Show
JABAR | 26 Juni 2021 20:03 Reporter : Ani Mardatila Merdeka.com - Bernapas adalah satu-satunya fungsi tubuh yang kita lakukan baik secara sukarela maupun tidak. Ketika kita secara sadar bernapas, kita memengaruhi bagian tak sadar dari sistem saraf yang mengatur tekanan darah, detak jantung, sirkulasi, dan pencernaan. Dengan cara ini, kita dapat menggunakan pernapasan untuk meningkatkan kesehatan kita secara keseluruhan, baik fisik maupun mental. Ada tiga hal yang bekerja sama untuk memungkinkan kita menarik napas: paru-paru, diafragma, dan otot-otot interkostal. Saat kita menarik napas, diafragma berkontraksi ke bawah menuju perut. Itu memungkinkan paru-paru mengembang dan mengambil oksigen karena ada lebih banyak ruang di rongga dada. Otot-otot interkostal, yang berjalan di antara tulang rusuk, membantu rongga dada mengembang. Untuk menghembuskan napas, diafragma rileks kembali ke keadaan semula, menyebabkan paru-paru dan rongga dada berkontraksi dan mengeluarkan karbon dioksida. Ada dua jenis pernapasan yang banyak dikenal oleh masyarakat umum, yakni pernapasan dada dan perut. Lalu sebenarnya apa yang membedakan? Berikut perbedaan pernapasan dada dan perut: 2 dari 3 halaman
Sebelum mengetahui bagaimana cara bernapas yang benar, penting untuk mengetahui perbedaan pernapasan dada dan perut: Pernapasan Dada Banyak orang terbiasa bernapas hanya dengan dada. Pakaian yang ketat, postur tubuh yang buruk, stres, dan otot pernapasan yang lemah berkontribusi pada hal ini. Masalahnya, pernapasan dada tidak efisien. Jumlah terbesar aliran darah terjadi di lobus bawah paru-paru dan udara tidak sampai ke sana saat Anda bernapas dengan cara ini. Pernapasan ini umumnya cepat dan dangkal mengakibatkan lebih sedikit transfer oksigen ke darah dan pengiriman nutrisi yang buruk ke jaringan tubuh. Pernapasan PerutJuga dikenal sebagai pernapasan perut atau pernapasan diafragma, pernapasan perut lebih dalam dan menyebabkan perut Anda mengembang saat menarik napas. Diafragma adalah otot besar yang memisahkan dada dan perut. Ketika terisi dengan udara, ia berkontraksi dan dipaksa ke bawah menyebabkan perut mengembang. Hal ini menyebabkan tekanan negatif di dalam dada memaksa udara masuk ke semua lobus paru-paru. Dan seseorang memiliki empat lobus, sehingga memakai semuanya berdampak baik bagi kita. 3 dari 3 halaman
Masalahnya adalah, keadaan stres dan postur tubuh kita yang merosot membuat otot dada dan jaringan tulang rusuk kita tetap kencang. Dalam hal ini, kita tidak dapat memperluas tulang rusuk kita lebar-lebar untuk mengisi diafragma kita dengan udara. Ekspansi dada yang dangkal ke atas adalah satu-satunya arah yang dapat digerakkan dan hasilnya adalah pernapasan yang tidak efisien. Bagi sebagian dari kita (terutama wanita), kita telah menghabiskan bertahun-tahun memegang perut kita dengan erat sehingga kita tidak membiarkan napas kita mengisi perut kita dan mengembang. Atau jeans ketat kita tidak membiarkan untuk bisa bernapas dengan bebas. Dalam hal ini, pernapasan dada akhirnya menjadi kebiasaan. Dengan latihan teratur, seseorang dapat bernapas lebih sering dari perut. Saat kebiasaan sadar berubah, ini juga akan terbawa ke alam bawah sadar dan Anda akan mulai bernapas dari perut bahkan ketika sedang tidur. Faktanya, mempelajari teknik pernapasan yang tepat bisa menjadi salah satu hal paling bermanfaat yang dapat dilakukan untuk kesehatan, kebahagiaan, dan umur panjang seseorang. (mdk/amd)
IJ Dhafi Quiz Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at ij.dhafi.link. with Accurate Answer. >>
Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :
Apa itu ij.dhafi.link??ij.dhafi.link Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung. Begini cara tepat melakukannya, ya! Meski tujuannya sama-sama menghirup udara, pernapasan dada dan diafragma adalah dua kondisi yang berbeda. Melansir dari Britannica pernapasan adalah tindakan memindahkan udara atau air melewati permukaan struktur pernapasan, seperti paru-paru. Tujuannya untuk memfasilitasi respirasi atau pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Manusia bernapas dengan dua cara, yaitu pernapasan dada dan diafragma. Lantas, apa perbedaan keduanya dan pernapasan apa yang disarankan untuk dilakukan? Baca Juga: Apa Perbedaan Sesak Napas dan Napas Pendek? Simak Penjelasannya! Apa yang Dimaksud dengan Pernapasan Dada?Foto: Orami Photo Stock Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) mengungkapkan pernapasan dada dilakukan dengan bantuan interkostal atau otot antar tulang rusuk. Proses pernapasan yang dilakukan berperan sebagai pemicu kontraksi dan relaksasi rongga dada. Ketika tubuh menarik napas, otot interkostal berkontraksi sampai rongga dada mengembang dan kembali ke posisi semula. Melansir dari National Health Service UK, ciri pernapasan ini adalah gerakan dada ke atas dan ke luar. Pernapasan dada sering dilakukan ketika melakukan olahraga berat dan dalam kondisi darurat. Namun, pernapasan ini tidak boleh terus-menerus dilakukan karena memicu ketegangan tubuh, seperti saat mengalami stres. Pernapasan dada mengaktifkan otot dada bagian atas yang berisiko meningkatkan perasaan cemas. Baca Juga: Intubasi, Prosedur Medis untuk Mengembalikan Napas yang Hilang Apa Perbedaannya dengan Pernapasan Diafragma?Pernapasan diafragma membantu meningkatkan stabilitas pada otot interkostal. Diafragma adalah otot besar yang terletak di dasar paru-paru. Ketika bernapas, diafragmanya akan berkontraksi dan bergerak ke bawah agar paru-paru memiliki ruang untuk mengembang dan terisi udara. Ketika menghembuskan napas, diafragma kembali rileks dan bergerak ke atas untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam paru-paru. Pernapasan diafragma atau lebih dikenal dengan pernapasan perut melibatkan seluruh bagian perut, otot perut, dan diafragma. Jenis pernapasan ini lebih efisien dalam membantu paru-paru terisi udara. Bernapas adalah proses alami yang cenderung dilakukan dalam tarikan pendek, sehingga tidak terlalu melibatkan bagian diafragma. Bernapas dilakukan tanpa sadar dan terjadi begitu saja. Namun, saat seseorang mengambil pernapasan diafragma, mereka secara sadar menarik napas dalam. Hal tersebut tampak pada bagian perut yang seolah naik dan turun. Selain itu, akan terasa sensasi mengembang di perut, dada, dan bahu. Baca Juga: Coba Hitung! Ini Frekuensi Napas Normal pada Anak dan Dewasa Begini Cara Melakukan Pernapasan DiafragmaFoto: Orami Photo Stock Dilansir dari Medical News Today ada berbagai bentuk pernapasan diafragma. Untuk melakukan pernapasan diafragma dasar, ikuti petunjuk di bawah ini:
Latihan pernapasan ini dapat dilakukan selama 5-10 menit setiap hari. Lakukan sebanyak 3-4 kali sehari. Setelah seseorang merasa nyaman dengan pernapasan diafragma, silahkan berlatih sembari duduk atau berdiri. Jangan lupa untuk menjaga bahu, kepala, dan leher tetap rileks. Baca Juga: Gejala dan Penyebab Sesak Napas pada Anak Pernapasan Mana yang Lebih Menyehatkan?Foto: Orami Photo Stock Seperti pada penjelasan sebelumnya, pernapasan dada memicu ketegangan tubuh dan berisiko menimbulkan kecemasan. Pernapasan dada membuat tubuh seolah-olah berada dalam kondisi stres atau tertekan. Pernapasan dada hanya menggunakan sepertiga bagian paru-paru tanpa disadari. Nah, kondisi tersebut yang diduga mengakibatkan stres. Sedangkan napas diafragma dianggap lebih menyehatkan ketimbang pernapasan dada. Pasalnya, pernapasan diafragma dapat mengaliri udara menuju paru-paru dengan lebih baik. Pernapasan ini juga memiliki sejumlah manfaat baik, termasuk:
Baca Juga: Ini Penyebab Napas Berat dan Cara Mengatasinya Dalam sehari, tubuh manusia umumnya membutuhkan 300 liter oksigen untuk bernapas. Sedikit banyaknya jumlah udara yang masuk dan ke luar tubuh disebut frekuensi pernapasan. Jika sedang melakukan aktivitas berat seperti olahraga maka kebutuhan oksigen semakin bertambah. Jumlahnya disesuaikan dengan jenis aktivitas yang dilakukan, berat badan, dan makanan yang dikonsumsi. Seseorang dengan ukuran tubuh yang lebih besar membutuhkan lebih banyak oksigen ketimbang orang dengan tubuh lebih kecil. Bukan itu saja, orang yang gemar mengonsumsi daging membutuhkan lebih banyak oksigen ketimbang orang yang gemar mengonsumsi sayuran. Semakin menua, frekuensi pernapasannya akan menurun. Selain itu, pria memiliki kebutuhan oksigen yang lebih tinggi ketimbang wanita.
|