Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?


Kita mengetahui pohon ara dari Kejadian 3:7, “Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.” 

Juga dari Ulangan 8:8, sebagai salah satu makanan yang terdapat di negeri yang dijanjikan “suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya”

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?


Zakheus memanjat pohon ara untuk melihat Yesus. “Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.” (Lukas 19:4) 


Bahkan Yesus mengutuk pohon ara karena tidak menghasilkan buahnya. “Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya. (Markus 11:13-14) 

Yesus juga menyatakan dalam perumpamaan tentang pohon ara. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (Lukas 13:6). 


Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?


Dari cerita-cerita di atas, kita sudah membaca beberapa ayat terkait pohon ara. Pohon ini cukup penting dalam Alkitab. Bahkan saking sering membacanya kita seolah-olah tahu persis seperti apa pohon itu. 

Tapi ternyata sebenarnya banyak dari kita yang belum pernah melihat bagaimana bentuknya dan merasakan seperti apakah jenis pohon itu. 


Pohon ara atau nama latinnya Ficus carica L. adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan. Pohon ini berasal dari Asia Barat. Buahnya juga bernama sama, yaitu ara.


Nama ini dalam bahasa Arabnya adalah Tin, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig, sebenarnya termasuk kerabat pohon beringin dari genus yang sama, yaitu Ficus.


Tumbuh di daerah Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang dibudidayakan pula di Australia, Cile, Argentina, serta Amerika Serikat.


Bentuknya berupa pohon, besar dan dapat tumbuh hingga 10 meter dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.


Bunga ara tidak tampak karena terlindung oleh dasar bunga yang menutup sehingga disangka buah. Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus, sama seperti serangga yang menyerbuki jenis-jenis Ficus lainnya.


Yang disebut buah sebetulnya adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua anggota suku ara-araan (Moraceae). Buahnya berukuran panjang tiga hingga 5 cm, berwarna hijau. Beberapa kultivar berubah warna menjadi ungu jika masak. Getah yang dikeluarkan pohon ini dapat mengiritasi kulit.


Buah ara dapat dimakan segar, dikeringkan, atau dibuat selai. Buah yang dipetik harus segera dimanfaatkan karena tidak dapat disimpan lama atau mudah rusak. Di Bengali buah ara diolah sebagai sayuran. 


Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?


Bagaimana cara kita memakannya secara mentah? Caranya biasa saja. Tinggal dipetik buahnya, lalu dimakan bersama biji dan kulitnya. Kalau tidak suka kulitnya, jangan dimakan.  Warnanya memang merah seperti rasa sawo manila. Rasanya manis. Getahnya memang agak pahit. 


Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?


Ya, di Indonesia sudah mulai banyak yang menanamnya. Tapi jenis yang di Indonesia kebanyakan diambil dari Arab Saudi. Juga banyak yang dijual di toko-toko pertanian, terutama di Trubus. Ada yang berwarna hijau dan ada yang merah. 


Jadi sekarang ada banyak pohon ara yang ditanam disini. Cuma kebanyakan hanya berukuran kecil, cukup untuk tanaman pot. Padahal di negara asalnya, Israel, pohon ini bahkan dapat dinaiki manusia. Jadi cukup besar.


Kita harus menanam pohon ini, seandainya membelinya di toko, cukup dengan meletakkannya di potnya. Tapi jangan terlalu banyak disiram karena tanaman ini memang kurang menyerap air. Jadi taruhlah di tempat terbuka yang banyak sinar matahari. Ingatlah bahwa tanaman ini berasal dari daerah bergurun pasir.


Kalau para pembaca tertarik untuk menanamnya, silakan beli di toko-toko yang berjualan pohon ini. Pilihlah apakah ingin tanaman yang buahnya berwarna hijau atau sedikit kemerah-merahan. 


Harganya bervariasi tergantung besarnya tanaman dan jenis warna buahnya. Tuhan memberkati. 

Yohannes Lie, 2 Januari 2019

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Sebuah pohon ara di Australia

Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah adalah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya. Perumpamaan pohon ara tercantum di Lukas 13:6-9.

Yang dimaksudkan untuk "pohon ara" dalam teks ini adalah tin (Ficus carica), sejenis ara yang berasal dari wilayah Laut Tengah dan buahnya dapat dimakan.

Pohon ara yang tidak berbuah

(Lukas 13:6) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan beliau datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi beliau tidak menemukannya. (7) Lalu beliau bercakap kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun diri sendiri datang mencari buah pada pohon ara ini dan diri sendiri tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa beliau hidup di tanah ini dengan percuma! (8) Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, (9) mungkin tahun depan beliau berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Refleksi

Hampir seluruh orang punya pengalaman tanam menanam sebuah pohon, dan tentunya kenal bahwa untuk membikin pohon itu berbuah lebat tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibilang sulit-sulit banget tidak, tapi gampang juga tidak. Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan untuk pemilik kebun, mendapati benar umat-Nya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan benar jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan untuk manusia untuk berubah. (ayat 9)

Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak bermanfaat itu pada penghabisannya akan ditebang. Pohon "ara" itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan untuk pengurus kebun menginginkan kesempatan sekali lagi.

“Diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan beliau berbuah.” (bandingkan ayat 8b) Disini Sang “Pengurus kebun” akan mengerjakan segala sesuatu untuk pohon supaya bisa berbuah dan tidak harus ditebang dan berkesudahan di bara api. Hidup manusia yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga manusia memerlukan uluran tangan Yesus untuk “mencangkul tanah dan memberi pupuk” supaya bisa selamat. Disinilah pentingnya Roh Kudus yang dipersilakan Yesus kepada Bapa-Nya untuk Gereja-Nya. (bandingkan Yohanes 14:16)

Tuhan Yesus Kristus telah datang untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam bagiannya, terkadang benar bagian-bagian yang tidak efektif dari diri manusia, maka anggota itu harus "dicangkul" atau "dipotong" dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Bagian itu terkadang bisa membikin manusia menderita. Tapi itu sungguh diperlukan supaya manusia selamat dari tebangan dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: “Tinggallah di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, sekiranya beliau tidak tinggal pada isi anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, sekiranya kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:4)

Supaya manusia bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, beliau harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalamnya, baik dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah berpusat kepada Terang Kristus. Ketika benar proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sukacita, sebab bagian itu sungguh diperlukan untuk menjadikan manusia itu pohon yang dapat berbuah lebat.

“Sekiranya suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; sekiranya suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu diketahui.” (Matius 12:33) Sebatang pohon diketahui dari buahnya. Pohon yang baik akan berbuah baik, begitu pula sebaliknya. Benar banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup manusia yang harus dipotong supaya beliau berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, budaya buruk, status, norma budaya dan untuknya, jika itu menghambat manusia untuk berbuah, ijinkanlah Tukang Kebuh untuk memotongnya.

Untuk dapat memberi kesempatan Tukang Kebun bertugas "menggali dan memupuk" pohon iman manusia, diperlukan keadaan penyegaran roh dan jiwa lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan untuk terus taat dan berlangsung dalam koridor-Nya. Hanya dengan demikianlah beliau bisa menjadi pohon yang tumbuh subur memproduksi buah yang banyak. Pemilik "kebun anggur" Kristus memberikan kepada manusia kesempatan untuk bertobat. Tetapi KESEMPATAN ITU TERBATAS, Pengurus kebun anggur memintakan waktu hanya satu tahun kesempatan untuk pohon ara tersebut. Tuhan itu sabar, itu sah, seperti juga disebutkan dalam 2 Petrus 3:9, ".... Beliau sabar terhadap kamu, sebab Beliau menghendaki supaya jangan benar yang binasa, melainkan supaya seluruh orang berbalik dan bertobat." Allah panjang sabar, tetapi apa yang dikata dengan panjang pasti mempunyai ujungnya. Oleh sebabnya jangan salahkan Allah sekiranya suatu ketika Allah menebang orang itu.

Sarana prasarana telah diberikan, baik perorangan maupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipergunakan oleh Roh Kudus dengan mempergunakan macam-macam cangkul dan aneka ragam pupuk sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi betapa sering manusia mempermainkan kasih dan kesabaran Allah, manusia menantang Allah : "Maukah engkau mengasumsikan sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau kenal, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak bersedia bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang tidak berat sebelah akan diterangkan." (Roma 2:4-5)

"Anggaplah kesabaran Tuhan kita untuk kesempatan untuk kalian untuk beroleh selamat ... ." (2 Petrus 3:15) KESEMPATAN ITU TERAKHiR, pengurus kebun anggur bercakap, ".... mungkin tahun depan beliau berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Kesempatan ini merupakan kesempatan terakhir untuk si pohon ara untuk berbuah, jika tidak, maka pohon ara tersebut akan ditebang. "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak memproduksi buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10, Lukas 3:9) Banyak orang tidak sadar bahwa kesempatan yang dia punya adalah kesempatan terakhir. Apakah Allah sudah menemukan buah di dalam hidup rohani orang-orang percaya? Jangan salahkan Allah sekiranya pada waktunya tiba orang-orang itu ditebang alias harus meninggalkan dunia ini, tetapi yang dijumpai adalah perintah Pemilik Kebun Kehidupan, "campakkanlah abdi yang tidak bermanfaat itu ke dalam kegelapan yang paling gelap." (Matius 25:30, bandingkan Matius 25:46) sebab orang-orang itu tidak bersedia bertobat.[1]

Penafsiran

Perumpamaan Yesus ini selisih dengan perumpamaan pohon ara berbunga yang benar pada anggota lain. Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah ini hanya benar pada Injil Lukas di selang Kitab Injil dalam anggota Kontrak Baru di Alkitab Kristen. Dalam perumpamaan ini, pemilik kebun umumnya dianggap melambangkan Allah, yang menanam pohon ara ("pohon pengetahuan baik dan jahat") dalam kebunnya ("taman Eden") dan mencari buah ("perbuatan baik"). Salah satu penafsir mengasumsikan pengurus kebun adalah Allah dan isi anggur adalah Yesus ("pohon kehidupan").[2] Pohon ara memang sering ditanam di kebun-kebun anggur di Timur Tengah.[3] Pohon ara merupakan lambang umum umat Israel, dan dapat bermakna sama di sini,[2] atau pohon itu juga dapat melambangkan pemimpin-pemimpin agama.[3] Apapun maknanya, perumpamaan ini mencerminkan tawaran terakhir Yesus kepada para pendengarnya untuk bertobat.[3] "Tiga tahun ini" secara logika merujuk kepada ketika pelayanan Yesus Kristus. Perumpamaan ini juga dihubungkan dengan mukjizat pengutukan pohon ara. Richard Whately mengomentari bahwa perumpamaan ini "adalah salah satu di mana Tuhan kita dapat disebutkan menyajikan kepada pendengar-Nya dua kali; sekali dalam kata-kata dan sekali dalam sikap yang dibuat."[4]

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Buah ara: apa yang dicari oleh pemilik kebun.

Keaslian

Meskipun hanya muncul dalam Injil Lukas, tidak benar sanggahan kuat melawan keasliannya, bahkan mayoritas anggota "Jesus Seminar" mencetuskannya otentik.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Ad Maiorem Dei Gloriam
  2. ^ a b Timothy Maurice Pianzin, Parables of Jesus: In the Light of Its Historical, Geographical & Socio-Cultural Setting, Tate Publishing, 2008, ISBN 1-60247-923-2, pp. 235-237.
  3. ^ a b c d Peter Rhea Jones, Studying the Parables of Jesus, Smyth & Helwys, 1999, ISBN 1-57312-167-3, pp. 123-133.
  4. ^ Richard Whately, Lectures on Some of the Scripture Parables, John W. Parker and Son, 1859, p. 153.

  • SarapanPagi: Perumpamaan tentang Pohon Ara

edunitas.com


Page 2

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Sebuah pohon ara di Australia

Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah yaitu perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya. Perumpamaan pohon ara tercantum di Lukas 13:6-9.

Yang dimaksudkan sebagai "pohon ara" dalam teks ini yaitu tin (Ficus carica), sejenis ara yang bermula dari wilayah Laut Tengah dan buahnya dapat dimakan.

Pohon ara yang tidak berbuah

(Lukas 13:6) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang kepada mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (7) Lalu ia bercakap kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun diri sendiri datang mencari buah pada pohon ara ini dan diri sendiri tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Kepada apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (8) Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, (9) mungkin tahun hadapan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Refleksi

Hampir semua orang punya pengalaman tanam menanam sebuah pohon, dan tentunya kenal bahwa kepada menciptakan pohon itu berbuah lebat tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibilang sulit-sulit banget tidak, tetapi mudah juga tidak. Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati mempunyai umat-Nya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan mempunyai jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi manusia kepada berubah. (ayat 9)

Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak bermanfaat itu pada akhir suatu peristiwanya akan ditebang. Pohon "ara" itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun mempersilakan kesempatan sekali lagi.

“Diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun hadapan ia berbuah.” (bandingkan ayat 8b) Disini Sang “Pengurus kebun” akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon agar mampu berbuah dan tidak harus ditebang dan akhir suatu peristiwanya di bara api. Hidup manusia yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga manusia membutuhkan uluran tangan Yesus kepada “mencangkul tanah dan memberi pupuk” agar mampu selamat. Disinilah pentingnya Roh Kudus yang diinginkan Yesus kepada Bapa-Nya bagi Gereja-Nya. (bandingkan Yohanes 14:16)

Tuhan Yesus Kristus telah datang kepada menyelamatkan umat manusia. Dalam babaknya, terkadang mempunyai bagian-bagian yang tidak efektif dari diri manusia, maka anggota itu harus "dicangkul" atau "dipotong" dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Babak itu terkadang mampu menciptakan manusia menderita. Tetapi itu sungguh diperlukan agar manusia selamat dari tebangan dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: “Tinggallah di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, jikalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:4)

Agar manusia mampu bertumbuh dan berbuah dengan adun, ia harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalamnya, adun dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah berpusat kepada Terang Kristus. Ketika mempunyai proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sukacita, karena babak itu sungguh diperlukan kepada menjadikan manusia itu pohon yang dapat berbuah lebat.

“Jikalau suatu pohon kamu katakan adun, maka adun pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak adun, maka tidak adun pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu diketahui.” (Matius 12:33) Sebatang pohon diketahui dari buahnya. Pohon yang adun akan berbuah adun, begitu pula sebaliknya. Mempunyai banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup manusia yang harus dipotong agar ia berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, budaya buruk, status, norma budaya dsb, jika itu menghambat manusia kepada berbuah, ijinkanlah Tukang Kebuh kepada memotongnya.

Kepada dapat memberi kesempatan Tukang Kebun melakukan pekerjaan "menggali dan memupuk" pohon iman manusia, diperlukan mempunyainya penyegaran roh dan jiwa lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan kepada terus taat dan berlangsung dalam koridor-Nya. Hanya dengan demikianlah ia mampu menjadi pohon yang tumbuh subur berproduksi buah yang banyak. Pemilik "kebun anggur" Kristus memberikan kepada manusia kesempatan kepada bertobat. Tetapi KESEMPATAN ITU TERBATAS, Pengurus kebun anggur memintakan waktu hanya satu tahun kesempatan bagi pohon ara tersebut. Tuhan itu sabar, itu berlaku, seperti juga dinyatakan dalam 2 Petrus 3:9, "... Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki agar jangan mempunyai yang binasa, melainkan agar semua orang berbalik dan bertobat." Allah panjang sabar, tetapi apa yang dikata dengan panjang pasti mempunyai ujungnya. Oleh karena itu jangan salahkan Allah jikalau suatu saat Allah menebang orang itu.

Sarana telah diberikan, adun perorangan maupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipakai oleh Roh Kudus dengan mempergunakan macam-macam cangkul dan aneka ragam pupuk berdasarkan dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi betapa sering manusia memperdayakan kasih dan kesabaran Allah, manusia menantang Allah : "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau kenal, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak ingin bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang sama berat akan diterangkan." (Roma 2:4-5)

"Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagi kalian kepada beroleh selamat ..." (2 Petrus 3:15) KESEMPATAN ITU TERAKHiR, pengurus kebun anggur bercakap, "... mungkin tahun hadapan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Kesempatan ini merupakan kesempatan terakhir bagi si pohon ara kepada berbuah, jika tidak, maka pohon ara tersebut akan ditebang. "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak berproduksi buah yang adun, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10, Lukas 3:9) Banyak orang tidak sadar bahwa kesempatan yang dia punya yaitu kesempatan terakhir. Apakah Allah sudah menemukan buah di dalam hidup rohani orang-orang percaya? Jangan salahkan Allah jikalau pada waktunya tiba orang-orang itu ditebang alias harus meninggalkan dunia ini, tetapi yang dijumpai yaitu perintah Pemilik Kebun Kehidupan, "campakkanlah hamba yang tidak bermanfaat itu ke dalam kegelapan yang paling gelap." (Matius 25:30, bandingkan Matius 25:46) karena orang-orang itu tidak ingin bertobat.[1]

Penafsiran

Perumpamaan Yesus ini berbeda dengan perumpamaan pohon ara berbunga yang terdapat pada anggota lain. Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah ini hanya terdapat pada Injil Lukas di selang Kitab Injil dalam anggota Akad Baru di Alkitab Kristen. Dalam perumpamaan ini, pemilik kebun umumnya dianggap melambangkan Allah, yang menanam pohon ara ("pohon pengetahuan adun dan jahat") dalam kebunnya ("taman Eden") dan mencari buah ("perbuatan baik"). Salah satu penafsir menganggap pengurus kebun yaitu Allah dan pokok anggur yaitu Yesus ("pohon kehidupan").[2] Pohon ara memang sering ditanam di kebun-kebun anggur di Timur Tengah.[3] Pohon ara merupakan lambang umum umat Israel, dan dapat bermakna sama di sini,[2] atau pohon itu juga dapat melambangkan pemimpin-pemimpin agama.[3] Apapun maknanya, perumpamaan ini mencerminkan tawaran terakhir Yesus kepada para pendengarnya kepada bertobat.[3] "Tiga tahun ini" secara logika merujuk kepada saat pelayanan Yesus Kristus. Perumpamaan ini juga dihubungkan dengan mukjizat pengutukan pohon ara. Richard Whately mengomentari bahwa perumpamaan ini "adalah salah satu di mana Tuhan kita dapat dinyatakan menyajikan kepada pendengar-Nya dua kali; sekali dalam kata-kata dan sekali dalam tindakan."[4]

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Buah ara: apa yang dicari oleh pemilik kebun.

Keaslian

Meskipun hanya muncul dalam Injil Lukas, tidak mempunyai sanggahan kuat melawan keasliannya, bahkan mayoritas anggota "Jesus Seminar" mencetuskannya otentik.[3]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Ad Maiorem Dei Gloriam
  2. ^ a b Timothy Maurice Pianzin, Parables of Jesus: In the Light of Its Historical, Geographical & Socio-Cultural Setting, Tate Publishing, 2008, ISBN 1-60247-923-2, pp. 235-237.
  3. ^ a b c d Peter Rhea Jones, Studying the Parables of Jesus, Smyth & Helwys, 1999, ISBN 1-57312-167-3, pp. 123-133.
  4. ^ Richard Whately, Lectures on Some of the Scripture Parables, John W. Parker and Son, 1859, p. 153.

  • SarapanPagi: Perumpamaan tentang Pohon Ara

edunitas.com


Page 3

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Sebuah pohon ara di Australia

Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah yaitu perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya. Perumpamaan pohon ara tercantum di Lukas 13:6-9.

Yang dimaksudkan sbg "pohon ara" dalam teks ini yaitu tin (Ficus carica), sejenis ara yang bermula dari wilayah Laut Tengah dan buahnya bisa dimakan.

Pohon ara yang tidak berbuah

(Lukas 13:6) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang kepada mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (7) Lalu ia bercakap kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun diri sendiri datang mencari buah pada pohon ara ini dan diri sendiri tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Kepada apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (8) Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, (9) mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Refleksi

Hampir semua orang punya pengalaman tanam menanam sebuah pohon, dan tentunya kenal bahwa kepada menciptakan pohon itu berbuah lebat tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibilang sulit-sulit banget tidak, tetapi gampang juga tidak. Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sbg pemilik kebun, mendapati mempunyai umat-Nya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan mempunyai jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi manusia kepada berubah. (ayat 9)

Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak bermanfaat itu pada yang belakang sekalinya akan ditebang. Pohon "ara" itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sbg pengurus kebun mempersilakan kesempatan sekali lagi.

“Diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah.” (bandingkan ayat 8b) Disini Sang “Pengurus kebun” akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon supaya mampu berbuah dan tidak harus ditebang dan yang belakang sekalinya di bara api. Hidup manusia yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi bisa diperbaiki sendiri, sehingga manusia membutuhkan uluran tangan Yesus kepada “mencangkul tanah dan memberi pupuk” supaya mampu selamat. Disinilah pentingnya Roh Kudus yang diinginkan Yesus kepada Bapa-Nya bagi Gereja-Nya. (bandingkan Yohanes 14:16)

Tuhan Yesus Kristus telah datang kepada menyelamatkan umat manusia. Dalam babaknya, terkadang mempunyai bagian-bagian yang tidak efektif dari diri manusia, maka anggota itu harus "dicangkul" atau "dipotong" dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Babak itu terkadang mampu menciptakan manusia menderita. Tetapi itu sungguh diperlukan supaya manusia selamat dari tebangan dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: “Tinggallah di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak bisa berbuah dari dirinya sendiri, jikalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:4)

Supaya manusia mampu bertumbuh dan berbuah dengan adun, ia harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalamnya, adun dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah berpusat kepada Terang Kristus. Ketika mempunyai proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sukacita, karena babak itu sungguh diperlukan kepada menjadikan manusia itu pohon yang bisa berbuah lebat.

“Jikalau suatu pohon kamu katakan adun, maka adun pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak adun, maka tidak adun pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu diketahui.” (Matius 12:33) Sebatang pohon diketahui dari buahnya. Pohon yang adun akan berbuah adun, begitu pula sebaliknya. Mempunyai banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup manusia yang harus dipotong supaya ia berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, budaya buruk, status, norma budaya dan sbgnya, jika itu menghambat manusia kepada berbuah, ijinkanlah Tukang Kebuh kepada memotongnya.

Kepada bisa memberi kesempatan Tukang Kebun melakukan pekerjaan "menggali dan memupuk" pohon iman manusia, diperlukan mempunyainya penyegaran roh dan jiwa lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan kepada terus taat dan berlangsung dalam koridor-Nya. Hanya dengan demikianlah ia mampu menjadi pohon yang tumbuh subur berproduksi buah yang banyak. Pemilik "kebun anggur" Kristus memberikan kepada manusia kesempatan kepada bertobat. Tetapi KESEMPATAN ITU TERBATAS, Pengurus kebun anggur memintakan waktu hanya satu tahun kesempatan bagi pohon ara tersebut. Tuhan itu sabar, itu berlaku, seperti juga diutarakan dalam 2 Petrus 3:9, "... Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan mempunyai yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." Allah panjang sabar, tetapi apa yang disebut dengan panjang pasti mempunyai ujungnya. Oleh karena itu jangan salahkan Allah jikalau suatu saat Allah menebang orang itu.

Fasilitas telah diberikan, adun perorangan maupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipakai oleh Roh Kudus dengan mempergunakan macam-macam cangkul dan aneka ragam pupuk berdasarkan dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi betapa sering manusia memperdayakan kasih dan kesabaran Allah, manusia menantang Allah : "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau kenal, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak ingin bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang sama berat akan diterangkan." (Roma 2:4-5)

"Anggaplah kesabaran Tuhan kita sbg kesempatan bagi kalian kepada beroleh selamat ..." (2 Petrus 3:15) KESEMPATAN ITU TERAKHiR, pengurus kebun anggur bercakap, "... mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Kesempatan ini adalah kesempatan terakhir bagi si pohon ara kepada berbuah, jika tidak, maka pohon ara tersebut akan ditebang. "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak berproduksi buah yang adun, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10, Lukas 3:9) Banyak orang tidak sadar bahwa kesempatan yang dia punya yaitu kesempatan terakhir. Apakah Allah sudah menemukan buah di dalam hidup rohani orang-orang percaya? Jangan salahkan Allah jikalau pada waktunya tiba orang-orang itu ditebang alias harus meninggalkan dunia ini, tetapi yang dijumpai yaitu perintah Pemilik Kebun Kehidupan, "campakkanlah abdi yang tidak bermanfaat itu ke dalam kegelapan yang paling gelap." (Matius 25:30, bandingkan Matius 25:46) karena orang-orang itu tidak ingin bertobat.[1]

Penafsiran

Perumpamaan Yesus ini berbeda dengan perumpamaan pohon ara berbunga yang terdapat pada anggota lain. Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah ini hanya terdapat pada Injil Lukas di selang Kitab Injil dalam anggota Kontrak Baru di Alkitab Kristen. Dalam perumpamaan ini, pemilik kebun umumnya dianggap melambangkan Allah, yang menanam pohon ara ("pohon pengetahuan adun dan jahat") dalam kebunnya ("taman Eden") dan mencari buah ("perbuatan baik"). Salah satu penafsir menganggap pengurus kebun yaitu Allah dan pokok anggur yaitu Yesus ("pohon kehidupan").[2] Pohon ara memang sering ditanam di kebun-kebun anggur di Timur Tengah.[3] Pohon ara adalah lambang umum umat Israel, dan bisa bermakna sama di sini,[2] atau pohon itu juga bisa melambangkan pemimpin-pemimpin agama.[3] Apapun maknanya, perumpamaan ini mencerminkan tawaran terakhir Yesus kepada para pendengarnya kepada bertobat.[3] "Tiga tahun ini" secara logika merujuk kepada saat pelayanan Yesus Kristus. Perumpamaan ini juga dihubungkan dengan mukjizat pengutukan pohon ara. Richard Whately mengomentari bahwa perumpamaan ini "adalah salah satu di mana Tuhan kita bisa diutarakan menyajikan kepada pendengar-Nya dua kali; sekali dalam kata-kata dan sekali dalam gerakan."[4]

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Buah ara: apa yang dicari oleh pemilik kebun.

Keaslian

Meskipun hanya muncul dalam Injil Lukas, tidak mempunyai sanggahan kuat melawan keasliannya, bahkan mayoritas anggota "Jesus Seminar" mencetuskannya otentik.[3]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Ad Maiorem Dei Gloriam
  2. ^ a b Timothy Maurice Pianzin, Parables of Jesus: In the Light of Its Historical, Geographical & Socio-Cultural Setting, Tate Publishing, 2008, ISBN 1-60247-923-2, pp. 235-237.
  3. ^ a b c d Peter Rhea Jones, Studying the Parables of Jesus, Smyth & Helwys, 1999, ISBN 1-57312-167-3, pp. 123-133.
  4. ^ Richard Whately, Lectures on Some of the Scripture Parables, John W. Parker and Son, 1859, p. 153.

  • SarapanPagi: Perumpamaan mengenai Pohon Ara

edunitas.com


Page 4

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Sebuah pohon ara di Australia

Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah yaitu perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya. Perumpamaan pohon ara tercantum di Lukas 13:6-9.

Yang dimaksudkan sbg "pohon ara" dalam teks ini yaitu tin (Ficus carica), sejenis ara yang bermula dari wilayah Laut Tengah dan buahnya bisa dimakan.

Pohon ara yang tidak berbuah

(Lukas 13:6) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang kepada mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (7) Lalu ia bercakap kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun diri sendiri datang mencari buah pada pohon ara ini dan diri sendiri tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Kepada apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (8) Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, (9) mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Refleksi

Hampir semua orang punya pengalaman tanam menanam sebuah pohon, dan tentunya kenal bahwa kepada menciptakan pohon itu berbuah lebat tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibilang sulit-sulit banget tidak, tetapi gampang juga tidak. Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sbg pemilik kebun, mendapati mempunyai umat-Nya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan mempunyai jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi manusia kepada berubah. (ayat 9)

Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak bermanfaat itu pada yang belakang sekalinya akan ditebang. Pohon "ara" itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sbg pengurus kebun mempersilakan kesempatan sekali lagi.

“Diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah.” (bandingkan ayat 8b) Disini Sang “Pengurus kebun” akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon supaya mampu berbuah dan tidak harus ditebang dan yang belakang sekalinya di bara api. Hidup manusia yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi bisa diperbaiki sendiri, sehingga manusia membutuhkan uluran tangan Yesus kepada “mencangkul tanah dan memberi pupuk” supaya mampu selamat. Disinilah pentingnya Roh Kudus yang diinginkan Yesus kepada Bapa-Nya bagi Gereja-Nya. (bandingkan Yohanes 14:16)

Tuhan Yesus Kristus telah datang kepada menyelamatkan umat manusia. Dalam babaknya, terkadang mempunyai bagian-bagian yang tidak efektif dari diri manusia, maka anggota itu harus "dicangkul" atau "dipotong" dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Babak itu terkadang mampu menciptakan manusia menderita. Tetapi itu sungguh diperlukan supaya manusia selamat dari tebangan dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: “Tinggallah di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak bisa berbuah dari dirinya sendiri, jikalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:4)

Supaya manusia mampu bertumbuh dan berbuah dengan adun, ia harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalamnya, adun dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah berpusat kepada Terang Kristus. Ketika mempunyai proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sukacita, karena babak itu sungguh diperlukan kepada menjadikan manusia itu pohon yang bisa berbuah lebat.

“Jikalau suatu pohon kamu katakan adun, maka adun pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak adun, maka tidak adun pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu diketahui.” (Matius 12:33) Sebatang pohon diketahui dari buahnya. Pohon yang adun akan berbuah adun, begitu pula sebaliknya. Mempunyai banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup manusia yang harus dipotong supaya ia berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, budaya buruk, status, norma budaya dan sbgnya, jika itu menghambat manusia kepada berbuah, ijinkanlah Tukang Kebuh kepada memotongnya.

Kepada bisa memberi kesempatan Tukang Kebun melakukan pekerjaan "menggali dan memupuk" pohon iman manusia, diperlukan mempunyainya penyegaran roh dan jiwa lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan kepada terus taat dan berlangsung dalam koridor-Nya. Hanya dengan demikianlah ia mampu menjadi pohon yang tumbuh subur berproduksi buah yang banyak. Pemilik "kebun anggur" Kristus memberikan kepada manusia kesempatan kepada bertobat. Tetapi KESEMPATAN ITU TERBATAS, Pengurus kebun anggur memintakan waktu hanya satu tahun kesempatan bagi pohon ara tersebut. Tuhan itu sabar, itu berlaku, seperti juga diutarakan dalam 2 Petrus 3:9, "... Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan mempunyai yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." Allah panjang sabar, tetapi apa yang disebut dengan panjang pasti mempunyai ujungnya. Oleh karena itu jangan salahkan Allah jikalau suatu saat Allah menebang orang itu.

Fasilitas telah diberikan, adun perorangan maupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipakai oleh Roh Kudus dengan mempergunakan macam-macam cangkul dan aneka ragam pupuk berdasarkan dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi betapa sering manusia memperdayakan kasih dan kesabaran Allah, manusia menantang Allah : "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau kenal, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak ingin bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang sama berat akan diterangkan." (Roma 2:4-5)

"Anggaplah kesabaran Tuhan kita sbg kesempatan bagi kalian kepada beroleh selamat ..." (2 Petrus 3:15) KESEMPATAN ITU TERAKHiR, pengurus kebun anggur bercakap, "... mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Kesempatan ini adalah kesempatan terakhir bagi si pohon ara kepada berbuah, jika tidak, maka pohon ara tersebut akan ditebang. "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak berproduksi buah yang adun, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10, Lukas 3:9) Banyak orang tidak sadar bahwa kesempatan yang dia punya yaitu kesempatan terakhir. Apakah Allah sudah menemukan buah di dalam hidup rohani orang-orang percaya? Jangan salahkan Allah jikalau pada waktunya tiba orang-orang itu ditebang alias harus meninggalkan dunia ini, tetapi yang dijumpai yaitu perintah Pemilik Kebun Kehidupan, "campakkanlah abdi yang tidak bermanfaat itu ke dalam kegelapan yang paling gelap." (Matius 25:30, bandingkan Matius 25:46) karena orang-orang itu tidak ingin bertobat.[1]

Penafsiran

Perumpamaan Yesus ini berbeda dengan perumpamaan pohon ara berbunga yang terdapat pada anggota lain. Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah ini hanya terdapat pada Injil Lukas di selang Kitab Injil dalam anggota Kontrak Baru di Alkitab Kristen. Dalam perumpamaan ini, pemilik kebun umumnya dianggap melambangkan Allah, yang menanam pohon ara ("pohon pengetahuan adun dan jahat") dalam kebunnya ("taman Eden") dan mencari buah ("perbuatan baik"). Salah satu penafsir menganggap pengurus kebun yaitu Allah dan pokok anggur yaitu Yesus ("pohon kehidupan").[2] Pohon ara memang sering ditanam di kebun-kebun anggur di Timur Tengah.[3] Pohon ara adalah lambang umum umat Israel, dan bisa bermakna sama di sini,[2] atau pohon itu juga bisa melambangkan pemimpin-pemimpin agama.[3] Apapun maknanya, perumpamaan ini mencerminkan tawaran terakhir Yesus kepada para pendengarnya kepada bertobat.[3] "Tiga tahun ini" secara logika merujuk kepada saat pelayanan Yesus Kristus. Perumpamaan ini juga dihubungkan dengan mukjizat pengutukan pohon ara. Richard Whately mengomentari bahwa perumpamaan ini "adalah salah satu di mana Tuhan kita bisa diutarakan menyajikan kepada pendengar-Nya dua kali; sekali dalam kata-kata dan sekali dalam gerakan."[4]

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Buah ara: apa yang dicari oleh pemilik kebun.

Keaslian

Meskipun hanya muncul dalam Injil Lukas, tidak mempunyai sanggahan kuat melawan keasliannya, bahkan mayoritas anggota "Jesus Seminar" mencetuskannya otentik.[3]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Ad Maiorem Dei Gloriam
  2. ^ a b Timothy Maurice Pianzin, Parables of Jesus: In the Light of Its Historical, Geographical & Socio-Cultural Setting, Tate Publishing, 2008, ISBN 1-60247-923-2, pp. 235-237.
  3. ^ a b c d Peter Rhea Jones, Studying the Parables of Jesus, Smyth & Helwys, 1999, ISBN 1-57312-167-3, pp. 123-133.
  4. ^ Richard Whately, Lectures on Some of the Scripture Parables, John W. Parker and Son, 1859, p. 153.

  • SarapanPagi: Perumpamaan mengenai Pohon Ara

edunitas.com


Page 5

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Sebuah pohon ara di Australia

Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah yaitu perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya. Perumpamaan pohon ara tercantum di Lukas 13:6-9.

Yang dimaksudkan sebagai "pohon ara" dalam teks ini yaitu tin (Ficus carica), sejenis ara yang bermula dari wilayah Laut Tengah dan buahnya dapat dimakan.

Pohon ara yang tidak berbuah

(Lukas 13:6) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang kepada mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (7) Lalu ia bercakap kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun diri sendiri datang mencari buah pada pohon ara ini dan diri sendiri tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Kepada apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (8) Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, (9) mungkin tahun hadapan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Refleksi

Hampir semua orang punya pengalaman tanam menanam sebuah pohon, dan tentunya kenal bahwa kepada menciptakan pohon itu berbuah lebat tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibilang sulit-sulit banget tidak, tetapi mudah juga tidak. Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati mempunyai umat-Nya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan mempunyai jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi manusia kepada berubah. (ayat 9)

Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak bermanfaat itu pada akhir suatu peristiwanya akan ditebang. Pohon "ara" itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun mempersilakan kesempatan sekali lagi.

“Diri sendiri akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun hadapan ia berbuah.” (bandingkan ayat 8b) Disini Sang “Pengurus kebun” akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon agar mampu berbuah dan tidak harus ditebang dan akhir suatu peristiwanya di bara api. Hidup manusia yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga manusia membutuhkan uluran tangan Yesus kepada “mencangkul tanah dan memberi pupuk” agar mampu selamat. Disinilah pentingnya Roh Kudus yang diinginkan Yesus kepada Bapa-Nya bagi Gereja-Nya. (bandingkan Yohanes 14:16)

Tuhan Yesus Kristus telah datang kepada menyelamatkan umat manusia. Dalam babaknya, terkadang mempunyai bagian-bagian yang tidak efektif dari diri manusia, maka anggota itu harus "dicangkul" atau "dipotong" dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Babak itu terkadang mampu menciptakan manusia menderita. Tetapi itu sungguh diperlukan agar manusia selamat dari tebangan dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: “Tinggallah di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, jikalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:4)

Agar manusia mampu bertumbuh dan berbuah dengan adun, ia harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalamnya, adun dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah berpusat kepada Terang Kristus. Ketika mempunyai proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sukacita, karena babak itu sungguh diperlukan kepada menjadikan manusia itu pohon yang dapat berbuah lebat.

“Jikalau suatu pohon kamu katakan adun, maka adun pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak adun, maka tidak adun pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu diketahui.” (Matius 12:33) Sebatang pohon diketahui dari buahnya. Pohon yang adun akan berbuah adun, begitu pula sebaliknya. Mempunyai banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup manusia yang harus dipotong agar ia berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, budaya buruk, status, norma budaya dsb, jika itu menghambat manusia kepada berbuah, ijinkanlah Tukang Kebuh kepada memotongnya.

Kepada dapat memberi kesempatan Tukang Kebun melakukan pekerjaan "menggali dan memupuk" pohon iman manusia, diperlukan mempunyainya penyegaran roh dan jiwa lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan kepada terus taat dan berlangsung dalam koridor-Nya. Hanya dengan demikianlah ia mampu menjadi pohon yang tumbuh subur berproduksi buah yang banyak. Pemilik "kebun anggur" Kristus memberikan kepada manusia kesempatan kepada bertobat. Tetapi KESEMPATAN ITU TERBATAS, Pengurus kebun anggur memintakan waktu hanya satu tahun kesempatan bagi pohon ara tersebut. Tuhan itu sabar, itu berlaku, seperti juga dinyatakan dalam 2 Petrus 3:9, "... Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki agar jangan mempunyai yang binasa, melainkan agar semua orang berbalik dan bertobat." Allah panjang sabar, tetapi apa yang dikata dengan panjang pasti mempunyai ujungnya. Oleh karena itu jangan salahkan Allah jikalau suatu saat Allah menebang orang itu.

Sarana telah diberikan, adun perorangan maupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipakai oleh Roh Kudus dengan mempergunakan macam-macam cangkul dan aneka ragam pupuk berdasarkan dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi betapa sering manusia memperdayakan kasih dan kesabaran Allah, manusia menantang Allah : "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau kenal, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak ingin bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang sama berat akan diterangkan." (Roma 2:4-5)

"Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagi kalian kepada beroleh selamat ..." (2 Petrus 3:15) KESEMPATAN ITU TERAKHiR, pengurus kebun anggur bercakap, "... mungkin tahun hadapan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Kesempatan ini merupakan kesempatan terakhir bagi si pohon ara kepada berbuah, jika tidak, maka pohon ara tersebut akan ditebang. "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak berproduksi buah yang adun, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10, Lukas 3:9) Banyak orang tidak sadar bahwa kesempatan yang dia punya yaitu kesempatan terakhir. Apakah Allah sudah menemukan buah di dalam hidup rohani orang-orang percaya? Jangan salahkan Allah jikalau pada waktunya tiba orang-orang itu ditebang alias harus meninggalkan dunia ini, tetapi yang dijumpai yaitu perintah Pemilik Kebun Kehidupan, "campakkanlah hamba yang tidak bermanfaat itu ke dalam kegelapan yang paling gelap." (Matius 25:30, bandingkan Matius 25:46) karena orang-orang itu tidak ingin bertobat.[1]

Penafsiran

Perumpamaan Yesus ini berbeda dengan perumpamaan pohon ara berbunga yang terdapat pada anggota lain. Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah ini hanya terdapat pada Injil Lukas di selang Kitab Injil dalam anggota Akad Baru di Alkitab Kristen. Dalam perumpamaan ini, pemilik kebun umumnya dianggap melambangkan Allah, yang menanam pohon ara ("pohon pengetahuan adun dan jahat") dalam kebunnya ("taman Eden") dan mencari buah ("perbuatan baik"). Salah satu penafsir menganggap pengurus kebun yaitu Allah dan pokok anggur yaitu Yesus ("pohon kehidupan").[2] Pohon ara memang sering ditanam di kebun-kebun anggur di Timur Tengah.[3] Pohon ara merupakan lambang umum umat Israel, dan dapat bermakna sama di sini,[2] atau pohon itu juga dapat melambangkan pemimpin-pemimpin agama.[3] Apapun maknanya, perumpamaan ini mencerminkan tawaran terakhir Yesus kepada para pendengarnya kepada bertobat.[3] "Tiga tahun ini" secara logika merujuk kepada saat pelayanan Yesus Kristus. Perumpamaan ini juga dihubungkan dengan mukjizat pengutukan pohon ara. Richard Whately mengomentari bahwa perumpamaan ini "adalah salah satu di mana Tuhan kita dapat dinyatakan menyajikan kepada pendengar-Nya dua kali; sekali dalam kata-kata dan sekali dalam tindakan."[4]

Pohon yang pernah Tuhan Yesus dekati untuk dipetik buah Nya tetapi ternyata tidak berbuah adalah pohon apa?

Buah ara: apa yang dicari oleh pemilik kebun.

Keaslian

Meskipun hanya muncul dalam Injil Lukas, tidak mempunyai sanggahan kuat melawan keasliannya, bahkan mayoritas anggota "Jesus Seminar" mencetuskannya otentik.[3]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Ad Maiorem Dei Gloriam
  2. ^ a b Timothy Maurice Pianzin, Parables of Jesus: In the Light of Its Historical, Geographical & Socio-Cultural Setting, Tate Publishing, 2008, ISBN 1-60247-923-2, pp. 235-237.
  3. ^ a b c d Peter Rhea Jones, Studying the Parables of Jesus, Smyth & Helwys, 1999, ISBN 1-57312-167-3, pp. 123-133.
  4. ^ Richard Whately, Lectures on Some of the Scripture Parables, John W. Parker and Son, 1859, p. 153.

  • SarapanPagi: Perumpamaan tentang Pohon Ara

edunitas.com