Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis dan kapitalis

Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis dan kapitalis

Show

Tidak ada negara di dunia ini yang menganut falsafah ekonomi Sosialisme dan Kapitalisme secara murni!

Lihat Britania Raya, Kepemilikan privat menguasai ekonomi negara lebih banyak daripada kepemilikan negara. Gas, Minyak Bumi dikuasai oleh Privat rata-rata. Tetapi di Britania Raya ada jaminan kesehatan gratis yang bernama NHS Service yang diusung oleh Partai Buruh Britania Raya. Pendidikan juga gratis. Sosialisme, Marxisme lahir dari Britania Raya. Malah kebebasan berekonomi di Britania Raya lebih bebas daripada Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara kapitalis, menurut para ahli.

Lihat Tiongkok. Meskipun semua sumber daya dan tanah dimiliki negara. Tetapi Sektor Privat berperan lebih banyak dalam pembangunan ekonomi negara. Mirip-mirip Indonesia. Jutawan dunia juga banyak di dan berasal dari Tiongkok.

Jika suatu Ideologi ekonomi dijalankan secara murni oleh suatu negara. Maka hal itu justru malah menjadi bumerang bagi suatu negara itu sendiri. Kalau suatu negara memberlakukan Kapitalisme murni sebagai ideologi ekonominya, maka bukan tidak mungkin perusahaan-perusahaan asing berani masuk dan mengendalikan pemerintahan negara tersebut karena produk-produknya telah digunakan sebagai kebutuhan rakyat di negara tersebut. Kapitalisme/Pasar Bebas tidak mengenal batas kedaulatan negara. Hanya mengenal penawaran. Kedaulatan negara bisa dirongrong dengan Uang.

Kalau negara A memberlakukan Sosialisme murni sebagai ideologi ekonomi. Maka kapan ekonomi suatu negara akan terbangun dan berkembang. Yang ada adalah perebutan dan penyuapan karena manusia selain memiliki jiwa sosial juga memiliki jiwa membutuhkan. Juga harus mengorbankan banyak jiwa (terutama Borjuis) agar Sosialisme murni berjalan dengan baik. Tentu saja akan menciptakan keadaan negara yang gila.

Indonesia tidak menganut ideologi ekonomi Sosialisme atau Kapitalisme. Tetapi pemerintah Indonesia mengusahakan agar bagaimana rakyat sejahtera, kedaulatan internal terjaga dengan sistem ekonomi yang tidak mencederai jiwa Pancasila. Adil dan makmur sesuai UUD 1945. antangan Indonesia hanyalah Korupsi dan Egoisme!

Pada Intinya manusia memiliki jiwa sosial dan juga jiwa berkembang meraih mimpinya sendiri. Negara hanyalah bertugas menjadikan manusia di dalamnya agar tidak liar seperti hewan dan bertindak sebagaimana mestinya. Anda berburu  mencari binatang mamalia juga sudah merupakan titik awal ekonomi atas manusia dunia. Ekonomi sendiri artiannya luas, mencakup kebutuhan manusia.

Tetapi untuk Ideologi Politik dan Pemerintahan, Indonesia sudah menjadikan Pancasila sebagai ideologi secara final!

Jum'at, 27 Mei 2022 - 14:13 WIB

Daftar negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis di dunia. FOTO/iStock Photo

JAKARTA - Sistem ekonomi kapitalis merupakan sebuah sistem yang membebaskan masyarakat untuk mengatur ekonominya masing-masing. Dengan sistem ekonomi ini, maka setiap individu diberikan kebebasan untuk memiliki usaha, baik dengan skala kecil atau besar. Berikut adalah sejumlah negara kapitalis di dunia. 1. Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) menganut sistem ekonomi kapitalis dan memberikan kesempatan untuk pihak swasta mengembangkan perusahaannya. Sistem kapitalis di negara ini sudah terjadi lebih dari seabad lalu dan dilakukan juga di Eropa. Forbes menyebut, dari 27 juta perusahaan yang terdapat di AS, hampir seluruhnya adalah milik swasta. Ditambah, perusahaan-perusahaan swasta tersebut berkembang pesat di AS. Perusahaan swasta kecil dengan kurang dari 500 karyawan menyumbang 46% PDB nonpertanian.Baca Juga: China, Negara Mengaku Komunis tapi Sistem Kapitalis

2. ChinaMeskipun memiliki ideologi komunisme, namun China menganut sistem ekonomi pasar kapitalis. Terbukti, sebagian besar perusahaan yang ada di China adalah milik swasta. Secara sederhana, Bloomberg menyebut, dari 100 perusahaan teratas di China, 49 di antaranya adalah perusahaan swasta yang sangat berkembang. Sementara itu, sektor swasta menyumbang 54% dari total nilai 100 perusahaan besar di China. Jumlah ini naik 10% bila dibandingkan dengan tahun 2010. Beberapa perusahaan swasta besar yang berasal dari China serta mampu merajai pasar dunia adalah Alibaba, Huawei, dan Tencent. 3. Inggris

Sebanyak 5,6 juta perusahaan yang berdiri di Inggris merupakan milik swasta. Data tersebut terungkap dalam Research Briefing dari House of Commons Library di tahun 2021. Namun demikian, angka ini rupanya jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang menyentuh angka 6,5%. Perusahaan swasta yang menjamur di Inggris tidak hanya bergerak di komunikasi, namun juga makanan hingga busana.Baca Juga: S enyum Soeharto saat Habibie Sebut Pembangunan sebagai Kapitalisme Kotor

4. Jerman

Nama-nama seperti Volkswagen Group, BMW Group, dan Otto Group sudah populer di kalangan masyarakat. Perusahaan-perusahaan besar tersebut merupakan perusahaan keluarga yang berdiri di Jerman. Selain tiga perusahaan itu, masih banyak lagi perusahaan di Jerman yang dimiliki oleh pihak swasta. Artinya, negara ini menerapkan pola kapitalisme atau pasar bebas. Ekonomi Jerman adalah salah satu yang terbesar di dunia, dengan produk-produk ekspor berkualitas tinggi. Sementara itu, perusahaan-perusahaan keluarga di Jerman tersebut memberikan sumbangan PDB sekitar 43%.

(nng)

Sistem ekonomi sosialis merupakan sistem ekonomi yang menempatkan pemerintah sebagai pusat dalam mengendalikan dan mengatur semua kegiatan ekonomi. Pemerintah memilih kekuasaan penuh dalam merencanakan, mengambil keputusan, dan menentukan semua kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk pemerataan kesejahteraan sosial dan memberikan kesamaan dalam memperlakukan semua individu baik kaya maupun yang miskin.

Awal mula terbentuknya sistem ekonomi sosialis tidak bisa terlepas dari pemikiran Karl Max dan Fredric Engles. Kedua orang ini memperkenalkan sistem ekonomi sosialis melalui buku karya mereka yang berjudul “The Communist Manifesto”. Dalam buku tersebut Karl Max dan Fredric Engles memberikan kritik terhadap penerapan sistem kapitalisme yang menurut mereka banyak menciptakan masalah internal negara sehingga tidak layak lagi untuk diterapkan. Kapitalis menciptakan jurang antara pemilik modal atau capital dengan kaum buruh, selain itu sistem kapitalis juga akan melahirkan individu-individu yang akan terus bersaingan dalam kegiatan produksi, dimana dalam pelaksanaan kegiatan tersebut tanpa adanya pengawasan dari pemerintah. Dalam sistem kapitalisme peran pemerintah sangat minim, sehingga jika terjadi masalah dalam perekonomian karena terjadinya persaingan yang tidak terkendali dan yang paling di khawatirkan kesenjangan yang tinggi akan memicu dampak protes yang besar sehingga berbahaya bagi negara itu sendiri.

Konsep sosialisme yang dibawa oleh Karl Max dan Fredric Engles merupakan langkah maju dalam melawan arus penerapan sistem kapitalisme oleh negara barat yang terus meluas. Langkah awal yang diperlukan untuk mewujudkan sosialisme adalah menggantikan peran kapitalisme dengan komunisme, yaitu dengan cara pemerintah mengambil alih seluruh sumber-sumber daya produksi yang sebelumnya dikuasai oleh individu. Dalam konsep sistem ekonomi sosialis pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan ekonomi dan menghilangkan kebebasan hak individu dalam memiliki sumber daya produksi. Dengan keterlibatan penuh pemerintah maka akan lebih mudah dalam mengawasi dan mengatur kegiatan ekonomi, selain itu pemerintah dapat menghindarkan segala persaingan tidak sehat yang berakibat pada kesenjangan sosial.

(baca juga : peran pemerintah sebagai pelaku ekonomi)

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis

Dalam penerapan sistem ekonomi sosialis akan terlihat seberapa jauh peran pemerintah dalam mengendalikan semua kegiatan ekonomi dan kepemilikan sumber daya. Bisa dikatakan bahwa pemerintah adalah satu-satunya pelaku perekonomian dan merupakan pusat kekuatan yang memiliki banyak peran. Untuk mengetahui apakah suatu negara menerapkan ekonomi sosialis bisa dilihat dari beberapa ciri-ciri berikut ini,

  • Seluruh sumber daya produksi dimiliki oleh pemerintah, individu tidak diberi kewenangan dan kebebasan dalam kepemilikan sumber daya.
  • Adanya pengakuan kesamaan antara golongan yang kaya dan yang miskin dalam berpolitik, sosial, dan ekonomi.
  • Pemerintah adalah satu-satunya yang memiliki kekuasaan dalam perencanaan ekonomi.
  • Tidak adanya kompetisi menyebabkan sedikit jumlah pengusaha yang ada di negara tersebut.
  • Pemerintah menjadi pusat dalam pengambilan keputusan dalam segala kegiatan ekonomi, seperti perdagangan luar negeri, distribusi, konsumsi, dan Investasi. (baca juga : instrumen investasi)
  • Terwujudnya kesejahteraan sosial yang merata di masyarakat.
  • Jumlah produksi sangat terbatas karena berkaitan dengan kemampuan produksi dan kebutuhan (baca juga : peran pasar dalam perekonomian)

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis merupakan bentuk kritik terhadap adanya praktik sistem ekonomi liberal yang kemudian menciptakan masyarakat kapitalis. Menurut kaum sosialis, dengan penerapan sistem kapitalisme memiliki kekurangan yang akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat miskin. Kaum sosialis berkeinginan untuk tetap memiliki peran dalam perekonomian, memiliki tugas untuk mengawasi dan memutuskan segala bentuk kebijakan yang nantinya hasil dari perekonomian bisa dirasakan lebih merata baik oleh pemerintah dan masyarakat.

Kelebihan

  • Tersedianya fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi rakyat dengan biaya murah.
  • Adanya pengakuan kesamaan sosial antara yang kaya dengan yang miskin.
  • Menghilangkan praktik monopoli pasar.
  • Adanya pemerataan pendapatan.
  • Inflasi lebih mudah dikendalikan oleh pemerintah. (baca juga : penyebab terjadinya inflasi)
  • Pemerintah memiliki kendali penuh dalam menjalankan dan mengawasi kegiatan ekonomi. (baca juga : peran pemerintah sebagai pelaku ekonomi)

Kekurangan

  • Melambatnya pertumbuhan perekonomian karena hanya pemerintah satu-satunya pelaku pasar. (baca juga : peran pasar dalam perekonomian)
  • Sedikitnya jumlah kewirausahaan karena keterbatasan akses dalam memiliki sumber daya.
  • Tidak adanya imbalan atas kreativitas sehingga berakibat pada rendahnya semangat berinovasi.
  • Pajak yang diberlakukan terlalu tinggi. (baca juga : fungsi pajak dalam pembangunan)
  • Tidak adanya pengakuan dan kebebasan individu dalam memiliki sumber daya.
  • Ketersediaan produk dan jasa sangat terbatas.

Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Sosialis

Saat terjadi perang dingin di tahun 1947, peta kekuatan dunia saat itu terbagi menjadi 2 kelompok yaitu Blok Timur yang merupakan bentukan negara Uni Soviet dan beberapa negara Eropa, sedangkan Blok Barat yang merupakan gabungan antara Amerika Serikat dan NATO. Berkaitan degan sistem perekonomian kedua blok ini memiliki pandangan yang berbeda dalam menerapkan kebijakan sistem ekonomi yang dianut.

Negara Blok Barat terkenal dengan sistem ekonomi liberal atau masyarakat kapitalis dan sedangkan Blok Timur menerapkan sistem ekonomi sosialis yang kemudian akan melahirkan masyarakat komunis. Dari ideologi dan tujuan sistem ekonomi liberal dan sosialis memiliki arah yang bertolak belakang, meski pada kenyataannya semua sistem ini memiliki kekurangan dan kelebihan pada akhirnya penerapan kedua sistem ekonomi mampu menghasilkan negara-negara yang memiliki kekuatan perekonomian yang kuat dan stabil. (baca juga : kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi liberal)

Berikut penerapan sistem ekonomi sosialis pada 3 negara yang dianggap paling sosialis dibanding negara yang lainnya.

1. China

Pemerintah China memiliki kendali paling dominan terhadap beberapa penentuan kebijakan dan kegiatan ekonomi di negara tersebut. Namun untuk beberapa sektor, pemerintah China melakukan efisiensi terhadap kebijakan yang dulu pernah diterapkan, seperti fasilitas perlindungan kesehatan yang sekarang tidak di subsidi lagi oleh pemerintah. Ekonomi China awalnya menganut sistem ekonomi sosialis, namun secara lambat laun sistem ekonomi ini mengalami perubahan seiring dengan beberapa arah kebijakan yang ditujukan untuk membangkitkan kembali kestabilan ekonomi.

Saat ini ekonomi China sekilas menganut sistem ekonomi liberal atau kapitalisme, hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk membuka pasar bebas internasional. Meskipun terdapat unsur liberal, pemerintah China masih melabeli diri mereka sebagai negara yang pro terhadap sosialisme. Dari model sistem ekonomi yang seperti ini, sebenarnya mereka telah meninggalkan bentuk murni dari sistem ekonomi sosialis. Bentuk soaialis bisa dilihat dari total perusahaan yang ada di China, 70% merupakan BUMN dan sisanya dikuasai oleh swasta. Pertumbuhan angka perusahaan swasta dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, dan inilah yang menunjukkan adanya unsur sosialis dan unsur liberal. Dengan perubahan penerapan sistem ekonomi tersebut berdampak positif bagi perekonomian China yaitu menempatkan negara China sebagai negara kedua dengan pertumbuhan ekonomi terbesar dunia setelah Amerika.

2. Korea Utara

Sistem ekonomi sosialis di Korea Utara terlihat dengan adanya penguasaan dan kendali penuh oleh pemerintah terhadap seluruh kegiatan ekonomi. Penerapan sistem ekonominya hampir mirip dengan China namun ada sedikit perbedaan yang tidak akan pernah ditemukan, yaitu tidak adanya Bursa Efek di Korea Utara. Indikasi ini menunjukkan bahwa negara Korea Utara sangat tertutup dan tidak mudah untuk membuka penanaman investasi asing di negaranya, dan bisa dibilang sistem ekonomi Korea Utara lebih sosialis dibanding dengan China.

Sekitar pertengahan tahun 1975, Korea Utara mencatat memiliki beberapa kemajuan di banding China pada saat itu, yaitu secara pendidikan dan produktivitas Korea Utara jauh meninggalkan China. Namun kenyataannya dalam menjalankan pemerintahannya, negara ini pernah mengalami beberapa hal yang terburuk dalam sejarahnya, terutama adanya bencana kelaparan yang melanda rakyatnya. Penerapan sistem ekonomi sosialis di negara Korea Utara bisa dibilang tidak cukup sukses, mengingat jika dilihat sampai sekarang pertumbuhan ekonomi negara tersebut mengalami kemunduran dan juga tidak lebih baik dari negara saudaranya yaitu Korea Selatan.

3. Kuba

Kuba merupakan salah satu negara sosialis yang paling menonjol diantara negara yang lain dalam menerapkan sistem ekonomi sosialis. Jika kita melihat ciri-ciri negara sosialis, maka semua ciri tersebut hampir seluruhnya dapat terlihat pada negara Kuba, seperti dominannya peran pemerintah dalam mengendalikan seluruh kegiatan ekonomi negara, terdapatnya fasilitas kesehatan yang dibentuk oleh pemerintah untuk rakyatnya, adanya sekolah gratis yang diberikan untuk rakyat di segala jenjang pendidikan, negara memberikan hunian untuk rakyatnya dengan program subsidi, dan negara memberikan subsidi untuk bahan pangan. Dari bagaimana cara Kuba menjalankan kegiatan negara dan ekonominya, sangat terlihat sekali jika negara ini paling sosialis dibanding dengan negara yang lain.

Dengan memberikan begitu banyak fasilitas untuk rakyatnya yang sekilas terlihat bahwa negara sangat memperhatikan dan menjamin nasib rakyatnya, namun ada sisi buruk dari penerapan sistem ini di Kuba, yaitu banyaknya fasilitas justru berdampak pada rendahnya upah yang diterima oleh kaum buruh di negara tersebut. Sama seperti Korea Utara, di Kuba juga tidak terdapat pasar Bursa Efek, sehingga Kuba menerapkan sistem perdagangan yang tertutup dari negara lain dan membatasi penanaman investasi asing yang masuk ke negara Kuba.

Perubahan sistem ekonomi Kuba mulai terjadi pada tahun 2010, dimana sistem yang mereka anut hingga sekarang menerapkan sistem ekonomi ganda, yaitu sistem ekonomi sosialis untuk beberapa sektor tertentu, dan sistem ekonomi campuran. Dengan menerapkan dual sistem ini, Kuba mencoba untuk melakukan revolusi untuk mewujudkan pasar bebas dengan membuka kegiatan ekspor impor dengan dunia internasional dan memanfaatkan kekayaan pariwisata. Alasan lain terjadinya perubahan sistem ekonomi adalah karena beban negara dalam memberikan dana subsidi yang begitu besar untuk beragam sektor yang ada dalam negara.

Negara-negara menganut paham komunis bisa dikatakan mereka pasti menerapkan sistem ekonomi sosialis. Namun tidak semua negara penganut sistem ekonomi sosialis termasuk penganut paham komunis, sebut saja India.  Meski pada beberapa negara menyatakan mereka penganut sistem ekonomi sosialis, pada kenyataan sistem yang mereka terapkan bukan sepenuhnya murni sistem ekonomi sosialis. (baca juga : kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi liberal)

Hancurnya Uni Soviet merupakan titik dimana sistem ekonomi sosialis dianggap gagal, bahkan beberapa negara pecahan Uni Soviet tidak menerapkan sistem ekonomi sosialis lagi. Contohnya China meski mereka menyebut dirinya sosialis namun paham yang mereka terapkan merupakan beberapa prinsip yang menggabungkan antara sosialis dan kapitalis, sehingga perubahan sistem ini mampu membawa China menjadi negara kedua dengan pertumbuhan ekonomi terbesar dunia. (baca juga : kelebihan dan kekurangan ekonomi campuran)

Praktik kapitalisme yang dibawa oleh negara barat memberikan ruang dalam penerapan kebebasan dalam mengolah sumber daya yang berdampak pada banyaknya hasil produksi barang dan jasa yang berkualitas. Beberapa negara yang menerapkan sistem ini mendapat perkembangan ekonomi yang sangat baik. Arus kapitalis yang meluas mendorong terwujudnya pasar bebas di dunia internasional, dimana dengan kemampuan mereka dalam memproduksi barang dan jasa maka kebutuhan pasar yang luas akan sangat penting untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kelemahan dari sistem kapitalisme ini adalah tidak adanya peran pemerintah dalam mengendalikan kegiatan ekonomi. Eksploitasi yang berlebih terhadap sumber daya lama kelamaan akan menimbulkan kesenjangan yang tinggi dalam kehidupan sosial, dimana yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. (baca juga : kebutuhan dasar manusia)

Sistem ekonomi sosialisme adalah awal mula lahirnya masyarakat komunis. Komunisme sendiri muncul karena bentuk kritikan terhadap praktik kapitalisme yang dirasa cukup membahayakan pemerintah itu sendiri. Sosialisme disebut juga sebagai anti kapitalisme karena pada penerapannya sangat terlihat kontras sekali perbedaan yang sangat bertolak belakang. Dimana dalam sistem sosialis pemerintah memiliki kekuasaan penuh dalam menjalankan perekonomian dan pemerintah membatasi kepentingan-kepentingan individu dalam hal kepemilikan sumber daya produksi. Langkah ini merupakan alasan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan persamaan pengakuan hak individu agar tidak ada jurang antara yang kaya dengan yang miskin. (baca juga : manfaat ekonomi mikro)