3 menit Bingung memilih sofa yang sesuai dengan ukuran ruang tamu atau ruang keluarga? Jangan cemas, kamu bisa kok memiliki sofa yang pas asalkan ukuran sofa tersebut sudah disesuaikan dengan area penyimpanan. Yuk, simak selengkapnya! Show
Sahabat 99, kebanyakan furnitur rumah tangga sudah dirancang dengan ukuran standar, tak terkecuali sofa. Dengan ukuran yang standar, membuat proses penataan atau dekorasi lebih mudah karena bisa disesuaikan. Bagi kamu yang berencana membeli sofa untuk ruang tamu atau keluarga, penting untuk memperhatikan ukuran sofa tersebut. Jangan sampai, ukuran yang dipilih menimbulkan kesan terlalu besar atau malah kekecilan. Ini karena jenis-jenis sofa pun beragam dan memiliki ukuran tersendiri. Jika kamu keliru memilihnya, dekorasi ruangan yang semula direncanakan tidak sesuai dengan konsep yang diinginkan. Sebelum mengetahui ukuran untuk ruangan, yuk simak jenis-jenis sofa yang biasa digunakan untuk ruang tamu dan keluarga. Jenis Jenis Sofa untuk Ruang Tamu dan Ruang Keluarga1. Sofa 2 Dudukan atau LoveseatsSofa dua tempat duduk atau atau loveseats, merupakan salah satu jenis sofa yang paling ideal untuk ruangan kecil dan minimalis. Misalnya saja untuk ruang tamu ukuran 2×2. Selain di ruang tamu, sofa jenis ini juga biasa diletakkan untuk tambahan interior ruang keluarga. 2. Sofa 3 DudukanSofa tiga dudukan paling cocok untuk ruang tamu dan ruang keluarga. Dimensi sofa yang lebih panjang bisa untuk ruang tamu berukuran 3,5 m x 3 m. Sofa tiga dudukan ini dapat dilengkap dengan sofa satu dudukan pada ruang tamu. 3. Sofa Kursi (Settee)Jika kamu mencari sofa yang cenderung tradisional, maka salah satu jenis yang bisa masuk preferensi adalah sofa kursi atau sette. Dikutip sofa.com, sofa kursi memang lebih ramping dengan tempat duduk bergaya bangku. Sofa yang satu ini biasanya memiliki punggung yang tinggi dan lurus, kedalaman kursi yang dangkal, dan kaki yang cenderung tinggi. Baca Juga: 10 Rekomendasi Gambar Model Sofa Ruang Keluarga di Rumah 4. Sofa Bentuk LNah, jenis sofa lain yang biasa dipilih untuk ruang tamu dan ruang keluarga minimalis adalah sofa dengan bentuk L. Sofa berbentuk L cocok bagi area ruang yang sedikit lebih besar. Sofa L dapat menciptakan ruang yang lebih nyaman, lo. 5. Sofa BedJenis sofa bed atau sofa tidur terbilang sangat fungsional dan cocok untuk ditempatkan pada ruang keluarga. Sofa ini bisa diatur dan difungsikan sebagai tempat tidur dengan cara ditarik. Namun, sebelum memilih jenis sofa ini ada baiknya pastikan terlebih dahulu area sekitar karena tak jarang sofa akan menjadi lebih lebar. Standar Ukuran Sofa untuk Ruang Tamu & Ruang KeluargaSahabat 99, ukuran sofa bervariasi tergantung dari jenis dan modelnya. Hanya saja, panjang sofa umumnya memiliki standar 180—200 cm dan kedalaman 81 cm—104 cm . Satu dudukan sofa juga kurang lebih berukuran lebar 45—55 cm, panjang 60—95 cm, dan tinggi dudukan 25 —35 cm. Berikut adalah ukuran secara lengkap yang bisa kamu jadikan preferensi. 1. Ukuran Sofa 1 DudukanSofa dengan satu dudukan bisa ditempatkan di mana saja, baik sebagai tambahan di area ruang tamu atau ruang keluarga. Untuk menopang kenyamanan, ukuran sofa satu dudukan dari kaki bawah antara 40—45 cm. Sementara panjang dudukan dari punggung ke depan sekitar 55—90 cm. Untuk lebar sofa satu seater antara 60—70 cm. 2. Ukuran Sofa 2 DudukanBagi kamu yang memiliki ruang tamu berukuran sekitar 2×2 atau 2×3 maka sebaiknya memilih sofa 2 dudukan. Ini karena sofa loveseat sudah dirancang untuk ditempatkan pada ruang yang minimalis. Umumnya, sofa 2 dudukan berukuran 150 cm—224 cm dengan tambahan lengan. Sementara tanpa lengan, umumnya berukuran 114—171 cm. Meskipun begitu, ini cukup untuk menampung tiga orang sekaligus. Dengan demikian, tak membuat suasana ruangan menjadi lebih sempit dan sumpek. 3. Ukuran Sofa 3 DudukanUkuran sofa memang tergantung dari model dan jenisnya. Pada sofa dengan tiga dudukan, umumnya memiliki panjang 180 cm—235. Sementara tingginya bisa mencapai 71 cm untuk sofa dengan tambahan lengan. Sofa dengan tiga dudukan cocok untuk ruang tamu minimalis berukuran sekitar 3,75 x 5,5 m. 4. Ukuran Sofa LSofa L sangat pas jika diletakkan pada ruang tamu atau ruang keluarga yang berukuran sedang atau luas. Ini karena sofa letter L memiliki ragam ukuran mulai dari standar hingga besar yang mencakup 3 dudukan hingga 5 dudukan. Misalnya saja ukuran 4,5 x 6,0 m, maka dapat menyesuaikan dengan ukuran 220×160 cm. Dengan begitu, kesesuaian antara sofa dan ruangan akan tampak sangat pas. *** Semoga informasi ini bermanfaat, Sahabat 99. Ikuti terus perkembangan artikel lainnya di Berita 99.co Indonesia. Temukan rumah idamanmu dengan satu klik di www.99.co/id!
Tibalah kita pada saat yang ditunggu-tunggu, yaitu puncak dari segala proses panjang nan melelahkan, yakni pementasan teater. Membuat pertunjukan teater adalah suatu proses dari tidak ada menjadi ada. Hal ini memerlukan kerja keras, baik fisik, psikis, maupun finansial. Namun, membuat pertunjukan teater juga sesuatu hal yang menyenangkan. Perencanaan yang matang dan proses produksi yang mantap telah kita jalani dan itu semua sudah merasuk ke tulang sumsum para penggiat seni teater. Tinggal menunggu eksekusi dari perencanaan dan proses, yakni sebuah pementasan teater. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam eksekusi seni ini, misalnya semua orang yang terlibat dalam pertunjukan ini harus berkonsentrasi penuh, hindari kesalahan sekecil apapun, jangan meleset dari perencanaan dan proses yang telah dilakukan. Setiap bagian harus kompak dalam bekerja sama, hadapi eksekusi ini dengan riang hati agar mencapai hasil terbaik. Malam eksekusi atau malam pementasan harus diliputi dengan suasana penuh gairah. Keadaan di belakang panggung telah terkoordinasi dengan baik selama perencanaan maupun proses latihan, baik latihan teknis hingga dress rehearsal atau latihan penutup (terakhir), maupun latihan secara lengkap dan menyeluruh sehingga akan mencapai kelancaran tugas dalam produksi.1. Bidang Produksi Administrasi Staf produksi banyak bekerja saat proses produksi berlangsung, mereka sudah mencari dana, menyebarkan publikasi, menyiapkan konsumsi, mengurus perizinan, dan lain sebagainya. Namun, masih ada yang harus bekerja sampai pertunjukan usai, misalnya ketika malam pementasan tiba, penonton sudah berbondong-bondong mendatangi tempat pertunjukan, harus ada staf yang mengelola penonton tersebut. Staf tersebut adalah petugas tiket yang menjual tiket lengkap dengan brosur atau buklet pementasan teater yang akan berlangsung atau petugas portir. Petugas portir selalu siap (standby) di depan pintu masuk tempat pertunjukan dan bertugas untuk menyobek atau menandai tiket masuk kemudian mempersilakan penonton. Selain itu, ada juga petugas yang mengatur tempat duduk penonton sesuai tiket atau undangan yang dipegangnya. Jika pertunjukan dimulai pukul 8, pukul 07.45 pintu tempat pertunjukan telah mulai dibuka dan penonton dipersilakan untuk masuk. Pukul 07.55, pembawa acara mulai bekerja menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertunjukan. Pembawa acara akan membacakan sinopsis, menyebutkan nama sutradara, pemain, juga semua kru yang terlibat di dalamnya. Dia juga akan membacakan tata tertib yang menjadi panutan selama pertunjukan berlangsung, misalnya penonton tidak diperkenankan memotret pertunjukan dengan mempergunakan lampu blitz atau flash, penonton diharap menonaktifkan telepon genggam, dan seterusnya. 2. Bidang Artistik Saat pelaksanaan pementasan, sang sutradara seolah tidak lagi punya wewenang apapun terhadap pertunjukan ini, dia tidak lagi bisa menghentikan adegan, memberi pengarahan, dan lain sebagainya. la hanya duduk manis sebagai penonton. Sosok yang banyak berperan secara teknis dalam pementasan adalah manajer panggung. Manajer panggung adalah pimpinan pentas, yaitu penguasa tunggal di atas pentas selama pertunjukan berlangsung. Manajer panggung bertanggung jawab penuh terhadap berhasil tidaknya suatu pementasan. Perhatian manajer panggung harus terfokus pada materi pergelaran. Dengan menguasai materi pergelaran dan konsentrasi penuh, maka keberhasilan akan dapat dicapai dengan baik. Untuk itu, seorang pimpinan pentas perlu melaksanakan beberapa hal yang menyangkut pengelolaan pentas, yakni sebagai berikut.
a. Seorang pemimpin pentas harus menguasai materi pergelaran.
• run-trough, • latihan teknik, • dress rehearsal (geladi kotor dan geladi bersih), dan c. Menguasai sistem penyajian atau pementasan. d. Menguasai atau memahami aspek sarana pertunjukan terutama menyangkut kebutuhan atau sarana pentas. e. Mengerti tentang istilah-istilah pentas.
Dalam tugasnya, manajer panggung dibantu oleh kerabat kerja pentas (stage crew), antara lain: • penata panggung (skenografer), • penanggung jawab properti, • penata rias dan busana, • penata cahaya (light designer atau lightingman), • penata suara (sound enginering atau soundman), dan • beberapa petugas pelaksana. a. Tata panggung Tata panggung disebut juga dengan istilah scenery (tata dekorasi). Gambaran tempat kejadian lakon diwujudkan oleh tata panggung dalam pementasan. Tidak hanya sekadar dekorasi (hiasan) semata, tetapi segala tata letak perabot atau peranti yang akan digunakan oleh aktor disediakan oleh penata panggung atau skenografer. Penataan panggung disesuaikan dengan tuntutan cerita, kehendak artistik sutradara, dan panggung tempat pementasan dilaksanakan. Scenery harus bisa menggambarkan ruang dan waktu yang berlaku di atas pentas, atau dengan kata lain dapat menjelaskan tempat dan zaman atau era di mana sebuah cerita atau peristiwa terjadi. Pembuatan scenery bergantung pada setting cerita yang ada di lakon tersebut. Sebelum melaksanakan penataan panggung, seorang penata panggung perlu mempelajari panggung pertunjukan.Di Indonesia dikenal dua jenis panggung, yakni arena dan proscenium.
Properti bisa memiliki nilai-nilai khusus, misalnya memperkuat karakter atau watak tokoh, dan sebagainya. Properti terbagi menjadi dua, yaitu:
Tata busana atau kostum Fungsi busana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Tata rias Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh. Tata rias dalam teater bermula dari pemakaian kedok atau topeng untuk menggambarkan karakter tokoh. Tokoh dalam teater memiliki karakter berbeda-beda. Penampilan tokoh yang berbeda-beda membutuhkan penampilan yang sesuai dengan karakternya. Tata rias merupakan salah satu cara menampilkan karakter tokoh tersebut. Jenis tata rias dalam teater adalah sebagai berikut:
Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Tata cahaya mampu menciptakan suasana, membuat gambaran wajar dari suatu waktu, dan mampu membuat cahaya lampu tiruan. f. Tata suara Eksistensi seni teater bersifat auditif visual, yaitu bisa didengar dan bisa dilihat. Dalam hal ini, drama radio memiliki kekhususannya karena hanya auditif saja. Kerja tata suara mencakup efek bunyi, musik, dan peralatan tata suara (soundsystem). Efek bunyi dan musik yang membawakan suasana lakon telah lahir bersama dengan kelahiran teater itu sendiri. Apabila kita bertugas mengiringi sebuah lakon, kita harus memperhatikan tiga masalah yang merupakan bahan-bahan yang harus digarap, yaitu dialog, efek bunyi, dan musik. Ketiga-tiganya dapat kita pergunakan bersama-sama, kadang-kadang hanya dua yang digunakan bersama-sama, atau hanya satu saja. Untuk itu, kita harus memperhatikan agar volume ketiga bahan tersebut bisa diatur dengan tepat, artinya volume mana yang harus dikeraskan atau dibuat perlahan. Di sini volume berfungsi seperti spotlight, yaitu apa yang diutamakan pada adegan mendapat sorotan lebih dan sebaliknya. Setiap efek bunyi membantu penonton lebih membayangkan apa yang terjadi di dalam lakon. Oleh karena itu, penggunaan efek ini harus sesuai dengan tujuannya.Contoh beberapa macam efek bunyi dan cara membuatnya.
Musik mempunyai peranan penting dalam teater. Dengan diperdengarkannya musik, penonton akan bertambah daya dan pengaruh imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu aktor membawakan warna dan emosi perannya dalam adegan atau sebagai ilustrasi. Dalam adegan, sutradara hendaklah memilih momen-momen saat musik ditiadakan karena dalam naskah dramatik, ada jenis adegan yang sebaiknya sepi dari segala macam efek bunyi. Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan, sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan yang lainnya.
EVALUASI PEMENTASAN
Postingan Terbaru |