Mengapa Sistem informasi geografis begitu penting di bidang PEMBANGUNAN berkelanjutan

8.515 Views

Mengapa Sistem informasi geografis begitu penting di bidang PEMBANGUNAN berkelanjutan

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sistim Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu disiplin ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang begitu cepat akhir-akhir ini. Ide penyampaian informasi pada setiap titik koordinat bumi ini, semakin melejit seiring dengan perkembangan teknologi perekaman informasi melalui satelit. Hasil perekaman informasi terkait dengan kondisi fisik suatu wilayah melalui satelit, meskipun tidak sempurna, telah banyak digunakan untuk mensubstitusi perekaman informasi melalui survai lapangan yang butuh waktu lebih lama dan biaya yang relatif juga lebih mahal.

Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, ilmu ini memiliki peranan yang sangat penting. Menata ruang suatu wilayah membutuhkan dukungan data dan informasi, baik spasial maupun non spasial, yang akurat dan terkini, terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi suatu wilayah. Perubahan kondisi wilayah pada daerah yang akan disusun rencana tata ruangnya, perlu dipahami dengan baik oleh para perencana, karena kualitas rencana tata ruang sangat ditentukan oleh pemahaman para perencana terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan.

Negara-negara berkembang di dunia sedang melakukan pembangunan besar-besaran agar negara tersebut dapat menjadi negara maju. Hal ini membuat gerak urbanisasi di negara-negara di dunia berkembang pesat dan lahan kosong semakin menipis.Oleh karena itu, perubahan yang cepat ini membutuhkan sebuah teknologi dalam perencanaan kota agar dapat mengatasi permasalahan yang ada. Baru-baru ini sebagian besar negara-negara berkembang telah menggunakan GIS dalam tindakan perencanaan kota. Tapi mereka menghadapi masalah yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan kegiatan GIS.Status ini terjadi karena mereka kurang memperhatikan untuk definisi yang benar dari rencana implementasi GIS.

Peran SIG juga bervariasi dalam berbagai tahap proses perencanaan kota.Sebagai contoh, GIS lebih berguna dalam pemodelan dan pengembangan pilihanperencanaan daripadadalam penentuan tujuan perencanaan. Tahapan yang berbedadalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai penentuan tujuan,persediaan sumber daya, analisissituasi yang ada, model dan proyeksi, pengembanganopsi perencanaan, pemilihan opsiperencanaan, pelaksanaan rencana, dan evaluasirencana, pemantauan, dan umpan balik(Gambar 3). GIS hanya dapat memberikanbeberapa data dan teknik yang dibutuhkan dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Setiap GIS juga harus bekerja dengan database lain, teknik, dan model pada berbagai tahap proses perencanaan.

Untuk implementasi yang efisien dari GIS, pertama perlu menyiapkan rencana strategis dan implementasi. Salah satu studi penting yang dibutuhkan untuk mempersiapkan rencana ini menilai suatu organisasi kekuatan (apa organisasi dapat melakukan) dan kelemahan (apa sebuah organisasi tidak bisa melakukan) selain peluang (kondisi yang menguntungkan potensial bagi suatu organisasi) dan ancaman (kondisi yang tidak menguntungkan potensial untuk organization). Analisis ini dikenal sebagai analisis SWOT.Analisis SWOT adalah alat yang sangat berguna untuk analisis strategis dan memahami posisi saat organisasi dalam proses implementasi GIS.

Dilihat dari keuntungan yang dimiliki, kesadaran dan permintaan untuk menggunakan sistem informasi geografis di semua tingkat perencanaan meningkat. Tetapi, penggunaan GIS di negara berkembang terdapat kendala, salah satunya adalah kendala pada data spasial. Hal tersebut terjadi karena pada awalnya penggunaan GIS dibatasi dalam perencanaan khusus dalam perencanaan tingkat makro seperti perencanaan kota sehingga mengakibatkan beberapa masalah, seperti: kurangnya infrastruktur yang sesuai untuk mengambil geo-based data, kurangnya atau tidak tersedianya data berbasis geo digital tentang infrastruktur perkotaan diperlukan untuk tindakan perencanaan, kurangnya prosedur yang ditetapkan dan infrastruktur untuk berbagi data dan akses orang dan organisasi untuk data spasial yang ada. Selain itu, terdapat juga masalah-masalah lainnya seperti kendala teknis dan kelembagaan. Secara garis besar SIG merupakan program komputer yang sangat bermanfaat khususnya dalam dunia perencanaan wilayah dan kota terutama dalam hal penyajian informasi-informasi secara grafis. SIG dapat menyajikan suatu data dengan jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG presentasi dapat disajikan dengan lebih baik karena terbantu dengan fitur-fitur pengolahan dan penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi SIG yang baik.Sumber//http://mediatataruang.com/pentingnya-merencanakan-ruang-berbasis-teknologi-sistem-informasi-geografi-sig/Dishubkampar/rd).

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang mengolah data yang mempunyai informasi spasial (bereferensi keruangan). Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada pembangunan wilayah antara lain:

  1. Manajemen tata ruang atau tata guna lahan, seperti zonifikasi lahan atau pemanfaatan ruang
  2. Mengawasi daerah rawan bencana alam, seperti pemantauan, pencegahan, dan rencana pembangunan kembali daerah bencana
  3. Melakukan pemetaan kondisi lingkungan, pengukuran, pemantauan, dan permodelan

Hal-hal tersebut dapat dilakukan menggunakan SIG untuk pembangunan wilayah. Sehinga, SIG sangat membantu dalam proses pembangunan suatu wilayah. 

sebutkan contoh dari produksi dan aspek biaya dalam disain simbol ​

sebutkan contoh dari persyaratan peta ​

tuliskan alat² yang wajib dibawa untuk survival minimal 10 ​

Unsur dalam pembuatan peta minda yang berfungsi untuk menghubungkan ide utama dengan ide adalah

Syarat utama penentuan lokasi industri menurut a.lush adalah

Permasalahan utama penduduk pada permukiman di daerah perkotaan adalah

Perbedaan utama dari istilah bahaya dan bencana adalah

Opec merupakan bentuk kerja sama antar negara pengekspor minyak bumi. tujuan dibentuknya opec adalah

Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mencatat gelombang primer yang sama disebut garis

Desain grafis dalam memilih, menyusun, dan mengatur tata letakdan jenis huruf dengan tujuan sebagai pendukung pesan atau karakter desain adalah penger … tian dari ?

      I.        PENDAHULUAN

Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi yang merupakan karakteristik yang penting atau-kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff, 1989), guna  mendukung pengambilan  keputusan  dalam  suatu  perencanaan.

Mengacu pada peran Sistem Informasi Geografis dalam pembangunan berkelanjutan, pada umumnya setiapa pembangunan suatu wilayah telah memiliki data dan informasi. Keterbatasan secara teknis baik sarana dan prasarana menimbulkan banyak kendala dalam mengoptimalkan pengelolaan pembangunan. Hal ini menyebabkan tidak tersedianya data pembangunan yang terpadu, komprehensif dan menyeluruh, tidak tersedianya data yang baku yang dapat berperan sebagai penunjang pembangunan suatu wilayah dalam pengembangan pembangunan berkelanjutan. Paper ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran SIG dalam pembangunan berkelanjutan.

Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak sistem informasi yang digunakan untuk menunjang dan menyelesaikan suatu permasalahan yang biasanya timbul dalam suatu organisasi, perusahaan atau instansi pemerintahan. Sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari suatu organisasi ataupun instansi agar lebih efektif dan efisien serta mudah dalam penerimaan informasi yang ingin disampaikan. Begitu juga dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) yaitu teknologi yang menjadi alat bantu dan sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi kondisi alam dengan bantuan data atribut dan keruangan.

Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah diketahui. Dalam pemanfaatan kerja Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam pembangunan yang berkelanjutan tentunya memerlukan penyedian data dan informasi yang baku yang dapat berperan sebagai penunjang pembangunan suatu wilayah agar di kemudian hari dapat digunakan sebagai penunjang kinerja dalam perencanaan pembangunan di masa yang akan datang.

Selanjutnya peran SIG ini haruslah mampu menjawab persoalan pengembangan suatu wiyayah dimasa yang akan datang dalam membangun suatu informasi yang lengkap mengenai jaringan-jaringan infrastruktur  antara lain: jalan, topografi, irigasi, hidrologi. Selanjutnya SIG juga berperan sebagai pemberi fasilitas kepada penggunanya untuk  mengidentifikasi suatu daerah atau zona untuk kepentingan khusus seperti untuk  pertanian, jalan, pemukiman, turisme serta banyak lagi kegunaannya seperti, membangun  suatu master plan daerah, memudahkan dalam mengelola data, melakukan analisis kebutuhan perencanaan masa kedepan seperti  sebuah fungsi  untuk  melihat ketersediaan   lahan   terhadap proyeksi populasi dan pertumbuhan ekonomi dalam   suatu kurun  waktu tertentu.

    II.        TINJAUAN PUSTAKA

2.1      PENGERTIAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Sistem Informasi Geografis ( Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). 

Secara umum pengertian SIG sebagai berikut: “Suatu komponen yang terdiri dari  perangkat keras,  perangkat lunak,  data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efek tif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikanmenganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.”

Pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual. Namun dalam pembahasan selanjutnya SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer. SIG yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis yang tersedia merupakan data dalam jumlah dan ukuran besar, dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan  data spasial. Ini adalah sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu,  sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan, seperti  lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.

Telah dijelaskan di awal bahwa SIG adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri dari berbagai komponen. Tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya, tapi harus tersedia data geografis yang akurat dan sumberdaya manusia untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan SIG.

2.2      MANFAAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Ada dua faktor utama  yang  terkait dengan masalah keberhasilan implementasi SIG. Kedua hal tersebut yaitu masalah teknologi dan masalah kondisi pengoperasian  SIG  itu  sendiri.  Keduanya berhubungan  erat  dan  tidak  dapat  dipisahkan  satu sama lain.

Keberhasilan  dari  implementasi  teknologi SIG  sehingga  sesuai  seperti  yang  diharapkan  akan memberikan  dampak  yang  positif  dalam  sistem pengelolaan informasi yang menyangkut antara lain masalah  efisiensi  dan  efektifitas,  komunikasi  yang tepat  dan  terarah,  serta  data  sebagai  aset  yang berharga  (Briggs,  1999).  Efisiensi  dan  Efektifitas sistem  kerja  sebagai  dampak  dari  keberhasilan implementasi  teknologi  SIG  akan  semakin  terasa. Pada  era  globalisasi,  setiap  institusi  pada  sektor swasta (private sector) dapat bergerak dengan efektif dan efisien setelah mereka menerapkan teknologi SIG untuk  membantu  pekerjaan  mereka  di  berbagai sektor, bidang atau industri jasa yang mereka tekuni. Kunci  kesuksesan  bisnis  pada  sektor  ini  di  masa depan, terutama dalam menghadapi persaingan bebas, adalah adanya sistem pengelolaan  yang efisien dan sistem  pelayanan  yang  baik  untuk  para pelanggan (Longley, 2005). Sebagai contoh, di suatu negara  maju  orang  memanfaatkan  SIG  untuk menentukan jalur (route) yang singkat/optimum untuk pengantaran barang dari pabrik ke tempat distributor. Jalur yang singkat tentunya akan menghemat waktu dan  biaya  pengiriman,  sehingga  hal  ini  akan meningkatkan  efisiensi  dan  menjadi  pekerjaan mereka menjadi lebih efektif. Di sektor pemerintah (public  sector)  indikator  kesuksesan  implementasi SIG  akan  terletak  pada  kualitas  pelayanan  pada masyarakat [Awalin, 2003] atau komunikasi dengan pengguna.  Komunikasi  ini  mungkin  lebih  kepada pelayanan  dalam  memberikan  informasi  yang dibutuhkan  masyarakat  secara  mudah  dan  cepat. Contohnya  menunjukkan  arah  perjalanan,  informasi kepemilikan tanah, lokasi wisata dan lain sebagainya.

Dengan  SIG  yang  baik  maka  pelayanan  informasi yang sifatnya demikian akan dapat secara mudah dan cepat  diberikan.  Komunikasi  Informasi  yang  Tepat dan  Terarah.  Dalam  suatu  sistem  informasi  yang ideal,  penampilan  data  yang  diperlukan  harus disesuaikan  dengan  tingkatan/level  dari  pemakai (level  of  users).  Tampilan  SIG  untuk  tingkatan Kepala  Daerah  Propinsi  (gubernur)  akan  berbeda dengan  tingkatan  pejabat  suatu  dinas  di  level kabupaten  karena  informasi  yang  diinginkan  sudah tentu  berbeda.  Pada  tingkatan  dinas  di  kabupaten, informasi yang diperlukan akan lebih rinci, misalnya seluruh data hasil musim panen harus dapat diketahui untuk  setiap  kecamatan,  sedangkan  untuk  seorang gubemur informasi ini cukup untuk setiap kabupaten saja.  Walaupun  tidak  tertutup  kemungkinan  untuk memberikan  informasi  yang  lebih  terperinci  bagi tingkatan pengguna yang levelnya lebih atas. Terlihat suatu struktur data yang generik sehingga multiguna. Selain  itu,  untuk  kasus  data  dan  informasi  yang selayaknya  harus  diketahui  masyarakat  umum, seluruh  data  yang  ada  pada  SIG  dapat  dibuat  dan disusun  dalam  bentuk  sistem  jaringan  dan memungkinkan untuk dapat disebarluaskan. Dengan demikian  memungkinkan  masyarakat  umum  dapat mengakses  sendiri  data  yang  ada  dan  menyimpan sesuai  keperluannya  dengan/atau  tanpa  biaya (tergantung  kebijaksanaan).  Informasi  sebagai  Aset Data yang dikumpulkan dan dikelola di dalam SIG ini merupakan  suatu  bentuk  aset  tersendiri  yang  tidak berbeda dengan bangunan, mesin-mesin, dan barang-barang  inventaris  lainnya  yang  dimiliki  oleh  suatu institusi. Dalam situasi yang demikian diperkirakan di masa  mendatang  institusi  pemberi  jasa  informasi termasuk  informasi  geografis  akan  lebih  berperan. Peranannya akan melebihi perusahaan yang bergerak di bidang perangkat  keras (1980-an) dan perangkat lunak  (1990-an).  Hal  ini  sangat  memungkinkan karena untuk berbagai pengambilan keputusan dalam banyak  permasalahan  diperlukan  informasi  (data) yang  sampai  dengan  saat  ini  belum  seluruhnya tersedia dan dapat diperoleh dengan mudah. Sehingga pada  akhirnya  suatu  saat  informasi  akan  menjadi suatu  komoditi  yang  sangat  strategis  yang  banyak dicari dan diminati orang. 

2.3      PERANAN SIG DALAM PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGUNGAN

Pembangunan  daerah  di  masa  depan  pada akhirnya akan bergantung kepada daerah itu sendiri. Hal  ini  disebabkan  adanya  penerapan  otonomi pemerintahan  daerah  dimana  setiap  daerah bertanggung  jawab  untuk  dapat  mengembangkan daerahnya  sesuai  dengan  potensi  dan  rencana  yang dipunyai. Sejalan dengan itu, sikap para pengambil keputusan  pun  pada  saat  ini  dituntut  untuk  lebih terbuka  (transparan)  sehingga  masyarakat  dapat mengetahui  keputusan  dan  latar  belakang  dari kebijakan yang ditetapkan.

Dalam  pelaksanaan  otonomi,  daerah  harus menggali  dan  mengembangkan,  secara  optimal, potensi dan sumber daya yang ada pada daerahnya demi sebesar-besarnya kemakmuran daerah tersebut. Langkah awal  yang harus dilakukan adalah dengan menginventarisasi  keberadaan  segala  sumber  daya yang  tersedia.  Salah  satu  caranya  ialah  dengan membangun suatu pusat basis data sumber daya alam dalam media komputer yang terintegrasi dengan SIG. SIG harus tersusun dengan baik dimana semua data daerah,  baik  data  parsial  maupun  data  tekstual, disimpan  dan  dikelola  sehingga  untuk  memperoleh informasi  dapat  dilakukan  dengan  cepat  dan  tepat. Seperti  diketahui,  RUTR  (Rencana  Umum  Tata Ruang),  baik  Kabupaten,  Kota  maupun  Wilayah, merupakan  pedoman  bagi  pemerintah  daerah  untuk menetapkan  lokasi  dan  manfaat  ruang  dalam menyusun  program-program  dan  proyek-proyek pembangunan selama jangka waktu tertentu (setahun atau lima tahun). Dalam menyusun RUTR-K/W ini diperlukan data yang menyangkut aspek fisik, sosial dan  ekonomi  yang  berlangsung  di  daerah  tersebut. Dengan  diperolehnya  data  tersebut, potensi/kemampuan,  kelemahan,  kesempatan  dan kendala  (Strength,  Weakness,  Opportunity,  Threat) dapat  diperkirakan  sehingga  dapat  disusun  suatu strategi  pengembangan  daerah  yang  efektif  dan efisien serta berwawasan lingkungan. Sumber data yang diperlukan diperoleh dari berbagai  instansi  seperti  misalnya  Biro  Pusat Statistik.  Dengan  memanfaatkan  SIG  dimana  data yang  disimpan  tersebut  berupa  data  digital  maka informasi yang diperlukan untuk proses perencanaan dapat  dilakukan  secara  mudah  dan  cepat.  Misalkan untuk aplikasi analisis kesesuaian fisik lahan. Salah satu metoda untuk memperoleh inforrnasi kesesuaian lahan ini ialah dengan memberikan score pada setiap jenis data yang digunakan sesuai kondisi data tersebut misalnya  jenis  tanah,  tingkat  kemiringan  lereng, jumlah curah hujan pertahunnya dan data lain yang ada.  Umumnya  proses  ini  diIakukan  dengan menggunakan analisis tumpang tindih (overlay) dari seluruh data yang berupa peta-peta tematik sehingga dapat  dilakukan  penjumlahan  score  untuk menentukan  kesesuaian  lahan  berdasarkan  criteria yang dipakai. 

   III.        PENUTUP

3.1      KESIMPULAN

Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem  informasi  yang  sangat  berguna  untuk membantu  pengambilan  keputusan  karena  mampu untuk  mengelola dan  menganalisis data parsial dan tekstual. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan tidak  hanya  informasi  tekstual  atau  deskriptif  saja tetapi  dapat  juga  diketahui  informasi  lokasinya. Teknologi  SIG  harus  sudah  dimasyarakatkan terutama kepada setiap daerah. Penggunaan teknologi ini  akan  lebih  menghemat  biaya  perencanaan pembangunan  dibandingkan  dengan  teknologi konvensional yang masih dipakai saat ini.  Tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan  akan  meningkat  apabila  SIG diaplikasikan  untuk  perencanaan  di  segala  sektor pembangunan.  Selain  itu,  kualitas  pelayanan  pada masyarakat dari instansi pemerintah dan swasta akan bertambah  baik.  Masyarakat  akan  lebih  berperan dalam menentukan jenis informasi yang dibutuhkan dan informasi topografis yang akurat dan terpercaya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat. 

Peran  pemerintah  sebagai  penyedia  jasa informasi  pada  saat  ini  akan  jauh  berkurang  dan digantikan  oleh  sektor  swasta.  Pemerintah  akan menjadi  pemakai  teknologi  karena  penggerak  dan penguasa  teknologi  akan  diperankan  oleh  sektor swasta. Komputer yang berkualitas dan berkuantitas dan  terhubung  satu  dengan  lainnya  (networking) sudah  menjadi  keharusan  untuk  mengaplikasikan teknologi SIG dengan sempurna. 

            Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Begitu juga dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) yaitu teknologi yang menjadi alat bantu dan sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi kondisi alam dengan bantuan data atribut dan keruangan. Teknologi dalam SIG ini banyak diaplikasikan ke berbagai bidang termasuk bidang pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

GIS Consortium Aceh Nias .2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar.

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam –

            Nias    (BRR NAD-Nias.  Indonesia

Fedro AP. 2008. Pemamfaatan Teknologi Sistem Informasi Geografi Untuk

Menunjang Pembangunan Daerah. Pdf download. Jakarta

Hartono.2010.Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi Serta

            Aplikasinya Di Bidang Pendidikan Dan Pembangunan. Seminar      NasionalPJ dan SIG I. Sleman Yogyakarta

Laman web:  www.sigpw.geo.ugm.ac.id/



Page 2