Tangkapan layar Budi Gunadi Sadikin saat hadir secara virtual menyampaikan keterangan pers melalui YouTube Sekretariat Presiden yang dipantau dari Jakarta, Senin (23/8/2021). (ANTARA/Andi Firdaus) Show 10-01-2022 / KOMISI IX
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris. Foto: Dok/ManPenyebaran varian Omicron kian mengkhawatirkan. Yang terbaru dilaporkan jumlah kasus Covid-19 secara global telah menyentuh angka 300 juta per kasus. Tren negara mencatat lonjakan kasus juga kian bertambah, saat ini sudah lebih dari 110 negara yang mengkonfirmasi temuan Omicron di wilayahnya. Merespon hal ini, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris meminta pemerintah fokus pada sistem layanan kesehatan, bukan angka penularan. “Jika dilihat jumlah kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terus meningkat setiap harinya dan sepertinya akan sulit terbendung mengingat tingkat penularan varian sangat tinggi. Bahkan sejumlah epidemiolog memprediksi penularan Omicron di Indonesia bisa tembus 300 ribu kasus perhari. Untuk itu, fasilitas kesehatan hingga tenaga medis untuk bertempur melawan varian Omicron harus memadai,” kata Charles, baru-baru ini. Politisi PDI-Perjuangan itu menjelaskan, dalam penanggulangan varian Omicron, pemerintah harus fokus pada sistem layanan kesehatan, bukan angka penularan. Dia ingin fasilitas kesehatan hingga tenaga medis untuk bertempur melawan varian Omicron memadai. “Pemerintah hendaknya tidak lagi terlalu fokus pada angka penularan, tetapi pada sistem layanan kesehatan. Pemerintah harus memastikan tempat tidur, alat kesehatan dan obat-obatan selalu tersedia, jumlah tenaga medis memadai, sehingga kalau ada sebagian pasien (komorbid) yang mengalami perburukan bisa tertangani dengan baik. Dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat," tutur Charles. Legislator dapil DKI Jakarta III itu menyarankan penetapan level PPKM tidak lagi menggunakan parameter angka penularan, melainkan indikator layanan kesehatan, seperti Bed Occupancy Rate (BOR). Semakin tinggi BOR faskes di suatu wilayah, kata Charles, maka semakin tinggi level PPKM-nya. Begitu pula sebaliknya. Selain itu ia mengingatkan masyarakat untuk tetap menegakkan protokol kesehatan demi memperlambat laju penularan Omicron. Sehingga, aktivitas sosial ekonomi di wilayah masing-masing warga juga tetap bisa berjalan. “Tidak sedikit pakar kesehatan yang memprediksi bahwa varian Omicron ini adalah pintu memasuki fase endemi, dan merupakan awal dari akhir pandemi Covid-19. Semoga,” harap Charles. (rnm/sf)
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan), kecelakaan, kriminal atau hal lain. Proses kelahiran adalah proses lahirnya janin dari dalam kandungan ibu ke dunia, dimulai dari tanda-tanda kelahiran (rasa mulas yang berangsur-angsur makin sering, makin lama dan makin kuat, rahim terasa kencang, keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir (vagina), keluarnya cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir dan merasa seperti mau buang air besar bila bayi akan lahir), hingga lahirnya bayi, pemotongan tali pusat, dan keluarnya plasenta. Seorang ibu yang melahirkan bisa ditolong oleh lebih dari satu jenis penolong (misalnya dukun bersalin dan bidan).
Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner Susenas yang ditujukan kepada individu diusahakan agar individu yang bersangkutan yang menjadi responden. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang ditujukan kepada rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui tentang karakteristik yang ditanyakan. Susenas 2020 Design sampel Susenas 2020 dibuat bersamaan dengan kegiatan pengukuran status gizi. Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi hingga level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi hingga level provinsi. Jumlah sampel Susenas 2020 untuk estimasi kabupaten/kota adalah 345.000 rumah tangga. Sampel rumah tangga yang sama digunakan untuk pengukuran status gizi. Master sampling frame yang digunakan dalam pelaksanaan Susenas 2020 adalah sekitar 40 persen blok sensus dari populasi, yang ditarik secara probability proportional to size (PPS) dengan ukuran jumlah rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus sekitar 720.000an.
Prosedur penarikan sampel dibedakan menurut domain estimasi sebagai berikut: Tahap 1:
Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT dan keberadaan ART balita serta ibu hamil 9 bulan. Sampel 10 rumah tangga tersebut selanjutnya digunakan, baik sebagai sampel Susenas maupun sampel untuk pengukuran status gizi. Pemutakhiran rumah tangga dilakukan saat updating Susenas. Susenas 2019 Design sampel Susenas 2019 dibuat bersamaan dengan kegiatan pengukuran status gizi balita. Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi level provinsi. Pelaksanaan Susenas 2019 terintegrasi dengan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) dengan level estimasi hingga Kabupaten/Kota, memiliki dan jumlah sampel sebanyak estimasi Kabupaten/Kota memiliki sampel sebanyak 320.000 rumah tangga (32.000 Blok Sensus). Master sampling frame yang digunakan dalam pelaksanaan Susenas 2019 adalah sekitar 40 persen blok sensus dari populasi, yang ditarik secara probability proportional to size (PPS) dengan ukuran jumlah rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus sekitar 720.000an.
Prosedur penarikan sampel dibedakan menurut domain estimasi sebagai berikut: Tahap 1:
Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT dan keberadaan ART balita serta ibu hamil 9 bulan. Sampel 10 rumah tangga tersebut selanjutnya digunakan, baik sebagai sampel Susenas maupun sampel untuk pengukuran status gizi balita. Pemutakhiran rumah tangga dilakukan saat updating Susenas. Susenas 2018 Desain sampel Susenas 2018 dibuat bersamaan dengan kegiatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi level provinsi. Sedangkan pelaksanaan Riskesdas dilaksanakan dalam 1 waktu sekaligus untuk keperluan estimasi Kab/Kota, Provinsi, dan Nasional. Pelaksanaan Susenas Maret 2018 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia. Kerangka sampel induk atau sampling frame adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang ditarik secara PPS size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus 720ribuan.
Prosedur penarikan sampel dibedakan menurut domain estimasi sebagai berikut: Estimasi Kabupaten/Kota Tahap 1:
Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT dan keberadaan ART balita atau ibu hamil. 10 Rumah tangga terpilih tersebut selanjutnya digunakan, baik sebagai sampel Susenas maupun Riskesdas 2018. Pemutakhiran rumah tangga dilakukan saat updating Susenas. Estimasi Provinsi Tahap 1: Memilih 7.500 blok sensus secara systematic sampling dari 30.000 blok sensus estimasi kabupaten/kota sesuai alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel per strata di tingkat kabupaten/kota. Tahap 2: Untuk Susenas : terlebih dahulu dilakukan updating/pemutakhiran rumah tangga pada bulan September, selanjutnya memilih kembali 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic dengan implicit stratification pendidikan KRT. Implicit stratification keberadaan balita atau ibu hamil hanya di tanyakan pada updating Susenas Maret 2018 karena terkait dengan pengambilan sampel Riskesdas. Untuk Riskesdas: Rumah tangga terpilih pada estimasi Kab/Kota di 7.500 blok sensus subsampel Riskesdas/Susenas Kab/Kota selain ditanyakan variabel IPKM juga ditanyakan variabel SDGs (untuk kepentingan estimasi Provinsi). Estimasi Nasional (Riskesdas) Untuk estimasi Nasional, 170 kabupaten dialokasikan ke tiap wilayah urban/rural secara proporsional terhadap jumlah rumah tangga hasil SP2010. Penarikan sampel kabupaten urban dan rural dilakukan secara terpisah, sehingga dalam satu kabupaten memungkinkan terdapat sampel di daerah urban, daerah rural, maupun keduannya. Sesuai dengan kabupaten terpilih sampel dilakukan alokasi 2500 BS. Penarikan sampel nasional dilakukan secara independen dari sampel provinsi namun sub sampel dari sampel estimasi kabupaten. Dengan demikian dari blok Maret ditarik sekaligus 10.000 BS dimana 7.500 blok Susenas September dan 2.500 blok Biomedis penarikan sampel. Susenas 2017 Susenas 2017 dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi hingga level kabupaten/kota dan di bulan September untuk estimasi hingga level provinsi. Pelaksanaan Susenas Maret 2017 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia. Kerangka sampel induk atau sampling frame adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang dipilih secara Probability Proportional to Size (PPS) dengan size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus (720 ribuan). Selanjutnya untuk kegiatan Susenas didefinisikan sebagai berikut:
Estimasi Kabupaten/Kota Tahap 1:
Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification menurut pendidikan kepala rumah tangga (KRT). Estimasi Provinsi Tahap 1: Memilih 7.500 blok sensus secara systematic sampling dari 300.000 blok sensus estimasi kabupaten/kota sesuai alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel per strata di tingkat kabupaten/kota. Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT. Susenas 2016 Susenas 2016 dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu di bulan Maret untuk estimasi sampai level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi sampai level provinsi. Pelaksanaan Susenas Maret 2016 memiliki sampel sebanyak 300.000 rumah tangga (30.000 Blok Sensus) yang tersebar di 34 Provinsi dan 511 kabupaten/kota. Kerangka sampel induk atau sampling frame induk kegiatan Susenas, Sakernas, dan SUPAS 2015 adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang ditarik secara PPS size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus. Selanjutnya untuk kegiatan Susenas didefinisikan sebagai berikut :
Untuk estimasi level kabupaten/kot Sampel dipilih dengan metode two stages one phase stratified sampling
Sampel untuk Susenas estimasi provinsi merupakan subsampel dari Susenas estimasi kabupaten/kota dan dipilih menggunakan metode two stages stratified sampling seperti berikut
Susenas 2015 Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi hingga level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi level provinsi. Pelaksanaan Susenas Maret 2015 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 511 kabupaten/kota di Indonesia. Kerangka sampel induk atau sampling frame induk kegiatan Susenas, Sakernas, dan SUPAS 2015 adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang ditarik secara PPS size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus. Selanjutnya untuk kegiatan Susenas didefinisikan sebagai berikut :
Untuk estimasi level kabupaten/kota Sampel dipilih dengan metode two stages one phase stratified sampling
Sampel untuk Susenas estimasi provinsi merupakan subsampel dari Susenas estimasi kabupaten/kota dan dipilih menggunakan metode two stages stratified sampling seperti berikut
Susenas 2014 Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun (Triwulanan), yaitu di Bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Susenas 2014 memiliki sampel sebanyak 300.000 rumah tangga (30.000 Blok Sensus) yang dibagi ke dalam setiap triwulan masing-masing 75.000 rumah tangga. Data hasil pencacahan dapat disajikan baik tingkat nasional maupun provinsi, sementara itu hasil kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat triwulan, datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota. Kerangka Sampel Susenas 2014
Susenas 2013 Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun (Triwulanan), yaitu di Bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Jumlah rumah tangga sampel Susenas setiap triwulan adalah 75.000 rumah tangga. Jadi total pelaksanaan Susenas 2013 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 Kab/Kota di Indonesia. Kerangka Sampel Susenas 2013
Susenas 2012 Pelaksanaan Susenas 2012 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 Kab/Kota di Indonesia, di mana setiap triwulan akan didistribusikan sebanyak 7.500 blok sensus atau 75.000 rumah tangga. Dari 7.500 blok sensus, sebanyak 1.170 blok sensus atau 11.700 rumah tangga terintegrasi dengan SBH di 82 Kota. Data hasil pencacahan setiap triwulan dapat disajikan baik untuk tingkat nasional maupun provinsi, sedangkan dari kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat triwulan datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota. Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga.
Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan sampel tiga tahap berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut:
Keseluruhan harus diambil sebanyak nh= 30.000 wilcah sehingga masing-masing triwulan akan ada sebanyak 7.500 wilcah. Dari 7.500 wilcah Susenas Triwulan I, dipilih sebanyak 5.000 wilcah secara sistematik untuk Sakernas 2012 Triwulan I dan akan digunakan lagi untuk Triwulan II, III, dan IV
Susenas 2011 Pelaksanaan Susenas 2011 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 Kab/Kota di Indonesia, di mana setiap triwulan akan didistribusikan sebanyak 75 ribu rumah tangga. Data hasil pencacahan setiap triwulan dapat disajikan baik untuk tingkat nasional maupun provinsi, sedangkan dari kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat triwulan maka datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota. Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga.
Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan sampel tiga tahap berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut:
Keseluruhan harus diambil sebanyak nh= 30.000 wilcah sehingga masing-masing triwulan akan ada sebanyak 7.500 wilcah. Dari 7.500 wilcah Susenas Triwulan I, dipilih sebanyak 5.000 wilcah secara sistematik untuk Sakernas 2011 Triwulan I dan akan digunakan lagi untuk Triwulan II, III, dan IV
Susenas 2010 Pelaksanaan Susenas 2010 mencakup 304.368 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Data hasil pencacahannya dapat disajikan baik untuk tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota. Rancangan penarikan sampel Susenas 2010 adalah rancangan penarikan sampel dua tahap berstrata. Yang digunakan sebagai strata adalah klasifikasi desa/kelurahan, yaitu: desa/kelurahan perkotaan (urban) dan desa/kelurahan perdesaan (rural). Ukuran sampel yang telah ditetapkan ditujukan untuk estimasi tingkat kabupaten/kota. Penarikan sampel antar strata dilakukan secara terpisah (independent). Sebelum penarikan sampel, blok sensus diurutkan menurut muatan dominan blok sensus, yaitu pemukiman biasa, mewah, dan kumuh. Prosedur penarikan sampel Susenas 2010 adalah sebagai berikut: Tahap 1: Memilih nh BS dari Nh secara PPS (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya kartu keluarga (KK). Tahap 2: Memilih 16 rumah tangga biasa pada setiap blok sensus terpilih secara sistematik berdasarkan hasil listing SP2010. Susenas 2009 Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas 2009 terdiri dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan subblok sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah tangga lebih dari 150 rumah tangga), dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok sensus/subblok sensus terpilih. Kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006 (Frame BS SE06) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel blok sensus ini mencakup blok sensus di 471 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Kerangka sampel rumah tangga adalah daftar rumah tangga hasil pendaftaran rumah tangga yang menggunakan Daftar VSEN2009.L. Kerangka sampel rumah tangga ini dibedakan menurut tiga kelompok golongan pengeluaran rumah tangga sebulan. Pelaksanaan Susenas Juli 2009 mencakup 291.888 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Data hasil pencacahannya dapat disajikan baik untuk tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota. Susenas 2008 Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas Juli 2008 terdiri dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan subblok sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah tangga lebih besar dari 150 rumah tangga), dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok sensus/subblok sensus terpilih. Kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006 (Frame BS SE06) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel blok sensus ini mencakup blok sensus di 457 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Susenas 2008 mencakup sebanyak 17.869 blok sensus yang menyebar di seluruh kabupaten/kota. Sebanyak 4.300 blok sensus di antaranya merupakan blok sensus sampel pada pelaksanaan Susenas Panel Maret 2008. Pada setiap blok sensus akan dicacah sebanyak 16 rumah tangga, sehingga secara nasional pencacahan Susenas Juli 2008 akan mencacah sebanyak 285.904 rumah tangga sampel. Susenas 2007 Susenas Juli 2007 mencakup sebanyak 285.904 rumah tangga sampel yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan rincian 68.800 rumah tangga sampel Kor-Modul dan 217.104 rumah tangga sampel Kor tanpa Modul. Susenas 2006 Kerangka sampel blok sensus 2006 adalah daftar blok sensus biasa hasil pencacahan P4B (keadaan April 2003) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan. Kerangka sampel blok sensus ini mencakup blok sensus di 440 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Susenas 2006 mencakup sebanyak 278.352 rumah tangga sampel yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan rincian 68.800 rumah tangga sampel Kor-Modul dan 209.552 rumah tangga sampel Kor tanpa Modul. Susenas 2005 Kerangka sampel blok sensus 2005 adalah daftar blok sensus biasa hasil pencacahan P4B (keadaan April 2003) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan. Kerangka sampel blok sensus ini mencakup blok sensus di 440 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Susenas 2005 mencakup sebanyak 278.352 rumah tangga sampel yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan rincian 68.288 rumah tangga sampel Kor-Modul dan 210.064 rumah tangga sampel Kor tanpa Modul. Susenas 2004 Susenas 2004 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan ukuran sampel sebanyak 249.376 rumah tangga tersebar baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dengan rincian untuk sampel Kor-Modul sebanyak 67.072 rumah tangga dan untuk sampel Kor (tanpa modul) sebanyak 182.304 rumah tangga. Karena keterbatasan anggaran, jumlah kabupaten/kota yang tercakup dalam Susenas 2004 sebanyak 377 kabupaten/kota, belum mencakup jumlah seluruh kabupaten/kota yaitu sebanyak 416 kabupaten/kota.
Tabel Dinamis Subjek Kesehatan
Video panduan tabel dinamis, lihat disini.
1. Pilih Data
2. Pilih Judul Baris
Secara default seluruh judul baris akan terpilih
3. Pilih Tata Letak Tabel
Video Panduan Tabel Dinamis |