Penyerahan Kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia merupakan hal penting yang terjadi pada masa

Bagaimana pendapat Anda terkait kunjungan Presiden RI Bapak Ir H Joko Widodo ke negara Rusia dan Ukraina di tengah peperangan yang sedang terjadi saat … ini, dikaitkan dengan Geopolitik dan Geostrategi Indonesia

sebutkan macam² pelantikan pramuka​

Strategi yang digunakan Syarikat Borneo Utara British untuk menguasai Sabah.​

1. Pilihlah pernyataan yang paling tepat mengenai perbedaan radical behaviorism dan cognitivism dari serangkaian pernyataan berikut: a. Radical behav … iorism mementingkan proses kognitif sedangkan cognitivism tidak. b. Cognitivism mementingkan proses kognitif sedangkan radical behaviorism tidak. c. Cognitivism mementingkan bukti empirik yang dapat diobservasi sedangkan radical behaviorism tidak. d. Radical behaviorism mementingkan bukti empirik yang dapat diobservasi sedangkan cognitivism tidak.

Apakah iktibar daripada peristiwa peluasan kuasa Barat di Sarawak?

deskripsikan tentang dewi Gandari​

20. perubahan energi yang terjadi pada lampu adalah... a.listrik-cahaya b.listrik-panas c.listrik-gerak d.listrik-suara​

Siapa penemu televisi dan radio dan Siapa penemu mobil pertama di dunia

apakah smk swasta bisa pindah ke smk negeri jateng di tahun 2022​

Network Analysis, adalah salah satu bentukan audit komunikasi yang dapat dilakukan, jelaskan apa yang dapat ditemukan melalui network analysis? Bagaim … ana proses melakukannya dan apa manfaat dari temuan network analysis tersebut bagi proses manajemen komunikasi !

Halo Sobat SMP! Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Belanda masih belum bisa mengakui kedaulatan Indonesia. Bahkan, Belanda masih kekeh untuk menguasai Indonesia kembali dengan memboncengi tentara Sekutu.

Kedatangan Belanda dan tentara sekutu ke Tanah Air tidak disambut baik oleh masyarakat karena tujuan mereka datang adalah menaklukkan kembali tanah jajahannya. Benar saja, pertempuran antara para pejuang dengan tentara Sekutu tak terelakkan. Banyak bentrokan  terjadi, sebut saja Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Surabaya, Bandung Lautan Api, dan masih banyak lagi.

Karena tidak ingin terjadi banyak pertumpahan darah, pihak Indonesia dan pihak Belanda melakukan sejumlah perjanjian-perjanjian untuk mencapai kesepakatan. Indonesia sendiri pun terus berusaha untuk mendapatkan kedaulatan NKRI dari mata dunia melalui diplomasi-diplomasi. Berikut ini merupakan beberapa diplomasi penting yang dilakukan oleh Indonesia dalam rangka meraih kedaulatan negara:

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Belanda masih belum mengakui kedaulatan NKRI secara de facto. Oleh karena itu, diadakan sebuah perundingan antara Indonesia dan Belanda untuk membahas hal tersebut. Perundingan tersebut adalah Perjanjian Linggajati yang dilakukan di Kuningan, Jawa Barat pada 10-15 November 1946 dan disahkan pada 25 Maret 1947. Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn. 

Perundingan di Linggajati ini mencapai beberapa persetujuan, antara lain Belanda mengakui RI secara de facto yang terdiri atas Jawa, Madura, dan Sumatra. Selain itu akan dibentuk negara federal yang dinamakan Republik Indonesia Serikat (di mana RI menjadi salah satu negara bagiannya). Terakhir akan dibentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala uni. 

Usai peristiwa di Linggajati, Belanda melanggar perjanjian tersebut dengan melakukan Agresi Militer Belanda I secara serentak pada 21 Juli 1947 terhadap kota-kota besar wilayah RI di Jawa dan Sumatera. Tindakan ini mendapatkan kecaman keras dari dunia internasional. Oleh karena itu, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang beranggotakan Australia sebagai perwakilan Indonesia (Richard C. Kirby), Belgia sebagai perwakilan Belanda (Paul Van Zeeland), dan Amerika Serikat sebagai penengah (Prof. Dr. Frank Graham) untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Maka dari itu, dilakukanlah sebuah perundingan di atas kapal milik Amerika Serikat yang bernama USS Renville pada 17 Januari 1948. Kala itu, kapal USS Renville sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok.Delegasi Indonesia diketuai Perdana Menteri Amir Syarifudin dan Belanda menempatkan seorang Indonesia bernama R. Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketuanya. Hasil yang dituai dari perjanjian ini adalah Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya RIS, RI sejajar kedudukannya dengan Belanda, RI menjadi bagian dari RIS dan akan diadakan pemilu untuk membentuk Konstituante RIS, serta tentara Indonesia di daerah Belanda (daerah kantong) harus dipindahkan ke wilayah RI.

Baca Juga  3 Cara Mengasah Kemampuan Akting dalam Seni Teater

Belanda kembali melanggar Perjanjian Renville dengan melancarkan Agresi Militer Belanda II. Hal ini menyebabkan Indonesia terpaksa mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi, Sumatra Barat di bawah komando Syafruddin Prawiranegara.

Setelah mendapatkan kecaman dari dunia internasional, barulah Belanda mau mengadakan perundingan kembali dengan Indonesia. Perundingan Dalam perundingan ini dinamakan dengan Perundingan Roem-Royen, digelar di Jakarta pada 7 Mei 1949. Mr. Moh. Roem sebagai ketua delegasi mewakili Indonesia dan Dr. J.H Van Royen sebagai ketua delegasi Belanda. Sedangkan, sebagai mediator perundingan adalah Merle Cochran dari UNCI.

Hasil dari perundingan ini adalah menghentikan perang gerilya dan Indonesia-Belanda bekerja sama dalam memelihara ketertiban dan keamanan. Kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta dan bersedia turut serta dalam Konferensi Meja Bundar yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

  • Konferensi Inter-Indonesia

Sebelum pelaksanaan Konferensi Meja Bundar diadakan Konferensi Inter-Indonesia yaitu Republik Indonesia dengan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg) atau Badan Permusyawaratan Federal. Mula-mula diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 19 – 22 Juli 1949, kemudian dilanjutkan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1949. Keputusan penting antara lain negara yang akan dibentuk nanti dinamakan RIS, APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) adalah angkatan perang nasional, dan TNI menjadi inti APRIS.

Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Delegasi Belanda dipimpin oleh van Maarseveen. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh. Hatta, untuk delegasi BFO (forum permusyawaratan federal yang terdiri atas Negara-negara boneka buatan Belanda) dipimpin oleh Sultan Hamid II. Sidang berlangsung pada tanggal 23 Agustus sd 2 November 1949. KMB menghasilkan beberapa keputusan penting, yaitu Belanda mengakui kedaulatan Indonesia paling lambat 30 Desember 1949. Selain itu, Indonesia berbentuk negara serikat dan merupakan sebuah uni dengan Belanda. Uni Indonesia-Belanda dipimpin oleh Ratu Belanda. Namun, permasalahan Irian Barat masih merupakan daerah perselisihan dan akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.

Meskipun tidak memuaskan banyak pihak, tetapi itulah hasil optimal yang dapat diperoleh. Akhirnya, pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada RIS. Bangsa Indonesia melalui perjuangan bersenjata dan diplomasi memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia dan mendesak keluar dari wilayah RI yang ditandai dengan upacara pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan KMB antara Indonesia-Belanda.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul PJJ IPS Kelas IX Semester Genap terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Penyerahan Kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia merupakan hal penting yang terjadi pada masa

Tepat pada hari ini, 27 Desember Belanda menyepakati kedaulatan Indonesia pada KMB. (vgrenon/pixabay)

Bobo.id - Bangsa Indonesia akhirnya bisa lepas dari penjajahan oleh negara Belanda pada 17 Agustus 1945.

Namun, proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta pada masa itu, tidak membuat Belanda langsung mengakui kemerdekaan Indonesia, lo.

Bangsa Indonesia masih harus mempertahankan kemerdekaannya, baik dengan jalur perundingan maupun di medan tempur.

Hingga akhirnya setelah empat tahun berlalu dari proklamasi, Belanda akhirnya mengakui dan menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia.

Tepat pada hari ini, 72 tahun yang lalu, yaitu 27 Desember 1949, dilakukan upacara penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia di Amsterdam dan di Jakarta.

Baca Juga: Konon Dibangun dalam Semalam, Beginilah Sejarah Asli Candi Prambanan

Di istana Dam, Amsterdam, penyerahan kedaulatan ini ditandai dengan penandatanganan dokumen penyerahan oleh Ratu Juliana dan Perdana Menteri Mohammad Hatta.

Berdasarkan Kompaspedia, dokumen yang ditandatangani pihak Belanda dan Indonesia berisi tentang, pernyataan penerimaan hasil Konferensi Meja Bundar dan penyerahan piagam kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (saat itu bentuk negara Indonesia memang serikat hingga 1950).

Pada saat yang sama juga, di istana Rijswijk (istana Negara) dilakukan penurunan bendera Belandan dan digantikan dengan bendera Merah Putih. 

Jalan Panjang Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 

Seperti yang teman-teman ketahui, kemerdekaan Indonesia setelah proklamasi masih perlu dipertahankan.

Hal ini karena Belanda masih menganggap wilayah Indonesia sebagai koloni dan masih belum memberikan pernyataan kedaulatan kemerdekaan Indonesia.


Page 2

Penyerahan Kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia merupakan hal penting yang terjadi pada masa

Tepat pada hari ini, 27 Desember Belanda menyepakati kedaulatan Indonesia pada KMB. (vgrenon/pixabay)

Berbagai cara pun ditempuh bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan.

Salah satu caranya adalah melalui perundingan, yang dilakukan dalam kurun waktu 1945 hingga 1949.

Ada tiga perundingan penting yang perlu teman-teman ketahui, yaitu Perundingan Linggarjati (1946), Perundingan Renville (1947 hingga 1948), dan Konferensi Meja Bundar (1949).

Namun, perundingan-perundingan tersebut ternyata tidak mampu membuat Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.

Maka terjadilah Agresi Militer I yang berlangsung selama 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947.

Serangan tersebut adalah pelanggaran dari kesepakatan Perundingan Linggarjati. Padahal menurut Perundingan Linggarjati, Belanda harus mengakui kedaulatan Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatera.

Baca Juga: Jadi Ikon Perayaan Natal, Bagaimana Sejarah Dikenalnya Sinterklas?

Akibatnya, Indonesia pun meminta bantuan internasional agar agresi ini tidak semakin berkepanjangan.

Dari bantuan tersebut, dibentuklah Komisi Tiga Negara oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Komisi Tiga Negara tersebut berisikan negara Belgia, Amerika Serikat, dan Australia.

Dari komisi tersebutlah disepakati Perundingan Renville yang lebih banyak merugikan Indonesia, karena kehilangan banyak wilayah strategis.

Perundingan ini pun gagal kembali mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan terjadilah Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 di Yogyakarta.


Page 3

Penyerahan Kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia merupakan hal penting yang terjadi pada masa

Tepat pada hari ini, 27 Desember Belanda menyepakati kedaulatan Indonesia pada KMB. (vgrenon/pixabay)

Pengakuan Kedaulatan Melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) 

Akibat Belanda melancarkan serangan melalui agresi militer keduanya, Belanda pun mendapatkan kecaman.

Hingga PBB mengeluarkan surat tuntutan pada 28 Januari 1949. Isi surat tuntutan tersebut adalah untuk menghentikan pertempuran dan mendesak Belanda untuk melakukan perundingan dan menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia.

Selanjutnya, Indonesia dan Belanda pun mengadakan perundingan di Hotel Des Indes, di Menteng, Jakarta Pusat pada 14 April hingga 7 Mei 1949 yang menghasilkan Perjanjian Roem-Royen.

Nama perjanjian ini diambil dari nama masing-masing perwakilan dari kedua negara, yaitu Mohammad Roem dari Indonesia dan Herman van Roijen dari Belanda.

Lalu apa isi perjanjian ini? Isinya adalah mengembalikan pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta, menarik pasukan Belanda dari Yogyakarta, dan melakukan Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Akhirnya, meskipun cukup panjang, Konferensi Meja Bundar resmi dilaksanakan pada 23 Agustus 1949 dan mencapai kesepakatan pada 2 November 1949.

Baca Juga: Kini Jadi Hobi yang Banyak Digemari, Ini Sejarah Singkat Kamera yang Belum Banyak Orang Tahu 

Isi dari Konferensi Meja Bundar adalah sebagai berikut. 

1. Belanda menyerahkan kedaulatan penuh kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) pada Desember 1949. 

2. Antara RIS dan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia-Belanda. 

3. Indonesia akan mengembalikan semua milik Belanda dan membayar utang Hindia Belanda sebelum 1949. 

4. Permasalahan Irian Barat (Papua) akan dirundingkan satu tahun setelah pengakuan RIS. 

Lalu, pada 27 Desember 1949, dilaksanakan upacara penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia di Amsterdam dan di Jakarta.

Sejak saat itulah Indonesia bisa menjalankan pemerintahannya bebas dari ancaman Belanda meskipun, Belanda sendiri baru benar-benar mengakui kemerdekan Indonesia pada 16 Agustus 2005. 

Nah, itulah tepat pada hari ini, kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB) disepakati Indonesia dan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan penuh kepada Indonesia.

(Penulis: Jawahir Gustav Rizal)

Tonton video ini, yuk!

----  

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia. 


Page 4


Page 5

Penyerahan Kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia merupakan hal penting yang terjadi pada masa

vgrenon/pixabay

Tepat pada hari ini, 27 Desember Belanda menyepakati kedaulatan Indonesia pada KMB.

Bobo.id - Bangsa Indonesia akhirnya bisa lepas dari penjajahan oleh negara Belanda pada 17 Agustus 1945.

Namun, proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta pada masa itu, tidak membuat Belanda langsung mengakui kemerdekaan Indonesia, lo.

Bangsa Indonesia masih harus mempertahankan kemerdekaannya, baik dengan jalur perundingan maupun di medan tempur.

Hingga akhirnya setelah empat tahun berlalu dari proklamasi, Belanda akhirnya mengakui dan menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia.

Tepat pada hari ini, 72 tahun yang lalu, yaitu 27 Desember 1949, dilakukan upacara penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia di Amsterdam dan di Jakarta.

Baca Juga: Konon Dibangun dalam Semalam, Beginilah Sejarah Asli Candi Prambanan

Di istana Dam, Amsterdam, penyerahan kedaulatan ini ditandai dengan penandatanganan dokumen penyerahan oleh Ratu Juliana dan Perdana Menteri Mohammad Hatta.

Berdasarkan Kompaspedia, dokumen yang ditandatangani pihak Belanda dan Indonesia berisi tentang, pernyataan penerimaan hasil Konferensi Meja Bundar dan penyerahan piagam kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (saat itu bentuk negara Indonesia memang serikat hingga 1950).

Pada saat yang sama juga, di istana Rijswijk (istana Negara) dilakukan penurunan bendera Belandan dan digantikan dengan bendera Merah Putih. 

Jalan Panjang Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 

Seperti yang teman-teman ketahui, kemerdekaan Indonesia setelah proklamasi masih perlu dipertahankan.

Hal ini karena Belanda masih menganggap wilayah Indonesia sebagai koloni dan masih belum memberikan pernyataan kedaulatan kemerdekaan Indonesia.