Pierre L. van den Berg mengemukakan beberapa karakteristik masyarakat majemuk Indonesia kecuali

Pierre L. van de Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat multikultural, meliputi :

  1.  Masyarakat terdiri dari segmentasi dalam bentuk kelompok - kelompok dengan latar belakang budaya dan sub budaya yangberbeda.
  2.  Masyarakat memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
  3.  Kurang memiliki kemauan untuk menemukan konsensus antar anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang fundamental
  4.  Kurangnya kesadaran mengembangkan konsensus relatif, sering mengakibatkan konflik antar kelompok budaya/subbudaya yang ad
  5.  Konflik dan integrasi sosial dapat berlangsung justru dengan jalanmenggunakan kekuasaan (paksaan) serta rasa saling ketergantungan ekonomi antar satu subkultur / kultur dengan yang lainnya
  6.  Adanya dominasi politik satu kelompok atas kelompok yang lain


Acuan utama untuk mewujudkan masyarakat multikultural Indonesia adalah mutikulturalisme. Para pendiri bangsa Indonesia telah menggunakan kulturalisme dalam mendesain kebudayaan nasional. Desain itu dapat dilihat dalam pasal 32 UUD 1945. Ideologi multikulturalisme pada budaya Indonesia ditemukan dalam semboyan bhinneka tunggal ika. Pasal 32 UUD 1945 dan semboyan bhinneka tunggal ika adalah ideologi multikulturalisme masyarakat Indonesia yang melandasi corak struktur budaya masyarakat Indonesia di tingkat nasional dan lokal

Pierre L. van den Berg mengemukakan beberapa karakteristik masyarakat majemuk Indonesia kecuali

Konsep multikultural tidak dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku bangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikultural menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Akar kata dari multikultural adalah kebudayaan.
 

Kita harus bersedia menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan suku bangsa, agama, budaya, gender, bahasa, kebiasaan, ataupun kedaerahan. Multikultural memberi penegasan, segala perbedaan itu adalah sama di dalam ruang publik. Dengan kata lain, adanya komunitas yang berbeda saja tidak cukup, sebab yang terpenting komunitas itu diperlakukan sama oleh negara. Adanya kesetaraan dalam derajat kemanusiaan yang saling menghormati, diatur oleh hukum yang adil dan beradab yang mendorong kemajuan dan menjamin kesejahteraan hidup warganya.

;

Apa karakteristik masyarakat multikultural menurut Pierre L. van de Berghe? 4.5 5 jengwati2 Jumat, 27 Mei 2016 Pierre L. van de Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat multikultural, meliputi :  Masyarakat terdiri dari segmentasi dalam bentuk ...

adjar.id – Masyarakat di Indonesia memiliki karakteristik masyarakat multikultural.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang di dalamnya terdapat beraneka ragam bentuk budaya yang bisa dilihat dari perbedaan suku bangsam ras, agama, dan lain sebagainya.

Dalam buku Sosiologi yang ditulis Bondet Wrahatnala kelas 11 terdapat satu soal pada Latih Kemampuan 4 di halaman 121.

Pada soal tersebut kita diminta untuk menjelaskan karakteristik dari masyarakat multikultural menurut Pierre L. Van den Berghe.

Nah, kali ini kita akan membahas soal materi sosiologi kelas 11 SMA tersebut.

Masyarakat multikultural bisa diartikan sebagai masyarakat majemuk dan negara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki masyarakat majemuk ini.

Masyarakat multikultural terdiri atas lebih dari dua kelompok masyarakat yang mempunyai perbedaan karakteristik.

Hal ini didorong oleh adanya latar belakang sejarah, kondisi geografis, dan pengaruh dari kebudayaan asing.

Nah, sekarang mari kita cari tahu katakteristik masyarakat multukultural menurut Pierre L. Van Den Berghe!

Baca Juga: Masyarakat Multikultural: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Proses Interaksi Sosialnya

Pengertian Masyarakat Multikultural 

Berikut ini beberapa pengertian masyarakat multikultural menurut para ahli, di antaranya:

1. J. S. Furnival

Menurut J. S. Furnival masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih komunitas atau struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya.

2. Nasikum

Menurut Nasikum, masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda di antara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya.

Hal ini membuat oara anggita kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, dan lain sebagainya.

3. Liliweri

Menurut Liliweri, masyarakat multikultural adalah masuarakat yang memiliki struktur penduduk terdiri atas beragam keragaman dan etik yang menjadi sumber keragaman budaya.

Baca Juga: Faktor Penyebab Terbentuknya Masyarakat Multikultural di Indonesia

Karakteristik Masyarakat Multikultural

Berikut ini beberapa karakteristik dari masyarakat multikultural menurut Pierre L. Van den Berghe, yaitu:

1. Terjadinya segmentasi ke dalam beberapa bentuk kelompok yang seringkali mempunyai subkebudayaan yang berbeda.

2. Mempunyai struktur sosial yang terbagi ke dalam beberapa lembaga yang sifatnya nonkomplementer.

3. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota terhadap nilai-nilai yang sifatnya dasar.

4. Secara relatif seringkali mengalami konflik antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.

5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas saling ketergantungan dan paksaan di dalam bidang ekonomi.

6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lainnya.

Nah, itulah karakteristik masyarakat multikultural menurut Pierre L. Van den Berghe yang bisa Adjarian jadikan referensi dalam menjawab soal pada Latih Kemampuan 4 di halaman 121.

Baca Juga: Mengenal Karakteristik Masyarakat Multikultural di Indonesia

Tonton juga video berikut ini, ya!

KOMPAS.com - Bangsa Indonesia disebut sebagai masyarakat multikultural. Tahukah kamu apa pengertian masyarakat multikultural?

Pengertian masyarakat multikultural

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, istilah masyarakat multikultural terdiri dari tiga kata yaitu masyarakat, multi, dan kultural.

Masyarakat artinya adalah satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh perasaan bersama.

Multi berarti banyak atau beranekaragam. Sedangkan kultural berarti budaya.

Jadi, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan.

Akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan.

Banyaknya struktur kebudayaan ini disebabkan banyaknya suku bangsa yang mempunyai struktur budaya sendiri, yang berbeda dengan budaya suku bangsa lain.

Pada hakikatnya, konsep masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai banyak suku bangsa dan budaya dengan beragam adat istiadat.

Dalam kerangka hidup bersama berdampingan satu sama lain yang sederajat dan saling berinterseksi dalam suatu tatanan kesatuan sosial politik.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Ini dibuktikan dengan banyaknya suku dan kebudayaan.

Menurut sensus BPS tahun 2010, ada 1.340 suku bangsa di Tanah Air.

Di suku Jawa sendiri, tidak semua budayanya sama. Meskpiun sama-sama Jawa, orang Jawa Tengah punya kebudayaan yang berbeda dengan Jawa Timur.

Contohnya tradisi Sekaten yang dirayakan setiap Maulid. Tradisi ini dilestarikan oleh Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo.

Begitu pula kuda reog, umum ditemukan di Ponorogo, Jawa Timur, tapi tidak ditemukan di Jawa Tengah.

Baca juga: Pendidikan Multikultural untuk Pembumian Pancasila

Pengertian masyarakat multikultural menurut ahli

Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian masyarakat multikultural, yaitu:

Nasikun dalam Sistem Sosial Indonesia (2004) menerangkan, masyarakat multikultural bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural mempunyai subkebudayaan yang bersifat diverse.

Ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan sosial, serta sering munculnya konflik sosial.

Alo Liliweri dalam Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (2005) menjelaskan definisi masyarakat multikultural.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang struktur penduduknya terdiri dari beragam etnik dan keragaman itu menjadi sumber keragaman kebudayaan atau subkultur dari masing-masing etnik.

Bikhu Parekh dalam Dilemmas of a Multicultural Theory of Citizenship (1997) menjelaskan pengertian masyarakat multikultural.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai banyak agama, bahasa dan budaya. Mencakup beragam kelompok dengan sistem gagasan, nilai-nilai, organisasi sosial, sejarah, kebiasaan dan perilaku.

Will Kymlicka dalam Multiculturalism and Minority Rights: West and East (2002) telah mendefinisikan pengertian masyarakat multikultural.

Konsep multikultural adalah seperangkat gagasan yang relatif mempunyai koherensi dengan gagasan yang membentuk sebuah mosaik kebudayaan yang terbentuk oleh kompleksitas.

Akibat interseksi dari ras, etnik, kelas sosial, gender, bahasa, agama, orientasi seksual, hingga kemampuan personal.

Baca juga: Pengertian 4 Pilar Kebangsaan dan Tujuannya

Karakteristik masyarakat multikultural

Menurut Pierre L Van den Berghe, ciri-ciri atau karakteristik masyarakat multikultural adalah:

  1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok sosial.
  2. Keberagaman dalam masyarakat dapat membuat masyarakat membentuk kelompok tertentu berdasarkan identitas yang sama sehingga menghasilkan subkebudayaan berbeda satu dengan kelompok lain.
  3. Memiliki pembagian struktur sosial ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
  4. Masyarakat yang beragam membuat struktur masyarakat mengalami perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain. Perbedaan struktur masyarakat itu dapat dilihat melalui lembaga-lembaga sosial yang bersifat tidak saling melengkapi.
  5. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama).
  6. Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai dan norma berbeda yang diwujudkan melalui perilaku masyarakat. Penyebabnya, karakteristik masyarakat yang berbeda kemudian disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial.
  7. Relatif sering terjadi konflik.
  8. Perbedaan-perbedaan di masyarakat menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik. Konflik yang terjadi bisa sangat beragam, mulai dari konflik antarindividu sampai antarkelompok.
  9. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi. Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik, maka integrasi sosial sangat mungkin terjadi. Tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul bukan karena kesadaran, melainkan paksaan dari luar diri atau luar kelompok.
  10. Adanya dominasi politik.
  11. Kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat multikultural dapat memiliki kekuatan politik yang mengatur kelompok lain. Hal ini menjadi bentuk penguasaan (dominasi) dari suatu kelompok kepada kelompok lain ayng tidak memiliki kekuatan politik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.