Penyelenggaraan konferensi asia afrika 1 dilaksanakan di kota

Berita Pertemuan Internasional

Penyelenggaraan konferensi asia afrika 1 dilaksanakan di kota

April 15, 2015 Berita, Acara Tim KAA

Konferensi Asia Afrika (KAA) atau dikenal juga dengan Konferensi Bandung lahir atas prakarsa lima negara, yaitu Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan. Pertemuan ini pertama kali diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 dengan mengambil tempat di Gedung Merdeka Bandung dan dihadiri oleh 29 negara.

Selengkapnya

Penyelenggaraan konferensi asia afrika 1 dilaksanakan di kota

Maret, 2016 Berita, Acara Tim OKI

Indonesia telah menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Ke-5 Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB V OKI 2016) 6-7/16. Perhelatan akbar tersebut menghadirkan 605 delegasi dari 56 negara anggota OKI ditambah dengan PBB dan Uni Eropa.

Selengkapnya

Penyelenggaraan konferensi asia afrika 1 dilaksanakan di kota
Konferensi Asia Afrika (KAA), April 1955. ipphos

TEMPO.CO, Jakarta - Begini kilas balik Konferensi Asia Afrika. Pasca Perang Dunia II berakhir, dunia terpecah menjadi dua bagian yaitu blok barat dan blok timur. Blok barat terdiri dari negara-negara berpaham liberalis, sementara blok timur berpaham komunis. Keduanya berebut pengaruh pada bangsa-bangsa lain.

Melihat kondisi itu, Indonesia dan negara-negara netral lainnya memprakarsai Konferensi Asia-Afrika. Konferensi Asia Afrika atau KAA yang pertama diadakan di Bandung, Jawa Barat pada 18 -25 April 1955 bertempat di Gedung Merdeka dengan P.M. Ali Sastroamidjojo sebagai ketua konderensi dan dibuka oleh Presiden Sukarno.

Diadakannya KAA tak terlepas dari adanya Konferensi Colombo 28 April-2 Mei 1954 saat Indonesia mengemukakan gagasan tentang pertemuan negara-negara Asia-Afrika. Dari konferensi tersebut, lahirlah KAA dengan pertemuan perdana menghadirkan 29 negara di kawasan Asia-Afrika.

Melansir kanal asianafricanmuseum.org, lima negara dari Konferensi Colombo yang diundang Perdana Menteri Indonesia pada pertemuan di Bogor, Jawa Barat menjadi sponsor KAA. Kelimanya adalah Birma, Ceylon, India, Indonesia, dan Pakistan.

Tempat sidang konferensi dilaksanakan di Gedung Concordia dan Gedung Dana Pensiun. Sementara untuk tempat penginapan para peserta konferensi, mereka memilih Hotel Preanger, dan 12 hotel lainnya serta 31 Bungalow di sepanjang Jalan Cipaganti, Lembang, dan Ciumbuleuit untuk sekitar 1.500 orang. Selain itu, juga disediakan fasilitas akomodasi untuk 500 orang wartawan dari dalam dan luar negeri.

Pertemuan yang berlangsung delapan hari itu menghasilkan beberapa keputusan, di antaranya memajukan kerja sama antar negara Asia-Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan, membantu perjuangan melawan imperialisme, serta menjunjung tinggi keberadaan hak asasi manusia, serta ikut serta dalam menciptakan perdamaian dunia.

Selain itu, KAA juga menghasilkan sepuluh prinsip yang tercantum dalam “Declarastion on The Promotion of World Peace and Corporation” atau dikenal dengan Dasasila Bandung. Keberhasilan KAA mampu mengurangi ketegangan dunia pasca Perang Dunia II, negara-negara kolonialis-imperialis melepaskan daerah jajahannya akibat lahirnya paham dunia ketiga (non-aligned).

Selain kiprahnya membantu urusan perdamaian dunia, Konferensi Asia Afrika turut serta mendukung Indonesia dalam upaya pembebasan Irian Barat.

RISMA DAMAYANTI

Baca: Kenapa Konferensi Asia Afrika Dimulai 18 April?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Penyelenggaraan konferensi asia afrika 1 dilaksanakan di kota
Konferensi Asia Afrika 18-24 April 1955

Bogor (18/4) Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 18-24 April 1955 yang diadakan di Gedung Merdeka di kota Bandung, Jawa Barat. ini merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh negara-negara dari Asia dan Afrika. Penyelenggaraan KAA ini diprakarsai oleh lima negara yakni Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan.

Penyelenggaraan konferensi asia afrika 1 dilaksanakan di kota
Presiden Sukarno membuka KAA di Bandung

Tujuan Konferensi Asia Afrika ini adalah untuk mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika, Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-negara Asia dan Afrika, Menjalin kerukunan antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika, Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja sama dunia, Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing dan terakhir melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet dan negara imprialis lainnya.

Penyelenggaraan konferensi asia afrika 1 dilaksanakan di kota
Suasana saat Presiden Sukarno berpidato

Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa keputusan dalam bentuk Dasasila Bandung.  Terdapat 10 poin dalam Dasasila Bandung antara lain :

  1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
  3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil.
  4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
  6. (a) Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun.
    (b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
  7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
  8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
  9. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
  10. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.

Dilihat 19,428 pengunjung

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, dunia mengalami ketegangan emosional dan psikologis. Meskipun perang telah berakhir, permasalahan belum selesai. Dunia terpecah menjadi dua bagian, yaitu Blok Barat dan Blok Timur.

Blok Barat terdiri dari negara-negara berpaham liberalis, sedangkan Blok Timur yang beranggotakan negara-negara komunis. Kedua blok saling berebut pengaruh terhadap bangsa-bangsa lain. 

Selain terpecahnya dunia menjadi dua paham, kolonialisme dan imperialisme masih menjadi permasalahan bagi berbagai bangsa di dunia. Masih banyak bangsa dan negara yang masih terkekang penjajahan dan mendambakan kemerdekaan.

Melihat tidak stabilnya kondisi dunia, Indonesia sebagai negara yang antipenjajahan dan berkomitmen sebagai negara netral memprakarsai kegiatan penting dalam sejarah dunia, yaitu Konferensi Asia-Afrika (KAA). Sebelumnya apakah Sobat SMP pernah mendengar mengenai KAA?

Konferensi Asia-Afrika adalah konferensi perdamaian dunia yang dilaksanakan pada tanggal 18-25 April 1955, bertempat di Gedung Merdeka, Bandung. Ketua penyelenggara konferensi adalah P.M. Ali Sastroamijoyo dan dibuka oleh Presiden Sukarno. Dalam konferensi tersebut diundang 30 negara yang berada di kawasan Asia-Afrika, namun hanya dihadiri 29 negara karena Afrika Tengah (Rhodesia) tidak bisa datang akibat kondisi negara yang belum stabil.

Diawali dari Konferensi Colombo pada 28 April 1954, Indonesia melontarkan gagasan mengenai pertemuan negara-negara Asia-Afrika. Peserta konferensi yang awalnya ragu pada akhirnya menyetujui ide tersebut.

Latar belakang diadakannya konferensi ini adalah kesamaan nasib negara-negara di Asia-Afrika pasca-Perang Dunia II. Selain itu, perjuangan bangsa-bangsa terjajah untuk memperoleh kemerdekaannya setelah Perang Dunia II terus meningkat. Negara-negara berkembang yang melihat suasana tersebut terdorong untuk mencari jalan keluar membantu meredakan ketegangan dan menciptakan perdamaian dunia.

Pertemuan yang berlangsung selama 8 hari itu menghasilkan beberapa keputusan yang cukup penting, seperti memajukan kerja sama negara-negara Asia-Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan budaya, membantu perjuangan melawan imperialisme, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan ikut aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.

Selain keputusan-keputusan penting, KAA juga melahirkan sepuluh prinsip yang tercantum ke dalam “Declaration on The Promotion of World Peace and Coorporation” atau yang lebih dikenal dengan istilah “Dasasila Bandung”.

Berhasilnya KAA di Bandung mendongkrak nama Indonesia yang baru berusia 10 tahun ke kancah dunia. Tidak hanya itu, KAA membawa banyak sekali dampak positif bagi Indonesia, negara-negara Asia-Afrika, dan juga dunia.

Negara-negara Asia-Afrika turut mendukung Indonesia dalam rangka pembebasan Irian Barat. Konferensi juga memperkuat hubungan kerja sama negara-negara dari kedua benua tersebut. Selain itu, dunia pun ikut terdampak seperti berkurangnya ketegangan dunia, negara kolonialis-imperialis mulai melepaskan daerah jajahannya, dan penghapusan politik diskriminasi rasial. 

Pada intinya, KAA telah menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah negara biasa. Indonesia telah turut berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Ketegangan dunia pun mulai berkurang akibat lahirnya paham dunia ketiga (non-aligned), dan itu berkat peran dari Indonesia.

Jika Sobat SMP tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai peristiwa KAA dan sejarah Indonesia lainnya, kalian bisa mengunduh modul pembelajaran jarak jauh mata pelajaran IPS di situs Direktorat SMP.

Baca Juga  Tim RBI Direktorat SMP Susun Rencana Tindak Agen Perubahan

Referensi:

Modul Pembelajaran Jarak Jauh IPS Kelas IX Semester Genap Terbitan Direktorat SMP tahun 2020

https://kniu.kemdikbud.go.id/?p=4152 diakses pada 16 April 2021

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP