Presiden yang dilantik pada tanggal 20 oktober 2004

JAKARTA - Berbagai peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada tanggal 20 Oktober. Banyak momen yang tak bisa dilupakan di tanggal tersebut, salah satunya pelantikan tiga orang presiden di Indonesia. 

Untuk mengingat kembali Okezone telah merangkum kejadian pada 20 Oktober yang bersumber dari Wikipedia:

1. 1964 - Berdirinya Partai Golkar

Berdirinya Partai Golkar bermula dari Sekber Golkar pada masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno tepatnya pada 1964 oleh Angkatan Darat untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam kehidupan politik. Dalam perkembangannya Sekber Golkar berubah menjadi salah satu organisasi peserta pemilu.

Baca Juga:  Peristiwa 9 Oktober: Eksekusi Mati Che Guevara hingga Kelahiran John Lennon

Golkar kemudian turut menjadi peserta pemilu pada 1971 pemilu perrtama dalam pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto dan menang. Ia kemudian menang lagi pada Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Belakangan setelah pemerintahan Soeharto selesai dab reformasi bergulir, Golkar menjadi Partai Golkar.

2. 1968 - Isra Miraj Jadi Libur Nasional

Peristiwa Isra dan Miraj merupakan bagian kedua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini meruoakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.

Beberapa penggambaran dan kejadian ini dapat di lihat di surah ke-17 Alquran yaitu surah Al-Isra. Menurut tradisi peejalanan ini dikaitkan dengan Lailat al Mi'raj sebagai salah satu yang paling penting dalam kalender Islam.

Di Indonesia peristiwa Isra Miraj kerap disambut dengan berbagai macam perayaan. Karena peritiwa penting itu pula untuk yang pertama kalinya menjadi libur nasional.

3. 1999, 2004, 2019, 2014 - Pelantikan 3 Presiden Indonesia

Pelantikan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden ternyata bertepatan dengan tanggal 20 Oktober.

Baca Juga:  Peristiwa 8 Oktober: Kelahiran Haji Agus Salim dan Ditangkapnya Che Guevara

Baca Juga: KKP Revisi Aturan Pengenaan Sanksi Administratif

Abdurrahman Wahid atau yang dikenal sebagai Gus Dur merupakan tokoh muslim Indonesia dan pemimpin politik. Ia menjadi presiden ke-4 RI menggantikan Presiden BJ. Habibie setelah dipilih oleh MPR terhadap hasil Pemilu 1999. Dia menjabat sebagai presiden dan dilantik pada 20 Oktober 1999.

Selain Gus Dur, Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga dilantik pada 20 Oktober 2004 setelah terpilih. Dia juga terpilih untuk yang kedua kalinya pada Pemilu 2009 dan dilantik pada 20 Oktober tahun itu.

Selain kedua mantan presiden itu, ada pula Presiden ke-7 RI Joko Widodo juga dilantik pada 20 Oktober 2014. Ia kemudian kembali terpilih pada 2019 dan dilantik pula pada 20 Oktober hari ini.

4. 2011 - Wafatnya Muammar Khadafi

Muammar Muhammad Abu Minyar Khadafi atau Gaddafi adalah seorang tokoh revolusi dan politikus asal Libya. Ia berkuasa di Libya sebagai kepala Revolusioner Republik Arab Libya. Ia lahir di Surt pada masa penjajahan Italia tahun 1940 dan meninggal pada 20 Oktober 2011 di usia 68 tahun.

Khadafi adalah tokoh yang kontroversial. Ia merajai politik Libya selama empat dasawarsa dan menjadi subjek kultus kepribadian. Ia mendapatkan berbagai penghargaan dan menuai pujian karena ia memiliki pandangan anti-imperialis dan mendukung kesatuan Arab (dan kemudian berubah menjadi kesatuan Afrika), dan ia juga telah meningkatkan taraf hidup rakyatnya.

Di sisi lain, kelompok fundamentalis Islam sangat menentang reformasi sosial dan ekonominya. Selain itu, ia juga dikutuk sebagai seorang diktator yang telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan mendanai terorisme di luar negeri.

  • #sejarah
  • #Peristiwa 20 Oktober
  • #Peristiwa Hari Ini

tirto.id - 20 Oktober adalah tanggal yang cukup penting dalam sejarah politik di Indonesia. Sebab, tercatat ada tiga presiden RI yang pernah disumpah jabatan pada tanggal itu, mulai dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi).

Abdurrahman Wahid dilantik menjadi Presiden ke-4 RI pada 20 Oktober 1999. Ia adalah mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Setidaknya, ada banyak predikat yang melekat pada diri Gus Dur, baik sebagai pemimpin organisasi massa terbesar, tokoh intelektual, pejuang demokrasi, tokoh pluralisme, tokoh Lembaga Swadaya Masyarakat dan sebagai tokoh agama (Kiai). Gus Dur salah satu presiden Indonesia yang diselimuti banyak kontroversi, mulai dari isu Buloggate hingga drama pemakzulan yang menjeratnya.

Ia terpilih menjadi presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hasil pemilu 1999 untuk menggantikan Presiden B.J Habibie. Jabatannya sebagai presiden hanya bertahan selama dua tahun lewat drama pemakzulan yang menjeratnya.

Ketika mendengar kabar ia akan dilengserkan, beberapa di antara para pendukung Gus Dur bahkan mendeklarasikan diri sebagai pasukan berani mati. Ia tahu itu akan memicu konflik besar, maka Gus Dur memilih untuk menanggapi situasi tersebut dengan santai. Ia bahkan masih sempat bercanda tentang celana pendek yang ia kenakan di malam pemakzulannya.

Presiden yang dilantik pada tanggal 20 oktober 2004

Jabatan Gus Dur sebagai presiden berakhir pada Sidang Istimewa MPR 2001. Pada tanggal 23 Juli 2001, posisi Gus Dur digantikan oleh Megawati Sukarnoputri.

Selain Gus Dur, presiden lain yang dilantik pada tanggal 20 Oktober adalah Susilo Bambang Yudhoyono. SBY adalah jenderal militer yang pernah menjabat sebagai Menko Polsoskam (era Gus Dur) dan Menko Polhukam (era Megawati). Selain itu, ia juga pendiri Partai Demokrat dan kini menjabat sebagai ketua umum partai berlambang mercy tersebut.

Kala itu, SBY bersama pasangannya Jusuf Kalla (JK) berhadapan dengan capres Wirato-Salahuddin Wahid, Megawati-Hasyim Muzadi serta Amin Rais-Siswono Yudo Husodo. Namun, dalam pemilihan presiden 2004, SBY dan JK terpilih sebagai presiden dan wakil presiden usai mendapat 69.266.350 suara. Dan mereka dilantik tepat pada 20 Oktober 2004.

Akan tetapi, pelantikan SBY dan JK mendapat jalan yang berat karena sempat diwarnai aksi demo. Tepat di hari pelantikan itu, mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar demo di depan gedung DPR/MPR. Mereka menantang SBY segera menuntaskan 6 agenda reformasi.

Dalam pemilu presiden 2009, SBY tak lagi berpasangan dengan JK, tetapi menggandeng Boediono. SBY kembali mendapat suara terbanyak, yakni sekitar 60,8 persen usai mengalahkan pasangan Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto. Atas kemenangan itu, SBY-Boediono dilantik sebagai presiden dan wakil presiden tepat pada 20 Oktober 2009.

Selain SBY, presiden lain yang juga dilantik tanggal 20 Oktober adalah Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dalam pemilihan presiden 2014, Jokowi dan JK berhasil mendapat suara 53,15 persen dan unggul dari pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang mendapat 46,85 persen.

Awal-awal masa kepemimpinannya, Jokowi masih dinilai mampu membawa semangat perubahan rakyat, tak heran jika di hari kemenangannya sebagai presiden pertama kali, banyak yang mengaraknya menuju Istana Presiden. Akan tetapi, setelah terpilih kedua kalinya pada Pilpres 2019, pelantikan Jokowi-Ma'ruf bahkan mendapat pengamanan 30.000 aparat.

Tak hanya itu, pada pelantikan kali ini, sejumlah ruas jalan di Jakarta ditutup dan dialihkan seperti di sekitar kompleks Gedung DPR/MPR RI dan Istana Negara. Pengamanan termasuk penutupan jalan ini tidak seketat pelantikan periode sebelumnya. Gerakan mahasiswa bahkan sempat akan menggelar unjuk rasa menjelang pelantikan saat Joko Widodo-Ma'ruf Amin dilantik di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta.

Menurut Direktur Amnesty Internasional Usman Hamid, fenomena tersebut tidaklah mengagetkan lantaran kebijakan yang diambil Jokowi belakangan ini tidak prorakyat. Salah satunya, adalah sikap represif Kepolisian Indonesia terhadap para pendemo #ReformasiDikorupsi.

Fenomena Pelantikan Presiden 20 Oktober

Sebagaimana dilansir dari Hukum Online, Direktur Pusat Pengkajian Pancasila dan Konstitusi (Puskapsi) Fakultas Hukum Universitas Jember, Bayu Dwi Anggono turut menanggapi fenomena 20 Oktober yang menjadi hari pertama masa jabatan presiden, terutama dalam beberapa kasus.

Ia mengatakan, konstitusi mengatur soal durasi periode jabatan presiden dan wakil presiden selama lima tahun. Yang ditegaskan dalam UUD 1945 adalah periode tersebut arus diawali dengan mengucapkan sumpah jabatan di hadapan MPR dan DPR.

Ia merujuk pada era Gus Dur yang mengucapkan sumpah jabatan presiden pada 20 Oktober 1999. Maka, apabila periodenya menjabat selama lima tahun, seharusnya berakhir di tanggal 20 Oktober 2004. Tujuannya, agar tidak terjadi kekosongan jabatan presiden.

“Kalau kita lihat, itu harus pada saat berakhirnya masa jabatan Presiden sebelumnya, agar tidak terjadi kekosongan jabatan Presiden,” kata dia dikutip Hukum Online. Hal itu bisa dilihat para hari pertama masa jabatan SBY yang dihitung sejak 20 Oktober 2004. Menurut dia, selama konstitusi belum diubah, maka akan selalu 20 Oktober.

Sementara itu, ahli hukum tata negara Bivitri Susanti mengatakan, bahkan yang lebih tepat, masa jabatan itu harus dilakukan pada jam yang sama. Menurut dia, hal itu sebagai bagian dari konvensi hukum tata negara di Indonesia.

Bivitri mengatakan, hal tersebut sebagai cara yang konsisten terkait kesinambungan masa jabatan presiden setelah reformasi, dengan pertimbangan untuk memastikan tidak terjadi jeda kekosongan kursi presiden.

Baca juga:

  • Beda Pelantikan Jokowi 2019 & 2014: Dulu Diarak, Sekarang Dikawal
  • Larangan Demo saat Pelantikan Jokowi Hanya Ketakutan Tak Berdasar
  • Jokowi Tegaskan Tak Ada Larangan Demo Saat Ia dan Ma'ruf Dilantik

Baca juga artikel terkait PELANTIKAN PRESIDEN atau tulisan menarik lainnya Alexander Haryanto
(tirto.id - ale/agu)


Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH

Subscribe for updates Unsubscribe from updates