Makhluk hidup yang bersifat autotrof berperan sebagai dalam suatu ekosistem

Ilustrasi organisme autotrof, yakni tumbuhan hijau yang melakukan proses fotosintesis. Foto: iStock

Organisme autotrof adalah organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dengan mengambil zat-zat dari lingkungannya melalui proses fotosintesis.

Sebagian dari zat-zat itu digunakan untuk membangun tubuhnya, sedangkan sebagian lainnya digunakan sebagai sumber energi.

Lalu, organisme apa saja yang termasuk autotrof? Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jenis organisme ini, simak pembahasan berikut.

Pengertian Organisme Autotrof

Contoh organisme autotrof adalah tumbuhan hijau. Foto: iStock

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, organisme dibedakan menjadi dua, yaitu organisme autotrof dan organisme heterotrof.

Dikutip dari Intisari Pengetahuan Alam Lengkap (IPAL) SMP oleh Tetty Yulliawati dan Denny Indra Sukry, pengertian organisme autotrof adalah organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dengan bantuan cahaya matahari, yaitu tumbuhan dan fitoplankton.

Namun, ada beberapa jenis organisme autotrof yang tidak menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan organik. Organisme seperti ini disebut kemoautotrof.

Organisme kemoautotrof adalah organisme yang menggunakan energi panas bumi untuk menghasilkan makanannya sendiri, misalnya dengan hidrogen sulfat. Contoh organisme kemoautotrof adalah bakteri sulfur.

Peran Organisme Autotrof dalam Ekosistem

Ilustrasi proses fotosintesis yang dilakukan organisme autotrof. Foto: iStock

Dalam ekosistem, organisme autotrof berperan sebagai produsen. Produsen pada ekosistem darat adalah tumbuhan hijau.

Tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanannya sendiri. Proses fotosintesis menghasilkan glukosa dan oksigen.

Oksigen yang dihasilkan tumbuhan akan dilepaskan ke udara bebas. Oksigen inilah yang dibutuhkan oleh semua organisme untuk pernapasan.

Dikutip dari IPA Biologi: Jilid 1 oleh Saktiyono, kehidupan di dalam air juga sangat tergantung pada proses fotosintesis. Produsen pada ekosistem perairan, seperti danau dan laut, adalah bakteri berklorofil dan ganggang hijau biru.

Kedua kelompok organisme itulah yang membentuk fitoplankton. Selain oleh fitoplankton, fotosintesis di dalam air juga dilakukan oleh tumbuhan air lainnya.

Pada dasarnya, fotosintesis sering disebut pula asimilasi zat karbon. Proses fotosintesis pada tumbuhan hijau memerlukan air dan karbon dioksida dengan bantuan energi cahaya matahari dan klorofil.

Mengingat pentingnya fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, maka kelangsungan hidup tumbuhan hijau harus tetap dijaga. Misalnya, dengan melakukan penamaan tumbuhan di jalan-jalan atau di taman-taman, terutama di daerah perkotaan.

Mengenal Organisme Heterotrof

Contoh organisme heterotrof adalah domba. Foto: iStock

Selain organisme autotrof, terdapat pula organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri sehingga memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya.

Organisme heterotrof terdiri atas hewan, tumbuhan heterotrof, dan jamur. Berikut masing-masing penjelasannya.

Hewan dapat dibedakan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan, seperti kuda, rusa, dan sapi.

Karnivora adalah hewan pemakan daging, seperti singa, harimau, dan serigala. Sementara omnivora adalah organisme yang memakan segalanya, baik hewan dan tumbuhan, seperti ayam dan tikus. Manusia juga tergolong omnivora.

Tumbuhan heterotrof adalah tumbuhan yang memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil zat makanan dari organisme lain yang masih hidup. Contohnya adalah tali putri.

Jamur tidak dapat membuat makanannya sendiri karena tidak berklorofil. Jamur mengambil zat makanan dari organisme lain yang sudah mati. Dalam ekosistem, jamur berperan sebagai pengurai.