Apa itu angin duduk dan penyebabnya

Apa itu angin duduk dan penyebabnya
Tips alami mengatasi masuk angin. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketika sedang melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa disadari ada perasaan nyeri atau tidak nyaman di tubuh yang disebabkan oleh hal-hal tertentu. Bahkan, kita seringkali mengabaikan rasa sakit tersebut karena menganggapnya sebagai nyeri akibat terlalu lelah dalam melakukan aktivitas.

Hal tersebut sebaiknya mulai sering diperhatikan, karena bisa jadi merupakan gejala penyakit yang serius. Apabila tidak segera ditangani, bisa berdampak buruk bagi tubuh hingga kemungkinan resiko kematian.

Seperti halnya dengan penyakit angin duduk. Penyakit angin duduk seringkali diabaikan karena dianggap sebagai masuk angin biasa. Namun penyakit ini ada jenisnya dan memiliki penanganan yang berbeda.

Penyakit angin duduk atau dalam istilah medis disebut dengan angina, adalah suatu kondisi di mana ada rasa nyeri di bagian dada yang disebabkan oleh otot jantung tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen.

Penderitanya biasanya tidak hanya merasakan nyeri di bagian dada, namun juga dapat dirasakan di bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung. Sakit akibat angin duduk bahkan mungkin terasa seperti gangguan pencernaan.

Penyakit angin duduk seringkali memiliki gejala seperti bagian dada yang diremas, tertekan, berat, sesak, dan sakit. Beberapa penderitanya juga mendeskripsikan gejala angin duduk seperti ada batu besar yang begitu berat menimpa permukaan dada.

Penyakit angin duduk merupakan gejala dari penyakit jantung koroner. Kondisi ini biasanya terjadi karena satu atau lebih arteri koroner menyempit atau tersumbat, disebut juga iskemia.
Perlu diketahui bahwa ada beberapa jenis penyakit angin duduk. Tiap-tiap jenisnya memiliki faktor penyebab dan cara penanganannya.

Berikut merdeka.com merangkum jenis penyakit angin duduk, penyebab, serta cara penanganannya:

2 dari 3 halaman

Jenis Penyakit Angin Duduk dan Penyebabnya

1.  Angina Mikrovaskuler.

Penyakit angin duduk jenis ini memiliki gejala berupa nyeri di bagian dada. Namun penderitanya tidak mengalami penyumbatan pada arteri koroner.

Hal ini terjadi dikarenakan arteri koroner terkecil di tubuh tidak mampu bekerja secara normal, sehingga jantung tidak mendapatkan aliran darah yang seharusnya.

Penyakit angin duduk mikrovaskuler lebih sering diderita oleh perempuan. Penderita biasanya akan merasakan nyeri di dada selama lebih dari 10 menit.

2. Angina Prinzmetal (angina varian).

Penyakit angin duduk jenis ini merupakan jenis angin duduk yang langka. Penderita biasanya merasakan nyeri pada malam hari ketika sedang tidur. Arteri jantung akan tiba-tiba mengencang atau menyempit, sehingga menimbulkan rasa sakit yang sangat.

Penyebab angina prinzmetal adalah arteri koroner yang mengalami kejang secara mendadak. Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke jantung, sehingga nyeri dada menjadi tal tertahankan.

Adapun hal-hal yang dapat memicu angina prinzmetal antara lain stress, kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan yang sifatnya mengencangkan pembuluh darah (seperti beberapa obat migrain), dan penggunaan narkoba jenis kokain.

3. Angina Stabil

Penyakit angin duduk jenis angina stabil merupakan jenis yang paling umum. Pemicu utamanya adalah aktivitas fisik yang berlebihan di waktu yang singkat atau stress.

Misalnya saat sedang menaiki tangga, berjalan atau berolahraga, jantung normalnya akan menuntut lebih banyak darah. Namun arteri yang menyempit akan memperlambat aliran darah ke jantung.

Selain aktivitas fisik, faktor lain yang dapat memicu angina stabil adalah suhu dingin, makanan berat, dan kebiasaan menghisap rokok.

Penderitanya akan merasakan nyeri selama beberapa menit, dan akan hilang saat penderita beristirahat. Meski angina stabil bukan merupakan serangan jantung, namun bisa jadi ini adalah gejala awalnya.

4. Angina tidak stabil.

Penyakit angin duduk ini sifatnya tidak terlalu aktif, maknanya dapat menyerang saat penderita sedang beristirahat atau tidak sedang melakukan aktivitas fisik.

Penderita angina stabil akan merasakan sakit yang kuat dan berlangsung lama, bahkan terjadi secara berulang. Apabila mengalami gejala demikian, maka disarankan untuk segera menemui dokter.

Angina stabil disebabkan karena timbunan lemak (plak) di pembuluh darah pecah atau gumpalan darah terbentuk. Sehingga hal itu mampu memblokir atau mengurangi aliran melalui arteri yang menyempit dengan begitu cepat.

Kondisi ini bisa berlangsung secara tiba-tiba dan akan mengurangi aliran darah ke otot jantung. Selain itu, penyebab lain angina tidak stabil adalah karena adanya gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah jantung.

Penyakit angin duduk ini akan kian belum tentu membaik hanya dengan beristirahat atau mengonsumsi obat. Jika aliran darah tidak membaik, jantung akan kekurangan oksigen dan beresiko serangan jantung.

3 dari 3 halaman

Gejala Angin Duduk dan Cara Penanganannya

Penyakit angin duduk secara umum memiliki gejala seperti pusing, kelelahan, mual, berkeringat, dan sesak napas. Selain itu, penderita juga seringkali merasakan tekanan, remasan, terbakar atau sesak di bagian dada.

Pada beberapa kasus, penderita penyakit angin duduk bahkan juga merasakan nyeri di bagian lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung sebagai gejala angin duduk.

Namun untuk memastikan penyakit angin duduk apa yang diderita, perlu pemeriksaan khusus oleh dokter. Setelah melewati beberapa tes, barulah dokter bisa menentukan penanganan apa yang sesuai untuk penderita.

[amd]

Apa yang menyebabkan terkena angin duduk?

Penyebab Angin Duduk Agar dapat bekerja dengan baik, jantung membutuhkan cukup darah yang kaya oksigen. Darah untuk jantung dialirkan oleh dua pembuluh besar yang disebut sebagai pembuluh koroner. Penyebab utama angin duduk adalah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh koroner tersebut.

Bagaimana cara mengatasi masuk angin duduk?

Cara mengobati angin duduk.
Setop merokok dan sebisa mungkin hindari paparan asap rokok..
Jaga berat badan ideal, jangan sampai berlebihan..
Jalankan pola makan sehat dengan membatasi lemak jenuh, banyak mengonsumsi serat dari biji-bijian, sayur, dan buah-buahan..