Sikap yang tepat dilakukan budi ketika memasuki masa pubertas adalah

Remaja yang mulai mengalami pubertas. Foto: dok. https://unsplash.com/

Sikap saat mengalami pubertas tentu perlu diketahui terutama bagi kita yang baru saja mengalaminya. Untuk dapat menghadapi masa pubertas denagn baik, berikut ini adalah contoh sikap yang perlu dilakukan saat pubertas dan juga ciri-ciri yang dapat dijumpai pada remaja yang baru mengalaminya.

Contoh Sikap Saat Mengalami Pubertas dan Cirinya pada Remaja

Saat mengalami beberapa perubahan baik secara fisik maupun mental, seorang anak yang berkembang menjadi remaja tentu mengalami panik dan kaget saat pertama kali menghadapinya. Hal ini dapat dijumpai pada remaja yang memasuki masa pubertas. Apa itu masa pubertas?

Pengertian masa pubertas dijelaskan dalam buku berjudul Pengantar Psikologi untuk Kebidanan yang ditulis oleh Herri Zan Pieter, S.Psi. dkk (2018:145) yang menyebutkan masa pubertas adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan pada perkembangan tertentu yang tidak terjadi pada periode sebelumnya dalam rentang kehidupan manusia.

Lebih rinci lagi, pengertian masa pubertas juga dipaparkan dalam buku Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang disusun oleh Maria Floriana Ping, ‎ Elfina Natalia, ‎Eka Antika (2020:19) yang menyebutkan bahwa pubertas yang berasal dari kata pubes, puber, usia matang.

Pada dasarnya pubertas adalah proses berkembangnya dan matangnya organ reproduksi manusia. Namun secara umum masa pubertas adalah masa peralihan yang dialami seseorang menuju dewasa dari usia anak-anak atau remaja.

Berdasarkan pemaparan tersebut, saat seseorang mengalami pubertas tentu menjumpai banyak perubahan. Ciri-ciri pubertas seorang laki-laki dan perempuan tentu berbeda. Ciri-ciri pubertas pada laki-laki seperti dada yang menjadi bidang, mengalami mimpi basah dan juga tumbuhnya bulu-bulu halus pada bagian tubuh tertentu.

Remaja yang mulai mengalami pubertas. Foto: dok. https://unsplash.com/

Berbeda dengan perempuan, saat melalui pubertas, perempuan mengalami menstruasi yaitu keluarnya darah dari rahim yang tidak dibuahi pada jangka waktu tertentu. Selain itu, terdapat ciri fisik lainnya yang dapat dijumpai perempuan pada saat masa pubertas seperti membesarnya buah dada, pinggul lebih lebar, dan tumbuhnya bulu halus pada daerah tertentu.

Agar tidak mengalami kepanikan saat menghadapi masa pubertas, kita perlu mengetahui apa saja sikap saat mengalami pubertas. Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Dunia IPA karya H. Panut (2005:31) yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada masa pubertas adalah sebagai berikut:

  • Memiliki sikap mental dan rasa percaya diri yang tinggi menghadapi perubahan kondisi tubuh.

  • Bersikap jujur dan terbuka pada orang tua atau orang yang dipercayai

  • Percaya selalu pada Tuhan bahwa apa yang diberikan Tuhan adalah sebuah pemberian yang akan membuat diri lebih baik.

  • Kebersihan tubuh terutama organ reproduksi perlu diperhatikan dengan baik

Itu dia sederet pemaparan singkat mengenai apa itu pubertas dan bagaimana contoh sikap saat mengalami pubertas yang dapat kita terapkan saat mengalami pubertas. Semoga bermanfaat. (DAP)

Saat anak mulai memasuki masa puber, seringkali membuat orang tua menjadi was-was dan khawatir terhadap perkembangan anak.

Orang tua kerap bingung dan dilema ketika harus dihadapkan dengan anak perempuan mereka yang mulai haid dan anak laki-laki yang mulai mengalami mimpi basah. Mereka bingung bagaimana menjelaskan masalah tersebut pada anak karena sebagian orang tua masih mengganggap masalah ini adalah hal yang tabu. Namun di era saat ini, seharusnya orang tua mulai berani membicarakan dan mengenalkan masa puber sejak anak usia enam tahun sesuai dengan kadar pengetahuan anak.

Setiap anak akan mengalami masa pubertas yang berbeda. Anak perempuan umumnya akan mengalami pubertas antara usia 10 dan 14 tahun, sedangkan anak laki-laki mengalami pubertas antara usia 11 dan 15 tahun. Namun saat ini tidak menutup kemungkinan anak akan mengalami masa pubertas lebih awal. Orang tua harus mulai memberikan informasi pada anak perempuan seputar pubertas pada laki-laki, dan sebaliknya anak laki-laki juga harus dikenalkan pada pubertas yang dialami perempuan. Seperti dilansir dari Tribunnews, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menyiapkan mental anak dalam mengawali usia puber.

Awalilah dengan komunikasi. Orang tua bisa mengajak anak berdiskusi seputar pubertas. Ceritakanlah dari hati ke hati seputar masa puber dan jangan menunggu anak bertanya. Menghadapi anak dalam masa puber memang susah-susah gampang. Perlu waktu dan kesabaran, serta logika rasional untuk berdiskusi dengan anak. Sikap dominan dan otoriter untuk memaksa mereka agar berterus terang malah memperburuk hubungan. Jadi posisikan diri orang tua sebagai teman, agar anak tidak canggung dalam berdiskusi masalah pubertas. Orang tua bisa memberikan kebebasan namun harus tetap bijak dan mengontrol perilaku negatif yang mungkin terjadi pada anak. 

Jangan kaget ketika anak memasuki usia ini menjadi semakin perasa karena perubahan fisiknya yang cepat. Hargailah keterbukaan dan kejujuran anak. Mulai libatkan mereka dalam tanggung jawab yang membuat mereka merasa berharga dan dihargai. Pada masa ini, logika mereka semakin matang dan cenderung bersikukuh dengan pemikiran yang mereka miliki. Mereka akan suka menyendiri, mengurangi interaksinya dengan keluarganya dan cenderung suka bergaul dengan kawan-kawannya. Mereka menganggap langkah ini bisa membantunya menghilangkan kungkungan keluarga. Untuk itu orang tua perlu waspada dan berusaha membiarkan anak untuk percaya diri, mengatur waktu luangnya serta kebersamaan emosi dalam urusan keluarga. Selalu luangkan waktu untuk bercengkrama dengan anak setiap harinya. Bersikaplah toleran dan membiasakan sang anak berperilaku benar dan berkata jujur. Pada masa ini anak cenderung suka meniru hal-hal yang sedang hits dan trend. Tenang dan bijaksanalah saat menghadapi mereka yang tengah bereksperimen dengan hal baru. Saat orangtua terbuka, secara tidak langsung anak juga merasa terbuka dan percaya pada orangtua. Terus tanamkan nilai agama atau kearifan lain dengan cara yang kreatif. Selain itu orang tua perlu mengenal teman dekat anak dan harus terus memonitor beragam akun media sosial anak agar anak tidak terjebak pada perhatian orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Siapkan mental dan emosional orang tua untuk menemani anak dalam menghadapi masa pubertas. Orang tua harus memahami bahwa masa pubertas adalah proses alami yang akan dialami oleh setiap anak. Sikap memahami dan menerima dari orang tua akan mengantarkan anak menjalani masa pubertas secara positif dan menunjang perkembangan mereka menuju masa dewasa secara matang. (Rima Ariska/Radio Edukasi/BPMRPK)