Ende (Inmas) - Demikian ungkapan bernada ajakan disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Ende, Drs. Wilhelmus Yohanes Ndoa, M.Pd, usai mengikuti acara pembukaan kegiatan Soaialisasi Kesehatan Kerja dan Olahraga yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Kabupaten Ende di Wisma Emaus, Selasa (7 Mei 2019). "Hidup sehat adalah aset yang perlu dijaga. Seseorang yang memiliki raga yang sehat dan jiwa yang kuat adalah gambaran pribadi yang sangat mencintai dirinya. Kesehatan yang baik akan menunjang pelaksanaan pelayanan tugas kita. Bagaimana bisa bekerja dan melayani dengan baik, kalau kita sakit. Oleh karenanya, menjaga kesehatan secara baik adalah kewajiban setiap kita. Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Tindakan pencegahan yang secara tepat dilakukan dengan menjaga kesehatan pikiran, tubuh dan jiwa agar dapat melakukan aktivitas dengan baik," tegas Wilhelmus. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Bupati Ende, Ir. Marselinus Y.W. Petu, yang ditemani Kepala Dinas Kesehatan Ende, drg. Muna Fatma, M.Kes, bertujuan meningkatkan kesadaran akan hidup sehat dan kerja yang sehat. "Kesehatan yang baik saat bekerja pun perlu dijaga keseimbangannya. Diperlukan waktu untuk sejenak meregangkan saraf dan otak. Olah raga ringan menjadi solusi sederhana saat kita bekerja, dengan cara senam otak dan peregangan syaraf serta jangan lupa mengkomsumsi buah-buahan," ajak Muna Fatma. Muna juga menambahkan bahwa program kerja Dinas Kesehatan kedepannya akan melakukan konsultasi dan koordinasi bersama dinas-dinas terkait, satuan kerja Kementerian/Lembaga untuk secara bersama melakukan dan mewujudkan gerakan kesehatan masyarakat (Germas). Olah raga bersama dan teratur pada waktu yang ditetapkan dapat menjadi solusi agar kebugaran dan kesehatan tetap dijaga serta dirawat secara bersama. Kita jadikan Ende sebagai Kota Sehat, karena orang-orangnya sehat-sehat. "Kita harus mulai dari diri kita, instansi kerja kita maka demikian akan menjadi contoh bagi masyarakat luas," jelasnya. Para peserta kegiatan yang terdiri dari Pimpinan SKPD, para Camat se Kabuputen Ende, para Kepala Puskesmas dan Pusat Pelayanan Terpadu (Postu), pimpinan instansi pemerintah lainnya serta para perawat dan bidan ini dikemas dengan latihan olah raga ringan peregangan otak dan saraf sesaat saat bekerja. Selain itu, para peserta diajak bersama memakan buah-buahan yang telah disediakan.**(Oyend Pendo/Prily) Adagium ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’ harus terus dijaga di masa pandemi covid-19 ini. Sebab kesehatan itu mahal harganya. Oleh karena itu, menjaga kesehatan sama saja dengan berinvestasi, walaupun tak menghasilkan keuntungan material, dampaknya jauh lebih berharga daripada materi karena menyangkut kesehatan diri, bahkan juga orang lain. Vaksinasi atau lebih dikenal dengan istilah pemberian vaksin merupakan tindakan pencegahan atas penyakit menular yang menimpa makhluk hidup. Bukan hanya itu, vaksin juga memiliki manfaat pertahanan (kekebalan dalam tubuh) dan perlindungan paling baik dari infeksi serta berbagai jenis virus mematikan. Secara spesifik, vaksin memiliki manfaat bagi tubuh menurut dr. Kevin Adrian di laman aladokter.com diantaranya (02/12): Pertama, mencegah terjadinya penyebaran penyakit. Tidak hanya melindungi tubuh dari serangan penyakit serius, pemberian vaksin juga dapat membantu mencegah penyebaran penyakit. Contohnya, kasus kematian pada bayi dan anak-anak akibat wabah penyakit campak dan pertusis (batuk rejan) yang pernah menggemparkan dunia, karena saat itu belum terdapat vaksin untuk kedua penyakit tersebut. Kedua, dapat melindungi dari risiko kematian dan cacat. Pemberian vaksin terbukti dapat menurunkan risiko terkena berbagai penyakit yang dapat mengakibatkan kematian maupun kecacatan. Beberapa contoh di antaranya adalah pemberian vaksin cacar pada usia anak-anak dapat membantu mencegah mereka terjangkit cacar di kemudian hari. Begitupun dengan pemberian vaksin campak dan rubella yang dapat membantu menurunkan risiko penularan virus tersebut dari ibu hamil kepada janin yang di kandungnya maupun kepada bayi yang baru lahir, secara drastis. Ketiga, dapat menghemat waktu dan biaya. Pemberian vaksin merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling murah, karena terbukti dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat suatu penyakit. Pemberian vaksin ini dapat membantu seseorang terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan sakit berkepanjangan, yang tak hanya merugikan dari segi finansial namun juga waktu. Jadi vaksin itu merupakan ‘investasi masa’ depan berupa kesehatan masa kini hingga akhir hayat. Jadi upaya pemerintah memberikan vaksinasi covid-19, wujud dari tanggungjawab pemerintah menjaga hajat hidup 260 juta jiwa penduduk Indonesia dari serangan korona. Sudah sangat jelas dan tegas, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyampaikan bahwa vaksin yang akan diberikan secara massal kepada warga masyarakat Indonesia itu aman dan halal. Sehingga masyarakat jangan panik, waswas apalagi takut divaksin. Dalam hal ini, pemerintah memastikan melalui juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito (19/11), vaksin yang akan digunakan nantinya merupakan vaksin yang memiliki efektivitas sehingga kaya akan manfaat. Tidak perlu diragukan lagi. Vaksin yang akan disuntikkan nantinya, jelas Wiku, sudah lolos uji klinis tahap tiga dan mendapatkan ijin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal yang tak perlu diragukan lagi, bahwa vaksin diproduksi melalui prosedur yang sudah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta melibatkan para peneliti yang terlibat ahli di bidangnya. Bukan hanya itu, pemerintah juga menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan kehalalan dari vaksin tersebut untuk menjawab keraguan dari masyarakat. Sementara itu juga, para pakar kesehatan mufakat bahwa vaksinasi masih menjadi cara paling ampuh dalam mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Seperti yang disampaikan Dokter Spesialis Anak, dari Yayasan Orang Tua Peduli dr. Endah Citraresmi. Ia menyampaikan bahwa vaksinasi akan membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak perlu melalui fase sakit saat diserang virus atau bakteri tertentu. Kendati tersebut tentu berbeda dengan kekebalan alami tubuh yang muncul setelah seseorang diserang penyakit. Hal ini disampaikan dalam Dialog Produktif bertema Imunisasi Aktif: Mewujudkan Kualitas Hidup yang Lebih Baik yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), (24/11). Endah meminta agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi tidak benar mengenai vaksin covid-19 yang akan segera beredar. Saat vaksin beredar di masyarakat, BPOM dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) tetap dan terus memantau vaksin tersebut. Sebagai contoh pemantauan, laporan KIPI dari catatan vaksinasi MR fase 1 tahun 2018 memperlihatkan, sangat sedikit sekali kejadian ikutan pasca imunisasi yang terkait langsung dengan pemberian vaksin. Endah menyebutkan, manfaat vaksin jauh lebih besar daripada kejadian ikutan yang paling umum terjadi pasca pemberian vaksin. Seperti nyeri dan bengkak di sekitar lokasi penyuntikan. Reaksi ini alamiah dan bisa sembuh dalam waktu singkat. Pada intinya, tidak ada pemerintah manapun yang mau mengorbankan warga negaranya. Semua negara baik negara maju maupun negara berkembang membuat vaksin. Sebenarnya negara sudah menjamin keamanan vaksin. Bahkan negara tetap aktif memantau keamanan vaksin untuk melindungi warga negaranya. Hal tersebut dilakukan untuk tetap menjaga produktivitas warganya dalam menjalankan kehidupan sehari-sehari mulai dari lingkup terkecil keluarga hingga lingkup besar seperti dunia usaha dan lain sebagainya. Maka dari itu, adagium lama perihal kesehatan masyarakat di muka bumi harus jadi pedoman bersama. Karena memang akan terasa dampaknya di kemudian hari. Mari terus tanamkan ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’.
Ada pepatah mengatakan jangan Menyeberangi Jembatan Sampai Anda Mendatanginya & Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati atau Sedia Payung Sebelum Hujan??? Pepatah pertama secara harfiah mencoba memberi tahu Anda untuk tidak mencari masalah. Jangan menangani masalah yang diantisipasi sampai itu menjadi kenyataan. Jika itu belum terjadi, jangan memprovokasi karena Anda hanya akan memperburuk keadaan. Namun pepatah terakhir mengatakan bahwa Anda harus selalu mempersiapkan diri jika ada masalah. Sebelum sesuatu yang buruk terjadi, Anda harus menghindarinya dengan melakukan seperti itu. Ada pepatah yang memiliki arti serupa yaitu; Sediakan payung sebelum hujan, yang diterjemahkan langsung menjadi 'Siapkan payung sebelum hujan'. Kedua peribahasa ini jelas-jelas bertentangan satu sama lain. Seseorang memberitahu Anda untuk tidak mengacaukan apa pun kecuali sesuatu yang buruk menyerang sementara, yang lain menyuruh Anda melakukan sesuatu untuk mencegah kejadian buruk itu terjadi. Baca Artikel lainya : ASURANSI CI PENYAKIT KRITIS PENGGANTI INCOME Bagaimana menurut Anda ?? |