Kelebihan dan KEKURANGAN pestisida organik

Pestisida Nabati, Kelebihan dan Kelemahannya dalam Aplikasi di Lapangan

Pestisida nabati semakin digemari seiring dengan semakin tingginya kesadaran akan efek negatif penggunaan pestisida kimia. Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu bentuk upaya dalam mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan. Pestisida nabati menjadi solusi terbaik dalam pengendalian hama tanaman secara mudah, murah dan aman.

Pestisida nabati atau yang sering disebut juga dengan pestisida alami, merupakan pestisida pengendali hama tanaman yang bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan aktif pestisida nabati diperoleh dengan cara mengekstrak pada bagian tertentu dari tumbuh-tumbuhan tertentu.

Kebanyakan dari jenis pestisida nabati memiliki sifat hit and run, maksudnya adalah saat pestisida nabati tersebut diaplikasikan maka dapat membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, maka residunya akan hilang terdegradasi oleh alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi manusia.

Dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pestisida nabati menjalankan prinsip kerja yang unik dan spesifik. Prinsip kerja pestisida nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Hal ini akan nampak pada cara kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit.

Pestisida nabati ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya.

Berikut merupakan beberapa kelebihan yang bisa diperoleh ketika melakukan pengendalain hama menggunakan pestisida nabati.

  • Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan)
  • Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.
  • Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang
  • Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian
  • Memiliki spektrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
  • Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
  • Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri.
  • Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati
  • Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga
  • Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia

Namun, meskipun demikian pestisida nabati juga tetap memiliki sedikit kekurangan, seperti berikut ini.

  • Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
  • Tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama, pestisida nabati harus segera diaplikasikan setelah diproduksi
  • Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar
  • Kurang praktis karena harus membuatnya terlebih dahulu dan waktu yang dibutuhkan pun tidak sedikit, sehingga tidak bisa langsung mengaplikasikannya pada tanaman

Walaupun memiliki kelemahan seperti yang disebutkan di atas, pengendalian dengan menggunakan pestisida nabati lebih aman terhadap kelestarian lingkungan daripada menggunakan pestisida kimia yang jika digunakan secara terus menerus dapat berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan.

Berikut ada beberapa link informasi tambahan yang bisa diakses untuk mengenal lebih dalam lagi tentang pestisida nabati.

  • Pestisida Nabati dari Daun Sirsak
  • Potensi Gulma sebagai Pestisida Nabati
  • Pestisida Nabati dari Daun dan Biji Mimba
  • Pestisida Nabati dari Bawang Putih
  • Pestisida Nabati dari Mengkudu
  • Pestisida Nabati dari Tembakau
  • Sereh, Pestisida Nabati Pengendali Hama
  • Jeruk Nipis, Pestisida Nabati untuk Menghalau Lalat Buah

(Edli Hardi, S. Pt. Penyuluh Pertanian BPP Tanjung Raya)

Klikhijau.com – Pestisida hayati juga dikenal  dengan nama lain pestisida biologi merupakan pestisida yang diracik dari bahan alami seperti hewan, tanaman, bakteri, dan mineral tertentu.

Pestisida hayati banyak digunakan saat ini sebagai pengganti pestisida kimiawi yang selain mahal juga memiliki dampak ekologis. Pestisida hayati dapat dimanfaatkan sebagai insektisida, fungisida, herbisida, nematisida, pengatur pertumbuhan tanaman atau hewan, penguat tanaman, pupuk hayati, biostimulan dan lainnya.

Mengapa pestisida hayati dikenal pula sebagai pestisida alami? Hal itu karena bahan dan sifatnya yang lebih ramah lingkungan dan mudah terbiodegradasi. Dengan demikian, akan menghasilkan residu yang lebih rendah dan sebagian besar menghindari masalah pencemaran sebagaimana yang kerap ditimbulkan pestisida kimiawi.

Dewasa ini sudah tersedia banyak sekali produk berbasis pestisida hayati, produk tersebut dinamai ‘biorasional’ atau ‘pestisida hayati’. Biorasional merupakan istilah yang banyak digunakan untuk merujuk pada produk berbasis hayati seperti pupuk, pestisida, herbisida dan lainnya.

Sahabat Hijau, sebelum menggunakan pestisida hayati untuk tanaman, ada baiknya memahami terlebih dulu kelebihan dan kekurangannya.

KLIK INI:  8 Daun yang Paling Akrab Dijadikan Lalapan Mentah di Meja Makan

Kelebihan pestisida hayati

Berikut ini ada beberapa kelebihan menggunakan pupuk hayati yang penting diketahui:

  1. Risiko penggunaannya lebih kecil

Dalam penggunaannya, pestisida alami memiliki risiko yang kurang berbahaya dibandingkan dengan pestisida konvensional. Hal itu karena sifatnya yang organik, sehingga akan menyatu dengan senyawa hasil metabolisme tanaman dan dapat terurai seiring waktu.

  1. Hanya berpengaruh secara spesifik

Inilah kelebihan pestisida alami yakni hanya memengaruhi hama dan pathogen sasaran serta organisme yang berkerabat dekat. Beda halnya dengan pestisida konvensional yang bisa berdampak terhadap organisme secara luas di sekelilingnya seperti burung dan lainnya.

Pada penggunaannya, pestisida alami dapat membusuk lebih cepat sehingga menghasilkan pendedahan lebih rendah dan sangat menghindari masalah polusi.

  1. Tidak menyebabkan terjadinya perubahan ketahanan hama

Ketika diplikasikan belum pernah ada kejadian atau tidak adanya perubahan ketahanan hama dan pathogen sasaran. Hal itu karena kandungan dalam pestisida alami tidaklah satu macam seperti kandungan dalam pestisida konvensional. Tetapi berbagai senyawa seperti toksin, antibiotika, enzim, hormone, senyawa volatile dan lainnya. Dengan demikian, tidak menimbulkan ketahanan pada hama atau patogen tanaman sasaran.

KLIK INI:  Perubahan Iklim Tingkatkan Risiko Kesehatan Anak?

  1. Pengendalian hama lebih permanen

Pestisida hayati  dapat memberikan pengendalian hama dan patogen yang permanen dan tetap serta berpengaruh dalam waktu yang lama.

Selain manfaat di atas, beberapa manfaat lainnya bisa didapatkan dengan penggunaan pestisida alami antara lain:

  • Tidak menghasilkan redisu yang berbahaya.
  • Mampu menyesuaikan masa panen.
  • Alat efektif untuk pengelolaan ketahanan.
  • Tidak berbahaya terhadap serangga menguntungkan.
  • Memberi kepastian pada keselamatan pekerja.
  • Sangat ramah lingkungan.
  • Mengurangi penggunaan pestisida konvensional.
  • Dapat diaplikasikan pada pertanian konvensional maupun organik.

Kelemahan pestisida hayati

Selain kelebihannya, berikut ini beberapa kelemahannya yang perlu diketahui:

  • Reaksinya yang kadang lambat

Kelemahan besar petisida alami adalah reaksinya yang kadang lambat. Hal ini membuatnya kurang efektif dalam penanganan hama atau epidemic patogen yang massif dan mendesak ditangani. Kelemahan ini sejatinya dapat diatasi dengan mengaplikasikannya lebih awal sebagai pencegahan.

KLIK INI:  Tak Hanya Langka, Ini Sederet Fakta Menarik tentang Minyak Sawit

  • Kesulitan dalam memperbanyak dalam jumlah banyak

Tidak mudah rupanya untuk membiakkan atau memperbanyak pestisida hanyati dalam skala besar dan jumlah banyak. Namun demikian, kesulitan ini dapat diatasi dengan penggunaan bahan yang murah dan mudah didapat serta penggunaan alat sederhana.

  • Pengaplikasiannya memerlukan waktu yang lama

Dalam mengaplikasin pestisida alami memerlukan waktu yang lama agar dampaknya dapat optimal. Selain itu, diperlukan kelembapan tanah serta nutrisi yang cukup untuk perkembangan dan peningkatan kemempanannya.

Seperti dijelaskan di awal bahwa pestisida hayati memiliki kekhususan tinggi. Hal ini memberlukan identifikasi hama atau patogen terlebih dahulu sebelum diaplikasikan.

  • Dampaknya bila populasi sasaran tidak dimusnahkan

Organisme dapat mengembangkan ketahanannya terhadap bentuk pengendalian hayati. Jadi, apabila populasi sasaran tidak dimusnahkan atau dibuat tidak mampu bereproduksi, maka populasi yang bertahan hidup dapat membangun toleransi terhadap tekanan apa pun yang kemudian menghasilkan ras evolusi baru.

Demikianlah perkenalan mengenai pestisida hayati, kelebihan dan kekurangannya. Semoga bermanfaat!

*Sumber: Loekas Soesanto (2017). Pengantar Pestisida Hayati. Jakarta. Rajawali Press.

KLIK INI:  Villa Yuliana, Hadiah Cinta Tak Sampai yang Berhias Fosil Satwa