Terdapat 5 tingkatan emosi yang dikenal orang melayu. tingkat emosi yang paling baik adalah

Terdapat 5 tingkatan emosi yang dikenal orang melayu. tingkat emosi yang paling baik adalah


Menurut KBBI, sedih merupakan perasaan sangat pilu dalam hati yang menimbulkan rasa susah. Goleman (1999:412) mengemukakan bahwa emosi kesedihan timbul dalam diri individu disebabkan oleh keadaan suasana hati yang sedih, suram, pedih, muram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi berat. Kesedihan merupakan hal wajar yang dialami oleh individu. Dr. Elisabeth Kubler-Ross dalam bukunya yang berjudul On The Death and Dying (1969) menjelaskan lima tahap kesedihan, yaitu Denial-Anger-Bargaining-Depression-Acceptance atau biasa disebut Model Kuber-Ross.

Denial 


Tahap ini merupakan tahap penyangkalan atau penolakan, dimana individu tidak menyangkal bahwa hal buruk telah terjadi. Individu berpura-pura bahwa tidak terjadi apapun, sehingga individu pada tahap ini akan menolak kesedihan. Contoh: Ayah Budi meninggal dunia, Budi menolak fakta tersebut dengan berpura-pura bahwa Ayahnya masih hidup.

Setelah menolak kesedihan, individu akan melampiaskan kesedihannya dalam bentuk marah. Saat marah, individu cenderung menyalahkan orang lain atau benda mati di sekitarnya. Individu akan merasakan kepedihan apabila diacuhkan saat menunjukkan rasa marahnya. Contoh: Budi menyalahkan Ibunya sebagai penyebab kematian Ayahnya.

Bargaining

Pada tahap ini, individu akan melakukan penawaran terhadap kesedihan yang dialaminya. Individu berandai-andai kemungkinan yang seharusnya dilakukan sebelum hal buruk itu terjadi atau hal yang akan ia lakukan apabila hal buruk berhenti terjadi. Contoh: Budi berkata “andai saja Ibu dapat menjaga Ayah dengan baik, hal ini tidak akan terjadi,” atau “apabila Ayah dapat hidup kembali, aku akan memperlakukannya dengan baik,”.

Depression 


Depresi dalam tahap ini bukanah depresi dalam artian gangguan mental, melainkan keadaan individu kembali ke realita. Individu merasa sangat tidak beruntung atas musibah yang dialami. Contoh: Budi mulai merasakan kesedihan dan selalu merenungi musibah yang menimpa dirinya.

Acceptance 


Tahap terakhir adalah tahap penerimaan dimana individu menyadari bahwa yang hilang tidak dapat kembali lagi. Individu sadar bahwa ia harus melaluinya dan belajar atas musibah yang menimpanya dan ia tetap harus melanjutkan hidupnya dengan baik. Contoh: Budi menyadari Ayahnya telah meninggal dan Budi melanjutkan hidupnya dengan bekerja secara optimal.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Goleman, D. (1999). Kecerdasan emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

The Five Stage of Grief. Diakses dari http://grief.com/the-five-stages-of-grief/ pada 23 September 2017 pukul 20.34 WITA.

Psikologika Tabloid Edisi XIV, September 2017

Sentuhan perasaan atau tingkat emosi puak Melayu di Riau, dapat direntang dari tingkat malu, menghindar dan merajuk, disusul oleh latah dan aruk, berakhir dengan amuk. Senarai reaksi lahir batin ini, tentu saja berbeda intesitas dan kualitasnya dalam berbagai ragam puak Melayu di Rantau ini.

Dengan kata lain, tiap puak bisa punya semacam rentangan emosi yang relatif bervariasi dengan puak lainnya, sesuai dengan keberadaan ruang dan waktu serta kesejarahannya masing-masing. Oleh sebab itu, keadaan ini biasanya dipahami dengan baik oleh pemegang teraju kehidupan puak Melayu, seperti pemangku adat, ulama dan tokoh tradisi.

Malu, sudah merupakan pakaian utama dalam tingkah laku budaya puak Melayu. Penampilan malu sudah menjadi bagian harga diri sebagaimana terbayang dalam ungkapan tidak bermalu (tidak punya harga diri). Sebab, sebaik-baik pakaian ialah budi pekerti, sedangkan muatan budi pekerti harus didasari oleh malu. Pada Melayu tua, sifat malu sudah bersebati dengan adat dan resam (tradisi). Sedangkan pada Melayu muda, malu sudah berpatri dengan Islam, sehingga malu menjadi bagian dari iman.

Menghadapi silang sengketa, tingkah laku budaya Melayu cenderung menghindar. Dengan menghindar, dapat dibuka jalan perundingan, agar satu dengan yang lain sampai pada tolak angsur untuk membuat perdamaian. Jika jalan untuk bertolak angsur (kompromi) tidak bisa dicapai dan hubungan bergerak pada pertarungan fisik, maka sebagian puak Melayu lebih suka mengambil jalan merajuk.

Dengan merajuk dia menjauh dari pusat perselisihan dan tidak ada lagi kontak atau hubungan dengan lawan berselisih. Ini membuat pertikaian berakhir, meskipun tidak memberikan penyelesaian yang memuaskan kepada semua pihak yang bertikai.

Di luar sudut pandang antropologis (terlepas dari subyek yang merajuk), reaksi tersebut terkesan merugikan. Sebab itu, agar langkah ini tidak sampai diambil, disindir dengan kata bersayap ‘’orang merajuk mati jauh’’. Tetapi bagi yang merajuk, hal itu akan menjadi terapi kejiwaan.

Sebab, dengan langkah itu dia terhindar dari medan perselisihan yang bisa memberikan tekanan batin berkepanjangan. Dengan langkah merajuk, yakni tidak lagi berhubungan dengan lawan berselisih, kemelut pertikaian berakhir. Dengan reaksi ini, yang merajuk tetap merasa punya harga diri. Sebab, dengan tindakan itu dia tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, sementara orang lain (lawan bertikai) juga tak dapat memaksanya.

Dengan demikian, merajuk juga menjadi teknik menahan diri, sehingga pertikaian tidak sampai berakhir dengan fatal. Mencari kemenangan sepihak dalam berselisih, tak ada manfaatnya, seperti dibidas oleh perumpamaan ‘’menang jadi arang kalah jadi abu’’.

Menghadapi tekanan kekuasaan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, adat dan tradisi yang baik, puak Melayu sering memberi reaksi latah. Dengan sikap ini, segala perintah dari pemimpim yang zalim akan diiyakan, tetapi tidak akan dilakukan. Dengan tingkah laku budaya serupa itu, diharapkan pemimpin yang zalim akan sadar bahwa perintahnya tidak benar atau tidak adil.

Dalam pergaulan sosial bisa terjadi pemegang teraju kehidupan berlaku lancang terhadap warganya, sehingga dia tampil tidak lagi sebagai orang arif. Keadaan ini bisa menimbulkan emosi aruk pada puak Melayu. Pihak warga yang dihina (dilanggar hak asasinya itu) akan membalas tidak lagi menghormatinya.

Pemimpin yang semestinya dipanggil dengan kata bapak, yang dipertuan, bahkan duli tuanku, akan dipanggil sebagai orang kebanyakan, seperti panggilan kau dan kamu. Ini dipandang wajar, pemimpin itulah sepatutnya mengajari rakyatnya menghargai martabat orang lain, bukan menghina mereka.

Selanjutnya, amuk adalah tingkat emosi yang paling tinggi. Reaksi ini bisa timbul bila segala tata nilai, terutama agama dan adat, dilanggar terang-terangan oleh seseorang yang zalim. Dengan keadaan itu, segala nasehat dan peringatan telah kandas. Orang atau warga yang berada dalam keadaan terancam untuk memilih hidup dalam keadaan hina dan tertindas bercermin bangkai atau mati terhormat berkalang tanah.

Amuk merupakan penampilan emosi yang garang menghadapi pedang terhunus yang zalim. Maka, akibat dan tanggung jawabnya tak terbayangkan. Karena itu, di atas segala emosi puak Melayu ini, Raja Ali Haji sebagai ulama pengarang yang piawai meninggalkan pesan dengan rangkai kata:

Segala pekerjaan pedang itu boleh dibuat dengan kalam Adapun pekerjaan kalam itu tiada boleh dibuat dengan pedang Maka itulah ibarat yang terlebih nyatanya dan berapa ribu dan laksa pedang yang sudah terhunus Dengan segores kalam

jadi tersarung

(Riau Doeloe, Kini dan Bayangan Masa Depan, UU Hamidy)

Mata Pelajaran: Budaya Melayu Riau (BMR)Kelas: XII SMA/SMK/MA

Bab 3: Tunjuk Ajar Jati Diri Pergaulan di Luar Masyarakat Melayu

Soal-soal evaluasi ini merujuk kepada buku siswa Pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) K13 Kelas XII.
Klik di sini untuk melihat tinjauan buku.

I Pilihan Ganda

Pilihlah satu jawaban yang benar!

1. Secara etimologi, penamaan Melayu berasal dari kata mala yang berarti mula dan yu berarti…

a. tanah air b. negeri c. suku dan puakd. gunung/tanah tinggi

e. daratan

2. Hidup bagai bayam bertabur berarti hidup sesuka hati saja tanpa menghormati orang lain. Membuat rumah dalam rumah, berarti…

a. mendirikan adat yang dibawa dari luar ke dalam adat yang berlaku di suatu daerahb. hormat dan taat kepada diri sendiric. saling menyayangi dan saling mencintaid. bekerja dengan tekun di negeri orang

e. membangun rumah di tanah orang lain

3. Hakikat pakaian diri pada dasarnya adalah menyeimbangkan kehidupan kekinian dengan akhirat berdasarkan nilai-nilai asas yang berlaku di tengah masyarakat. Maksud dari kata yang bercetak miring di atas adalah…

a. modern b. individu c. konservatifd. dunia

e. bermasyarakat

4. Nilai-nilai luhur yang diamalkan untuk manusia yang sempurna lahiriah dan batiniah, dapat diwujudkan dalam Sifat yang Duapuluh Lima atau Pakaian yang Duapuluh Lima. Penjelasan di atas adalah pengertian dari…

a. nilai-nilai luhurb. sopan santun adat melayuc. norma-norma yang berlaku di tengah masyarakatd. pakaian diri

e. nilai dan norma

5. Terdapat 5 tingkatan emosi yang dikenal orang Melayu. Tingkat emosi yang paling baik adalah…

a. malu b. rajuk c. latahd. aruk

e. amuk

6. Cerminan dari sifat lemah semangat, berpikiran sempit, pemalu, cepat putus asa, dan tidak memiliki keberanian serta harga diri bagi orang Melayu disebut…

a. malu b. rajuk c. latahd. aruk

e. amuk

7. Tingkat emosi orang Melayu yang paling rendah disebut…

a. malu b. rajuk c. latahd. aruk

e. amuk

8. “Di mana ranting dipatah disitu air diciduk” ungkapan tersebut dipakai orang Melayu untuk…

a. adat di negeri sendiri b. adat berkawanc. adat di negeri orang d. adat bekerja

e. adat berubah tangga

9. Dalam kitab Babul al-Qawa‘id (1901) Kerajaan Siak Sri Indrapura terdapat pasal yang mengatur kuasa melarang dengan keras kepada sekalian orang besar- besar, datuk-datuk, pegawai-pegawai, juru tulis yang bekerja datang ke balai tiada memakai baju kot, seluar pentalon, sepatu, dan kupiah. Hal tersebut tertuang dalam pasal…

a. pasal 4 b. pasal 5 c. pasal 7d. pasal 7

e. pasal 8

10. Sebagian pendapat menyebut bahwa terdapat 2 gelombang kedatangan Melayu ke Nusantara yaitu Proto Melayu (Melayu Tua) dan Dutro Melayu atau (Melayu Muda). Proto Melayu diperkirakan datang pada…

a. 3000-2500 SM b. 2000-1500 SMc. 1000-500 SMd. 500-100 SM

e. 100-50 SM

11. Jati diri orang Melayu ditandai dalam tiga aspek dasar yaitu agama Islam, resam Melayu, dan berbahasa Melayu. Dari tiga aspek tersebut, yang paling utama adalah…

a. bahasa Melayu b. resam Melayu c. agama Islamd. semua salah

e. semua benar

12. tahu  asal mula  kejadian  
tahu berpegang pada Yang Satu
hamba tahu akan Tuhannya 
makhluk tahu akan Khaliknya 

Kutipan tunjuk ajar di atas adalah bagian dari 25 pakaian diri…

a. Sifat Tahu Asal Mula Jadi, Tahu Berpegang pada Yang Satu b. Sifat Tahu Membalas Budic. Sifat Tahu Diri d. Sifat Menang dalam Kalah

e. Sifat tahu akan malu 

13. Berikut adalah 25 pakaian diri yang dikemukan Tenas Effendy, kecuali…

a. Sifat Tahu Asal Mula Jadi, Tahu Berpegang pada Yang Satu b. Sifat Tahu Membalas Budic. Sifat Tahu Diri d. Sifat Menang dalam Kalah

e. Sifat bangga dengan suku

14. Di mana ranting dipatah di situ air diciduk, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung

Makna ungkapan di atas adalah…

a. Di manapun berada, hendaklah ikut membangun negeri tersebut, dan menghormati adat istiadat yang berlakub. Di manapun berada, hendaklah ikut membangun negeri sendiri, dan memakai adat sendiric. Di manapun berada, hendaklah menguras kekayaan negeri tersebut, dan meninggalkannya ketika telah punahd. Di manapun berada, hendaklah membangun negeri sendiri

e. Di manapun berada, hendaklah memakai adat sendiri dan menghacurkan negeri yang didatangi

15. Kalau rumah tidak berjantan, Masuk rumah engkau pantangkan 

Maksud tunjuk ajar di atas adalah…

a. menganggap rumah orang lain sebagai rumah sendirib. pantang masuk rumah jika tidak diizinkanc. menjaga aib dan malu pemilik rumahd. menguasai rumah orang lain

e. menjaga rumah orang lain

II Esai

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!

1. Jelaskan bagaimana orang Melayu menjadikan Islam salah satu faktor yang melegitimasi kemurnian dari identitas kemelayuan.

2. Jelaskan konsep dasar Resam Melayu Riau.

3. Jelaskan 4 panduan komunikasi dalam adat yang teradatkan.

4. Jelaskan pembagian tingkatan emosi bagi orang Melayu.

5. Jelaskanlah makna yang terkandung dalam ungkapan Tunjuk Ajar Melayu apa tanda Melayu jati, daripada merajuk eloklah mati.

III Tugas Individu

Buatlah contoh-contoh adat yang sebenar adat, adat yang diadatkan, dan adat yang teradatkan yang berada di daerah tempat tinggalmu, kemudian bacakan di depan teman sekelasmu.

IV Tugas Kelompok

Pilihlah naskah drama terbaik yang telah kamu susun berdasarkan penilaian guru. Buatlah kelompok yang terdiri dari 5-7 siswa. Lakukan latihan pemeranan naskah tersebut bersama teman-teman kelompokkmu, kemudian tampilkan.