Lihat Foto Show
KOMPAS.com - Penggunaan Narkotika, Psikotropika, Zat-zat Adiktif dan Obat berbahaya lainnya (NAPZA atau narkoba) tidak hanya dalam bidang farmasi saja tetapi sudah terjadi penyalahgunaan. Penyalahgunaan narkotika adalah pola perilaku yang bersifat patologik dan biasanya dilakukan oleh individu yang mempunyai kepribadian rentan atau mempunyai risiko tinggi. Jika penyalahgunaan narkotika dilakukan dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan gangguan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada orang yang menggunakannya. Penyalahgunaan narkoba sering ditemukan di kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa. Mereka menggunakan narkoba dengan berbagai alasan. Alasan memakai narkobaDikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, berikut ini beberapa alasan seseorang memakai narkoba:
Baca juga: Kenalkan Bahaya Narkoba pada Anak Sejak Dini Gejala penyalahgunaan narkobaBerikut ini gejala awal penyalahgunaan narkoba yang nampak:
Tanda-tanda dini pengguna narkobaBerikut ini tanda-tanda dini pengguna narkoba:
Ciri-ciri fisik pengguna narkobaOrang yang memakai narkoba dapat terlihat dari ciri-ciri fisiknya. Berikut ini ciri-ciri fisik pengguna narkoba:
Baca juga: Jumlah Anak Muda Pemakai Narkoba Terus Meningkat, Ini Penjelasan Wakapolri Ketergantungan terhadap narkoba baik secara fisik dan psikis apabila berlangsung lama akan menimbulkan keadaan kecanduan yang sangat besar. Maka penyalahgunaan narkoba menimbulkan dampak negatif yang berbahaya dan luas akibatnya.
Penyalahgunaan narkoba menimbulkan dampak yang berbahaya terhadap fisik, kejiwaan dan lingkungan sosial. Berikut ini beberapa bahaya narkoba:
Beberapa bahaya penyalahgunaan narkoba terhadap fisik antara lain:
Beberapa bahaya penyalahgunaan narkoba terhadap kejiwaan antara lain:
Baca juga: Wakapolri: Jumlah Mahasiswa yang Terjerat Narkoba Bertambah Tiap Tahun Cara menghindari narkobaAgar remaja tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, bisa melakukan kiat atau tips untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Berikut ini kiat-kiat menghindari narkoba:
Sanksi penyalahgunaan narkobaPenyalahgunaan narkoba akan terkena sanksi hukum, sanksi sosial dan sanksi moral. Di Indonesia, penyalahgunaan narkoba akan mendapat sanksi hukum yang berdasarkan Undang-undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia masih saja terjadi. Bahkan belum lama ini, seorang selebgram ditangkap karena kepemilikan narkoba jenis ganja di kediamannya. Bahkan dari hasil tes, selebgram perempuan tersebut dinyatakan positif menggunakan ganja. Menurut Badan Narkotika Nasional atau BNN, berikut ini adalah beberapa alasan yang menyebabkan penyalahgunaan narkotika. 1. Faktor individuAda beberapa alasan-alasan dari diri sendiri yang dapat menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba. Misalnya seperti keingintahuan yang besar untuk mencoba tanpa sadar atau berpikir panjang mengenai akibatnya, dan keinginan untuk bersenang-senang. Kemudian keinginan untuk mengikuti tren atau gaya, keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok, dan pelarian dari kebosanan atau masalah dalam hidup. Penggunaan narkotika juga dapat terjadi karena pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketergantungan tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA, hingga tidak dapat berkata tidak atau menolak NAPZA. 2. Faktor lingkunganDari faktor lingkungan, keluarga, sekolah, dan teman sebaya sangat memengaruhi penyebab penggunaan NAPZA. Di dalam keluarga, hubungan yang retak antara ayah dan ibu, kurangnya komunikasi efektif antara anak dan orang tua, serta kurangnya rasa hormat antar keluarga merupakan faktor yang mendorong seseorang beralih pada penggunaan narkotika. Lalu pada lingkungan sekolah yang kurang disiplin, terletak di dekat tempat hiburan, kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif, dapat menjadi faktor kontributif seseorang menyalahgunakan NAPZA. Apalagi jika terdapat murid yang menggunakan NAPZA yang juga dapat memengaruhi temannya untuk ikut mencoba dan menggunakan narkotika. Sedangkan pada faktor lingkungan teman sebaya seperti adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya dalam kelompok. Bahkan ada kalanya penggunaan NAPZA merupakan suatu hal yang penting bagi remaja agar diterima dalam suatu kelompok, atau dianggap sebagai orang dewasa. 3. Keluarga yang tidak melaporkan pecandu narkobaMenurut Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional atau BNN, adanya anggapan aib jika di dalam sebuah keluarga terdapat anggota yang memiliki ketergantungan narkoba. Akibatnya, keluarga pengguna atau pecandu enggan melapor sehingga dapat menyebabkan dampak pada penanganannya. Hal ini menjadi salah satu potensi maraknya penggunaan narkotika di masyarakat. Padahal seharusnya sesuai dengan peraturan dan Undang-Undang, pelaporan individu yang menggunakan narkotika dapat membantu proses rehabilitasi. Upaya rehabilitasi bagi pengguna narkotikaMemang untuk melepaskan individu dari kecanduan narkoba bukanlah hal yang mudah. Perlu dilakukan bantuan rehabilitasi bagi pecandu, dan keinginan untuk melepaskan diri dari penggunaan NAPZA. Berikut merupakan proses rehabilitasi bagi pecandu narkotika yang diterapkan di Indonesia: 1. DetoksifikasiDetoksifikasi merupakan tahapan saat dokter akan memberikan obat tertentu kepada pengguna narkotika. Pemberian obat ini bertujuan untuk mengurangi gejala putus obat atau sakau yang muncul. Sebelum pasien diberikan obat pereda gejala, tentunya pasien pengguna narkotika akan diperiksa secara intensif terlebih dahulu oleh dokter. 2. Terapi perilaku kognitifPada tahap kedua ini, pasien akan dibantu oleh psikolog atau psikiater yang berpengalaman. Pasien akan diberikan terapi yang berguna sebagai penentu tipe terapi yang sesuai kedepannya. Beberapa tujuan pemberian terapi perilaku kongitif ini antara lain untuk mencari cara mengatasi keinginan menggunakan obat di saat kambuh serta membuat strategi untuk menghindari dan mencegah kambuhnya keinginan menggunakan obat terlarang. 3. Bina lanjutPada tahap terakhir, pasien akan dicoba untuk ikut serta dalam kegiatan yang sesuai dengan minat. Bahkan pasien dapat kembali beraktivitas seperti semula. Seperti kembali ke sekolah atau tempat kerja, namun tetap dalam pengawasan terapis. Mencegah penggunaan narkotikaUntuk mencegah penyalahgunaan narkoba, Anda dapat melakukan beberapa aktivitas tambahan agar menjadi lebih produktif. Misalnya seperti berolahraga sambil mengonsumsi susu Entrasol Active untuk mendukung produktivitas Anda. Anda isa mendapatkan Entrasol Active dengan mudah di sini. Jika terdapat beban pikiran, Anda dapat berbagi dengan menceritakan permasalahan tersebut kepada orang terpercaya, dan dekatkan diri dengan keluarga. Yuk, bersama-sama kita bantu keluarga, kerabat, dan teman kita agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika. Salam, KALCare Sumber: https://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2013/07/23/704/faktor-penyebab-penyalahgunaan-narkotika https://nasional.kompas.com/read/2020/06/06/08172281/ini-3-penyebab-maraknya-penggunaan-narkoba-menurut-bnn-dianggap-aib-hingga |