Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…

Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…

YOGYAKARTA-Energi merupakan salah satu faktor terpenting dalam pembangunan setiap negara di dunia. Kepemilikan dan penguasaan energi mampu menjamin berputarnya roda perekonomian. Semakin mudah akses untuk memperoleh energi, aktivitas dan pertumbuhan perekonomian pun akan semakin meningkat. Dengan demikian, penggunaan energi merupakan ukuran tingkat kemakmuran suatu bangsa. Bangsa yang semakin maju dan sejahtera akan mengonsumsi energi per kapita yang semakin tinggi.

Data menunjukkan negara-negara yang memiliki Gross Domestic Product (GDP) tinggi mengonsumsi energi listrik per kapita yang tinggi pula. Apabila dibandingkan dengan tiga negara maju di kawasan Asia Timur, konsumsi energi per tahun penduduk Indonesia adalah sebesar 0,55 TOE (Ton of Oil Equivalent), sedangkan di Jepang 4,04 TOE, Korea Selatan 4,27 TOE, dan Singapura sebanyak 5,27 TOE. “Sebaliknya, negara-negara tersebut memiliki GDP yang tinggi sehingga apabila konsumsi energi dinyatakan dalam intensitas energi (konsumsi energi untuk menghasilkan GDP 1 juta USD), maka Indonesia nampak masih boros karena memerlukan 702 TOE untuk menghasilkan GDP senilai 1 juita USD, sementara Korea Selatan membutuhkan 350 TOE, Singapura mengkonsumsi 240 TOE, dan Jepang hanya 106 TOE,” rinci Prof. Dr. Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.S.E., ketika menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Teknik di Balai Senat UGM, Senin (31/1). Dalam kesempatan tersebut, Harwin mengucapkan pidato berjudul 'Bahan Bakar Padat dari Bumi Indonesia untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa'.

Harwin menjelaskan konsumsi energi di Indonesia pada umumnya sebagian besar digunakan untuk aktivitas nonproduktif (di sektor rumah tangga dan transportasi) yang hanya sedikit bernilai ekonomis atau menopang industri manufaktur yang boros energi, tetapi menghasilkan komoditas berharga rendah. Sementara itu, di negara maju energi digunakan secara efisien untuk aktivitas produktif yang menghasilkan komoditas berharga tinggi. Kalaupun tidak demikian, negara tersebut pertumbuhan ekonominya ditopang oleh industri jasa yang bernilai ekonomis tinggi, tetapi lebih sedikit memerlukan energi. “Usaha-usaha keras untuk efisiensi energi harus tetap dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa,” imbuh pria kelahiran Denpasar, 2 September 1958 itu.

Meskipun potensi sumber daya energi terbarukan sangat berlimpah, tetapi pemanfaatannya secara riil sebagai pembangkit energi listrik masih sangat kecil. Di sisi lain, diakui Harwin, sumber daya energi biomassa di Indonesia tidak dapat diabaikan. Sebagai bukti, energi tersebut mampu menyumbang 17,59% dari total pasokan energi nasional di tahun 2008, hanya kalah dari minyak bumi (37,01%) dan batu bara (26,24%).

Lebih jauh disampaikan Harwin, biomassa tidak dapat dibandingkan dengan batu bara. Batu bara adalah the real fuel, sedangkan biomassa agak sulit disebut sebagai bahan bakar walaupun mampu terbakar karena kandungan combustibles yang dimilikinya. Tidak terlalu mengherankan seandainya densitas energi dua jenis bahan bakar tersebut jauh berbeda karena biomassa terbentuk hanya dalam orde tahunan, sedangkan batu bara terbentuk setelah puluhan juta tahun.

Salah satu kekurangan biomassa adalah densitas energinya yang rendah. Seandainya biomassa digunakan sebagai bahan bakar utama (tunggal) di suatu pembangkit listrik skala besar, laju volumetris input yang dibutuhkan pasti sangat besar. “Di sisi lain, pemakaian limbah biomassa pada pembangkit listrik skala kecil (lokal) membutuhkan biaya investasi spesifik yang tinggi, operator yang banyak, dan memiliki efisiensi termal yang rendah,” katanya.

Dengan memperhatikan berbagai potensi dan hambatan tersebut, Harwin menawarkan beberapa solusi. Solusi itu adalah co-firing atau co-combustion, yakni pembakaran bersama antara batu bara dan biomassa di ruang bakar PLTU skala besar yang sudah ada. Akan lebih baik seandainya PLTU batu bara berlokasi dekat dengan sumber limbah biomassa (kurang dari 50 km sampai 80 km) sehingga biaya transportasi biomassa tidak terlalu tinggi.

Co-firing lebih terasa bermanfaat bagi batu bara kualitas rendah yang banyak terdapat di Indonesia. Selain itu, ia lebih ramah lingkungan. Sementara itu, co-combustion terbukti lebih ekonomis untuk pembangkit listrik. Di samping itu, sistem pembakaran pada PLTU di Indonesia pada umumnya cocok untuk co-firing bersama dengan biomassa. “Alternatif solusi lain yang termasuk kategori co-combustion adalah biobriket, di mana biomassa dicampur dengan batu bara kemudian dimampatkan menjadi briket,” pungkas dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM itu. (Humas UGM/Satria AN)

Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…

Cadangan energi fosil dunia diperkirakan hanya mampu bertahan memenuhi kebutuhan energi dalam jangka waktu yang tidak lama. Seperti pada minyak bumi yang hanya mampu mencukupi kebutuhan energi dunia sampai 42 tahun lagi, gas alam cair bertahan hingga 62 tahun kedepan. Kendati begitu pemenuhan kebutuhan energi masih bisa diantisipasi dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan, salah satunya adalah uranium yang merupakan sumber energi nuklir. Ketersediaan uranium dunia diprediksikan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia hingga 3.600 tahun mendatang. Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Menristek Bidang Energi dan Material Maju, Dr. Agus R. Hoetman, Rabu (5/12) Seminar Diseminasi Penelitian dan Arah Kebijakan Penelitian Untuk Ketahanan Pangan dan Energi di Fakultas MIPA.

Agus menuturkan uranium dengan proses recycle atau reprocessing bisa bertahan hingga 3.600 tahun lagi. Dengan demikian uranium sangat potensial digunakan sebagai alternatif dalam pemenuhan kebutuhan energi dunia.” Di Indonesia sendiri potensi cadangan uraniumnya tersebar di beberapa daerah luar Pulau Jawa sehinga memungkinkan penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik jika kedepannya sudah tidak ada lagi suplai dari energi fosil ,” jelasnya.

Disebutkan Agus, penggunaan energi Indonesia pada tahun 2010 masih didominasi dengan suplai energi fosil sebesar 95,2 1 persen. Sementara energi terbarukan baru dimanfaatkan kurang dari 5 persen. Melihat kondisi pasokan energi fosil yang terus menipis, menurutnya memaksimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan menjadi langkah tepat karena Indonesia memiliki potensi besar terhadap sumber energi baru. “ Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan variasi sumber energi baru dan terbarukan seperti air, angin, biomassa, panas bumi, dan matahari,” ujarnya.

Cara lain untuk memperbarui energi dengan melakukan penghematan atau konservasi energi. Melalui konservasi akan lebih menghemat biaya dibandingkan dengan melakukan penambahan kebutuhan. “ Penyediaan energi termurah dengan konservasi, namun dalam pelaksanaanya butuh ketelitian dalam menganalisisnya,” kata Agus.

Sementara Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D. Eng., Guru Besar Jurusan Kimia FMIPA UGM menyebutkan bahwa hidrogen merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang berpotensi digunakan sebagai alternatif dalam pemenuhan kebutuhan energi . Selain bersifat terbarukan, hidrogen juga bersifat ramah lingkungan. Tidak seperti pada energi fosil yang banyak menyumbang emisi karbon yang membahayakan lingkungan dan kesehatan. “Hidrogen untuk bahan bakar cukup ramah lingkungan,” terangnya. (Humas UGM/Ika)

Macam-macam pembangkit listrik – Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang seringkali kita gunakan atau bahkan tanpa adanya listrik bisa saja kita akan sulit menjalankan berbagai macam aktivitas. Listrik yang kita gunakan ini berasal dari pembangkit listrik yang ada saat ini, khususnya di Indonesia.

Lalu, apa itu pembangkit listrik dan apa saja macam-macam pembangkit listrik? Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang pembangkit listrik hingga macam-macamnya.

Pengertian Pembangkit Listrik

Pembangkit listrik adalah suatu alat yang bisa memproduksi atau menghasilkan energi listrik. Energi listrik tersebut dihasilkan dengan cara mengubah suatu energi tertentu menjadi energi listrik. Pada umumnya pada pembangkit listrik energi yang menghasilkan memiliki skala yang besar sehingga mampu memasok listrik ke berbagai daerah.

Generator menjadi bagian utama dari pembangkit listrik. Yang mana generator merupakan mesin berputar yang berperan untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip Medan magnet dan penghantar listrik. Mesin ini diaktifkan dari berbagai sumber energi.

Kita ketahui bersama bahwa listrik merupakan aspek penting penunjang segala aktivitas kehidupan manusia. Sehingga tanpa adanya listrik kehidupan akan terasa sepi, hampa atau bahkan terasa sangat kosong. Agar kehidupan tidak terasa sepi dan aktivitas dapat berjalan normal sebagaimana mestinya terdapat berbagai macam pembangkit listrik yang bisa digunakan.

Macam pembangkit listrik perlu diketahui dengan baik. Pasalnya, energi yang digunakan sehari-hari tidak lain berasal dari listrik yang dihasilkan dari berbagai metode hingga memanfaatkan berbagai sumber yang melimpah di sekitar kita.

Salah satunya yaitu berasal dari pembangkit listrik yang memiliki banyak macamnya. Sumber energi ini dibagi menjadi dua, yaitu energi terbarukan (tenaga angin, tenaga surya) dan energi tak terbarukan (bahan bakar fosil). Pembangkit listrik dapat diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi tersebut.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melaporkan jumlah unit pembangkit listrik berjumlah 6.143 unit pada akhir 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.258 unit adalah jenis Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Porsinya mencapai 85,59% dari total unit pembangkit listrik yang dipergunakan.

Ada pula 193 unit (3,14%) yang merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang bisa dipindah-pindahkan (mobile). Kemudian, sebanyak 162 unit (2,64%) berupa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Terdapat pula 150 unit (2,44%) yang merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/angin (PLTB), sebanyak 126 unit (2,05%) berupa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sedangkan, sebanyak 254 unit (2,4%) pembangkit listrik menggunakan energi lainnya.

Sebagai informasi, kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN mencapai 44,46 gigawatt hours (GWH) pada 2021. Sementara daya mampu pembangkit sebesar 38,31 GWH. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melaporkan jumlah unit pembangkit listrik berjumlah 6.143 unit pada akhir 2021.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.258 unit adalah jenis Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Porsinya mencapai 85,59% dari total unit pembangkit listrik yang dipergunakan. Ada pula 193 unit (3,14%) yang merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang bisa dipindah-pindahkan (mobile). Kemudian, sebanyak 162 unit (2,64%) berupa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Terdapat pula 150 unit (2,44%) yang merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/angin (PLTB), sebanyak 126 unit (2,05%) berupa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sedangkan, sebanyak 254 unit (2,4%) pembangkit listrik menggunakan energi lainnya. Sebagai informasi, kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN mencapai 44,46 gigawatt hours (GWH) pada 2021. Sementara daya mampu pembangkit sebesar 38,31 GWH.

Beberapa Jenis Pembangkit Listrik yang sudah ada memiliki energi sumber yang bermacam-macam mulai dari energi fosil seperti minyak bumi, gas alam sampai dengan energi yang alternatif yang terbarukan. Pembangkit listrik menurut wikipedia adalah suatu peralatan industri yang berfungsi untuk memproduksi atau membangkitkan energi listrik dengan berbagai macam sumber tenaga.

Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…
Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…

Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…
Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…

Jenis-jenis Pembangkit Listrik PLN

Di Indonesia sendiri sudah banyak jenis pembangkit listrik yang digunakan. Adapun yang mengatur pembangkit listrik Indonesia adalah Perusahaan Listrik Negara atau lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan singkatan PLN. PLN juga memiliki beberapa jenis pembangkit listrik. Berikut ini jenis-jenis pembangkit listrik PLN yaitu:

  1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ada 5.258 unit
  2. Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) ada 193 unit
  3. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) ada 162 unit
  4. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ada 150 unit
  5. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ada 126 unit
  6. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) ada 79 unit
  7. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ada 72 unit
  8. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) ada 66 unit
  9. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ada 18 unit
  10. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) ada 12 unit
  11. Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS) ada 5 unit
  12. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) ada 2 unit

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik

Pembangkit listrik atau lazimnya disebut power plant adalah suatu sistem yang terdiri dari turbin dan generator yang bekerja untuk memproduksi energi listrik. Jika turbin adalah suatu peralatan industri yang mengubah suatu bentuk energi menjadi energi kinetik/gerak, maka generator adalah suatu peralatan industri yang mengubah energi kinetik/gerak menjadi energi listrik.

Turbin akan mengkonversi apakah itu minyak bumi, gas alam atau uap menjadi energi gerak. Kemudian, turbin akan dihubungkan ke generator, sehingga generator dapat bergerak sesuai dengan kecepatan putar (speed) yang diinginkan.

Lalu, generator yang berputar akan menghasilkan energi listrik. Jenis pembangkit listrik diklasifikasikan berdasarkan turbin penggerak (prime mover) yang menggerakkan generator. Misalnya pembangkit listrik yang turbinnya adalah turbin gas, maka disebut dengan pembangkit listrik tenaga gas. Jika turbin uap disebut pembangkit listrik tenaga uap.

Berdasarkan Klasifikasi tersebut, maka kita dapat mengelompokkan berbagai macam jenis pembangkit listrik menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya:

  1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
  2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
  3. Pembangkit Listrik Tenaga Minyak (PLTM)
  4. Pembangkit Listrik Tenaga Solar Cell
  5. Pembangkit Listrik Tenaga Air / Hidro (PLTA)
  6. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
  7. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
  8. Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal / Panas Bumi

Macam pembangkit listrik yang pertama adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Energi air atau disebut dengan hydropower merupakan macam sumber energi yang dihasilkan dari kekuatan air. Kemudian, untuk menghasilkan energi ini biasanya dilakukan dengan membuat bendungan untuk menampung air. Air dalam bendungan tersebut kemudian digabungkan dengan pipa air yang diarahkan menuju turbin.

Semakin banyak air yang mengalir pada turbin, energi yang dihasilkan akan semakin besar. Jadi, energi jenis ini sangat bergantung pada pasokan air yang ada. Pada umumnya, macam pembangkit listrik ini dipasang tepat di sebelah sumber air yang cukup besar seperti bendungan, waduk, atau sungai dengan aliran air yang cukup deras.

Sesuai dengan namanya, pembangkit listrik yang satu ini mengandalkan kecepatan arus air untuk menggerakkan turbin di dekatnya. Turbin yang dipasang berfungsi sebagai pemicu arus air yang dibutuhkan. Macam pembangkit listrik ini mengubah energi kinetik pada air menjadi energi listrik yang murni, hemat serta ramah lingkungan. Selain itu, pembangkit listrik tenaga air ini bersifat dapat diperbarui atau renewable energy.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Macam pembangkit listrik yang selanjutnya adalah pembangkit listrik tenaga air. Tentu saja pembangkit yang satu ini memanfaatkan energi yang besar dari angin. Listrik dapat dihasilkan oleh pembangkit dengan menyimpan serta mengubah energi angin yang potensial.

Biasanya, pembangkit listrik tenaga angin ini juga menggunakan turbin ataupun kincir angin untuk mengumpulkan energi angin ke dalam pembangkit listrik yang disediakan. Pembangkit listrik dipasang di wilayah yang memiliki potensi kekuatan angin yang cukup besar, seperti pantai hingga bukit yang landai. Beberapa negara di dunia yang dikenal baik dengan pembangkit listrik tenaga angin adalah Austria, Swiss, hingga Amerika Serikat.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Macam pembangkit listrik yang ketiga adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Jenis pembangkit ini menggunakan energi uap dari hasil kinerja pompa air yang akan berkumpul dengan batu bara serta minyak. Hasil pemanasan yang bertujuan untuk mendapatkan suhu tinggi tersebut kemudian dibakar dan disemprotkan menjadi energi uap.

Energi uap tersebut lantas akan menggerakkan turbin hingga berkumpul dan berpotensi untuk menjadi energi listrik yang disimpan pada generator. Namun, sebenarnya macam pembangkit listrik yang satu ini kurang dapat disebut sebagai penghasil energi listrik yang ramah lingkungan. Sebab, uap yang dihasilkan cukup berbahaya apabila terhirup oleh manusia.

Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…
Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…

Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…
Pembangkit listrik yang tidak membutuhkan bahan bakar adalah…

4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Macam pembangkit listrik yang satu ini dapat digolongkan sebagai energi yang ramah lingkungan, hemat, dan efektif. Pasalnya, sinar matahari sebagai sumbernya akan terus ada sepanjang masa. Tidak hanya itu, kelebihan dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ini juga cenderung memiliki sumber energi yang kuat untuk menghasilkan listrik.

Pembangkit ini menggunakan perlengkapan seperti panel surya untuk menangkap cahaya matahari yang berlimpah sepanjang hari. Pada umumnya, pembangkit listrik yang satu ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai penunjang energi yang cukup ideal dan murah.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Macam pembangkit listrik yang satu ini memanfaatkan energi panas bumi yang juga cukup melimpah. Panas bumi yang ditangkap kemudian akan menghasilkan uap yang dapat menggerakkan generator.

Generator yang mampu bergerak ini lantas mengubah energi yang dihasilkan oleh panas bumi menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Biasanya, pembangkit listrik tenaga panas bumi ini terdapat di wilayah dataran tinggi seperti pegunungan ataupun kaki gunung. Hal ini dilakukan agar mendapatkan energi alam yang berkualitas tinggi.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Macam pembangkit listrik berikutnya ini memanfaatkan bahan bakar fosil sebagai sumber energi. Beberapa bahan bakar fosil yang digunakan antara lain meliputi minyak, batu bara, hingga gas alam.

Bahan bakar fosil tersebut kemudian dibakar bersama dengan gas dalam pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Hasil dari pembakaran tersebut kemudian disaring melalui filter udara khusus agar dapat masuk dan menggerakkan turbin atau generator. Sumber energi berupa gas tersebut diklaim memiliki tekanan yang cukup kuat guna menggerakkan turbin yang kemudian diubah menjadi energi listrik yang besar pula.

7. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Macam pembangkit listrik yang satu ini memang tidak banyak dikenal lantaran sudah jarang digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pasalnya, pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ini menghabiskan biaya operasional yang cukup tinggi dan tidak ramah lingkungan.

Pembangkit listrik tenaga diesel ini membutuhkan bahan bakar solar untuk menggerakkan turbin. Padahal, bahan bakar solar merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui serta cukup membutuhkan biaya yang tinggi.

Setelah mampu bergerak menggunakan bahan bakar solar, maka mesin diesel akan memproduksi energi murni yang mekanis untuk menggerakkan turbin generator hingga menghasilkan daya listrik.

8. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan reaksi pembelahan inti uranium dalam reaktor nuklir untuk menghasilkan panas. Dimana panas tersebut akan menghasilkan uap yang dialirkan ke turbin untuk menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik.

PLTN merupakan salah satu pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Sebab, pembangkit ini tidak menggunakan fosil seperti batubara, minyak dan gas. Telah kita ketahui bersama dampak dari fosil bisa menyebabkan hujan asam, pemanasan global dan membahayakan kesehatan manusia.

Meskipun ramah lingkungan, tetap penggunaan PLTN harus tetap mendapat perhatian karena radiasi yang ditimbulkan bisa merusak tubuh manusia dan dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian.

9. Pembangkit Listrik Tenaga Ombak

Pembangkit listrik tenaga bak atau PLTO adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan ombak laut. Gerakan ombak laut yang menggulung serta naik turun merupakan sumber energi yang lumayan besar.

Ombak memiliki kepadatan daya yang tinggi dan merupakan energi alternatif yang memungkinkan untuk menjadi sumber energi terbarukan. PLTO merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan sebab dalam proses menghasilkan listrik tidak menghasilkan emisi

10. Energi Listrik Tenaga Sampah

Siapa sangka sampah yang seringkali menjadi berbagai masalah pada suatu daerah bahkan suatu negara bisa menjadi energi listrik. Selain menggunakan sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle) untuk menjaga lingkungan, sampah juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dan energi pembangkit listrik atau yang lebih dikenal dengan PLTSa.

Energi listrik tenaga sampah atau PLTSa adalah energi listrik yang berasal dari sampah. Yang mana sampah terlebih dahulu dipisahkan mana yang dapat di daur ulang atau tidak. Kemudian sampah yang tidak bisa di daur ulang atau digunakan kembali dimasukkan ke dalam tungku insinerator untuk dibakar dengan suhu diatas 1300°C.

Jenis pembangkit listrik ini tentu sangat bagus diterapkan untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Berbagai negara pun sudah banyak yang menggunakan PLTSa seperti Amerika, Jepang, Belanda dan Eropa. Dimana negara-negara tersebut sudah menggunakan sampah sebagai sumber energi (waste to energy) sejak lama (puluhan tahun) dan sudah terbukti ampuh untuk menyelesaikan masalah sampah.

Masyarakat tidak usah khawatir terhadap pencemaran PLTSa sebab berbagai pencemaran yang akan dihasilkan sudah dapat diantisipasi oleh negara yang telah menggunakan PLTSa terlebih dahulu. Kita tentu berharap semoga Indonesia membangun PLTSa lebih banyak lagi.

11. Energi Listrik Pembangkit Pasang Surut

Energi listrik pembangkit tenaga pasang surut atau disebut PLTPS (tidal energi) merupakan salah satu energi yang terbarukan. Prinsip kerja pada tenaga ini sama dengan prinsip kerja pada pembangkit listrik tenaga air. Pada pembangkit ini akan memanfaatkan air untuk menggerakkan turbin dengan generator sehingga dapat menghasilkan energi listrik

Pembangkit listrik tenaga gas uap atau PLTGU merupakan kombinasi antara PLTG dan PLTU. Gas buang bersuhu tinggi dari PLTG akan dimanfaatkan kembali sebagai pemanas uap di ketel/boiler untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi yang akan menggerakkan turbin pada generator sehingga dapat menghasilkan energi listrik.

Pembangkit listrik memang memiliki banyak sekali macamnya. Meski begitu, biasanya setiap macam pembangkit listrik akan disesuaikan dengan kondisi daerah atau suatu negara. Demikian pembahasan tentang macam-macam pembangkit listrik, semoga semua pembahasan di atas bisa bermanfaat untuk Grameds.

Grameds bisa mendapatkan lebih banyak informasi seputar macam-macam pembangkit listrik dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Baca juga:

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien