Jika air mani tertelan apa bisa menyebabkan kehamilan

Jakarta -

Sperma memegang peranan penting dalam proses terjadinya kehamilan, Bunda. Sperma adalah sel reproduksi pria yang berasal dari testis.

Seperti diketahui, kehamilan dapat terjadi saat sperma suami membuahi sel reproduksi istrinya. Ini dapat terjadi ketika suami istri melakukan hubungan seks.

Lalu benarkan kehamilan dapat terjadi ketika sperma justru masuk ke tubuh dengan cara ditelan?


Menurut Seksolog Jennifer Litner, PhD, LMFT, CST, kehamilan hanya dapat terjadi ketika sperma suami membuahi sel telur istrinya, Bunda. Sangat tidak mungkin seorang wanita akan hamil dari seks oral.

"Kehamilan hanya bisa terjadi bila air mani (semen) bersentuhan dengan sel telur. Itulah mengapa menelan sperma tidak akan menyebabkan kehamilan dalam keadaan normal," kata Litner, dilansir Medical News Today.

Selain itu, sistem pencernaan tidak berhubungan dengan sistem reproduksi. Artinya, sperma yang ditelan tidak dapat masuk ke vagina, apalagi membuahi sel telur.

"Ketika seseorang menelan sperma, jalur masuk ke tubuh sama akan melalui sistem pencernaan, seperti kita makan atau minum sesuatu. Jalur ini tidak akan menuju ke organ reproduksi dan tidak akan menyebabkan kehamilan," ujar Litner.

"Bahkan setelah sperma ditelan dan keluar dalam bentuk urine atau feses, dia tidak akan bisa membuat wanita hamil."

Perlu diingat, Bunda hanya bisa hamil dari kontak antara penis dan vagina, atau air mani yang berisi sperma masuk ke vagina atau organ reproduksi Bunda.

Menelan sperma biasanya menjadi bagian dari seks oral, Bunda. Menggabungkan seks oral dengan aktivitas seksual yang membuat sperma masuk ke vagina, baru bisa menyebabkan kehamilan.

Jika air mani tertelan apa bisa menyebabkan kehamilan
Ilustrasi Sperma/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Efek menelan sperma

Menelan sperma sebagai bagian seks oral bukan hal baru. Tapi, Bunda perlu mengetahui efeknya untuk kesehatan nih, Bunda.

Seorang Urologis di Northwestern Memorial, Nelson Bennett, MD, mengatakan bahwa air mani tak hanya mengandung sperma, tapi juga 80 persen air. Kandungan lainnya adalah nutrisi, seperti vitamin dan mineral.

"Air mani juga mengandung protein, asam amino, fruktosa, glukosa, zinc, kalsium, vitamin C, dan beberapa nutrisi," kata Bennett, dikutip dari Men's Health.

Studi yang diterbitkan Journal of Andrology tahun 2013 menemukan, rata-rata konsentrasi protein di air mani adalah 5.040 miligram (mg) per 100 mililiter (ml). Nah, karena rata-rata setiap ejakulasi pria mengeluarkan sekitar 5 ml air mani, artinya ada sekitar 252 mg protein akan keluar dalam satu kali ejakulasi.

Meski sperma mengandung nutrisi, Bunda sebaiknya tidak melakukan seks oral ya. Center For Disease Control And Prevention (CDC) mengungkapkan, seks oral dapat berisiko menyebabkan infeksi menular seksual (IMS).

"Air mani yang mengandung sperma merupakan cairan tubuh, artinya bila ditelan bisa berisiko terkena IMS, seperti klamidia, gonore, HPV, serta HIV," kata Dr. Evan Goldstein, DO, seorang ahli proktologi spesialisasi kesehatan seksual pria di Bespoke Surgical.

Risiko kesehatan lain dari menelan sperma adalah Hypersensitivity to Human Semen (HSS), yakni alergi terhadap air mani. Alergi dapat kambuh bukan hanya dari menelan air mani atau sperma, tapi juga bersentuhan dengannya.

Gejala HSS dapat bervariasi, tapi paling sering menimbulkan kemerahan, pembengkakan, dan gatal-gatal di area genital. Gejala ini dapat muncul dalam waktu satu jam setelah paparan air mani, Bunda. Beberapa wanita bahkan bisa mengalami gejala yang lebih parah dan berpotensi mematikan.

Jika air mani tertelan apa bisa menyebabkan kehamilan
Ilustrasi suami dan istri/ Foto: iStock

Cara cepat hamil

Alih-alih menelan sperma, kehamilan dapat terjadi karena berhubungan seks. Tentunya, seks yang dimaksud adalah saat sperma masuk ke dalam vagina ya, Bunda.

Air mani yang sehat mengandung jutaan sperma, yakni sel reproduksi pria yang dapat berenang menuju sel telur wanita. Saat sperma membuahi sel telur, sel telur kemudian akan melakukan perjalanan ke rahim untuk mencoba menanamkan dirinya di lapisan rahim. Proses ini disebut implantasi, Bunda.

Tidak semua upaya implantasi berhasil menjadi kehamilan. Agar bisa berhasil, sperma harus membuahi sel telur, dan sel telur harus tertanam di dalam rahim. Nah, untuk bisa hamil, kontak seksual harus terjadi sekitar waktu ovulasi.

Nah, berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, 5 cara cepat hamil:

1. Mencatat siklus haid

Mencatat siklus haid sangat penting untuk memulai program hamil. Melalui cara ini, Bunda bisa mengetahui apakah siklus haidnya teratur atau tidak teratur, sehingga bisa menentukan waktu berhubungan seks agar bisa hamil.

2. Mengenali masa ovulasi

Kita dapat mengenali masa ovulasi dari catatan siklus haid. Masa ovulasi penting untuk mengetahui masa subur, Bunda. Setelah mengenali masa ovulasi, Bunda bisa berhubungan seks secara teratur.

Selain dari siklus haid, Bunda dapat memastikan masa ovulasi dari suhu tubuh. Menurut dr. Iskandar Junaidi, suhu tubuh dasar atau basal adalah suhu tubuh saat Bunda belum melakukan aktivitas atau ketika bangun tidur di pagi hari.

"Suhu tubuh akan meningkat saat ovulasi terjadi. Ketika terjadi ovulasi terjadi, suhu tubuh akan naik secara bertahap atau bahkan melonjak tiba-tiba sampai kurang dari 1 derajat Celsius," kata Iskandar Junaidi dalam buku Kehamilan Sehat & Mengatur Jenis Kelamin Anak.

3. Menjalani pola hidup sehat

Untuk mulai program hamil, Bunda perlu menerapkan pola hidup sehat ya. Selain olahraga teratur, hindari rokok dan alkohol.

Selain itu, Bunda juga perlu menjaga pola makan untuk menunjang persiapan kehamilan. Konsumsilah makanan bernutrisi secara teratur. Selain itu, jangan lupa untuk minum vitamin prenatal ya.

Supaya hasil lebih maksimal, Bunda dapat berkonsultasi ke dokter untuk memulai program hamil. Dokter kandungan akan membantu Bunda untuk menyusun rencana dalam hal pemenuhan gizi hingga kebutuhan minum vitamin.

Simak juga 5 tanda Bunda sudah orgasme saat berhubungan seks, dalam video berikut:

(ank/som)

Sedang ingin ataupun belum mau hamil, bisa menimbulkan banyak pertanyaan. Salah satunya adalah menelan sperma. Benarkah tindakan ini bisa mengakibatkan kehamilan? Temukan jawabannya di sini.

Agar semua proses kehamilan bisa terjadi, tentunya harus diawali dengan aktivitas berhubungan seksual. Ketika penetrasi terjadi, berlangsung kontak penis-vagina, sehingga air mani dapat memasuki vagina dan organ reproduksi lainnya.

Air mani yang sehat mengandung jutaan sperma, yaitu sel reproduksi pria yang dapat berenang menuju sel telur. Jika sperma berhasil membuahi sel telur, selanjutnya sel telur bergerak ke rahim untuk mencoba menanamkan dirinya di lapisan rahim. Proses ini disebut implantasi dan memulai kehamilan.

Sayangnya, tidak semua upaya implantasi berhasil. Pasalnya,sperma harus membuahi sel telur di waktu yang tepat, yaitu di sekitar masa ovulas  agar berhasil menghasilkan kehamilan, Bagi wanita dengan siklus haid teratur, ovulasi biasanya terjadi 14 hari sebelum hari menstruasi berikutnya. Mums juga dapat menentukan ovulasi dengan melakukan tes ovulasi, menggunakan metode penghitungan, dan menemukan tanda-tanda kesuburan.

Nah, bagaimana jika melakukan kontak seksual secara oral, atau menelan air mani di masa subur? Akankah tetap terjadi kehamilan? 

Ketika seseorang menelan air mani, zat tersebut melewati jalur yang sama seperti makanan atau minuman, yaitu sistem pencernaan. Rute ini sama sekali tidak melewati jalan ke organ reproduksi. Apalagi, air mani yang tertelan tersebut, juga tidak bersentuhan dengan vagina, sehingga bisa dipastikan tidak akan mengakibatkan kehamilan. Lain ceritanya jika setelah melakukan seks oral dan mencapai orgasme, kemudian melakukan kontak dengan vagina. Jika seperti itu, maka kehamilan tetap bisa terjadi. Namun perlu digarisbawahi, hal ini bisa terjadi bukan karena menelan air mani.

Walau begitu, bukan berarti seks oral tidak memiliki risiko lho. Jika pasangan mengidap Infeksi Menular Seksual, seks oral bisa menjadi tidak aman karena menjadi sarana penularan penyakit seperti HIV/AIDS, human papillomavirus (HPV), herpes, gonore, sifilis, atau klamidia yang dapat menular melalui segala jenis seks, termasuk seks oral. Selain itu, jika mengalami gusi berdarah atau luka di mulut, juga dapat meningkatkan risiko terkena IMS dari seks oral.

Sudah jelas, agar kehamilan terjadi, sperma harus masuk melalui jalur yang layak untuk bertemu sel telur, yang mana ini artinya membutuhkan kontak dengan vagina dan tanpa penghalang kontrasepsi apa pun. Di antaranya adalah:

  • Hubungan seksual dengan penetrasi penis ke vagina hingga ejakulasi.
  • Jika seseorang menyentuh vagina setelah menyentuh air mani.
  • Seks anal dengan kondisi air mani mendekati atau berhasil masuk ke vagina.
  • Metode tarik (coitus interruptus) atau menarik penis sebelum terjadi ejakulasi. Dengan metode ini, risiko kehamilan memang bisa dikurangi, namun tidak efektif mencegah kehamilan karena cairan praejakulasi tetap mengandung sperma walaupun jumlahnya sedikit.

Sementara, jika saat ini Mums berencana untuk menunda kehamilan, ada beberapa strategi tertentu yang dapat mengurangi risikonya, antara lain:

  • Memantau tanda-tanda kesuburan: Ini dapat membantu Mums menentukan waktu kemungkinan ovulasi dan menghindari hubungan seks pada masa subur. Beberapa tandanya adalah cairan serviks yang kental dan encer, hasil tes ovulasi positif, dan mendekati pertengahan siklus haid berikutnya. 
  • Melacak siklus menstruasi: Jika menstruasi Mums teratur, maka akan lebih mudah untuk mengenali waktu-waktu tertentu yang berpotensi tinggi mengakibatkan kehamilan. Seorang wanita biasanya tidak subur selama, tepat sebelum, dan tepat setelah menstruasi. Cara ini umum dikenal sebagai sistem kalender.
  • Menggunakan kontrasepsi: Sudah jelas, ini adalah cara yang paling mudah dan aman untuk mengatur kehamilan. Mums bisa memilih alat kontrasepsi apa pun yang nyaman dan mudah untuk dijangkau, seperti kondom, pil KB, IUD, dan masih banyak lagi. Untuk hasil terbaik, beberapa pasangan juga merasa perlu untuk menggunakan metode cadangan. Misalnya, menggunakan kondom yang mengandung spermisida. Atau, tetap menggunakan kondom walaupun sudah mengonsumsi Pil KB. Kembali lagi, semua itu silakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. (IS)

Medical News Today. Get Pregnant from Oral Sex

Baby Center. Swallow Semen