Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit hipotensi dan hipertensi adalah

Ditinjau oleh: dr. Denny Archiando

Penyakit hipotensi atau tekanan darah rendah merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah yang ada dalam arteri lebih rendah dari tekanan darah normal. Sehingga akibat dari tekanan darah rendah bisa membuat tubuh Anda merasa tidak stabil. Sebab jumlah darah yang mengalir ke otak dan ginjal terhambatnya atau terbatas.

Pada dasarnya terdapat dua ukuran dalam tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (bilangan atas) dan tekanan darah diastolik (bilangan bawah). Untuk tekanan darah normal biasanya berkisar antara 90/60-140/90. Sedangkan tekanan darah rendah berkisar di bawah 90/60. Sementara tekanan darah tinggi berkisar di atas 140/90.

Hipotensi adalah kondisi yang relatif jinak yang kurang dikenal terutama karena biasanya tidak menunjukkan gejala. Ini hanya menjadi perhatian setelah tekanan pemompaan tidak cukup untuk perfusi organ-organ kunci dengan darah teroksigenasi. Ini mengarah pada gejala yang berdampak pada kualitas hidup pasien. Hipotensi diklasifikasikan berdasarkan parameter biometrik pengukuran tekanan darah. Ini mungkin absolut dengan perubahan tekanan darah sistolik menjadi kurang dari 90 mm Hg atau tekanan arteri rata-rata kurang dari 65 mm Hg. Ini mungkin relatif terhadap penurunan tekanan darah diastolik hingga kurang dari 40 mm Hg.

Ciri-Ciri Penyakit Hipotensi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tekanan darah merupakan kekuatan jantung dalam memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Pengaliran akan melalui pembuluh darah arteri, kapiler, kemudian kembali ke jantung dengan melalui pembuluh vena. Hipotensi adalah penyakit yang menyebabkan  aliran darah rendah untuk mengirimkan nutrisi dan oksigen, sehingga fungsi beberapa organ tubuh berkurang bahkan bisa rusak secara permanen jika tidak diperhatikan

Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala, namun tetap terdapat gejala pada sebagian orang. Gejala-gejala tersebut antara lain:

Pusing

Pusing akan sering dialami Anda yang memiliki tekanan darah rendah, karena darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup ke otak. Keadaan ini bisa disebut dengan ortostatik.

Penglihatan Menjadi Kabur dan Berkunang-kunang

Gejala ini disebabkan karena duduk atau berdiri terlalu lama sehingga mengganggu keseimbangan tubuh.

Lemas, Pucat, dan Tidak Semangat

Biasanya orang dengan darah rendah atau hipotensi akan lemas, pucat, dan merasa tidak semangat. Hal ini akibat suplai darah yang ada di otak sedikit. Sehingga tubuh akan terasa dingin karena suplai darah lambat dan tidak sampai ke jaringan tubuh.

Perut Merasa Mual Secara Tiba-tiba dan Berulang kali

Gejala hipotensi lainnya adalah mual secara tiba-tiba dan berulang. Hal ini karena energi yang dibawa oleh darah ke organ tubuh lainnya tidak cukup.

Hal yang Menyebabkan Hipotensi

Ciri-ciri tadi dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab yang dapat memicunya. Seperti istirahat dan waktu tidur yang kurang, hingga haid yang berlebihan. Terdapat juga beberapa faktor lainnya, seperti:

Jika cuaca terasa lebih panas dari biasanya, bisa menjadi penyebab tekanan darah Anda akan rendah.

Penyakit Anemia merupakan sebuah kondisi dimana kandungan hemoglobin dalam darah sangat rendah. Sehingga gejala anemia merupakan slaah satu penyebab dari tekanan darah rendah.

Kekurangan cairan pada tubuh dapat memicu tekanan darah yang rendah. Hal ini dikarenakan Anda kurang minum atau bisa juga karena diare.

Parkinson merupakan penyakit saraf yang dapat memicu tekanan darah rendah. Sebab sistem saraf memiliki fungsi untuk mengatur tubuh otonom, termasuk mengendalikan tekanan darah. Sehingga ketika saraf anda terjangkit penyakit, maka fungsi kerjanya akan terganggu.

  • Faktor Kondisi Neurally Mediated Hypotension

Neurally Mediated Hypotension merupakan sebuah kondisi dimana Anda terlalu lama berdiri, sehingga menyebabkan aliran darah akan berkumpul pada satu bagian bawah tubuh. Sehingga tekanan darah tidak menyebar secara merata.

  • Faktor Efek Samping Pengobatan

Tekanan darah rendah juga bisa disebabkan oleh efek samping dari suatu pengobatan. Seperti halnya obat anti hipertensi, anti depresi, dan lainnya.

Penyakit ini juga dapat terjadi akibat penyakit jantung. Perubahan pada ritme jantung membuat tekanan darah menjadi rendah ataupun tinggi.

Perdarahan atau syok adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Kurangnya aliran darah mengakibatkan sel dan organ tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk berfungsi dengan baik.

– – – – – – Editorial Pick – – – – – –
Mengenal Penyebab Sakit Perut Sebelah Kiri
Penyakit Hernia: Ini Penyebab dan Cara Pencegahannya
Pengertian Penyakit Lupus Hingga Gejala Lupus pada Wanita
Penyebab Endometriosis dan Cara Agar Tetap Bisa Hamil
Paru-Paru Basah: Penyebab dan Cara Penanganan
Penyebab Serta Cara Mengatasi Gusi Bengkak

Cara Mengatasi Hipotensi

Secara umum, hipotensi bisa Anda atasi dengan melakukan beberapa hal berikut:

  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat garam.
  • Seimbangkan posisi berdiri dan duduk agar tekanan darah tidak bertumpu pada satu bagian.
  • Perbanyak konsumsi air mineral
  • Tidur menggunakan 2-3 bantal agar tidak mengalami penurunan secara drastis terhadap tekanan darah saat bangun.

Salah satu obat hipotensi yang memerlukan resep dokter adalah Cardisimo 20 mg (Rp. 340.000) atau Cedocard Retard (Rp. 198.000)

Mudah kan? Nah tinggal kita atur pola hidup kita agar selalu sehat. Dengan begitu hipotensi enggan untuk menghampiri. Download aplikasi Lifepack di Playstore dan Appstore, apotek online untuk tebus resep obat. Solusi berobat bebas antri.

Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit hipotensi dan hipertensi adalah

Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit hipotensi dan hipertensi adalah
Lihat Foto

Thinkstockphotos

.

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau dikenal sebagai hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita oleh orang Indonesia.

Sayangnya, banyak orang yang abai pada kondisi kesehatan ini. Salah satu faktor yang membuat kondisi ini kerap diabaikan adalah tidak adanya gejala khusus yang terlihat.

Baca juga: Gejala Darah Tinggi yang Kerap Tak Disadari

Padahal, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah seperti penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.

Merangkum dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi yang disebut hipertensi adalah ketika pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.

Dengan tekanan darah berkaitan dengan kerja jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh.

Ketika tekanan darah seseorang tinggi, maka jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Inilah mengapa jika tekanan darah menjadi tinggi tak terkontrol akan menyebabkan berbagai komplikasi yang berbahaya.

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat bisa membantu mengurangi peluang Anda mengalami kondisi hipertensi.

Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa Anda terapkan untuk mengurangi risiko hipertensi di antaranya:

1. Olahraga secara teratur

Dalam pedoman aktivitas fisik yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan AS, semua orang sebaiknya melakukan olahraga intensitas sedang selama 150 menit per minggu.

Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit hipotensi dan hipertensi adalah

Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit hipotensi dan hipertensi adalah
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/Shine Nucha

Ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat memicu gagal jantung.

KOMPAS.com – Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah mencapai 130/80 milimeter merkuri (mmHg) atau lebih.

Angka 130 menunjukkan tingkat tekanan saat jantung menompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik.

Sedangkan angka 80 menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa atau bisa disebut tekanan diastolik.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

Tekanan darah tinggi ini termasuk kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja demi kesehatan.

Melansir Mayo Clinic, tekanan berlebihan pada dinding arteri yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah serta organ-organ di tubuh.

Semakin tinggi tekanan darah dan semakin lama tidak terkontrol, maka kian besar kemungkinan kerusakannya.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol di antaranya dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Serangan jantung atau stroke

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri (aterosklerosis), yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau komplikasi lainnya.

Tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan pembuluh darah melemah dan menggelembung, membentuk aneurisma.

Jika aneurisma pecah, itu bisa mengancam jiwa.

Baca juga: 4 Gejala Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai