Tuliskan contoh karomah yang terdapat dalam Alquran

BincangSyariah.Com – Allah memberikan keistimewaan kepada orang-orang yang memiliki keimanan yang kuat dan kokoh, beramal salih dan selalu bertakwa. sebagaimana firman-Nya dalam surah Yunus: 62-64,

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ – 64

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung.”

Kabar gembira (busyra) adalah segala kebaikan yang akan diterima oleh orang-orang bertakwa. Kabar gembira dapat berupa mimpi yang baik yang dilihat oleh orang-orang bertakwa dalam tidurnya. Selain itu, kabar gembira juga dapat berupa mukasyafah, yaitu terbukanya hijab sehingga mereka dapat menyaksikan hal-hal yang sifatnya gaib bagi orang kebanyakan.

Bahkan, busyra dapat pula berupa terhalanginya seseorang dari sebagian jenis mukasyafah. Hal itu sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada mereka agar tidak terganggu dalam perjalanannya menuju Allah. Misalnya, seseorang yang membaca sholawat terhalang dari bau harum sholawatnya. Dengan begitu, orang itu tetap fokus membaca sholawat dan tidak menyombongkan diri.

Banyak sekali pemberian-pemberian Allah kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa dengan keimanan dan ketakwaan yang hakiki. Allah anugrahkan itu semua sebagai busyra, kabar gembira bagi mereka. Busyra itu sendiri memiliki tingkatan-tingkatan sesuai kadar keimanan dan ketakwaan seseorang. Ada busyra yang berupa khariqun lil adah, sesuatu yang berada di luar jangkauan nalar manusia dan hukum kebiasaan yang biasanya terlihat dari orang-orang yang sudah sampai pada derajat kewalian karena istiqomah mengamalkan Alquran dan Sunnah. Busyra yang beerupa khariqun lil ‘Aadah inilah yang diantaranya dinamai sebagai karomah.

Lalu apa perbedaan antara karomah dengan mukjizat? Paling tidak ada tiga perbedaan antara karomah dengan mukjizat, yaitu :

  1. Mukjizat tampak dari seseorang yang diutus oleh Allah sebagai rosul kepada umatnya. Sedangkan karomah muncul dari seseorang yang mengikuti seorang rosul
  2. Mukjizat wajib ditampakkan untuk mengalahkan segala bentuk perlawanan dan pembangkangan. Sedangkan karomah bisa saja ditampakkan dalam bentuk yang sepadan dengan perlawanannya atau lebih tinggi, berupa khariqun lil adah.
  3. Para utusan diperintah untuk manampakkan mukjizat sedangkan pemilik karomah tidak diperintah untuk menampakkan khariqun lil adah. Bahkan mereka, para wali lebih senang menyembunyikannya kecuali jika dapat menguatkan syariat.

Dalil-dalil tentang adanya karomah bersumber dari Alquran, Sunnah bahkan logika. Menurut Syaikh Abdul Karim Muhammad Al-Mudarris Al-Bahgdadi, dalam kitabnya Nurul Islam (h. 119) dalil karomah yang bersumber dari Alquran diantaranya adalah kisah Siti Maryam a.s sebagaimana disebutkan dalam surah Ali ‘Imran [3]: 37,

“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab, dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, ‘Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?’ Dia (Maryam) menjawab, ‘Itu dari Allah.’ Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.’”

Metode penarikan dalil keabsagan sebuah karomah dari ayat diatas adalah bahwa turunnya rezeki di sisi Maryam adalah sesuatu yang khariqun lil adah (berada di luar jangkauan nalar manusia dan hukum kebiasaan). Dan sesuatu yang khariqun lil adah yang terjadi pada pribadi dengan karakter spiritual seperti Maryam maka hal tersebut adalah karomah.

Contoh karomah berikutnya adalah tidurnya Ashabul Kahfi selama 309 tahun dengan jasad yang masih tetap sama seperti pada saat awal tidur, tidak mengalami kerusakan apapun, juga merupakan dalil keabsahan karomah dalam bentuk khariqun lil adah yang terdapat di dalam al-qur’an. Kita tahu Ashabul Kahfi adalah para pemuda sholeh dengan tauhid dan keimanan yang kuat dan kokoh. Mereka lari dari kekejaman raja Dikyanus, bersembunyi dan tertidur di dalam gua selama 309 tahun.

Cerita karomah dalam bentuk khariqun lil ‘adah yang tidak kalah masyhur adalah kisah sahabat Nabi Sulaiman as, sebagaimana diabadikan dalam al-qur’an, surat an-naml, ayat 38-40. Allah mengisahkan, “Berkata Sulaiman: ‘Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.’” (QS. an-Naml: 38)

Menanggapi tawaran Nabi Sulaiman as tersebut, salah seorang pembesar dari golongan Jin menyanggupi, “Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: ‘Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.’” (QS. an-Naml: 39)

Mendengar tawaran Ifrit yang mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman As berdiri dari tempat dudukya, seorang pembesar yang lain merasa dapat memindahkan lebih cepat daripada itu. Allah berfirman, “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab, ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.’, maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: ‘Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) diriku sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (QS. an-Naml: 40)

Yang menarik dari kisah-kisah karomah diatas adalah Allah selalu menyifati pemilik karomah dengan kebaikan dan kesalehan yang merupakan karakter spiritual yang menjadi prasyarat seseorang mendapatkan karomah. Lihatlah bagaimana seorang Siti Maryam yang kesehariannya berada di mihrob, mengabdikan diri kepada Allah. Lalu Ashabul Kahfi yang lari dari kejaran raja zalim, Dikyanus, karena mempertahankan iman dan tauhid mereka. Sahabat Nabi Sulaiman yang Allah anugerahi ilmu dari al-kitab sehingga mamp. Kesemua sifat itu sudah cukup membuktikan bahwa apa yang terjadi, khariqun lil ‘adah  pada mereka adalah karomah semata dari Allah.

tirto.id - Allah SWT memberikan kelebihan maupun keistimewaan kepada siapapun yang dikehendaki, terutama orang-orang yang selalu taat atas segala perintah dan menjauhi segala larangannya.

Keistimewaan tersebut dapat diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi, Rasul, Waliyullah, Ulama maupun seorang mukmin biasa.

Beberapa keistimewaan tersebut dikategorikan berdasarkan penerimanya yaitu, mukjizat, karomah, irhas, dan maunah.

Keistimewaan tersebut dijelaskan dalam Al Quran Surah Ali Imran ayat 49.

"Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata): Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." (Q.S Ali Imran {3}:49).

Pengertian & Perbedaan Mukjizat, Karomah, Irhas, dan Maunah

1. Mukjizat

Kata "mukjizat" berasal dari bahasa Arab “akjaza-yukjizu-mukjizat" yang artinya, sesuatu yang melemahkan atau mengalah.

Secara istilah, mukjizat bermakna sesuatu yang terjadi pada diri Nabi atau Rasul Allah SWT dan bersifat istimewa atau berada di luar batas akal manusia.

Mukjizat diberikan kepada Nabi atau Rasul bertujuan untuk membuktikan bahwa dirinya merupakan utusan Allah SWT. Mukjizat merupakan sesuatu yang tidak dapat ditiru oleh siapapun.

Dikutip dari buku Akidah Akhlak oleh Yusuf Hasyim (2020:32), mukjizat memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

  • Mukjizat hanya diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi atau Rasulnya
  • Mukjizat adalah kejadian di luar batas kemampuan manusia
  • Mukjizat merupakan bukti atas kekuasaan Allah SWT
  • Mukjizat adalah bukti kenabian maupun kerasulan
  • Mujizat bertujuan untuk memperlemah orang kafir atau menjadi jalan keluar permasalahan bagi kaum muslimin.
Mukjizat berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua, yaitu mukjizat kauniyah dan mukjizat aqliyah.

- Mukjizat kauniyah adalah mukjizat yang tampak dan dapat diterima panca indera. Mukjizat jenis tersebut, hanya terjadi sekali dalam satu tempat, seperti mukijzat Nabi Musa AS dalam menghidupkan orang yang sudah mati dengan izin dari Allah SWT.

"…Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah.." (Q.S Ali Imran {3}:49)

- Mukjizat aqliyah adalah mukjizat yang dapat dipahami menggunakan akal dan pikiran.

Mukjizat jenis tersebut, berlaku sepanjang masa. Contoh dari mukjizat aqliyah seperti diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman umat.

“Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an)." (Q.S An-Nisa {4}:174).

Baca juga: Daftar Kejadian Bulan Muharram: Kisah Nabi Musa-Pernikahan Muhammad

2. Karomah

Karomah artinya kelebihan, keistimewaan, maupun kejadian luar biasanya yang dianugerahkan kepada mereka-mereka yang dicintai oleh Allah SWT lantaran ketaatannya.

Beberapa orang yang mendapatkan karomah adalah mereka-mereka yang terpilih seperti para waliyullah (para kekasih Allah SWT). Adapun beberapa ciri-ciri karomah sebagai berikut:

  • Karomah diturunkan kepada Allah bukan kepada Nabi dan Rasul
  • Karomah dianugerahkan tanpa adanya syarat tertentu seperti berdoa maupun merapalkan dzikir secara khusus
  • Karomah diberikan kepada orang yang alim dan salih secara sadar maupun tidak
  • Karomah bertujuan sebagai penguat keimanan seorang penerima
Dikutip dari laman UIN Malang, karomah memiliki banyak bentuknya, namun karomah terbesar yang diberikan oleh Allah SWT, yaitu mendapat pertolongan untuk selalu taat dan terjaga dari kemaksiatan serta pertentangan.

“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (Q.S Yunus {10}:62)

Di dalam kitab Iqaadhul Himami yang merupakan sarah dari al Hikam karya Ibnu Athaillah dijelaskan, bahwa karomah dibagi menjadi dua berdasarkan jenis, yaitu karomah hisyam dan karomah ma’nawiyah.

Karomah hisyam seperti dapat terbang di udara dan berjalan di atas air. Sedangkan, karomah ma’nawiyah seperti terbukanya hijab kelalaian, kasyaf (kesucian hati), dan naik kepada maqam ihsan.

3. Irhas

Irhas adalah keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada calon Rasul yang belum dinyatakan sebagai Rasul. Beberapa contoh peristiwa irhas seperti kekalahan pasukan Abrahah dalam menghancurkan ka’bah. Peristiwa tersebut, bersamaan dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW.

“Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?" (Q.S Al-Fill {105}:1)

Kemudian, peristiwa lainnya seperti kejadian Nabi Ismail ketika masih bayi. Nabi Ismail menghentakkan kakinya ke tanah sehingga mengeluarkan air yang disebut dengan air zam-zam.

“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (Q.S Ibrahim {14}:37).

4. Maunah

Maunah artinya keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada seorang mukmin yang tengah berada dalam masa sulit. Maunah juga dapat dimaknai dengan pertolongan Allah SWT kepada hambanya.

Contoh dari peristiwa maunah seperti seseorang yang terperangkap dalam rumah yang terbakar, kemudian ia berhasil membobol tembok yang kokok dan membuatnya dapat selamat.

“Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (Q.S Al-Maidah {2}:120).

Baca juga: Daftar Kitab-Kitab Allah & Rasul Penerima: Taurat hingga Al-Quran

Baca juga artikel terkait MUKJIZAT NABI MUSA atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/ylk)


Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA