8.515 Views Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistim Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu disiplin ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang begitu cepat akhir-akhir ini. Ide penyampaian informasi pada setiap titik koordinat bumi ini, semakin melejit seiring dengan perkembangan teknologi perekaman informasi melalui satelit. Hasil perekaman informasi terkait dengan kondisi fisik suatu wilayah melalui satelit, meskipun tidak sempurna, telah banyak digunakan untuk mensubstitusi perekaman informasi melalui survai lapangan yang butuh waktu lebih lama dan biaya yang relatif juga lebih mahal. Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, ilmu ini memiliki peranan yang sangat penting. Menata ruang suatu wilayah membutuhkan dukungan data dan informasi, baik spasial maupun non spasial, yang akurat dan terkini, terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi suatu wilayah. Perubahan kondisi wilayah pada daerah yang akan disusun rencana tata ruangnya, perlu dipahami dengan baik oleh para perencana, karena kualitas rencana tata ruang sangat ditentukan oleh pemahaman para perencana terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan. Negara-negara berkembang di dunia sedang melakukan pembangunan besar-besaran agar negara tersebut dapat menjadi negara maju. Hal ini membuat gerak urbanisasi di negara-negara di dunia berkembang pesat dan lahan kosong semakin menipis.Oleh karena itu, perubahan yang cepat ini membutuhkan sebuah teknologi dalam perencanaan kota agar dapat mengatasi permasalahan yang ada. Baru-baru ini sebagian besar negara-negara berkembang telah menggunakan GIS dalam tindakan perencanaan kota. Tapi mereka menghadapi masalah yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan kegiatan GIS.Status ini terjadi karena mereka kurang memperhatikan untuk definisi yang benar dari rencana implementasi GIS. Peran SIG juga bervariasi dalam berbagai tahap proses perencanaan kota.Sebagai contoh, GIS lebih berguna dalam pemodelan dan pengembangan pilihanperencanaan daripadadalam penentuan tujuan perencanaan. Tahapan yang berbedadalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai penentuan tujuan,persediaan sumber daya, analisissituasi yang ada, model dan proyeksi, pengembanganopsi perencanaan, pemilihan opsiperencanaan, pelaksanaan rencana, dan evaluasirencana, pemantauan, dan umpan balik(Gambar 3). GIS hanya dapat memberikanbeberapa data dan teknik yang dibutuhkan dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Setiap GIS juga harus bekerja dengan database lain, teknik, dan model pada berbagai tahap proses perencanaan. Untuk implementasi yang efisien dari GIS, pertama perlu menyiapkan rencana strategis dan implementasi. Salah satu studi penting yang dibutuhkan untuk mempersiapkan rencana ini menilai suatu organisasi kekuatan (apa organisasi dapat melakukan) dan kelemahan (apa sebuah organisasi tidak bisa melakukan) selain peluang (kondisi yang menguntungkan potensial bagi suatu organisasi) dan ancaman (kondisi yang tidak menguntungkan potensial untuk organization). Analisis ini dikenal sebagai analisis SWOT.Analisis SWOT adalah alat yang sangat berguna untuk analisis strategis dan memahami posisi saat organisasi dalam proses implementasi GIS. Dilihat dari keuntungan yang dimiliki, kesadaran dan permintaan untuk menggunakan sistem informasi geografis di semua tingkat perencanaan meningkat. Tetapi, penggunaan GIS di negara berkembang terdapat kendala, salah satunya adalah kendala pada data spasial. Hal tersebut terjadi karena pada awalnya penggunaan GIS dibatasi dalam perencanaan khusus dalam perencanaan tingkat makro seperti perencanaan kota sehingga mengakibatkan beberapa masalah, seperti: kurangnya infrastruktur yang sesuai untuk mengambil geo-based data, kurangnya atau tidak tersedianya data berbasis geo digital tentang infrastruktur perkotaan diperlukan untuk tindakan perencanaan, kurangnya prosedur yang ditetapkan dan infrastruktur untuk berbagi data dan akses orang dan organisasi untuk data spasial yang ada. Selain itu, terdapat juga masalah-masalah lainnya seperti kendala teknis dan kelembagaan. Secara garis besar SIG merupakan program komputer yang sangat bermanfaat khususnya dalam dunia perencanaan wilayah dan kota terutama dalam hal penyajian informasi-informasi secara grafis. SIG dapat menyajikan suatu data dengan jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG presentasi dapat disajikan dengan lebih baik karena terbantu dengan fitur-fitur pengolahan dan penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi SIG yang baik.Sumber//http://mediatataruang.com/pentingnya-merencanakan-ruang-berbasis-teknologi-sistem-informasi-geografi-sig/Dishubkampar/rd). Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang mengolah data yang mempunyai informasi spasial (bereferensi keruangan). Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada pembangunan wilayah antara lain:
Hal-hal tersebut dapat dilakukan menggunakan SIG untuk pembangunan wilayah. Sehinga, SIG sangat membantu dalam proses pembangunan suatu wilayah. sebutkan contoh dari produksi dan aspek biaya dalam disain simbol sebutkan contoh dari persyaratan peta tuliskan alat² yang wajib dibawa untuk survival minimal 10 Unsur dalam pembuatan peta minda yang berfungsi untuk menghubungkan ide utama dengan ide adalah Syarat utama penentuan lokasi industri menurut a.lush adalah Permasalahan utama penduduk pada permukiman di daerah perkotaan adalah Perbedaan utama dari istilah bahaya dan bencana adalah Opec merupakan bentuk kerja sama antar negara pengekspor minyak bumi. tujuan dibentuknya opec adalah Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mencatat gelombang primer yang sama disebut garis Desain grafis dalam memilih, menyusun, dan mengatur tata letakdan jenis huruf dengan tujuan sebagai pendukung pesan atau karakter desain adalah penger …
I. PENDAHULUAN Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi yang merupakan karakteristik yang penting atau-kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff, 1989), guna mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Mengacu pada peran Sistem Informasi Geografis dalam pembangunan berkelanjutan, pada umumnya setiapa pembangunan suatu wilayah telah memiliki data dan informasi. Keterbatasan secara teknis baik sarana dan prasarana menimbulkan banyak kendala dalam mengoptimalkan pengelolaan pembangunan. Hal ini menyebabkan tidak tersedianya data pembangunan yang terpadu, komprehensif dan menyeluruh, tidak tersedianya data yang baku yang dapat berperan sebagai penunjang pembangunan suatu wilayah dalam pengembangan pembangunan berkelanjutan. Paper ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran SIG dalam pembangunan berkelanjutan. Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak sistem informasi yang digunakan untuk menunjang dan menyelesaikan suatu permasalahan yang biasanya timbul dalam suatu organisasi, perusahaan atau instansi pemerintahan. Sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari suatu organisasi ataupun instansi agar lebih efektif dan efisien serta mudah dalam penerimaan informasi yang ingin disampaikan. Begitu juga dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) yaitu teknologi yang menjadi alat bantu dan sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi kondisi alam dengan bantuan data atribut dan keruangan. Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah diketahui. Dalam pemanfaatan kerja Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam pembangunan yang berkelanjutan tentunya memerlukan penyedian data dan informasi yang baku yang dapat berperan sebagai penunjang pembangunan suatu wilayah agar di kemudian hari dapat digunakan sebagai penunjang kinerja dalam perencanaan pembangunan di masa yang akan datang. Selanjutnya peran SIG ini haruslah mampu menjawab persoalan pengembangan suatu wiyayah dimasa yang akan datang dalam membangun suatu informasi yang lengkap mengenai jaringan-jaringan infrastruktur antara lain: jalan, topografi, irigasi, hidrologi. Selanjutnya SIG juga berperan sebagai pemberi fasilitas kepada penggunanya untuk mengidentifikasi suatu daerah atau zona untuk kepentingan khusus seperti untuk pertanian, jalan, pemukiman, turisme serta banyak lagi kegunaannya seperti, membangun suatu master plan daerah, memudahkan dalam mengelola data, melakukan analisis kebutuhan perencanaan masa kedepan seperti sebuah fungsi untuk melihat ketersediaan lahan terhadap proyeksi populasi dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu kurun waktu tertentu. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Sistem Informasi Geografis ( Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Secara umum pengertian SIG sebagai berikut: “Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efek tif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikanmenganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.” Pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual. Namun dalam pembahasan selanjutnya SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer. SIG yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis yang tersedia merupakan data dalam jumlah dan ukuran besar, dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial. Ini adalah sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan, seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Telah dijelaskan di awal bahwa SIG adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri dari berbagai komponen. Tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya, tapi harus tersedia data geografis yang akurat dan sumberdaya manusia untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan SIG. 2.2 MANFAAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Ada dua faktor utama yang terkait dengan masalah keberhasilan implementasi SIG. Kedua hal tersebut yaitu masalah teknologi dan masalah kondisi pengoperasian SIG itu sendiri. Keduanya berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keberhasilan dari implementasi teknologi SIG sehingga sesuai seperti yang diharapkan akan memberikan dampak yang positif dalam sistem pengelolaan informasi yang menyangkut antara lain masalah efisiensi dan efektifitas, komunikasi yang tepat dan terarah, serta data sebagai aset yang berharga (Briggs, 1999). Efisiensi dan Efektifitas sistem kerja sebagai dampak dari keberhasilan implementasi teknologi SIG akan semakin terasa. Pada era globalisasi, setiap institusi pada sektor swasta (private sector) dapat bergerak dengan efektif dan efisien setelah mereka menerapkan teknologi SIG untuk membantu pekerjaan mereka di berbagai sektor, bidang atau industri jasa yang mereka tekuni. Kunci kesuksesan bisnis pada sektor ini di masa depan, terutama dalam menghadapi persaingan bebas, adalah adanya sistem pengelolaan yang efisien dan sistem pelayanan yang baik untuk para pelanggan (Longley, 2005). Sebagai contoh, di suatu negara maju orang memanfaatkan SIG untuk menentukan jalur (route) yang singkat/optimum untuk pengantaran barang dari pabrik ke tempat distributor. Jalur yang singkat tentunya akan menghemat waktu dan biaya pengiriman, sehingga hal ini akan meningkatkan efisiensi dan menjadi pekerjaan mereka menjadi lebih efektif. Di sektor pemerintah (public sector) indikator kesuksesan implementasi SIG akan terletak pada kualitas pelayanan pada masyarakat [Awalin, 2003] atau komunikasi dengan pengguna. Komunikasi ini mungkin lebih kepada pelayanan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat secara mudah dan cepat. Contohnya menunjukkan arah perjalanan, informasi kepemilikan tanah, lokasi wisata dan lain sebagainya. Dengan SIG yang baik maka pelayanan informasi yang sifatnya demikian akan dapat secara mudah dan cepat diberikan. Komunikasi Informasi yang Tepat dan Terarah. Dalam suatu sistem informasi yang ideal, penampilan data yang diperlukan harus disesuaikan dengan tingkatan/level dari pemakai (level of users). Tampilan SIG untuk tingkatan Kepala Daerah Propinsi (gubernur) akan berbeda dengan tingkatan pejabat suatu dinas di level kabupaten karena informasi yang diinginkan sudah tentu berbeda. Pada tingkatan dinas di kabupaten, informasi yang diperlukan akan lebih rinci, misalnya seluruh data hasil musim panen harus dapat diketahui untuk setiap kecamatan, sedangkan untuk seorang gubemur informasi ini cukup untuk setiap kabupaten saja. Walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk memberikan informasi yang lebih terperinci bagi tingkatan pengguna yang levelnya lebih atas. Terlihat suatu struktur data yang generik sehingga multiguna. Selain itu, untuk kasus data dan informasi yang selayaknya harus diketahui masyarakat umum, seluruh data yang ada pada SIG dapat dibuat dan disusun dalam bentuk sistem jaringan dan memungkinkan untuk dapat disebarluaskan. Dengan demikian memungkinkan masyarakat umum dapat mengakses sendiri data yang ada dan menyimpan sesuai keperluannya dengan/atau tanpa biaya (tergantung kebijaksanaan). Informasi sebagai Aset Data yang dikumpulkan dan dikelola di dalam SIG ini merupakan suatu bentuk aset tersendiri yang tidak berbeda dengan bangunan, mesin-mesin, dan barang-barang inventaris lainnya yang dimiliki oleh suatu institusi. Dalam situasi yang demikian diperkirakan di masa mendatang institusi pemberi jasa informasi termasuk informasi geografis akan lebih berperan. Peranannya akan melebihi perusahaan yang bergerak di bidang perangkat keras (1980-an) dan perangkat lunak (1990-an). Hal ini sangat memungkinkan karena untuk berbagai pengambilan keputusan dalam banyak permasalahan diperlukan informasi (data) yang sampai dengan saat ini belum seluruhnya tersedia dan dapat diperoleh dengan mudah. Sehingga pada akhirnya suatu saat informasi akan menjadi suatu komoditi yang sangat strategis yang banyak dicari dan diminati orang. 2.3 PERANAN SIG DALAM PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGUNGAN Pembangunan daerah di masa depan pada akhirnya akan bergantung kepada daerah itu sendiri. Hal ini disebabkan adanya penerapan otonomi pemerintahan daerah dimana setiap daerah bertanggung jawab untuk dapat mengembangkan daerahnya sesuai dengan potensi dan rencana yang dipunyai. Sejalan dengan itu, sikap para pengambil keputusan pun pada saat ini dituntut untuk lebih terbuka (transparan) sehingga masyarakat dapat mengetahui keputusan dan latar belakang dari kebijakan yang ditetapkan. Dalam pelaksanaan otonomi, daerah harus menggali dan mengembangkan, secara optimal, potensi dan sumber daya yang ada pada daerahnya demi sebesar-besarnya kemakmuran daerah tersebut. Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan menginventarisasi keberadaan segala sumber daya yang tersedia. Salah satu caranya ialah dengan membangun suatu pusat basis data sumber daya alam dalam media komputer yang terintegrasi dengan SIG. SIG harus tersusun dengan baik dimana semua data daerah, baik data parsial maupun data tekstual, disimpan dan dikelola sehingga untuk memperoleh informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Seperti diketahui, RUTR (Rencana Umum Tata Ruang), baik Kabupaten, Kota maupun Wilayah, merupakan pedoman bagi pemerintah daerah untuk menetapkan lokasi dan manfaat ruang dalam menyusun program-program dan proyek-proyek pembangunan selama jangka waktu tertentu (setahun atau lima tahun). Dalam menyusun RUTR-K/W ini diperlukan data yang menyangkut aspek fisik, sosial dan ekonomi yang berlangsung di daerah tersebut. Dengan diperolehnya data tersebut, potensi/kemampuan, kelemahan, kesempatan dan kendala (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dapat diperkirakan sehingga dapat disusun suatu strategi pengembangan daerah yang efektif dan efisien serta berwawasan lingkungan. Sumber data yang diperlukan diperoleh dari berbagai instansi seperti misalnya Biro Pusat Statistik. Dengan memanfaatkan SIG dimana data yang disimpan tersebut berupa data digital maka informasi yang diperlukan untuk proses perencanaan dapat dilakukan secara mudah dan cepat. Misalkan untuk aplikasi analisis kesesuaian fisik lahan. Salah satu metoda untuk memperoleh inforrnasi kesesuaian lahan ini ialah dengan memberikan score pada setiap jenis data yang digunakan sesuai kondisi data tersebut misalnya jenis tanah, tingkat kemiringan lereng, jumlah curah hujan pertahunnya dan data lain yang ada. Umumnya proses ini diIakukan dengan menggunakan analisis tumpang tindih (overlay) dari seluruh data yang berupa peta-peta tematik sehingga dapat dilakukan penjumlahan score untuk menentukan kesesuaian lahan berdasarkan criteria yang dipakai. III. PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan karena mampu untuk mengelola dan menganalisis data parsial dan tekstual. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan tidak hanya informasi tekstual atau deskriptif saja tetapi dapat juga diketahui informasi lokasinya. Teknologi SIG harus sudah dimasyarakatkan terutama kepada setiap daerah. Penggunaan teknologi ini akan lebih menghemat biaya perencanaan pembangunan dibandingkan dengan teknologi konvensional yang masih dipakai saat ini. Tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan akan meningkat apabila SIG diaplikasikan untuk perencanaan di segala sektor pembangunan. Selain itu, kualitas pelayanan pada masyarakat dari instansi pemerintah dan swasta akan bertambah baik. Masyarakat akan lebih berperan dalam menentukan jenis informasi yang dibutuhkan dan informasi topografis yang akurat dan terpercaya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat. Peran pemerintah sebagai penyedia jasa informasi pada saat ini akan jauh berkurang dan digantikan oleh sektor swasta. Pemerintah akan menjadi pemakai teknologi karena penggerak dan penguasa teknologi akan diperankan oleh sektor swasta. Komputer yang berkualitas dan berkuantitas dan terhubung satu dengan lainnya (networking) sudah menjadi keharusan untuk mengaplikasikan teknologi SIG dengan sempurna. Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Begitu juga dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) yaitu teknologi yang menjadi alat bantu dan sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi kondisi alam dengan bantuan data atribut dan keruangan. Teknologi dalam SIG ini banyak diaplikasikan ke berbagai bidang termasuk bidang pembangunan. DAFTAR PUSTAKA GIS Consortium Aceh Nias .2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam – Nias (BRR NAD-Nias. Indonesia Fedro AP. 2008. Pemamfaatan Teknologi Sistem Informasi Geografi Untuk Menunjang Pembangunan Daerah. Pdf download. Jakarta Hartono.2010.Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi Serta Aplikasinya Di Bidang Pendidikan Dan Pembangunan. Seminar Nasional‐PJ dan SIG I. Sleman Yogyakarta Laman web: www.sigpw.geo.ugm.ac.id/ Page 2 |