Sebutkan jenis jenis variasi dalam mengajar

6. Di dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disisplin. 7. Adanya pembatasan waktu, artinya bahwa setiap tujuan yang akan dicapai diberi waktu tertentu, kapan tujuan tersebut harus sudah dapat dicapai.

2.4.4 Pengertian Variasi Mengajar

Menurut Usman yang dimaksud dengan variasi mengajar guru adalah ”Suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar- mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi”2000: 84. Pada dasarnya semua orang tidak menyukai adanya kebosanan, karena sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menarik dan tidak menyenangkan. Demikianhalnya dengan siswa yang sedang belajar, mereka tidak menyukai adanya peristiwa dan kodisi yang membosankan dalam belajarnya. Dalam buku Quantum Teaching, Bobbi DePorter 2000: 10 mengatakan pembelajaran yang berhasil haruslah dalam suasana menyenangkan dan menggembirakan. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar dan mengajar di dalam kelas, seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan variasi dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar, apabila guru tidak menggunakan variasi, maka akan membuat siswa menjadi bosan, perhatian siswa berkurang, mengantuk dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai.

2.4.5 Komponen Variasi Mengajar

Menurut Sunaryo 1989: 33 terdapat beberapa komponen dalam mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar, adapun komponen variasi mengajar terdiri dari: 1. Variasi gaya mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Menurut Sunaryo, ”Dengan menggunakan variasi ini siswa akan melihat sebagai sesuatu yang energik, bersemangat dan semuanya mempunyai relevansi dengan hasil belajar”1989: 35. Adapun variasi-variasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Variasi suara. Suara guru dapat bervariasi dalam: intonasi, nada, volume dan kecepatan. Dalam Proses Belajar Mengajar PBM, variasi suara ini dapat di kombinasikan antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan. b. Penekanan focusing Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting dapat dilakukan penekanan secara verbal, misalnya: perhatikan baik-baik, dengarkan baik-baik dan sebagainya. c. Pemberian waktu Pausing Untuk menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan mengubah suasana menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatandiam. d. Kotak pandang Ketika berinteraksi dengan siswa, guru sebaiknya berbicara dengan megarahkan pandangannya kepada semua siswa, hal ini dimaksudkan untuk membangun hubungan yang positif dengan siswa. Seorang guru dapat memanfaatkan pandangan matanya untuk membantunya dalam penyampaian materi dan juga dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa. e. Gerakan anggota badan gesturing Penggunaan variasi mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Dengan penggunaan variasi ini disamping dapat menarik perhatian siswa juga dapat menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan. f. Pergantian posisi Perpindahan posisi guru dalam ruangan dimaksudkan untuk mempertahankan perhatian siswa. Penggunaan variasi ini cukup penting artinya bagi guru karena dapat menciptakan suasana yang tidak monoton dalam mengajar. 2. Variasi media dan bahan ajaran. Tiap siswa mempunyai kemampuan indera yang berbeda-beda satu sama lain, baik pendengarannya maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara yang dimilikinya. Ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih suka mendengarkan terlebih dahulu kemudian baru membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi dalam penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki setiap siswa dapat diminimalkan. Terdapat tiga komponen dalam penggunaan media, yaitu: media pandang, media dengar dan media taktil. Apabila guru menggunakan media yang bervariasi dari satu ke yang lain, atau variasi bahan ajaran dalam satu komponen media, akan banyak sekali memerlukan penyesuaian indera siswa, membuat perhatian siswa menjadi lebih tinggi, memberi motivasi untuk belajar, mendorong siswa untuk berpikir dan meningkatkan kemampuan belajarnya. Variasi penggunaan media dan bahan ajaran meliputi: a. Variasi media pandang. Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti misalnya; buku, majalah, film, televisi, gambar, model dan sebagainya. b. Variasi media dengar. Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas, suara guru adalah alat utama dalam komunikasi. Dalam menggunakan media dengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan taktil seperti misalnya; pembicaraan siswa, rekaman kaset, wawancara dan sebagainya. c. Variasi media taktil. Variasi media taktil adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anakdidik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Penggunaan media ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model. 3. Variasi interaksi Yang dimaksud dengan variasi interaksi menurut Sardiman 2001: 204 adalah frekuensi atau banyak sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa secara tepat. Variasi dalam pola interaksi guru dengan siswa berawal dari dua sisi yaitu di satu sisi siswa belajar secara bebas tanpa ada campur tangan dari guru dan di sisi yang lain situasinya didominasi oleh guru, dimana guru berbicara kepada siswa dan siswa mendengarkannya secara pasif. Penggunaan variasi interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah hubungan timbal balik antara guru sebagai pendidik dan peserta didik atau siswa, dalam suatu sistem pengajaran. Interaksi edukatif merupakan faktor penting dalam usaha mencapai terwujudnya situasi belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Untuk mencapai tujuan proses mengajar dan belajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, perlu diciptakan interaksi edukatif yang baik antara guru pendidik yang mengajar dan peserta didik siswa yang belajar. Sebagai salah satu komponen strategi pembelajaran, metode mengajar menempati peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Besar kecilnya variasi interaksi tergantung pada metode mengajar yang dipergunakan. Dalam proses belajar mengajar akan dapat berlangsung dengan lebih baik ketika siswa lebih banyak aktif dibanding guru. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki peserta didik akan ditentukan oleh kesesuaian penggunaan suatu metode. Hal ini berarti bahwa tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan baik apabila digunakan metode yang tepat atau sesuai dengan standar keberhasilan yang ditetapkan. Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Semakin baik suatu metode, maka akan semakin efektif pula dalam pencapaiannya. Dalam proses belajar mengajar penggunaan metode yang bervariasi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan. Seorang guru tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagai sorang pengajar apabila ia tidak menguasai satupun metode mengajar. Metode mengajar menurut Ahmadi adalah “Suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur” 1997: 52. Dalam pengertian lain metode mengajar dapat diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas baik secara individual maupun secara kelompok, supaya materi pelajaran tersebut dapat diserap, dipahami dan di manfaatkan oleh siswa dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang berfungsi sebagai alat yang digunakan oleh guru dalam menyajikan bahan pelajaran dan sekaligus sarana berinteraksi atau berkomunikaasi dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

a. Syarat-Syarat Metode Mengajar

17 b. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran. c. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa. Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Dari siswa, variasi tersebut dilihatnya sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru tersebut dalam proses interaksi edukatif akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dengan anak didik, menarik perhatian anak didik, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberi stimulasi.

2. Macam-macam Variasi Gaya Mengajar Guru

Zainal Asril 2013: 87 Variasi dalam gaya guru mengajar yang profesional harus hidup dan antusias, menarik motivasi belajar peserta didik. Guru diharapkan mampu memodifikasi variasi meliputi: a. Suara guru voice variations tekanan tinggi rendah, cepat lambat. b. Memusatkan perhatian peserta didik verbal focussing pada hal yang dianggap penting dapat dilakukan guru dengan kata-kata seperti, perhatian baik, pelan, sekaligus dilakukan dengan gerakan tangan. c. Mengadakan diam sejenak silence pada saat yang tepat membuat pembicaraan guru lebih jelas, karena ini berfungsi sebagai koma, titik, atau tanda seru yang membagi pelajaran dalam kelompok-kelompok kecil. 18 d. Intonasi dan bunyi-bunyian lain extra-verbal cues seperti guru menanggapi pekerjaan peserta didik dengan kata-kata aah, eeh, wah, pinter sekali disampaikan sesuai dengan nada suara, dengan kata-kata ini membuat emosional peserta didik lebih akrab. e. Guru menguasai dengan kontak mata eye contact, kalau ada kontak mata guru dengan peserta didik, kata-kata yang diucapkan guru terasa lebih meyakinkan dan memperkuat informasi. Sebaiknya guru menatap peserta didik secara keseluruhan, tidak diarahkan ke arah tertentu saja seperti yang duduk di depan saja, tengah sehingga yang duduk di samping tidak dilihat. f. Ekspresi roman muka facial expression, ekspresi roman wajah guru perlu ceria bahkan ini sangat penting dalam berkomunikasi dengan peserta didik. Wajah yang punya ekspresi akan memberi kesan tersendiri bagi peserta didik, sebaliknya wajah yang seram akan membosankan bagi peserta didik. Semuanya ini diikuti dengan tersenyum, mengerutkan bibir, mengedipkan mata, dan sebagainya. g. Gerak gerik tangan gestures variasi dengan gerakan tangan, mata, kepala, dan badan dapat memperkuat ekspresi guru, sebaliknya gerakan yang aneh dapat mengganggu situasi perhatian dalam proses pembelajaran. h. Tempat berdirinya guru di kelas movement variasi penggantian posisi guru di dalam kelas akan dapat perhatian oleh peserta didik, seperti gerakan ke arah depan, belakang, kanan ke kiri, dan 19 sebagainya tidak selalu duduk di dalam kelas. Jika guru melakukan tanya jawab sebaiknya dekatilah pelan-pelan peserta didik. Kalau guru mendekati peserta didik mengandung arti sangat dalam bagi mereka. i. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan peserta didik, hindari guru banyak bicara atau terlalu lama sehingga kehilangan perhatian dan minat peserta didik. Justru berikan pekerjaan lebih banyak kepada mereka, dalam bentuk mengarang, membaca buku, mengerjakan soal, diskusi, membuat laporan, membaca dalam ati, dan sebagainya. j. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran. Sebaiknya guru membuat skema di papan tulis atau dengan memalai medi lain seperti rekaman, gambar, slides, bisa juga dengan visual dapat dilihat, audio dapat didengar, dan tatile motorik dapat diraba. Menurut E Mulyasa 2005: 78, variasi dalam gaya mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut. a. Variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil b. Memusatkan perhatian c. Membuat kesenyapan sejenak diam sejenak d. Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik. e. Variasi gerakan badan dan mimik f. Mengubah posisi; misalnya dari depan kelas, berkeliling di tengah kelas, dan ke belakang kelas, tapi jangan mengganggu suasana pembelajaran. 20 Variasi dalam gaya mengajar guru meliputi konponen Hamzah B. Uno, 2010: 172 a. Variasi suara: keras lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah, besar-kecil suara. b. Pemusatan perhatian: pemusaran perhatian dapat dikerjakan secara verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model. c. Kesenyapan: pada saat guru menerangkan seing diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyaan macam ini bertujuan meminta perhatian siswa. Ada kalanya kesenyapan dikerjakan apabila guru akan berpindah dari segmen mengajar satu ke segmen mengajar yang lain. Jika hal ini dikerjakan, tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengendapkan pengetahuan yang batu diperoleh sebelum pindah ke segmen berikutnya. d. Kontak pandang: untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal, maka kontak pandang perlu dikerjakan selama proses mengajarnya. e. Gerakan badan dan mimik: perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, badan, sangat penting dalam proses komunikasi. f. Perubahan posisi guru: perhatian siswa dapat ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi komunikasi. 21 Variasi gaya mengajar guru meliputi komponen-komponen J.J.Hasibuan, Moedjiono, 2006: 66 a. Variasi suara: keras-lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah, besar kecil suara. Guru dapat mendramatisasi suatu peristiwa dengan menunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara pelan dengan seorang anak didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian. b. Pemusatan perhatian: pemusatan perhatian dapat dikerjakan secara verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model. Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan “penekanan secara verbal”, misalnya “perhatikan baik-baik”, ini adalah bagian yang sukar, dengarkan baik-baik.” Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan. c. Kesenyapan: pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan macam ini bertujuan meminta perhatian siswa. Ada kalanya kesenyapan dikerjakan bila guru akan berpindah dari segmen mengajar satu ke segmen mengajar yang lain. Jika hal ini dikerjakan, tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengendapkan pengetahuan yang baru diperoleh sebelum pindah ke segmen berikutnya. d. Kontak pandang: untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal, maka kontak 22 pandang perlu dikerjakan selama proses mengajarnya. Guru dapat membantu anak didik dengan menggunakan matanya menyampaikan informasi dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian anak didik. e. Gerakan badan dan mimik: perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, badan, sangat penting dalam proses komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong menyampaikan arti pembicaraan. f. Perubahan posisi guru: perhatian siswa dapat ditingkatakan melalui perubahan posissi guru dalam proses interaksi komunikasi. Perpindahan posisi dalam ruangan kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik dan dapat meningkatkan kepribadian guru. Perpindahan posisi dapat dilakukan dari muka ke belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara anak didik dari belakang ke samping anak didik. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berbubah menjadi posisi duduk. Yang penting dalam perubahan posisi adalah harus ada tujuannya dan tidak sekedar mondar-mandir yang mengganggu. Marno M Idris 2010: 143, variasi gaya mengajar meliputi beberapa komponen-komponen yang mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Variasi suara guru Untuk mengikat perhatian anak dan menjaga anak dari kebosanan, guru dapat menggunakan suara secara bervariasi. Guru 23 dapat menyesuaikan tinggi rendah suara dan tekanan-tekanan tertentu untuk menggarisbawahi konsep yang perlu mendapat perhatian khusus untuk anak. Penggunaan variasi suara secara tepat, di samping menghilangkan kesan monoton, juga untuk menimbulkan kesan khusus atau konsep dan masalah yang perlu diperhatikan anak. b. Variasi mimik dan gestural Kesan antusiasme guru dapat dimunculkan dengan membuat variasi mimik dan gestural. Perubahan-perubahan mimik dapat membantu siswa untuk menangkap makna yang disampaikan guru. Begitu pula dengan gerakan gestural yang bermakna dan benar dapat memudahkan anak memahami konsep. c. Perubahan posisi Perubahan posisi dapat dilakukan dengan gerakan menkat- menjauh, atau ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Guru yang selalu ada di tempat maupun duduk di kursi kurang memberi motivasi pada anak. Dengan perubahan posisi, guru dapat menguasai kelas. Dengan begitu, guru dapat segera mengamati perubahan-perubahan suasana belajar anak. Gerakan mendekati anak dapat menibulkan efek psikologis bagi anak, sehingga dapat menimbulkan kesan akrab dan hangat. d. Kesenyapan diam sejenak Ketika guru sedang menjelaskan suatu pengetahuan tertentu fakta, konsep, prinsip, generalisasi dapat saja terjadi pemusatan 24 perhatian anak. Apabila gejala tersebut ditemukan, tugas guru adalah membangkitkan kembali perhatian anak. Untuk itu guru menggunakan teknik diam sejenak. Dengan teknik diam sejenak, membuat anak memperbarui perhatiannya. Apabila gejala perhatian anak telah muncul, guru dapat meneruskan penjelasan. Diam sejenak dapat diterapkan secara proporsional dan dengan waktu yang singkat. Dalam satuan waktu belajar, apabila frekuensi penggunaan terlalu tinggi dapat mengganggu kelancaran anak dalam menguasai bagian pengetahuan yang diterangkan guru. demikian pula, lamanya diam, karena diam yang terlalu lama dapat menimbulkan kegelisahan pada anak. e. Pemusatan perhatian focussing Kemudahan belajar anak dipengaruhi oleh kadar perhatian yang dipusatkan anak terhadap penjelasan guru. Karena itu, guru harus bisa merangsang munculnya perhatian anak. Untuk membangkiitkan perhatian anak, guru dapat melakukan teknik pemusatan perhatian. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan guru untuk memusatkan perhatian anak. Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut: 1 Meminta anak untuk memerhatiakan, “Coba perhatiakan...” 2 Mengatur tekanan suara, yang bermakna perlu mendapat perhatian. 3 Dengan menunjukkan pengetahuan konsep yang penting 25 4 Dengan menggarisbawahi konsep yang penting 5 Dengan pengulangan pengungkapan Dengan teknik-teknik tertentu, perhatian anak akan terpusat pada pengetahuan yang diharapkan guru unruk dikuasai. f. Kontak pandang eye contact Penguasaan kelas oleh guru sangat mempengaruhi perilaku belajar anak di dalam kelas. Kelas yang gaduh, tidak ada perhatian, dan tidak ada motivasi belajar bisa bersumber dari guru yang tidak dapat menguasai kelas. Kontak pandang yang menyeluruh menimbulkan perasaan anak bahwa dirinya mendapat perhatian guru, sehingga anak merasa diawasi guru. Hal tersebut akan mengurangi peluang anak untuk menghindari belajar. Kontak pandang dapat dimaknai anak sebagai sikap antusiasme guru dalam mengajar. Jika demikian, perasaan anak akan tergugah motivaasi belajarnya. Kebalikannya, jika pandangan guru tidak ditujukan pada anak, perhatian anak akan menurun. Begitu pula kontak pandang guru hanya tertuju pada siswa tertentu saja, dapat mengendorkan perhatian siswa yang lain. Kontak pandang dapat dilakukan dengan bervariasi. Guru dapat melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara bervariasi ditujukan kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan variasi tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan saat-saat 26 yang tepat. Kondisi sesaat yang terjadi di kelas dapat mendorong perlunya penggunaan variasi pandangan guru. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002: 188, variasi dalam gaya mengajar adalah berikut ini: a. Variasi suara Suara guru dapat bervariasi dalam berintonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat mendramatisasi suatu peristiwa, menjunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan atau tajam dengan anak didik yang kurang perhatian. b. Penekanan focussing Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kuci, guru dapat menggunakan penekanan secara verbal. Penekanan biasanya dikombinasikan dengan gerakan badan. c. Pemberian waktu pausing Untuk menarik perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah yang bersuara menjadi sei, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran ke bagian selanjutnya. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lenngkap. d. Kontak pandang Guru sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan 27 yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Guru dapat membantu anak didik dengan menggunakan matanya untuk menyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian anak didik. e. Gerakan anggota badan gesturing Variasi dalam mimik dan gerakan badan merupakan bagian penting dalam berkomunikasi. Bukan hanya untuk menarik perhatian, akan tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan. f. Pindah posisi Perpindahan posisi guru dapat membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat menigkatkan kepribadian guru. yang terpenting dalam perpindahan posisi adalah harus ada tujuannya, bukan hanya mondar-mandir. Guru yang kaku akan tidak menarik dan menjemukan, dan bila variasi dilakukan secara berlebihan maka akan mengganggu. Dari beberapa pendapat di atas daat disimpulkan bahwa komponen dari variasi gaya mengajar guru meliputi: a. Variasi suara Untuk mengikat perhatian anak dan menjaga anak dari kebosanan, guru dapat menggunakan suara secara bervariasi. Penggunaan variasi suara secara tepat, di samping menghilangkan kesan monoton, juga untuk menimbulkan kesan khusus atau konsep dan masalah yang perlu diperhatikan anak. Suara guru dapat bervariasi 28 ditunjukkan dengan nada suara, volume suara, dan kecepatan berbicara. Guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal penting kepada peserta didik. b. Memusatkan perhatian Kemudahan belajar anak dipengaruhi oleh kadar perhatian yang dipusatkan anak terhadap penjelasan guru. Karena itu, guru harus bisa merangsang munculnya perhatian anak. Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata, isyarat, atau pun dengan menggunakan model. c. Kesenyapan sejenak Kesenyapan dilakukan guru pada saat-saat tertentu, yang bertujuan untuk memusatkan pembicaraan guru lebih jelas, dan berfungsi sebagai titik, koma, atau seru. Dengan teknik diam sejenak, membuat anak memperbarui perhatiannya. Apabila gejala perhatian anak telah muncul, guru dapat meneruskan penjelasan. Teknik ini diterapkan secara proporsional dan dengan waktu yang singkat. d. Kontak pandang Kontak pandang yang menyeluruh menimbulkan perasaan anak bahwa dirinya mendapat perhatian guru. kontak pandang dapat dilakukan dengan bervariasi. Guru dapat melakukan kontak pandang ke seluruh kelas, ditunjukkan kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan variasi dilakukan dengan mempertimbangkan 29 saat-saat yang tepat. Untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindarkan hal-ha yang bersifat interpersonal. e. Variasi gerakan badan dan mimik Kesan antusiasme guru dapat dimunculkan dengan membuat variasi mimik dan gestural. Perubahan mimik dapat membantu siswa untuk menangkap makna yang disampaikan guru gerakan gestural juga bermakna dapat memudahkan anak memahami konsep. f. Perubahan posisi. Perubahan posisi dapat dilakukan dengan gerakan menkat- menjauh, atau ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Dengan perubahan posisi, guru dapat menguasai kelas. Guru dapat mengamati perubahan suasana belajar anak dengan cara melakukan tanya jawab dengan mendekati peserta didik, dan guru bergerak di dalam kelas dengan maksud yang berbeda-beda.

B. Motivasi Belajar 1.