Tuliskan tiga contoh sikap kepemimpinan yang harus dimiliki oleh pemimpin

3. Kepemimpinan dalam Gereja Yesus Kristus

3.

3.1

Cara Juruselamat Memimpin

Semua pemimpin Gereja dipanggil untuk membantu orang lain menjadi “pengikut sejati … Yesus Kristus” (Moroni 7:48). Untuk melakukan hal ini, para pemimpin terlebih dahulu berusaha menjadi murid setia Juruselamat, menjalaninya setiap hari sehingga mereka dapat kembali hidup di hadirat Allah. Kemudian mereka dapat menolong orang lain mengembangkan kesaksian yang kuat dan semakin dekat kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Program dan kegiatan Gereja menolong mencapai tujuan ini.

Para pemimpin dapat dengan cara terbaik mengajar orang lain bagaimana menjadi “pengikut sejati” melalui teladan pribadi mereka. Pola ini—dengan menjadi murid yang setia untuk menolong orang lain menjadi murid yang setia—adalah tujuan di balik setiap pemanggilan di Gereja.

Saat para pemimpin melayani menurut pola ini, mereka menolong para anggota Gereja berkeinginan menjadi layak untuk pernikahan bait suci dan berkat keluarga kekal.

3.2

Asas-Asas Kepemimpinan Injil

3.2.1

Bersiap secara Rohani

Juruselamat memerintahkan Petrus, “Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” (Lukas 22:32). Saat para pemimpin insaf dan tumbuh secara rohani, mereka dapat menolong orang lain menjadi insaf dan tumbuh secara rohani.

Para pemimpin mempersiapkan diri mereka sendiri secara rohani sewaktu mereka menaati perintah-perintah, menelaah tulisan suci dan ajaran-ajaran para nabi zaman akhir, berdoa, berpuasa, serta merendahkan hati mereka di hadapan Tuhan. Dengan persiapan ini, mereka dapat menerima ilham untuk membimbing mereka dalam kehidupan pribadi mereka, tanggung jawab keluarga mereka, dan pemanggilan mereka.

3.2.2

Berperan Serta dalam Dewan

Dalam dewan, para pemimpin bertemu di bawah arahan para pejabat ketua untuk membahas cara menolong individu-individu dan keluarga-keluarga. Dibimbing oleh Roh Kudus, mereka bekerja bersama untuk menentukan cara yang efektif untuk melayani para anggota organisasi mereka. Beberapa contoh dewan dalam Gereja adalah dewan lingkungan, dewan pasak, keuskupan, serta presidensi kuorum dan organisasi pelengkap. Untuk memperoleh bimbingan mengenai berperan serta dalam dewan, lihat bab 4.

3.2.3

Melayani Orang Lain

Seperti Juruselamat, para pemimpin berupaya untuk melayani individu-individu dan keluarga-keluarga, baik secara rohani maupun secara jasmani. Mereka mengurus setiap orang, tidak hanya tentang mengelola suatu organisasi. Mereka menjangkau para anggota baru, anggota yang kurang aktif, dan mereka yang mungkin kesepian atau memerlukan penghiburan.

Tujuan dari melayani adalah untuk menolong orang lain menjadi pengikut sejati Yesus Kristus. Melayani orang lain mencakup:

  • Mengingat nama mereka dan menjadi akrab dengan mereka (lihat Moroni 6:4).

  • Mengasihi mereka tanpa menghakimi mereka (lihat Yohanes 13:34–35).

  • Menjaga mereka dan memperkuat iman mereka “satu demi satu,” sebagaimana yang dilakukan Juruselamat (3 Nefi 11:15; 17:21).

  • Menjalin persahabatan yang tulus dengan mereka serta mengunjungi mereka di rumah mereka dan di tempat lain (lihat A&P 20:47).

3.2.4

Mengajarkan Injil Yesus Kristus

Semua pemimpin adalah guru. Pengajaran yang efektif mengilhami orang untuk memperkuat hubungan mereka dengan Allah dan hidup menurut asas-asas Injil.

Pengajaran yang paling kuat dari para pemimpin datang dari teladan pribadi mereka. Para pemimpin juga mengajar dengan membagikan kesaksian mereka dan mengadakan pembahasan yang berdasarkan ajaran dalam pertemuan kepemimpinan, kelas, dan kegiatan. Mereka mengajar dari tulisan suci dan perkataan para nabi zaman akhir. Mereka tahu bahwa “pengkhotbahan firman … [telah] memiliki dampak yang lebih kuat … daripada pedang, atau apa pun yang lain” (Alma 31:5).

Selain pengajaran Injil kepada mereka sendiri, para pemimpin imamat dan organisasi pelengkap bertanggung jawab atas mutu pembelajaran dan pengajaran dalam organisasi mereka. Mereka memastikan bahwa pengajaran dalam kelas-kelas mereka penuh makna, meneguhkan, dan berajaran sehat.

Untuk bimbingan tambahan mengenai mengajar Injil dan mengawasi upaya meningkatkan pembelajaran dan pengajaran, lihat 5.5.

3.2.5

Mengelola Imamat atau Organisasi Pelengkap

Para pemimpin akan paling efektif dalam upaya mereka untuk memperkuat orang lain saat mereka mengikuti petunjuk yang ditetapkan Gereja. Petunjuk untuk mengelola imamat dan organisasi pelengkap terdapat dalam bab 7–12.

3.3

Petunjuk Tambahan bagi Pemimpin

3.3.1

Mewakili Tuhan dan Gereja-Nya

Karena para pemimpin Gereja telah dipanggil oleh Tuhan melalui para hamba-Nya yang ditetapkan, mereka mewakili Dia dan Gereja-Nya. Sebagai wakil Juruselamat, para pemimpin melihat-Nya sebagai teladan mereka. Dia berfirman: “Orang macam apakah seharusnya kamu adanya? Sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, bahkan seperti Aku” (3 Nefi 27:27).

3.3.2

Membangun Kesatuan dan Keharmonisan

Tuhan telah berfirman, “Jadilah satu; dan jika kamu bukan satu kamu bukanlah milik-Ku” (A&P 38:27). Para pejabat ketua mengimbau kesatuan dengan mencari nasihat dari para pria dan wanita yang melayani bersama mereka. Para anggota presidensi dan dewan menolong menegakkan kesatuan dengan membagikan perasaan dan gagasan jujur mereka, berkomunikasi secara jelas, serta mendengarkan satu sama lain.

Saat para pemimpin organisasi Gereja mengikuti para pemimpin imamat mereka dan saat anggota presidensi dan dewan dipersatukan, mereka dapat menerima bimbingan dari Roh Kudus serta memimpin menurut kehendak Tuhan.

3.3.3

Mempersiapkan Orang Lain Menjadi Pemimpin dan Guru

Di sejumlah lingkungan, para pemimpin berulang kali bersandar pada kelompok kecil orang untuk memberikan pelayanan dalam imamat dan organisasi pelengkap. Hal ini dapat terlalu membebani beberapa orang yang setia, dan itu juga dapat menghalangi orang lain mendapatkan pengalaman yang dapat menolong mereka belajar dan tumbuh. Para pemimpin yang efektif memberikan kepada semua anggota kesempatan untuk melayani.

Sewaktu para pejabat ketua dengan penuh doa mempertimbangkan para anggota untuk mengisi jabatan kepemimpinan dan pengajaran, mereka hendaknya ingat bahwa Tuhan akan menjadikan mereka yang Dia panggil memenuhi syarat. Para anggota tidak perlu berpengalaman banyak sebelum melayani sebagai guru dan pemimpin. Mereka dapat belajar dari pengalaman, dengan menjalankan iman dan bekerja dengan tekun, serta dengan menerima petunjuk dan dukungan dari para pemimpin mereka.

Para pejabat ketua mencari cara untuk memberikan kesempatan pelayanan kepada para anggota baru, anggota yang aktif kembali di Gereja, dan dewasa lajang muda. Para anggota baru dan yang aktif kembali bergairah tentang Injil yang dipulihkan, dan mereka sering kali siap dengan kesempatan untuk melayani orang lain serta belajar tentang Gereja. Dewasa lajang muda memerlukan kesempatan untuk berkontribusi dalam pekerjaan Tuhan dan tumbuh secara rohani.

Untuk informasi tentang merekomendasikan para anggota untuk melayani dalam pemanggilan Gereja, lihat 19.1.1 dan 19.1.2.

3.3.4

Mendelegasikan Tanggung Jawab dan Memastikan Pertanggungjawaban

Para pemimpin secara individu tidak dapat dan hendaknya tidak melakukan segala sesuatu sendiri. Para pemimpin yang berusaha untuk melakukan terlalu banyak akan “sangat lelah” (Keluaran 18:18), dan demikian juga orang-orang yang mereka layani. Para pemimpin hendaknya mendelegasikan kesempatan pelayanan kepada orang lain, seperti para penasihat, juru tulis, dan anggota dewan atau komite.

Pendelegasian mencakup lebih dari sekadar memberi seseorang suatu penugasan. Itu mencakup unsur-unsur berikut:

  • Menjelaskan tujuan penugasan, menyarankan cara yang dapat dilakukan, dan menjelaskan kapan tugas itu hendaknya diselesaikan. Orang yang ditugasi hendaknya memahami dan menerima tanggung jawab untuk melaksanakan penugasan itu dan melaporkannya.

  • Menyimpan catatan tertulis mengenai penugasan itu dan memeriksa kemajuan dari waktu ke waktu.

  • Menghormati upaya orang yang ditugasi untuk mengembangkan rencana dan memenuhi tugasnya. Para pemimpin memberikan dorongan dan bantuan sewaktu diperlukan.

  • Meminta orang itu melaporkan kembali tentang tugas tersebut. Setelah menerima laporan, pemimpin menerima upaya terbaik dari orang tersebut dan mengungkapkan penghargaan untuk hal-hal yang baik yang telah orang itu lakukan.

3.3.5

Memperingatkan terhadap Dosa tetapi Mengasihi Pendosa

Para pemimpin perlu teguh dan pantang menyerah dalam peringatan-peringatan mereka terhadap perilaku penuh dosa tetapi penuh belas kasihan dan berbaik hati kepada mereka yang berdosa. Mereka memperlakukan orang lain sebagaimana Juruselamat akan lakukan terhadap mereka. Melakukan hal itu akan menolong para anggota merasakan kasih Tuhan bagi mereka sewaktu mereka menerapkan Pendamaian dalam kehidupan mereka.

3.3.6

Mengimbau Kekhidmatan

Kekhidmatan adalah sikap beribadat yang tenang dan damai dan rasa hormat terhadap Allah. Itu menuntun pada pembelajaran Injil dan wahyu pribadi. Kekhidmatan sejati datang dari dalam diri setiap individu.

Para pemimpin dapat menolong memupuk suasana khidmat dalam pertemuan Gereja. Dalam pertemuan sakramen, konferensi pasak, dan pertemuan-pertemuan serupa, para pemimpin menunjukkan teladan kekhidmatan sewaktu mereka duduk di mimbar. Para pemimpin juga mengimbau kekhidmatan dengan mengatur musik penuh peribadatan dan ceramah-ceramah yang mengilhami. Para guru dapat mengimbau kekhidmatan di ruang-ruang kelas dengan mempersiapkan pelajaran yang mengilhami, mengatur ruang-ruang sebelumnya, menggunakan gambar dan musik yang tepat, dan menyapa para anggota kelas dengan cara yang damai dan kasih. Pertemuan peribadatan dan kelas-kelas Gereja bertambah baik saat seluruh lingkungan melakukan upaya untuk menjadi khidmat.

3.3.7

Mempersiapkan Agenda Tertulis untuk Pertemuan

Agenda tertulis dapat bermanfaat sebagai petunjuk bagi para pemimpin sewaktu mereka membahas cara untuk melayani orang lain. Jika agenda dibagikan sebelum pertemuan-pertemuan dewan dan perencanaan, para pemimpin akan lebih siap untuk pembahasan. Petunjuk mempersiapkan agenda untuk pertemuan-pertemuan berbeda terdapat dalam bab 4 dan bab 7–12.

3.3.8

Merencanakan dengan Tujuan

Para pemimpin merencanakan kegiatan, pelajaran, dan upaya lainnya untuk memberkati kehidupan para anggota lingkungan. Mereka selalu merencanakan dengan suatu tujuan dalam pikiran sehingga upaya mereka akan bermanfaat bagi orang-orang yang mereka layani. Dalam merencanakan kegiatan, para pemimpin mengikuti asas-asas dalam 13.1 dan 13.2. Dalam merencanakan pelatihan dan pengajaran Injil, mereka mengikuti asas-asas dalam 5.5.

Para pemimpin juga membuat rencana jangka panjang untuk organisasi mereka. Ini mencakup membuat kalender tahunan, menetapkan gol-gol, dan secara berkala mengevaluasi kemajuan dalam meraih gol-gol itu.

Dengan bantuan dari sekretaris, para pemimpin menyimpan catatan tertulis dari rencana mereka dan terus menelusuri kemajuan dalam menyelesaikan penugasan. Setelah melaksanakan rencana mereka, mereka mengevaluasi seberapa baik rencana itu mencapai tujuan mereka. Evaluasi ini menolong dalam perencanaan di masa mendatang.

3.3.9

Menggunakan Sumber Gereja untuk Mempelajari Tugas

Para pemimpin menggunakan sumber-sumber berikut untuk menolong mereka mempelajari dan memenuhi tugas-tugas mereka:

  • Buku pegangan ini. Presidensi pasak dan keuskupan hendaknya menjadi terbiasa dengan seluruh buku pegangan ini. Para pemimpin lain hendaknya menjadi terbiasa dengan bab 1–6, bab-bab tentang organisasi mereka, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan tanggung jawab mereka. Buku pegangan mengajarkan asas dan praktik yang dapat menolong mereka melayani dengan efektif.

  • Laporan. Juru tulis dan sekretaris menyediakan laporan-laporan yang memperlihatkan kemajuan individu dan kelompok kepada para pemimpin. Informasi ini menolong para pemimpin memahami orang dan organisasi mana yang memerlukan perhatian khusus mereka.

  • Petunjuk dari para pemimpin setempat. Segera setelah didukung, setiap pemimpin baru hendaknya menerima orientasi tentang pemanggilannya. Para pemimpin yang memberikan orientasi terus memberikan petunjuk dan dukungan melalui pertemuan kepemimpinan serta komunikasi pribadi.

  • Materi pelatihan Gereja. Materi ini tersedia di bagian Serving in the Church (Melayani dalam Gereja) dari LDS.org atau dari kantor pusat Gereja atau kantor administrasi yang ditunjuk.

  • Majalah Gereja dan terbitan Gereja lainnya.

3.4

Tujuan Kepemimpinan

Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul telah menetapkan tujuan-tujuan berikut bagi para pemimpin untuk mereka ingat sewaktu mereka meningkatkan pemanggilan mereka.

Para pemimpin mendorong setiap anggota untuk menerima semua tata cara imamat yang penting, menaati perjanjian-perjanjian terkait, dan memenuhi syarat bagi permuliaan dan kehidupan kekal. Para pemimpin Gereja membimbing upaya dari kuorum imamat, organisasi pelengkap, serta dewan pasak dan lingkungan untuk menolong memberikan hasil berikut:

  • Keluarga: Ajarkan keunggulan dari rumah tangga dan keluarga sebagai unit dasar organisasi Gereja. Tekankan pentingnya imamat yang lebih tinggi dalam menolong individu-individu dan keluarga-keluarga memenuhi syarat untuk permuliaan (lihat A&P 84:19–22). Imbaulah setiap anggota keluarga—orangtua dan anak-anak—untuk menelaah tulisan suci, berdoa secara teratur, dan menjalankan Injil Yesus Kristus.

  • Orang dewasa: Imbaulah setiap orang dewasa untuk layak menerima tata cara-tata cara bait suci. Ajari semua orang dewasa untuk mengidentifikasi leluhur mereka dan melaksanakan tata cara-tata cara perwakilan di bait suci bagi mereka.

  • Remaja: Bantulah mempersiapkan setiap remaja putra untuk menerima Imamat Melkisedek, menerima tata cara-tata cara bait suci, dan layak untuk melayani misi penuh waktu. Bantulah mempersiapkan setiap remaja putri untuk layak membuat dan menaati perjanjian-perjanjian sakral dan menerima tata cara-tata cara bait suci. Kuatkanlah remaja melalui peran serta dalam kegiatan-kegiatan yang penuh makna.

  • Semua Anggota: Bantulah para pemimpin imamat dan organisasi pelengkap, dewan lingkungan, misionaris lingkungan dan misionaris penuh waktu, dan anggota bekerja dengan kooperatif dalam upaya seimbang untuk menyelamatkan individu, memperkuat unit keluarga dan Gereja, meningkatkan kegiatan imamat, dan mengumpulkan Israel melalui keinsafan, retensi, dan pengaktifan. Ajari anggota untuk mengurus diri mereka dan keluarga mereka serta membantu yang miskin dan membutuhkan dengan cara Tuhan.