Peran manusia yang tidak dapat digantikan oleh teknologi

JAKARTA (Lampost.co) -- Indonesia tengah dihebohkan oleh penggunaan robot pembersih lantai sebagai pekerja layanan kebersihan di Pondok Indah Mall. Hal ini disuarakan oleh salah satu aktor dan sutradara Indonesia Dennis Adhiswara via akun Twitter pribadinya.   Selain sambutan baik, hal ini turut memicu kegelisahan menyoal kondisi robot akan menggantikan peran manusia dalam berbagai pekerjaan. Kekhawatiran ini bukanlah hal baru, sebab pada awal popularitasnya di dunia, termasuk Indonesia, sejumlah pihak telah membahas hal ini.  

Peningkatan popularitas penggunaan teknologi, termasuk robot, dalam melakukan pekerjaan manusia turut muncul saat para ahli industri dan ekonomi dunia menggandangkan Revolusi Industri 4.0.

Revolusi ini kian terdengar di Indonesia sejak Presiden Jokowi menjadikan pembangunan infrastruktur pendukungnya sebagai fokus selama periode kepemimpinan pertama. Memang tidak dapat dielakan bahwa pemanfaatan teknologi dan robot di era Revolusi 4.0 akan menghilangkan sejumlah pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia.   Namun sejumlah ahli menyebut, meski teknologi semakin baik berkat dukungan kecerdasan buatan (AI), teknologi tidak akan sepenuhnya menggantikan peran manusia di berbagai bidang. Karena manusia tetap diperlukan untuk melatih dan mengawasi teknologi dan robot dalam melakukan tugasnya.  

Selain itu, robot dan AI merupakan buah karya manusia, sebagai alat yang dapat bekerja jika manusia memberikannya instruksi yang benar. Mengutip Forbes, hal ini mendorong manusia dan teknologi untuk dapat saling bekerja sama, dengan porsi manusia sebagai pengendali dan teknologi menyediakan hal yang diprogramkan oleh manusia.

  Ide bahwa teknologi akan menggantikan manusia terkait kebutuhan berpikir kreatif, menyelesaikan masalah, kepemimpinan, kerja tim dan berinisiatif disebut sejumlah ahli tidak masuk akal.   Manusia justru dapat memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan dunia lebih baik untuk seluruh manusia lainnya. Meskipun demikian, kehadiran robot dalam mendisrupsi lapangan pekerjaan manusia telah terasa di Indonesia sejak beberapa tahun lalu.   Teknologi telah mendisrupsi sejumlah industri, termasuk perbankan dan transportasi. Di industri perbankan, sejumlah bank telah memanfaatkan teknologi untuk menggantikan tugas petugas bank, terutama di kantor cabang di luar kota besar.   Hanya saja, sejumlah ahli menilai bahwa sejumlah industri seperti pariwisata yang identik dengan keramahtamahan belum cocok mengadopsi teknologi ini. Contoh lain menyebut bahwa mesin berbasis AI juga tidak dapat menggantikan peran manusia dalam membangun hubungan kuat dengan klien.   Selain itu, mesin berbasis AI juga dinilai belum dapat menggantikan peran manusia dalam memberikan produk dan layanan hebat yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, yang juga merupakan manusia.   Cerdas, namun teknologi AI masih belum dapat melakukan pekerjaan sebaik manusia seperti menyoal cara mendengarkan, memahami pentingnya empati, pengambilan perspektif dan nilai komunikasi serta kolaborasi, sebab AI dinilai akan gagal dalam hal ini.   Teknologi AI juga disebut belum bisa menggantikan peran manusia terkait dengan tenaga medis serta tenaga pengajar atau guru.Sebagai informasi pada Revolusi Industri 4.0 terdapat sejumlah komponen, termasuk perangkat mobile, platform Internet of Things (IoT), teknologi deteksi lokasi, antarmuka mesin ke manusia yang canggih, deteksi penipuan dan autentikasi.   Komponen lain juga termasuk pencetak 3D, sensor cerdas, analitik Big data dan algoritma canggih, interaksi konsumen multilevel dan memprofilan pelanggan, perangkat wearable dan Augmented Reality, komputasi Cloud, Edge, dan Fog, serta visualisasi daya dan pelatihan langsung dengan pemicu.  

Utamanya, teknologi ini dikategorikan dalam empat komponen utama, yaitu sistem fisik-siber, IoT, komputasi Cloud dan komputasi kognitif. Keempat komponen utama ini mendefinisikan istilah Industri 4.0 atau pabrik cerdas.


Peran manusia yang tidak dapat digantikan oleh teknologi

Jakarta - Saat ini dunia berada di era dengan pertumbuhan teknologi yang super cepat. Berbagai tren teknologi hadir, seperti teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI). Di Indonesia, tren AI menjadi sebuah peluang besar untuk kemajuan industri AI dan memaksimalkan ekonomi digital di Indonesia. Melihat potensi AI yang begitu besar, maka Dewan TIK Nasional (Wantiknas) sebagai lembaga multi-stakeholder kembali menggelar Diskusi TIK-Talk#15 dengan topik bahasan kecerdasan buatan, kemarin (11/02). 

Dikatakan Anggota Tim Pelaksana Wantiknas, Ashwin Sasongko, diskusi seperti ini merupakan sebuah masukan dan rekomendasi, karena tugas Wantiknas sesuai dengan arahan Presiden. Di samping itu, Ashwin juga menuturkan bahwa AI dapat menjadi salah satu alat teknologi untuk menjalankan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dirinya juga menyampaikan AI bukan menjadi sebuah ancaman besar terhadap SDM.

"Yang jelas Wantiknas harus melaksanakan arahan presiden agar SPBE jalan dan disupport oleh AI dan ini bisa menjadi sebuah kolaborasi antara teknologi dengan SDM," tuturnya saat membuka diskusi.

"Tren teknologi AI secara global ini peluang sangat besar bagi industri-industri AI di Indonesia," tambahnya.

Diskusi TIK-Talk#15 yang mengambil tema Embracing AI for the Wider Goods in Indonesia ini juga menghadirkan beberapa pakar di bidangnya, seperti Ketua Indonesia AI Society Lukas, Chief Scientist & Founder Delligence AI Ivan Fanany, dan Co Founder & CTO Nodeflux Faris Rahman.

Hadirnya teknologi AI menjadi sebuah kekhawatiran sendiri. Banyak menilai bahwa ini akan memengaruhi SDM di Indonesia. Kendati demikian, Ketua Indonesia AI Society, Lukas mematahkan persepsi tersebut meski teknologi AI menjadi tren dunia, belum tentu dapat menggantikan SDM sepenuhnya.

"Jadi jangan takut kalau SDM akan digantikan oleh AI. SDM bisa diberikan skill baru yang tidak bisa digantikan dengan mesin," ucapnya.

Senada dengan Lukas, Chief Scientist & Founder Delligence AI, Ivan Fanany menganalogikan antara tukang cuci dan mesin cuci sebagai perumpaan kolaborasi SDM dan mesin. 

"Contoh kita bisa lihat tukang cuci sebagai SDM dan mesin cuci sebagai mesinnya. Artinya SDM harus mengupgrade skill agar tidak bisa digantikan oleh mesin," jelas Ivan.

Menyusul keduanya, Co Founder & CTO Nodeflux, Faris rahman berpendapat tidak semua teknologi sepenuhnya menggantikan manusia. 

"Tidak semuanya bisa diselesaikan oleh AI, tetapi bagaimana AI bisa membantu. Misalnya ketika banjir datang dihadirkan alat pendeteksi solid waste juga adapula cctv," paparnya.

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi membuat banyak hal menjadi mudah. Seperti komunikasi yang bisa dilakukan melalui panggilan video melalui tak perlu lagi melakukannya secara bertatap muka.

Namun ini artinya ada banyak yang dirubah dengan teknologi, termasuk juga pekerjaan. Sejumlah pekerjaan yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia akhirnya diganti dengan mesin.

Laman BBC pada tahun 2019 pernah menuliskan berdasarkan analisis Oxford Economics ada 20 juta pekerjaan manufaktur di dunia yang akan digantikan oleh robot pada 2030 mendatang.

Analisis itu menambahkan daerah dengan banyak orang yang memiliki keterampilan rendah dan akan memiliki ekonomi lebih lemah dan tingkat pengangguran lebih tinggi, rentan akan kehilangan pekerjaan untuk digantikan dengan robot.

Berikut beberapa daftar pekerjaan yang digantikan oleh mesin, dikutip dari Computerhope, Kamis (14/10/2021):

1. Perakitan dan Pekerja Pabrik

Hampir semua pekerjaan manufaktur besar menggunakan robot untuk membuat jutaan produk yang berbeda. Komputer bahkan sudah dapatmerakit mobil dan produk lain.

Banyak robot seperti Baxter dan Sawyer dari Rethink Robotics bisa diprogram oleh siapapun. Pekerjaan ini tak perlu lagi memerlukan teknisi terampil untuk memprogram robot agar melakukan tugasnya.

2. Supir Bis, Taksi dan Truk

Belakangan ini mobil otonom sedang banyak jadi bahan pembicaraan. Mungkin tak butuh lama untuk kendaraan itu menjadi kenyataan dan banyak digunakan di jalanan.

Ini juga membuat banyak potensi kehilangan pekerjaan. Misalnya menggantikan pengemudi bus, truk atau pekerjaan transportasi lain.

Bahkan ada solusi untuk kendaraan berat yang dioperasikan secara otonom. Misalnya buldozer, pengeboran dan pengangkutan di pertambangan atau konstruksi.

3. Operator telepon, telemarketer dan resepsionis

Dengan teknologi voice recognition menjadi lebih canggih lagi, akan lebih mudah untuk perusahaan menggantikan peran orang dalam pekerjaan operator atau telemarketer.

4. Kasir

Sejumlah toko saat ini sudah menerapkan self-checkout. Dimana tidak ada orang yang bertugas sebagai kasir, namun pengecekan dan pembayaran barang yang dibeli dilakukan oleh pembeli sendiri.

Mungkin masih akan ada orang yang melakukan pengawasan operasional mesin kasir. Namun ini akan menggantikan pekerjaan yang dulunya membutuhkan beberapa orang.

5. Teller dan Pegawai Bank

Mungkin sampai sekarang ada beberapa kegiatan yang mengharuskan kita ke bank. Di sana nasabah akan dilayani pegawai bank termasuk teller.

Mereka akan melayani untuk nasabah dapat melakukan setoran atau menarik uang.

Namun dengan kemajuan teknologi, transaksi keuangan bahkan dengan pengembangan uang digital seperti Bitcoin membuat nasabah bisa bertransaksi dari gadget tanpa perlu datang ke kantor bank lagi.

6. Petugas Pengepakan, Ruang Penyimpanan, dan Gudang

Robot dapat ditugaskan melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan manusia untuk mengepak atau memindahkan barang. Amazin sudah menugaskan robot.

7. Pekerja Farmasi

Ada sejumlah apotek yang menggantikan teknisi farmasinya dengan robot untuk memisahkan dan menangani resep pelanggannya. Robot akan membantu mencegah kesalahan dan membutuhkan ruang kecil seperti lengan robot untuk bekerja.

8. Pengumpul Informasi, Analis dan Peneliti

Beberapa firma hukum mengganti paralegal dan staf lainnya dengan pengacara e-discovery dan robot riset. Robot mampu menyisir jutaan dokumen dan menemukan fakta yang relevan serta data seperti nomor telepon dan email berdasarkan kata kunci.

Banyak analis keuangan yang digantikan oleh komputer yang dirancang untuk menganalisis dan menemukan pola serta tren dalam data keuangan. Seperti pola dan tren ini secara otomatis dapat investasi dan menemukan peluang ataupun resiko keuangan.

9. Pilot

Militer di AS sudah menggunakan drone otonom untuk melakukan pengawasan bahkan menyerang tanpa menggunakan bantuan. Mungkin di masa depan drone akan lebih canggih lagi dan merambah ke sektor lain.

Misalnya bekerja menerbangkan pesawat kargo. Bahkan laman ini menuliskan ada perusahaan yang ingin mengganti pilotnya dengan bantuan komputer dan dibantu dari jarak jauh oleh pilot.

10. Bartender

Beberapa perusahaan dikabarkan sudah ada yang memperkerjakan sistem untuk menggantikan bartender yang bertugas menyajikan minuman. Layanan seperti Briggo bahkan menggantikan barista dengan robot untuk membuat minuman populer atau belajar membuat minuman baru.


(roy/roy)

TAG: manusia robot pekerjaan