Matrilineal merupakan konsep kepercayaan berbasis tradisi yang dianut suku bangsa 2 poin

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda telah dan pernah melewati masa SMP dan SMA, maka tentu kata 'matrilineal' masih sedikit menggugah ingatan Anda. Tahukah Anda apa itu matrilineal? Matrilineal adalah sebuah adat yang menurunkan warisan kepada perempuan atau garis dari ibu.

Berikut beberapa etnis di dunia yang masih memegang teguh kebudayaan matrilineal, seperti dilansir dari marieclaire.com, Kamis (10/3/2016).

1. Musuo
Musuo Cina, sebuah suku yang tinggal di kaki Gunung Himalaya, adalah salah satu contoh masyarakat yang masih menerapkan adat matrilineal yang paling terkenal. Bahkan, mereka memiliki sebuah tradisi "walking marriage" di mana para perempuan berhak memilih pasangannya dengan berjalan sendiri kerumah laki-laki tersebut. Dan di suku ini satu perempuan berhak mendapatkan lebih dari satu laki-laki atau menjalani lebih dari satu kali pernikahan.

Keturunan mereka akan memakai nama belakang dan tinggal bersama ibu mereka, sedangkan pihak laki-laki boleh atau tidak boleh terlibat dalam membesarkan anak mereka. Masyarakat matrilineal biasanya tinggal bersama-sama di sebuah rumah yang besar, di mana para perempuan memiliki kekuasaan untuk mengambil semua keputusan di dalam rumah tersebut. Sedangkan, laki-laki biasanya berperan dalam hal politik.

Orang yang paling dihormati di sebuah rumah yang anggotanya menganut adat matrilineal adalah sang nenek.

2. Minangkabau

Matrilineal merupakan konsep kepercayaan berbasis tradisi yang dianut suku bangsa 2 poin

Minagkabau atau biasa dikenal dengan Minang, kelompok ini berlokasi di Indonesia. Di Minang, semua properti, tanah, warisan diturunkan dari ibu kepada anak perempuannya. Sedangkan untuk pendapatan sang ayah, diturunkan kepada anak laki-laki.

Di masa lalu, hal ini membuat kaum perempuan di Minang memiliki kekuatan, namun saat ini, pendapatan yang rendah mengambil sedikit andil dalam perubahan kehidupan sosial modern mereka. Walaupun begitu, warisan masih terus diturunkan kepada garis ibu dan ibu masih tetap menjadi kepala keluarga.

Pengantin laki-laki biasanya diberikan kepada pengantin perempuan dari anggota keluarga perempuan, yang mengawalnya sampai di rumah pengantin perempuan.

Kekuatan dan otoritas secara keseluruhan dibagi rata antara laki-laki dan perempuan, dengan perempuan yang berkuasa di dalam rumah, dan laki-laki yang memiliki peran politik dan spiritual. Kedua belah pihak percaya bahwa hal ini membuat mereka setara.
Para perempuan di Minang memiliki hak dan kekuatan untuk memilih seorang laki-laki yang akan dijadikan kepala suku, dan menurunkannya dari jabatan tersebut jika dirasa ia bukan orang yang pantas untuk dijadikan kepala suku.

3. Akan

Matrilineal merupakan konsep kepercayaan berbasis tradisi yang dianut suku bangsa 2 poin

Masyarakat Akan adalah kelompok multi etnis di Ghana, di mana daerah tersebut segala sesuatu diatur berdasarkan adat matrilineal. Di Ghana, para pria seringkali menjadi pemimpin suku, namun kekuatan mereka berasal dari garis matrilineal. Para laki-laki tidak hanya membantu keluarganya sendiri, namun juga keluarga dari pihak perempuan. Para perempuan di Ghana mengadakan banyak ritual dan upacara, seperti pemakaman, membuat makanan, atau aturan di dalam rumah.

4. Bribri

Matrilineal merupakan konsep kepercayaan berbasis tradisi yang dianut suku bangsa 2 poin

Berlokasi di Costa Rica dan Panama bagian utara, Bribri menganut adat matrilineal di mana kaum perempuan mewarisi tanah dan menciptakan sebuah keluarga besar. Anak-anak akan memasuki keluarga ibunya dan seorang nenek dipandang sebagai pembawa tradisi dan pengetahuan. Sedangkan, para pria memiliki peran yang penting, mereka tidak diperbolehkan untuk menyampaikan pengetahuan atau memberikan pekerjaan untuk anak laki-laki mereka, melainkan hanya untuk anak laki-laki dari saudara perempuan mereka.
Para perempuan memiliki hak untuk menyiapkan kakao guna ritual suci Bribri. Ini adalah hal yang paling penting di dalam sebuah suku.

5. Garo

Matrilineal merupakan konsep kepercayaan berbasis tradisi yang dianut suku bangsa 2 poin

Garo adalah sebuah suku adat yang berada di India dan Bangladesh. Garo memberi nama suku dari nama ibu mereka, dengan putri bungsu sebagai pewaris semua properti sang ibu. Menganut adat matrilineal, para perempuan Garo memegang kekuasaan dan diberi hak untuk memerintah.

6. Tuareg

Matrilineal merupakan konsep kepercayaan berbasis tradisi yang dianut suku bangsa 2 poin

Tuareg berisi orang-orang Berber yang memiliki gaya hidup nomaden di daerah gurun Sahara. Dalam kehidupan sosial, para perempuan di Tuareg memiliki status yang tinggi, dan setiap suku yang ada didalam akan dikumpulkan agar semua orang dapat mendengarkan para perempuan yang membaca dan menulis. Para laki-laki akan berternak hewan.

Sebagian besar dari properti dan hewan ternak akan dimiliki oleh kaum perempuan, sedangkan properti pribadi akan diwariskan tanpa memandang jenis kelamin.

Meski menganut agama Islam, namun etnis Taureg juga dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan lain, salah satunya adalah matrilineal.

Patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah.[1] Kata ini sering kali disamakan dengan patriarkat atau patriarki, meskipun pada dasarnya artinya berbeda. Patrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu pater yang berarti ayah, dan linea yang berarti garis. Jadi, patrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah.

Sementara itu, patriarkat berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu pater yang berarti "ayah", dan archein yang berarti memerintah. Jadi, patriarki berarti kekuasaan berada di tangan ayah atau pihak laki-laki.

Penganut patrilineal, antara lain:

  • Bangsa Arab
  • Bangsa Cina
  • Suku Minahasa
  • Suku Rejang
  • Suku Batak
  • Suku Aceh
  • Suku Gayo
  • Suku Sangir
  • Suku Makassar
  • suku Bugis
  • Suku Nias

Lawan dari patrilineal adalah matrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang menyatakan alur keturunan berasal dari pihak ibu. Penganut adat matrilineal di Indonesia sebagai contoh adalah suku Minangkabau. Adat patrilineal lebih umum digunakan kelompok masyarakat dunia dibandingkan matrilineal yang lebih jarang penggunaannya.

  1. ^ Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari (2019). Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi. Aura Publisher. hlm. 97. ISBN 978-623-211-107-3. Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)

  • Matrilineal
  • Multilineal

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Patrilineal&oldid=20822042"

Matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu.[1] Kata ini sering kali disamakan dengan matriarkhat atau matriarki, meskipun pada dasarnya artinya berbeda. Matrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu mater yang berarti ibu, dan linea yang berarti garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Sementara itu matriarkhat berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu mater yang berarti ibu, dan archein yang berarti memerintah. Jadi, matriarkhi berarti kekuasaan berada di tangan ibu atau pihak perempuan.

Dalam adat matrilineal, anak menghubungkan diri dengan ibunya (berdasarkan garis keturunan perempuan). Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan secara unilateral. Dalam masyarakat yang susunannya matrilineal, keturunan menurut garis ibu dipandang sangat penting, sehingga menimbulkan hubungan pergaulan kekeluargaan yang jauh lebih rapat dan meresap diantara para warganya yang seketurunan menurut garis ibu yang menyebabkan tumbuhnya konsekuensi yang lebih besar daripada garis keturunan bapak. [2]

Lawan dari matrilineal adalah patrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang menyatakan alur keturunan berasal dari pihak ayah. Penganut adat patrilineal di Indonesia sebagai contohnya adalah suku Batak, suku Rejang, suku Aceh, Suku Minahasa, Suku Sangir dan suku Gayo. Adat patrilineal lebih umum digunakan kelompok masyarakat dunia dibandingkan matrilineal yang lebih jarang penggunaannya.

Terdapat beberapa suku yang memegang teguh adat matrilineal. Beberapa suku tersebut yaitu:[3]

suku Minangkabau

Masyarakat Minangkabau yang lebih dari lima juta orang adalah masyarakat matrilineal terbesar di dunia. Perempuan adalah pewaris harta pusaka keluarga. Dalam keluarga tradisional Minangkabau, garis keturunan dirujuk pada ibu dan klan/marga diwariskan dari ibu, dan ayah dianggap tamu dalam keluarga. Kekuasaan sangat dipengaruhi penguasaan aset ekonomi tapi pria dari pihak perempuan memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya.

suku Garo

Masyarakat Garo tinggal di negara bagian Meghalaya, di timur laut India. Masyarakat Garo menggunakan campuran bahasa Tibet dan Burma. Jika seorang pria menikah, ia ikut tinggal bersama istri atau ibu istrinya. Jika seorang perempuan kehilangan suami dan tidak bisa mengolah sendiri lahannya, ia berhak mendapat suami baru dari keluarga suaminya yang meninggal dunia.

suku Mosuo

Masyarakat Mosuo tinggal di barat daya Cina. Mereka tinggal bersama sebagai "keluarga besar," dan dipimpin perempuan yang disebut "Ah Mi". Pria mengurus ternak, terutama penyembelihan. Dalam masyarakat Mosuo tidak ada pernikahan. Seorang perempuan hanya perlu datang ke pria yang diinginkannya. Anak yang lahir dari hubungan mereka diasuh perempuan, dan kerap tidak diketahui ayahnya yang mana.

suku Hopi

Jika pria dari suku Indian Hopi menikah, anaknya jadi anggota klan istrinya. Tetapi nama anak dipilih perempuan dari klan ayah, pada pesta saat ia berusia 20 hari. Jadi jika banyak yang memberi nama, seorang anak bisa punya banyak nama. Namun orang tuanya yang memutuskan nama mana yang dipakai. Menurut tradisi, masyarakat Indian di Amerika Serikat ini juga matrilokal. Tapi itu tidak banyak lagi dipraktekkan.

suku Navajo

Di samping matrilinial, masyarakat suku Indian Navajo di Amerika Serikat juga matrilokal. Jadi jika seorang pria menikah, ia menjadi anggota klan istrinya, dan tinggal di pemukiman klan istrinya. Anggota sebuah klan tidak boleh menikah dengan anggota klan sama. Dasar struktur masyarakat Navajo adalah keluarga besar, dimana setiap anggota punya kewajiban yang sudah ditetapkan.

suku Iroquois

Kepala keluarga masyarakat Indian Iroquois di Amerika Serikat selalu perempuan, dan anak-anak termasuk klan ibu. Rumah besar milik keluarga, tanah dan hasil panen adalah milik perempuan. Setelah pernikahan, pria tinggal di rumah besar milik istri, yang juga dihuni beberapa keluarga lain. Hak waris ditujukan bagi anak perempuan atau kerabat perempuan terdekat. Yang jadi pemimpin di rumah besar juga perempuan.

suku Ovambo

Anggota keluarga pemimpin masyarakat Ovambo disebut "aakwanekamba." Hanya mereka yang anggota keluarga ini karena hubungan darah, yang bisa jadi kepala keluarga besar. Karena masyarakat Ovambo menganut sistem matrilineal, relasi mengacu kepada ibu. Putra dalam keluarga pemimpin masyarakat Ovambo tidak punya hak apapun. Mereka adalah anggota keluarga biasa, seperti yang lainnya.

suku Akan

Masyarakat Akan terutama tinggal di Ghana. Klan dalam masyarakat ini dipimpin pria. Posisi pimpinan diteruskan turun-temurun. Tetapi penerusnya berasal dari keluarga ibu sang pemimpin, atau keluarga saudara perempuannya. Dalam masyarakat Akan, pria kerap tidak hanya harus menyokong hidup keluarga, melainkan juga keluarga istrinya.

  • Patrilineal
  • Multilineal
  • Ambilinealitas

  1. ^ Liputan6.com (2016-03-10). "6 Adat Matrilineal yang Masih Berlaku Sampai Saat Ini". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-11-05. 
  2. ^ Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari. Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi. Aura Publisher. hlm. 98. ISBN 978-623-211-107-3. Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
  3. ^ Marjory Linardy. "Masyarakat Matrilineal di Dunia". Diakses tanggal 19 November 2020. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Matrilineal&oldid=19763818"