buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah), berikut penjelasan mengenai iklim di Indonesia.

Di Indonesia, iklim tropis bersifat lembab mengakibatkan tingkat curah hujan yang relatif tinggi.

Contohnya pesisir pantai selatan pulau Jawa, Bali, Lombok, pesisir barat sampai utara pulau Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan.

Sedangkan wilayah di Indonesia yang punya curah hujan rendah ada di wilayah padang rumput Nusa Tenggara dan Sulawesi Tengah.

Baca Juga

Angin muson adalah gerakan massa udara yang menyebabkan perbedaan tekanan udara, antara benua dan lautan. Pengaruh angin muson terjadi karena Indonesia, berada di benua Asia dan Australia.

Selain itu angin muson dipengaruhi oleh Samudra Pasifik dan samudra Hindia. Angin ini berhembus ke wilayah Indonesia. Serta terjadi pergantian arah sebanyak dua kali dalam setahun.

Angin Muson Barat

Angin muson barat mengakibatkan terjadinya musim hujan di Indonesia. Angin ini bertiup dari bulan Oktober sampai April.

Ketika itu benua Australia menyebabkan tekanan udara rendah, sedangkan benua di daratan Asia mengalami musim dingin. Sehingga tekanan dari daratan Asia terjadi tekanan udara tinggi.

Angin Muson Timur

Angin muson timur terjadi di bulan April sampai Oktober. Ketika itu negara di Asia, mendapatkan sinar matahari dan tekanan udara relatif rendah.

Benua Australia mengalami musim dingin, sehingga tekanan udara relatif tinggi. Kondisi ini membuat pergerakan angin muson timur.

Muson timur membuat pergerakan angin tidak menentu. Bulan April sampai Oktober ini membuat Indonesia berada di musim pancaroba atau kemarau.

Indonesia memiliki perbatasan darat internasional dengan tiga negara tetangga yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sedangkan di laut, perairan Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara tetangga yakni: India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini. Untuk itu peran Badan Geologi sangat strategis dalam mengelola wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mengingat batas wilayah darat dan dasar laut merupakan bagian dari bumi, maka tak bisa dielakkan peran Badan Geologi sangat diperlukan untuk memiliki data-data geologi. Keseluruhan data tersebut selanjutnya diintegrasikan untuk memetakan karakteristik lingkungan fisik permukaan bumi terkait tapal batas negara, menentukan potensi sumber daya alam di kawasan perbatasan baik batas darat maupun dasar laut, dan kajian aspek infrastruktur guna peningkatan ekonomi wilayah perbatasan.

Kawasan perbatasan merupakan kawasan strategis nasional yang mempunyai peranan dan fungsi penting. Dalam pengelolaannya kawasan perbatasan negara tersebut yang meliputi perbatasan darat, laut dan pulau-pulau kecil terluar telah diatur dalam UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia, terdiri dari wilayah darat, wilayah perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.

Kebijakan yang dilakukan dalam pengembangan kawasan perbatasan adalah "mempercepat pembangunan kawasan perbatasan di berbagai bidang, terutama peningkatan bidang ekonomi, sosial dan keamanan, serta menempatkan kawasan perbatasan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan".

Harapannya kawasan perbatasan sebagai bagian terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat mendukung keberhasilan pembangunan nasional dan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat disekitarnya (prosperity approach) serta peningkatan kondisi pertahanan dan keamanan (security approach).

Menyadari pentingnya data-data geologi tersebut, maka Badan Geologi melakukan survei, pemetaan geologi, dan akuisisi data di kawasan perbatasan guna memperoleh kejelasan hak-hak kedaulatan negara yang harus dipertahankan termasuk kekayaan alam didalamnya. Tentu saja data-data tersebut sangat dibutuhkan sebagai modal Pemerintah dalam perundingan penentuan wilayah perbatasan antar negara.

Dari data survei geologi dan geofisika yang telah dilakukan di kawasan perbatasan secara jelas menunjukkan masih banyaknya potensi sumber daya alam, terutama minyak dan gas bumi untuk diolah sebagai prospek wilayah kerja baru. Hal tersebut tidak hanya berguna dalam menambah penguatan cadangan energi nasional akan tetapi sekaligus menjadi peluang Pemerintah dalam mengembangkan kawasan perbatasan untuk menghindari hilangnya wilayah NKRI. Seperti halnya kegiatan yang telah dilakukan di Cekungan Akimeugah Papua, yang memanjang hingga ke perbatasan Papua Nugini (PNG).

Di area tersebut Badan Geologi telah menghasilkan data-data survei geologi, geokimia batuan induk, gaya berat, Passive Seismic Tomography (PST) dan Microseepage. Cekungan Akimeugah merupakan kelanjutan dari Papua Basin di Papua New Guinea (PNG) yang memiliki 10 top lead dengan cadangan lebih dari 1.800 MMBOE. Hitungan sumber daya spekulatif oleh Badan Geologi di cekungan ini mencapai 116 TCF.

Kegiatan lain yang juga telah dilakukan oleh Badan Geologi adalah survei seismik 2D di perairan Arafura dan Sahul yang telah berhasil menemukan graben-graben dengan dimensi yang cukup besar yang membuka peluang bagi penemuan baru lapangan migas. Lokasi akuisisi seismik tersebut berbatasan dengan perairan Australia dan PNG (di beberapa lokasi batas teritorial di kawasan tersebut masih berupa garis putus-putus yang berarti masih terbuka peluang untuk dirundingkan). Dengan diperolehnya data-data geologi dan geofisika akan menjadi modal utama guna meningkatkan kepercayaan diri Pemerintah dalam melakukan perundingan.

Selain survei potensi sumber daya alam, pemetaan geologi yang juga telah dilakukan oleh Badan Geologi adalah pemetaan korelasi geologi di perbatasan Timor Leste dan Malaysia yaitu Pulau Kalimantan di wilayah Sintang-Silantek (Kalimantan Barat-Sarawak) dan Serudong-Nunukan (Kalimantan Utara). Kegiatan selanjutnya untuk wilayah tersebut adalah melakukan pemetaan geomorfologi dan geologi kuarter. Kedua hal tersebut sangat penting untuk dilakukan guna mendukung pengembangan wilayah dan pembangunan infrastruktur serta peningkatan ekonomi wilayah perbatasan.

Wilayah dan pelaksanaan kerja sama perbatasan Indonesia-Timor Leste

Informasi geomorfologi yang mencakup kondisi topografi, bentuk dan kemiringan lereng, pola aliran dan material penutup lahan sangat penting untuk digunakan sebagai data dasar dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur di wilayah perbatasan. Lebih dari itu informasi ini sangat penting untuk dimanfaatkan sebagai pedoman dalam pemanfaatan lahan dan penetapan tapal batas antar negara. Sebagaimana diketahui bahwa penetapan batas antar negara antara wilayah Indonesia dan Malaysia di Kalimantan adalah menggunakan batas alamiah berupa punggungan gunung yang mengikuti batas pemisah air (watershed), hal tersebut menjadikan informasi geomorfologi dan geologi kuarter menjadi salahsatu kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan tapal batas antara Indonesia-Malaysia.

Harapan yang diamanatkan dari pengembangan dan pengelolaan kawasan perbatasan adalah kawasan tersebut bisa benar-benar menjadi wilayah kerja aktif dimana terlihat adanya aktifitas pengembangan wilayah secara nyata. Nilai penting dari pengelolaan kawasan perbatasan adalah keseriusan dari Pemerintah untuk mengelola, memproduksi, mengembangkan dan mengefektifkan serta tidak menelantarkan kawasan perbatasan. Hal tersebut hanya dapat dilakukan jika telah diperoleh data-data geologi secara komprehensif melalui kegiatan survei, pemetaan dan inventarisasi.

Jika Pemerintah Indonesia tidak memiliki data-data geologi secara komprehensif dan lalai dalam pengelolaan wilayah perbatasan, maka akan berdampak pada saat dilakukan perundingan terhadap wilayah tersebut. Dikhawatiran pemerintah kurang maksimal dalam perundingan yang pada gilirannya berpotensi terjadi ancaman besar yaitu hilangnya wilayah kedaulatan NKRI seperti lepasnya Sipadan dan Ligitan dari Indonesia. Kasus hilangnya kedua pulau milik Indonesia di dekat kawasan kaya potensi minyak di Ambalat Kalimantan tentu saja tidak kita inginkan terjadi lagi di masa mendatang.