Perumpamaan bagi orang yang suka menggunjing seperti memakan bangkai

JAKARTA – Ghibah adalah salah satu perbuatan dosa besar. Islam pun sangat melarang menggunjing orang lain atau ghibah. Menggunjing ini maksudnya membicarakan aib orang lain tanpa sepengetahuan orang itu.

Allah Subhanahu wa ta’ala melarang manusia untuk ber-ghibah, apalagi sampai menimbulkan fitnah. Hal ini sudah dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan orang ghibah sama saja memakan daging saudaranya sendiri.

Baca Juga: Awal Masuknya Islam ke Nusantara Bukan di Aceh, Ternyata di Barus

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Dalam ayat tersebut, sudah jelas dan tegas bahwa Islam melarang umatnya berprasangka buruk dan ghibah. Di masa sekarang, biasanya ghibah sering juga diartikan gosip.

Baca Juga: Inilah Asbabun Nuzul Turunnya Surah Al-Kafirun

Adapun ancaman yang Allah berikan apabila senang menggunjing orang lain. Seperti yang dilansir dari channel youtube Afterlife Fighters, oleh Ustaz Adi Hidayat Lc., MA, Jumat (11/12/2020).

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

“Gosip, ancaman terbesarnya adalah jika dia tidak bertobat, saat disebutkan namanya saja, maka sudah memindahkan pahala orang ini kepada yang dimaksudkan. Jika dia mengerjakan suatu amalan, disebutkan orang lain terkait amalan itu. Jadi, resiko pertama ketika kita sebutkan namanya saja, maka pindah pahala kita. Resiko kedua, semakin disebutkan keadaan keburukannya, maka setiap kalimat yang kita rangkai itu, akan dibentuk gambaran orang yang disebutkan itu dalam bentuk bangkai.”

Baca Juga: Nasihat Aa Gym Bagaimana Adab Terhadap Hewan Patut Dilakukan

Bayangkan, jika hanya menyebutkan namanya saja sudah mendapat dosa yang besar. Apalagi ditambah dengan berkurangnya pahala kita. Maka dari itu, bertaqwalah kepada-Nya. Sungguh beruntung orang yang bisa menahan diri, sungguh beruntung orang yang tidak membicarakan orang lain, karena dia tahu akan dirinya sendiri.

“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasry:10)

  • #Dosa Besar Ghibah
  • #Ghibah seperti makan bangkai
  • #Larangan Ghiba
  • #ghibah

Advertisement

Perumpamaan bagi orang yang suka menggunjing seperti memakan bangkai
Perumpamaan bagi orang yang suka menggunjing seperti memakan bangkai

Ilustrasi. (Foto: pondokalmadinah.com)

Syahida.com – Firman Allah SWT, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya…...” (QS. Al Hujurat: 12). Dalam ayat ini terdapat larangan untuk menggunjing. Hal tersebut ditafsirkan oleh Nabi SAW melalui sabdanya yang mengatakan bahwa ghibah adalah:

“Pembicaraanmu tentang saudaramu yang tidak dia sukai.” Ada yang bertanya, “Bagaimana jika yang dibicarakan itu benar adanya?” Rasulullah SAW menjawab, “Jika yang kamu bicarakan itu ada padanya, berarti kamu telah mengumpatnya, dan jika apa yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka kamu telah berdusta padanya.” Hadits senada juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia berkata, “Hasan shahih.”

Terdapat peringatan keras dalam masalah ghibah, karena itulah Allah SWT menyamakan pelakunya dengan orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya, “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” Artinya, sebagaimana kalian tidak suka memakan bangkai saudara sendiri, maka janganlah menggunjing, karena hukumannya lebih berat dari itu.

Ayat tersebut memberikan peringatan agar kita menjauhi ghibah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang orang yang meminta lagi pemberiannya, di mana beliau bersabda:

“Seperti anjing yang muntah, lalu menelan kembali muntahannya.”

Sebelumnya Rasulullah SAW bersabda:

“Kami tidak memiliki perumpamaan yang buruk.”

Disebutkan dalam berbagai kitab shahih, hasan dan berbagai musnad yang bersumber dari berbagai jalur bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda pada khutbah haji wada’:

“Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian semua, sebagaimana kesucian hari, bulan dan negeri kalian ini.”

Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Diharamkan atas setiap orang muslim harta, kehormatan dan darahnya terhadap muslim lainnya. Cukuplah keburukan seseorang, bila ia menghina saudaranya sesama muslim.” Hadits tersebut diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi dan ia berkata, “Hasan Gharib.”

Al-Hafizh Abu Ya’la meriwayatkan dari saudara sepupu Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Ma’iz pernah mendatangi Rasulullah SAW seraya berkata,  “Wahai Rasulullah! Aku telah berbuat zina.” Rasulullah SAW pun berpaling darinya sampai Ma’iz mengulang-ulang perkataannya sebanyak empat kali. Ketika Ma’iz kembali mengulang untuk kelima kalinya, Rasulullah SAW bertanya, “Engkau berbuat zina?” Ma’iz menjawab, “Ya.” Rasulullah SAW bertanya, “Tahukah engkau, apa itu zina?” Ma’iz menjawab, “Ya, aku melakukan perbuatan terlarang dengannya sebagaimana  seorang suami yang mendatangi isterinya secara halal.” Rasulullah SAW bertanya, “Apa yang kau maksudkan dengan pengakuanmu ini?” Ma’iz menjawab, “Aku bermaksud agar engkau mensucikanku.” Rasulullah SAW bertanya, “Apakah itu (kemaluan)mu masuk ke dalam itu (kemaluan)nya, sebagaimana batang celak dimasukkan ke dalam wadahnya atau sebagaimana timba dimasukkan ke dalam sumur?” Ma’iz menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar ia (Ma’iz) dirajam. Ma’iz pun dirajam. Kemudian Rasulullah SAW mendengar ada dua orang yang bercakap-cakap, salah satunya berkata, “Tidakkah engkau saksikan orang yang telah ditutupi (dosanya) oleh Allah SWT tetapi jiwanya tidak meninggalkannya melainkan harus dirajam seperti anjing.” Rasulullah SAW tetap saja berjalan hingga melalui bangkai keledai, lalu bersabda:

“Di manakah si Fulan dan si Fulan? Suruhlah keduanya turun dan memakan bangkai keledai ini.” Keduanya menjawab, “Semoga Allah mengampunimu, wahai Rasulullah! Apakah bangkai ini layak untuk dimakan?” Rasulullah SAW menjawab, “Apa yang telah kalian berdua katakan tentang saudaramu tadi jauh lebih menjijikkan daripada bangkai keledai ini rasanya. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya dia sekarang benar-benar berada di sungai-sungai Surga menyelam di dalamnya.” (Ibnu Katsir berkata), “Sanad Hadits ini shahih.”

Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata, “Kami pernah bersama-sama dengan Nabi SAW, tiba-tiba bau bangkai menyengat berhembus. Kemudian Rasulullah SAW bertanya, “Tahukah kalian bau apa ini? Ini adalah bau orang-orang yang suka menggunjing sesama manusia.” [Syahida.com/ANW]

==

Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 8, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir

Advertisement

Dalam Islam, bergunjing termasuk perbuatan yang terlarang.

pxhere

Ilustrasi Bergunjing Ibarat Memakan Daging Saudara Sendiri

Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam bahasa Arab, bergunjing disebut sebagai ghibah. Ini merupakan salah satu perbuatan buruk yang dilarang dalam agama Islam. Allah SWT dalam Alquran mengibaratkan ghibah sebagai sesuatu yang kotor. Maka dari itu, orang-orang yang beriman terlarang melakukannya.

Baca Juga

Lihat, misalnya, surah al-Hujurat ayat 12. Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.

Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."

Ghibah berarti menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri orang yang tidak kita sukai. Ghibah bisa menyasar fisik, agama, kekayaan, perbuatan, atau segala atribut orang yang bersangkutan.

Caranya bisa bermacam-macam. Antara lain membeberkan aib, meniru tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang digunjingkan dengan maksud mengolok-oloknya.

Oleh karena itu, ungkap Dr Muhammad Ali al Hasyimi dalam bukunya The Ideal Muslim, seorang Muslim sejati tidaklah menyebarkan gosip yang penuh kebencian. Sebab dia mengetahui jika melakukan perbuatan itu akan menempatkannya pada kelompok orang-orang jahat.

"Bergunjing dikhawatirkan dapat menimbulkan kesulitan pada diri orang lain dan memutus tali silaturahim di antara sahabat," paparnya.

Dalam pandangan Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, menggunjing hukumnya haram dan termasuk dosa besar. Baik aib yang digunjingkan itu benar-benar ada pada diri seseorang maupun tidak ada.

Ketentuan tersebut berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW ketika beliau ditanya tentang menggunjing. ''Engkau membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang dibencinya''.

Lebih lanjut Rasul SAW menjelaskan, jika yang dibicarakan memang terdapat pada orang tersebut, maka hal itu termasuk menggunjing (ghibah), tetapi jika yang digunjingkan itu tidaklah benar, maka yang membicarakannya telah berdusta.

Nabi kemudian menegaskan, siapa yang suka bergosip penuh kebencian, suka mencari-cari kesalahan orang lain, maka dirinya akan dijauhkan dari pintu surga.

Wajib bagi orang yang hadir dalam pembicaraan yang sedang menggunjingkan orang lain untuk mencegah kemungkaran. Yakni, dengan membela orang yang digunjingkan.

Ini sesuai anjuran Nabi. ''Barangsiapa yang melindungi kehormatan saudaranya dari fitnah, maka akan menjadi haknya bahwa Allah akan melindunginya dari api neraka.'' (HR Ahmad)

Dr Muhammad Ali menambahkan, seorang Muslim hendaknya dapat memerangi pergunjingan di manapun berada. Dengan begitu, ia akan melindungi saudara Muslimnya dari orang yang bergosip atasnya.

  • bergunjing
  • akhlak
  • ghibah
  • hikmah

Perumpamaan bagi orang yang suka menggunjing seperti memakan bangkai